Anda di halaman 1dari 20

Skripsi-HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan


Nasional (UUSPN) No. 20 tahun 2003 bab II Pasal 3 memuat fungsi dan tujuan yang
hendak dicapai yaitu Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan bangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.Untuk mengamankan, mendukung dan
melaksanakan Undang-undang tersebut diperlukan kerja sama yang baik antara
keluarga, pemerintah (sekolah ) dan masyarakat yang sering disebut Tiga Pusat
Pendidikan. Tujuan tersebut bisa terwujud apabila ada keseriusan dari semua komponen
yang terkait dalam pelaksanaannya, yaitu dari pemerintah sendiri, keluarga yang
mempunyai anak, dan masyarakat. Pemerintah untuk melaksanakan UUSPN tersebut
sudah berupaya mempersiapkan segala unsur pendukungnya anta lain: Kurikulum
pendidikan disemua jenjang pendidikan diperbaharuhi sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan zaman, tenaga pengajar/guru ditingkatkan kemampuannya melalui
pendidikan dan latihan/diklat dan penataran-penataran serta seminar-seminar
pendidikan, buku-buku pegangan baik pegangan guru maupun pegangan murid
diperbaharui dan didistribusikan ke sekolah-sekolah. Guru sebagai ujung tombak
pelaksanaan Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional tersebut senantiasa beupaya
meningkatkan kemampuan dirinya melalui MGMP, dimana dalam forum tersebut segala
persoalan guru dalam bidang pendidikan diungkapkan, dimusyawarahkan, dicari
pemecahan / solusinya serta diupayakan bagaimana penerapannya di sekolah. Di
sekolah dalam kegiatan pembelajaran, guru menerapkan berbagai metode metode,
menggunakan media pendidikan yang lengkap dan sesuai kebutuhan, tampil di depan
siswanya dengan simpatik, bertutur kata yang baik yang mencerminkan seorang
pendidik, memberikan pelajaran tambahan atau les bagi siswa yang membutuhkan,
memberikan pelajaran perbaikan bagi siswa yang prestasinya rendah, memberikan
pelajaran pengayaan bagi siswa yang prestasinya baik dan memberikan latihan
ketrampilan sebagai langkah peningkatan penguasaan konsep dasar bagi siswanya serta
berbagai upaya lainnya. Semua upaya yang dilakukan guru adalah dalam rangka
melaksanakan layanan bimbingan belajar bagi siswanya agar siswa dengan mudah
mampu menerima, memahami, dan menguasai materi pelajaran yang harus
dikuasainnya sehingga siswa akan mampu mengerjakan tugas-tugas atau soal-soal
dengan baik. Harapan yang ingin dicapai oleh guru dengan semua upayanya tersebut
adalah mewujudkan siswa yang berprestasi dalam belajarnya, yang diwujudkan dalam
bentuk nilai yang tinggi, yang kelak dapat menjadi modal melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi, sehingga para siswa dapat mencapai cita-citanya. Dengan
memiliki bekal ilmu pengetahuan yang luas siswa akan mampu menguasai teknologi
yang sudah maju dengan pesatnya. Selain memberikan pendidikan umum, sekolah juga
memberikan pendidikan agama.Diberikannya pendidikan agama di sekolah diharapkan
para siswa kelak akan menjadi orang-orang yang beriman kepada Tuhan sehingga
lengkaplah mereka akan menjadi orang yang menguasai Iptek (ilmu pengetahuan dan
teknologi) dan Imtak (iman dan takwa) sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang
Sistim Pendidikan Nasional. Harapan tersebut dapat terwujud apabila siswa memiliki
motivasi belajar yang tinggi. Teman-teman di sekolan yang baik juga bisa mempengaruhi
motivasi belajar teman sekelasnya. Warga masyarakat yang berpendidikan, berwawasan
luas dan memiliki cita-cita mmemajukan lingkungan khususnya dan bangsanya pada
umumnya juga merupakan sumbangan yang tak ternilai bagi perkembangan kemajuan
belajar para siswa, utamanya dalam mendorong para siswa untuk memiliki motivasi
belajar yang tinggi. Sekolah yang berkualitas, guru-guru yang memiliki komitmen yang
tinggi dan disiplin terhadap tugasnya,teman-teman yang baik, orang tua yang
berpendidikan dan berpandangan luas dan disiplin dalam mendidik anak, warga
masyarakat yang mendukung belajar siswa dan berpandangan maju, merupakan dampak
berhasilnya cita-cita lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan nasional yang ingin
dicapai sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Sistim Pendidikan Nasional.
Keadaan ekonomi negara yang terpuruk, harga barang barang kebutuhan pokok yang
semakin melambung, beaya sekolah anak yang semakin tidak terjangkau, utamanya
dijenjang pendidikan lanjutan sampai perguruan tinggi, memberi dampak buruk kepada
warga masyarakat utamanya warga masyarakat bawah , yang nota bene adalah orang
orang yang kurang mampu , untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari hari saja repot ,
sehingga orang tua sangat sibuk mencari uang dengan bekerja keras , sehingga lupa
kewajibannya yang justru lebih utama yaitu memberikan perhatian kepada keluarga
utamannya anak anak , bagaimana perilaku anak- anak , bagaimana ibadahnya ,
bagaimana belajarnya , bagaimana pergaulannya dengan teman temannya , apakah
anak anak bergaul dengan anak anak yang baik , apakah anak-anak disiplin dalam
melaksanaan ibadah kepada Tuhan , apakah anak-anak belajar dengan baik dan tekun ,
apakah perilaku anak-anak baik dan sopan , apakah anak-anak cukup mendapatkan
kasih sayang dari orang tuanya dan sebagainya dan sebagainya. Kondisi keuangan
negara , dan kurang seriusnya pemerintah dalam memperhatikan kesejahteraan pegawai
negeri utamanya gaji , menyebabkan sebagian besar pegawai negeri termasuk guru
hidupnya tidak sejahtera atau kekurangan , sehingga mereka disibukkan untuk bekerja
keras mencari tambahan penghasilan untuk mencukupi kebutuhan hidup yang dirasa
semakin berat . Kondisi seperti ini menyebabkan guru kurang disiplin dalam menjalankan
kewajibannya , sehingga terkesan pekerjaan utamanya sebagai guru malah menjadi
sambilan , dan ngobnyeknya kesana-kemari menjadi tugas pokoknya .Meskipun hal
tersebut dilakukan karena tuntutan kebutuhan, namun pengaruhnya sangat besar bagi
para siswa yang menjadi tanggungjawab guru , yang seharusnya dididik dengan benar
dan mendapatkan teladan dari guru yang baik juga . Jika masalah tersebut tidak ada
penyelesaian yang serius , maka jangan harap para siswa akan bertingkah laku yang baik
sebagaimana diharapkan oleh UUSPN . Kondisi seperti ini masih diperburuk lagi dengan
semakin beredarnya obat-obat terlarang, dan narkoba, gambar-gambar porno, VCD
porno, dimana pengedar dan konsumennya sudah merambah kepada mahasiswa,pelajar
SMA, SMP bahkan pelajar sekolah dasar.Ditambah lagi banyak tayangan Televisi yang
tidak mendidik sehingga kalau dibiarkan terus akan merusak pendidikan dan masa depan
bangsa Indonesia. Hal inilah yang menarik perhatian penulis untuk melakukan penelitian
dengan judul Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa B.
Identifikasi Masalah. Ada banyak masalah yang mempengaruhi keberhasilan belajar.
Tidak terkecuali prestasi belajar siswa-siswa di SMP 3 Limpung Kabupaten Batang.
Pencapaian prestasi belajar siswa SMP 3 Limpung Kabupaten Batang dipengaruhi oleh
faktor-faktor sebagai berikut : 1. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan lebih mudah
dalam mencapai prestasi belajar yang diinginkan namun yang terjadi masih banyak
siswa yang belum memahami dan memiliki motivasi belajar yang tinggi. Hal itu terlihat
dari masih ada siswa yang malas belajar, tidak konsentrasi dalam menerima pelajaran,
kurang semangat dalam belajar dan lain-lain padahal motivasi belajar erat hubungannya
dengan prestasi belajar siswa. 2. Orang tua yang memiliki status ekonomi baik akan
mempu memberikan sarana belajar bagi siswa-siswanya. Namun yang terjadi adalah
sebagian besar siswa SMP 3 Limpung status sosial ekonominya masih rendah. Orang tua
siswa adalah anak petani dan buruh yang memiliki keterbatasan dalam memenuhi
kebuthuan anak-anaknya. Padahal status sosial ekonomi orang tua ada hubungannya
dengan prestasi belajar. 3. Siswa yang memiliki minat belajar akan lebih memungkinkan
mereka untuk mencapai prestasi belajar yang diinginkan sebaliknya jika siswa kurang
memiliki minat belajar maka siswa akan sulit untuk mencapai prestasi belajarnya.
Sebagian besar siswa kelas VII SMP 3 Limpung belum memiliki minat belajar yang cukup,
hal itu nampak dari perilaku siswa yang kurang semangat dalam belajar. Padahal minat
belajar ada hubungannya dengan prestasi belajar. 4. Belajar membutuhkan sarana dan
prasarana misal buku, peralatan sekolah, fasilitas sekolah SMP 3 Limpung masih kurang
dalam memenuhi kebutuhan siswa terhadap keberadaan fasilitas sekolah. Misal jumlah
gedung, ruang praktik, komputer dan lain-lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
kekurangan sarana belajar menghambat pencapaian prestasi belajar. 5. Orang tua yang
memperhatikan jam belajar siswa, mendorong anak-anaknya untuk belajar, pengawasan
daro orang tua akan menunjang prestasi belajar siswa, Namun kenyataanya banyak
orang tua yang menyerahkan pendidikan anak-anaknya kepada sekolah saja sedang
orang tua bersikap masa bodoh, tidak memperhatikan jam belajar, memberi perhatian
yang lebih kepada anak-anaknya dan lain-lain. Dengan demikian perhatian orang tua ada
hubungannya dengan prestasi belajar. 6. Suasana di rumah yang harmonis, damai, dan
tenteram akan mendorong siswa untuk betah di rumah dan belajar dengan baik sehingga
siswa akan lebih mampu mencapai hasil belajar yang memadai. Dengan demikian
keadaan keluarga ada hubungannya dengan prestasi belajar artinya. 7. Sebagian guru
telah menggunakan metode belajar yang modern dan inovativ sedangkan sebagian
lainnya masih menggunakan metode konvensional. Metode mengajar yang inovativ lebih
memungkinkan siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam pelajaran, sehingga
prestasi belajarnya lebih meningkat. Dengan demikian metode mengajar guru ada
hubungannya dengan prestasi belajar.. 8. Dalam tes intelegensi diketahui bahwa
sebagian besar siswa memiliki tingkat intelegensi yang normal dan dibawah normal
sehingga pencapaian prestasi belajar siswa tidak begitu menonjol. Dengan demikian
kecerdasan atau intelegensi ada hubungannya dengan prestasi belajar. C. Pembatasan
masalah. Tidak semua masalah yang teridentifikasi dibahas dalam penelitian ini, hal ini
dilakukan agar pembahasan tidak terlalu luas dan lebih terarah sebagaimana judul
penelitian ini, untuk itu dibuat pembatasan masalah. Dalam peneltian ini pembatasan
masalahnya yaitu prestasi belajar ada hubungannnya dengan motivasi belajar . D.
Rumusan masalah. Berdasarkan pembatasan masalah dalam penelitian ini, maka
masalahmasalah yang dapat dirumuskan adalah apakah ada hubungan positif yang
signifikan antara motivasi belajar dengan Prestasi belajar siswa Kelas VII SMP N 3
Limpung semester 2 Tahun Pelajaran 2009/2010 ? E. Tujuan Penelitian Setiap kegiatan
yang dilakukan manusia pada umumnya tidak lepas dari tujuan yang akan dicapai.Tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui dan mendiskripsikan motivasi
belajar siswa kelas VII SMP N 3 Limpung semester 2 Tahun Pelajaran 2010/2011 2. Untuk
mengetahui dan mendiskripsikan prestasi belajar siswa kelas VII SMP N 3 Limpung
semester 2 Tahun Pelajaran 2010/2011 3. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi
belajar dengan prestasi belajar siswa kelas VII SMP N 3 Limpung semester 2 Tahun
Pelajaran 2010/2011 F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan ada kegunaannya,
baik yang bersifat teoritis maupun yang bersifat praktis sebagai tindak lanjutnya. 1.
Kegunaan yang bersifat teoritis adalah kegunaan bagi ilmu pengetahuan yaitu
memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu bimbingan dan konseling. 2.
Kegunaan yang bersifat praktis adalah : a. Bagi SMP N 3 Limpung ,sebagai upaya untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa dengan cara para pendidik agar meningkatkan
perhatiannya terhadap factor-faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar siswa. b.
Bagi siswa agar meningkatkan motivasi belajarnya sehingga prestasi belajarnya
meningkat . c. Bagi orang tua siswa dapat menjadi acuan dan bahan pertimbangan
dalam membimbing putra-putrinya. BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Belajar siswa 1.
Pengertian motivasi Berbagai ahli memberikan definisi tentang motivasi. Motivasi berasal
dari kata motif yang berarti daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek. Motif juga
berari kesiap-siagaan. (Sardiman AM.1996.73). Motivasi merupakan proses
membangkitkan, mempertahankan dan mengontrol minat -minat (Oemar Hamalik, 1996:
173). Pengertian lain juga dikemukakan oleh Mc. Donald yaitu suatu perubahan energi di
dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk
mencapai tujuan (Oemar Hamalik,1996 :173). Sedangkan menurut Sardiman AM
(1996:73) motivasi diartikan sebagai daya pengerak yang telah menjadi aktif. Pengertian
motivasi yang lebih lengkap menurut Sudarwan Danim (2004 : 2) motivasi diartikan
sebagai kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologis
yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu
sesuai dengan apa yang dikehendakinya. Motivasi paling tidak memuat tiga unsur
esensial, yakni : (1) faktor pendorong atau pembangkit motif, baik internal maupun
eksternal, (2) tujuan yang ingin dicapai, (3) strategi yang diperlukan oleh individu atau
kelompok untuk mencapai tujuan tersebut.(Sb:Sunartombs. wordpress.com ). 9 Menurut
Hermine Marshall dalam Carole (dalam http:// Sunartombs .wordpress.com) istilah
motivasi belajar mempunyai arti yang sedikit berbeda. Ia menggambarkan bahwa
motivasi belajar adalah kebermaknaan, nilai, dan keuntungan-keuntungan kegiatan
belajar belajar tersebut cukup menarik bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar.
Pendapat lain motivasi belajar itu ditandai oleh jangka panjang, kualitas keterlibatan di
dalam pelajaran dan kesanggupan untuk melakukan proses belajar. Pengertian motivasi
menurut Wexly dan Yulk ( dalam http:// motivasibelajar.net) adalah pemberian atau
penimbulan motif. Sedangkan menurut Mitchell motivasi mewakili proses- proses
psikologikal, yang menyebabkan timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi
kegiatan- kegiatan sukarela yang diarahkan ke tujuan. Dari pengertian tersebut dapat
disimpulkan motivasi sebagai dorongan yang muncul dalam diri seseorang untuk
melakukan sesuatu kegiatan. Motivasi selalu bergayut dengan kebutuhan manusia. Jika
kebutuhan ada tingkatan maka motivasi juga memiliki tingkatan. Jika kebutuhan dasar
telah terpenuhi maka akan muncul motivasi untuk memenuhi kebutuhan tingkat
berikutnya. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan berhasil pula pelajaran itu. Jadi
motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha bagi para siswa. Perlu
ditegaskan,bahwa motivasi bertalian dengan suatu tujuan. Seperti seseorang pelajar giat
belajar karena bertujuan untuk mendapakan nilai yang baik.juga para pemain sepak bola
ingin berlatih tanpa mengenal lelah karena mempunyai tujuan mendapatkan
kemenangan dalam setiap pertandingan yang dilakukannya. 2. Fungsi motivasi
Sehubungan dengan hal tersebut, ada tiga fungsi motivasi : a. Mendorong manusia untuk
berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal
ini merupakan motor pengerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. b. Menentukan
arah perbuatan , yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi
dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan
tujuannya. c. Menyeleksi perbuatan,yakni menentukan perbuatan perbuatan apa yang
harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seseorang siswa yang akan
menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar
dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain main. 3. Macam-macam
motivasi Macam-macam motivasi dapat dilihat dari sudut pandang mana kita melihat.
Beberapa ahli membagi motivasi dalam berbagai bentuk.Ahli-ahli tersebut antara lain : a.
Woodworth dan Marguis membagi motivasi menjadi : 1) Motif atau kebutuhan organis 2)
Motif-motif darurat 3) Motif-motif obyektif ( Sardiman,1996:86 ) Motif atau kebutuhan
organis, meliputi : kebutuhan untuk minum, makan, seksual, berbuat dan beristirahat.
Motif-motif darurat ,yang termasu jenis motif ini antara lain : dorongan untuk
menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha, untuk memburu.
Jelasnya motivasi jenis ini timbulmkarena rangsangan dari luar. Motif-motif obyektif,
dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan
manipulasi, untuk menaruh minat. Motif-motif ini muncul karena dorongan untuk
dapatmenghadapi dunia luar secara efektif. b) Pembagian lain adalah membagi motivasi
intrinsic dan motivasi eksterinsik.(Sadirman,AM,1996:85) 1) Motivasi intrinsik Yang
dimaksud dengan motivasi intrinsic adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiapindividu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu . Sebagai contoh seseorang yang senangnya
membaca, tidak usah ada yang menyutuh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari
buku-buku untuk dibacanya. Kemudian dilihat dari segi tujuan kegiatan yang
dilakukannya (misalnya kegiatan belajar), maka yang dimaksud dengan motivasi intrinsic
adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung didalam perbuatan belajar itu sendiri.
Sebagai contoh kongkrit, seorang siswa ingin melakukan belajar , karena betul-betul
ingin mendapat pengetahuan ,nilai, atau keterampilan agar berubah tingkah lakunya
secara konstrutif, tidak karena tujuan yang lain-lain. Motivasi instrinsik dapat juga
dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan
diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkait
dengan aktivitas belajarnya. Perlu diketahui bahwa siswa memiliki motivasi instrisik akan
memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik ,berpengetahuan dan ahli dalam bidang
studi tertentu . Satu-satunya jalan untuk menuju ketujuan yang ingin dicapai ialah
belajar,tanpa belajar tidak mungkin tujuannya bisa tercapai .Dorongan yang
menggerakkan itu bersumber pada suatu kebutuhan, kebutuhan yang berisikan
keharusan untuk menjadi orang yang terdidik dan berpengalaman. Jadi memang motivasi
itu muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekedar
simbul dan seremonial. 2). Motivasi Eksterinsik Motivasi eksterinsik adalah motif-motif
yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dati luar. Sebagai contoh
seseorang itu belajar, karena tahu besuk paginya akan ujian dengan harapan mendapat
nilai baik,sehingga akan dipuji oleh pacarnya,atau temannya. Jadi yang penting bukan
karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tetap iangin mendapatkan nilai baik, atau agar
mendapat hadiah.Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya, tidak
secara langsung dengan esensi apa yang dilakuannyaitu. Oleh karena itu motivasi
eksterinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas
belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak
berkaitan dengan aktivitas belajar. Perlu ditegaskan, bukan berarti bahwa motivasi
eksterinsik ini tidak baik dan tidak penting.. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap
penting. Sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis, berubah-ubah dan juga
mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar nengajar ada yang kurang
menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik. Dari uraian diatas dapat
ditarik suatu kesimpulan bahwa motivasi belajar adalah proses membangkitkan minat-
minat yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi. Untuk mencapai tujuan belajar
yaitu didapatkannya kecakapan baru. Motivasi dalam belajar merupakan salah satu
faktor psikologis yang penting karena menyangkut apa yang akan dipelajari dan
mengapa hal tersebut dipelajari. Motivasi untuk belajar menurut Maslow adalah sebagai
berikut: a. Adanya kebutuhan fisik b. Adanya kebutuhan akan rasa aman, bebas dari
ketakutan c. Adanya kebutuhan akan kecintaan dan penerimaan dalam hubungan
dengan orang lain. d. Adanya kebutuhan untuk mendapat kehormatan dari masyarakat.
e. Untuk mengetengahkan diri atau mengemukakan diri. (Sardiman AM,1996). B. Prestasi
Belajar siswa 1. Pengertian Prestasi Menurut Abu Muhamad (2008:2) yang disebut
prestasi adalah hasil usaha atau setidaknya selalu dihubungkan dengan aktifitas
tertentu. Sedangkan menurut Ridwan (2008:3) prestasi adalah hasil yang diperoleh
karena aktifitas belajar yang telah dilakukan 2. Pengertian Belajar Belajar sering diartikan
sebagai penambahan, perluasan, dan pendalaman pengetahuan, nilai dan sikap, serta
keterampilan. Secara konsep- tual Fontana dikutip Udin (2008:18) mengartikan belajar
adalah suatu proses perubahan yang relatif tetap dalam perilaku individu sebagai hasil
dari pengalaman. Seperti Fontana, Gagne dikutip Udin (2008) menyatakan bahwa belajar
adalah suatu proses perubahan dalam kemampuan yang bertahan lama dan bukan
berasal dari proses pertumbuhan. Menurut Thursan Hakim (2005:1) belajar adalah suatu
proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan
dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan
kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan
lain-lain kemampuan. Menurut Slameto (2003:2) belajar merupakan suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. M. Sobry Sutikno (2007:5) mengemukakan, belajar merupakan suatu
proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang
baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Skinner yang di kutip oleh Dimyati dan Mudjiono (1999:9) dalam bahwa belajar
merupakan hubungan antara stimulus dan respons yang tercipta melalui proses tingkah
laku.Menurut Hilgard dan Bower dalam bukunya Theories of Learning yang dikutip oleh
Ngalim Purwanto (1996:84) belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku
seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang
berulang-ulang dalam suatu situasi. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat
disintesiskan bahwa belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas
tingkah laku seseorang diberbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus
menerus dengan lingkungannya. Jika di dalam proses belajar tidak mendapatkan
peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, dapat dikatakan bahwa orang tersebut
mengalami kegagalan di dalam proses belajar. 3. Pengertian Prestasi Belajar Belajar
merupakan kata kerja yang tentu saja memiliki pengertian yang beragam. Pengertian
prestasi belajar menurut Purwanto yang dikutip Ridwan (2008:2) prestasi belajar adalah
hasil yang dicapai seseorang dalam usaha belajar sebagaimana yang dinyatakan dalam
raport. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi adalah hasil yang telah dicapai
dari apa yang telah dilakukan. Sedangkan menurut Muhibin yang dikutip Abu Muhamad
(2008:30 dijelaskan bahwa prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan murid atau
santri dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah atau pondok pesantren dinyatakan
dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran
tertentu. Dengan demikian pengertian prestasi belajar dapat diberikan batasan sebagai
berikut : Prestasi belajar adalah hasil kerja belajar seseorang yang diperoleh atau dicapai
dengan kemampuan yang optimal dalam tes sebagaimana yang dinyatakan dalam skor
pada raport. Prestasi belajar dapat dinyatakan dalam proporsi sebagai berikut :Pertama,
hasil belajar murid merupakan ukuran keberhasilan guru dengan anggapan bahwa fungsi
penting guru dalam mengajar adalah untuk meningkatkan prestasi beajar murid. Kedua ,
hasil belajar murid mengukur apa yang telah dicapai murid, Ketiga, hasil,belajar
( achievement ) itu sendiri diartikan sebagai tingkat keberhasilan murid atau santri dalam
mempelajari materi pelajaran di sekolah atau pondok pesantren dinyatakan dalam
bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.
4. Indikator hasil belajar Untuk mengetahui bahwa siswa sudah mencapai hasil belajar
atau belum perlu ditentukan suatu indikator hasil belajar. Indikator hasil belajar
merupakan uraian kemampuan yang harus dikuasai siswa dalam berkomunikasi secara
spesifik serta dapat dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian hasil belajar
(Sugandi,2004:63). Guru memiliki kewajiban untuk mengukur menilai keberhasilan siswa
dalam belajar. Selama proses ini guru dapat menilai apakah siswa telah mencapai suatu
hasil belajar yang ditunjukan dengan pencapaian beberapa indikator hasil belajar
tersebut 5. Faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar Untuk mencapai prestasi belajar
siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor
intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor - faktor yang
berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri
anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya. a. Faktor
Intern Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri, adapun
yang dapat digolongkan ke dalam faktor intern yaitu kecedersan/intelegensi, bakat,
minat dan motivasi. 1) Kecerdasan Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai
kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini
sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan
kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalanya perkembangan ini
ditandai oleh kemajuan-kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang
lainnya, sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya. Oleh karena itu jelas bahwa
faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar
mengajar. 2) Bakat Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang
sebagai kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang dikemukakan
oleh Ngalim Purwanto bahwa bakat dalam hal ini lebih dekat pengertiannya dengan
kata aptitude yang berarti kecakapan, yaitu mengenai kesanggupan-kesanggupan
tertentu. Kartono menyatakan bahwa bakat adalah potensi atau kemampuan kalau
diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan
yang nyata. Menurut Syah Muhibbin mengatakan bakat diartikan sebagai kemampuan
individu untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan
latihan. Dari pendapat di atas jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian tertentu pada
seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan dengan bakat ini
dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar anak bidang-bidang studi
tertentu. Dalam proses belajar terutama belajat keterampilan, bakat memegang peranan
penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apalagi seorang guru atau
orang tua memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan
bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut. 3) Minat Minat adalah
kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan.
Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa
sayang. Menurut Winkel minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subjek
untuk merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam
bidang itu. Selanjutnya Slameto mengemukakan bahwa minat adalah kecenderungan
yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, kegiatan yang
diminati seseorang, diperhatikan terus yang disertai dengan rasasayang. Kemudian
Sardiman mengemukakan minat adalah suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang
melihat ciri-ciri atauarti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-
keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah
bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang
menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah
kegiatan belajar. Untuk menambah minat seorang siswa di dalam menerima pelajaran di
sekolah siswa diharapkan dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri.
Minat belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi
terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk melakukan sehingga apa yang
diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan keinginannya. 4) Motivasi Motivasi dalam
belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang
mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam
belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian
pula dalam kegiatan belajar mengajar sorang anak didik akan berhasil jika mempunyai
motivasi untuk belajar. Nasution mengatakan motivasi adalah segala daya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Sedangkan Sardiman mengatakan
bahwa motivasi adalah menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau ingin
melakukansesuatu. b. Faktor Ekstern Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa
pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya.
Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan
kepada individu. Menurut Slameto, faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar
adalah keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat. 1) Keadaan
Keluarga Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang
dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Slameto bahwa: Keluarga
adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yanng sehat besar artinya
untuk pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan
bangsa, negara dan dunia. Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam
keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang akan
terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan
pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar. Oleh karena itu orang tua
hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Sedangkan sekolah
merupakan pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-lembaga
formal memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan guru sebagai pendidik
dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak. Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan,
dimana orang tua harus menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar anak di
rumah. Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi sehingga anak
dapat belajar dengan tekun. Karena anak memerlukan waktu, tempat dan keadaan yang
baik untuk belajar. 2) Keadaan Sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal
pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu
lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat. Keadaan
sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat
pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan
mempengaruhi hasil-hasil belajarnya. Menurut Kartono mengemukakan guru dituntut
untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang
tepat dalam mengajar. Oleh sebab itu, guru harus dituntut untuk menguasai bahan
pelajaran yang disajikan, dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar. 3)
Lingkungan Masyarakat Di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu
faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalm proses
pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya
terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan
lebih banyak bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada. 6. Syarat-syarat
Prestasi Belajar Menurut Slameto yang dikutip Edi Haryanto (2005:21) bahwa syarat-
syarat tercapainya prestasi belajar antara lain : a. Sikap dan kebiasaan belajar yang baik.
b. Pengetahuan dan ketrampilan dasar belajar c. Motivasi,minat dan beaya yang cukup d.
Emosi yang stabil e. Mental psikologis f. Kesehatan fisik yang prima g. Situasi dan proses
belajar mengajar yang merangsang h. Metode mengajar yang bervariasi dan menarik i.
Alat dan sumber belajar yang lengkap dan tepat j. Beban belajar yang sesuai k.
Hubungan guru dengan siswa yang baik l. Pergaulan dengan teman yang baik m. Situasi
rumah yang mendorong siswa belajar 7. Faktor psikologis dalam belajar Proses belajar
dan hasil belajar dipengaruhi oleh dua kelompok faktor yaitu faktor yang ebrasal dari diri
individu dan dari luar individu. Faktor yang berasal dari diri individu terdiri dari faktor
psikis dan fisik. Faktor psikologis terdiri dari kognitif, afektif, psikomotor, campuran dan
kepribadian ( Tim Penulis Buku Psikologi pendidikan, 1991:63). Menurut Slameto
(2003:34) keberhasilan siswa dalam belajar juga dipengaruhi oleh faktor psikologis dari
siswa tersebut yaitu : a. Intelegensi. Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga
jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan mrnyesuikan ke dalam situasi yang baru
dengan cepat dan efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara
efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. b. Perhatian Perhatian
adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu
obyek atau sekumpulan obyek. c. Minat Minat adalah kecenderungan untuk belajar.yang
tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan . Kegiatan yang diminati
seseorang , diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang . d. Bakat .
Bakat adalah kemampuan untuk belajar.. Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi
kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. e. Motiv . Motiv adalah penggerak /
pendorong untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai . f. Kematangan . Kematangan
adalah suatu tingkat / fase dalam pertumbuhan seseorang , dimana alat alat tubuhnya
sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru . g. Kesiapan . Kesiapan adalah
kesediaan untuk memberi respons atau bereaksi. Berdasarkan uraian tersebut diaas
maka dapat disimpulkan bahwa keberhasilan dalam mencapai prestasi beljar dipengaruhi
oleh banyak faktor yang sangat komplek baik faktor yang berasal dari dalam individu
ataupun dari luar individu, juga faktor yang bersifat fisik maupun psikologis. Kemampuan
seseorang dalam mengelola berbagai faktor tersebut akan sangat menentukan
keberhasilan seseorang dalam mencapai presatsi belajarnya. C. Kerangka berfikir Salah
satu faktor psikologis keberhasilan dalam belajar adalah adanya motiv pada diri siswa .
Motiv merupakan penggerak / pendorong untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Seorang itu akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya ada keinginan untuk belajar.
Inilah prisip dan hokum pertama dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran. Motiv juga
berfungsi menentukan arah perbuatan artinya dengan motivasi dapat memberikan arah
dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan yaitu mencapai
prestasi belajar. Selain memberikan dorongan dan menentukan arah perbuatan, motiv
juga berfungsi menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan
perbuatan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Seseorang siswa
yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat lulus, tentu akan melakukan
kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain main. Dari
kenyataan tersebut maka untuk meningkatkan prestasi belajar siswa maka harus
ditimbulkan atau dimunculkan adanya motivasi pada diri siswa baik motivasi yang
berasal pada diri siswa sendiri ataupun yang berasal dari luar diri siswa. Semakin tinggi
atau besar motivasi belajar pada diri siswa maka semakin besar kemungkinan
peningkatan prestasi belajar siswa tersebut. D. Hipotesis Menurut Suharsimi Arikunto
( 1998:67 ) menjelaskan bahwa yang dimaksud hipotesis adalah suatu jawaban yang
bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul. Menurut Sujana ( 1994:50) mengemukakan bahwa hipotesis adalah jawaban
yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah,
sehingga harus diuji secara empiris. Menurut KBBI , hipotesis adalah sesuatu yang
dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat, meskipun kebenarannya
masih harus dibuktikan. Dengan demikian yang dimaksud hipotesis adalah jawaban
sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah, sehingga
harus diuji secara empiris melalui data-data yang terkumpul. Hipotesis dalam penelitian
ini adalah Ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar siswa dengan
prestasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 3 Limpung Kabupaten Batang pada semester
II Tahun pelajaran 2009 / 2010 . BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan
Penelitian Suharsimi Arikunto (1998:80) mengatakan bahwa jenis pendekatan penelitian
ada beberapa macam,antara lain : 1. Pendekatan menurut tekhnik samplingnya : a.
Pendekatan populasi yaitu pendekatan penelitian yang meneliti semua elemen yang ada
dalam wilayah penelitian. b. Pendekatan sample yaitu pendekatan penelitian yang
meneliti sebagian dari populasi. c. Pendekatan kasus yaitu suatu penelitian yang
dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu orgamisasi, lembaga
atau gejala tertentu. Yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sampel,
sebab tidak semua populasi diteliti. 2. Pendekatan menurut timbulnya variabel : a.
Pendekatan non eksperimen b. Pendekatan eksperimen 3. Pendekatan menurut pola atau
sifat penelitian : a. Penelitian kasus (case-studies) b. Penelitian kausal komparatif. c.
Penelitian korelasi d. 28 Penelitian histories e. Penelitian filosofis 4. Jenis pendekatan
menurut model pengembangan atau model pertumbuhan adalah : a. One shot model,
yaitu model pendekatan yang menggunakan satu kali pengumpulan data pada suatu
saat b. Longitudinal model, yaitu mempelajari berbagai tingkat pertumbuhan dengan
cara mengikuti perkembangan bagi individu-individu yang sama. c. Cross-sectional
model, yaitu gabungan antara model a dan b, untuk memperoleh data yang lebih
lengkap yang dilakukan dengan cepat, sekaligus dapat menggambarkan perkembangan
individu selama dalam masa pertumbuhan karena mengambil subyek dari berbagai
tingkat umur. Sedangkan S.Margono (2004:15) berpendapat jenis pendekatan penelitian
ada dua : a. Pendekatan kuantitatif , yaitu pendekatan penelitian yang lebih banyak
menggunakan logika hipotetiko vertikatif, lebih menekankan pada indeks-indeks dan
pengukuran empiris semua informasi diwujudkan dalam bentuk kuntitatif atau angka.
Analisisnya dengan analisis statistik. b. Pendekatan kualitatif, yaitu pendekatan
penelitian yang lebih mementingkan analisis isi daripada symbol atau atribut informasi
atau data yang dikumpulkan tersebut dengan wujud kata-kata tertulis atau lisan dan
analisisnya dengan prinsip logic. Berdasarkan uraian diatas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan : a. Sampel, karena tidak seluruh populasi diteliti, hanya
diambil sebagian tetapi mewakili. b. Pendekatan korelasi, karena penelitian ini untuk
mencari seberapa besar taraf hubungan antara variabel bebas dengan variabel
terikatnya. c. Pendekatan Cross-sectional model, sebab data yang dikumpulkan lebih
lengkap dalam waktu yang cepat/singkat. d. Pendekatan kuantitatif, karena semua
informasi atau data diwujudkan dalam bentuk angka, dan dianalisis menggunakan
statistik. B. Tempat dan waktu peneltian 1. Tempat penelitian Tempat penelitian ini di
SMP N 3 Limpung, Kabupaten Batang, subyek yang diambil siswa kelas VII pada semester
2 Tahun Pelajaran 2010/2011 2. Waktu penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli
2010 sampai dengan bulan Agustus 2010. C. Populasi, Sampel Dan Tekhnik Pengambilan
Sampling 1. Populasi Menurut Sutrisno Hadi poulasi adalah sejumlah penduduk atau
individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat sama (1996:20). Sedangkan menurut
Suharsimi Arikunto populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (1998:115). Dalam
penelitian ini yang menjadi populasi semua siswa kelas VII SMP N 3 Limpung,Batang
Tahun Pelajaran 2010/2011, yang berjumlah 118 siswa, yang dibagi dalam 3 kelas.
Secara rinci jumlah masing masing kelas dapat dilihat pada table berikut ini: Tabel 1
Populasi Penelitian No Kelas Jumlah 1. I A 40 2. I B 39 3. I C 39 Jumlah 118 2. Sampel
Penelitian Menurut Sutrisno Hadi (1996:70). sampel adalah sebagai sebagian individu
yang diselidiki Menurut Suharsumi Arikunto (1998:104) sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti Mengacu pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sampel
adalah sebagian populasi yang memiliki sifat dan karakteristik sama dengan populasi
yang diselidiki yang dapat mewakili anggota populasi secara keseluruhan. Untuk
menentukan subjek penelitian diambil dari pendapat Suharsimi Arikunto yang
menyatakan apabila subjek kurang dari seratus lebih baik diambil semua individu dan
jika lebih dari seratus dapat diambil 10%, 20% sampai 25% atau lebih (1998:107) 3.
Teknik Sampling Sutrisno Hadi (1996:222).berpendapat bahwa sampling adalah cara atau
teknik yang digunakan untuk mengambil sampel. Selanjutnya dia membagi jenis
sampling sebagai berikut. a. Proportional sampling b. Stratifical sampling c. Quota
sampling d. Insidental sampling e. Area sampling f. Cluster sampling g. Doubel sampling
h. Combinet sampling Menurut Suharsimi Arikunto (1998:123) pengambilan sampel
dapat dilakukan sebagai berikut: a. Teknik sampling untuk populasi homogen, random
sampling adalah pengambilan sampel dengan cara acak. Dengan demikian semua subjek
berhak untuk dapat menjadi anggota sampel. Cara yang digunakan dalam teknik ini
adalah: 1) Cara undian (untung-untungan) 2) Cara ordinal (tingkatan sama) 3)
Menggunakan tabel bilangan random b. Teknik sampling untuk populasi tidak homogen.
1) Sampel berstrata atau stratified sample 2) Sampel wilayah dan area probabilitas
sample 3) Sampel imbangan atau proportional sample 4) Sampel bertujuaan dan atau
purposif sample 5) Sampel kuota atau quota sample 6) Sampel kembar atau double
sample Dalam penelitian ini digunakan kombinasi dari dua teknik sampling, sehingga
teknik ini dipakai karena jumlah subjek yang akan diselidiki ditetapkan lebih dulu dengan
proposional tertentu sekitar 25 % dari 118 siswa atau berjumlah 30 siswa. Tekhnik yang
digunakan dalam pengambilan sample adalah random sampling. Dalam penelitian ini
menggunakan sampel, sedangkan teknik yang digunakan adalah teknik random
sampling dengan undian. Menurut Nasution random sampling semua individu dalam
populasi baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama beri kesempatan yang
sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Adapun alasan penulis menggunakan
random sampling adalah: a. Dapat bekerja lebih teliti karena objek yang dihadapi
terbatas b. Agar penelitian ini dapat digeneralisasikan pada subjek yang lebih besar c.
lebih efisien waktu, tenaga dan biaya. Teknik ini dipakai karena tiap-tiap individu dalam
populasi diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Disamping
itu dengan cara random sampling ini akan lebih representatif. Adapun langkah-langkah
pengambilan sampel menurut Sutrisno Hadi (1997:76) adalah sebagai berikut.: a.
Membuat suatu daftar subjek yang ada dalam populasi b. menulis kode kode tersebut
masing-masing kedalam suatu lembar kertas kecil c. Menggulung-gulung kertas tersebut
dan masukkan kedalam kaleng. d. Sebelumnya memberi kode berupa angka yang ada
dalam populasi e. Mengocok kaleng tersebut f. Mengambil kertas itu sebanyak subjek
yang dibutuhkan Berdasarkan pendapat diatas besarnya sampel yang diambil sebanyak
25 % dari populasi. Jadi dari 118 siswa adalah 30 siswa.. Tabel 2 Sampel penelitian NO
Kelas Jumlah siswa Hitungan Jumlah 1. I A 40 25/100 x 40 = 10 10 2. I B 39 25/100 x 39
= 9,75 10 3. I C 39 25/100 x 39 = 9,75 10 Jumlah 118 30 D. Variabel penelitian 1.
Pengertian Variabel a. Menurut Sutrisno Hadi (1996 :24) Istilah variabel diartikan
sebagai gejala yang bervariasi.gejala adalah semua objek yang menjadi sasaran
penelitian , sehingga variabel adalah objek penelitian yang bervariasi adalah segala
sesuatu yang akan menjadi objek penelitian atau faktor-faktor yang berperan dalam
peristiwa yang akan diteliti b. Menurut Suharsimi Arikunto (1998:111) variabel adalah
objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Berdasarkan
pendapat-pendapt diatas dapat disimpulkan bahwa variabel adalah gejala yang
bervariasi yang menjadi objek penelitian. 2. Macam-macam Variabel Menurut Suharsimi
Arikunto (1998:97) variabel dibedakan menjadi dua yaitu variabel kuantitatif dan
kualitatif. Variabel kuantitatif diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu : a. Variabel
diskrit, disebut juga variabel nominal atau variabel kategorik karena hanya dikategorikan
atas dua kutub yang berlawanan yakni ya dan tidak b. Variabel kontinum dipisahkan
menjadi tiga variabel kecil yaitu: a) Variabel ordinal yaitu variabel yang menunjukkan
tingkatan- tingkatan misalnya panjang, kurang panjang, pendek. b) Variabel interval
yaitu variabel yang mempunyai jarak,jika disbanding dengan variabel lain, sedang jarak
itu sendiri dapat diketahui dengan pasti. Misalnya suhu udara diluar 31 derajat celcius,
suhu tubuh kita 37 derajat celcius. Maka selisih suhu adalah 6 derajat celcius. c) Variabel
ratio, yaitu variabel perbandingan.Variabel ini dalam hubungan antar sesamanya
merupakan sekian kali. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel
bebas dan satu variabel terikat sebagai berikut: a. Variabel bebas (X ) yaitu Motivasi
belajar siswa b. Variabel terikat (Y) yaitu Prestasi belajar siswa E. Teknik Pengumpulan
data Suharsimi Arikunto ( 1998:138) mengemukakan bahwa dalam usaha untuk
mengumpulkan data penelitian maka digunakan berbagai macam metode pengumpulan
data yaitu, tes, angket ( kuesioner ), interviu, observasi, skala bertingkat dan
dokumentasi. Dengan berbagai macam pertimbangan maka dalam penelitian ini metode
yang digunakan adalah metode angket dan metode dokumentasi. 1. Metode Angket a.
Pengertian Metode angket ini bertujuan untuk mendapatkan data tentang hubungan
antara motivasi belajar dengan status sosial ekonomi orang tua terhadap prestasi belajar.
Menurut Suharsimi Arikunto yang dimaksud angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya atau hal-hal yang diketahui.(1998:140) bentuk angket ini menggunakan skala
bertingkat yaitu sejumlah pertanyaan baik positif mupun negatif. b. Macam-macam
angket Angket dapat dibedakan menurut sudut pandang yaitu: 1) Dipandang dari cara
menjawab, maka ada : a) Kuisioner terbuka yaitu kuisioner yang memebrikan
kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri b) Kuisioner
tertutup yaitu kuisioner yang jawabannya sudah disediakan sehingga responden tinggal
memilih. 2) Dipandang dari jawaban yang diberikan ada : a) Kuisioner langsung yaitu
responden menjawab tentang dirinya b) Kuisioner tidak langsung yaitu jika responden
menjawab tentang orang lain. 3) Dipandang dari bentuknya,maka ada : a) Kuisioner
pilihan ganda yaitu sama dengan kuisioner tertutup b) Kuisioner isian yang dimaksud
adalah kuisioner terbuka c) Check list, sebuah daftar dimana responden tinggal
membubuhkan tanda check pada kolom yang sesuai d) Rating scale yaitu sebuah
pertanyan diikuti oleh kolom yang menunjukan tingkat yaitu mulaidari sangat setuju
sampai dengan sangat tidak setuju. c. Langkah-langkah menyusun angket Tipe angket
yang digunakan adalah tipe pilihan , yaitu subjek diminta untuk memilih salah satu
jawaban yang disediakan. Adapun langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai
berikut : 1) Membuat definisi konsep 2) Mambuat definisi oprasional 3) Menjabarkan
variabel menjadi indikator atau sub indikator 4) Mambuat kisi-kisi 5) Menuliskan item 6)
Menetapkan skor 7) Melengkapi instrumen dangan petunjuk pengisian 8) Merevisi ulang
9) Malaksanakan uji coba atau try out . d. Alasan menggunakan angket. Setelah melihat
kelebihan dan kekurangan angket dan membandingkan dengan metode pengumpulan
data lainya maka dalam penelitian ini penulis menggunakan metode angket dengan
alasan : 1) Angket dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden yaitu
siswa kelas VII SMP Negeri 3 Limpung. 2) Ssetiap siswa memiliki tingkat kecepatan
menawab yang berbeda sehingga angket yang diberikan dapat dijawab oleh responden
dalam hal ini siswa menurut kecepatannya masing-masing 3) Angket dapat dibuat
anonim dengan hanya mencantumkan nomor absen sehingga responden bebas jujur dan
tidak malu-malu menjawab 4) Karena angket dibuat terstandar sehingga pertanyan
dibuat sama. 2. Metode Dokumentasi Menurut Suharsimi Arikunto (1998:236) metode
dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan
,traskrip, buku, surat kabar, majalah , prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan lain-
lain. Sedangkan menurut Sutrisno Hadi (1994:256) metode dokumentasi adalah teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menyalin data skunder yang sudah
tersedia di kantor atau jawaban yang berhubungan dengan objek penelitian Dari
pendapat-pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa metode dokumentasi
adalah teknik pengumpulan data yang tertulis atau yang dapat diberikan keteranan
dengan jalan mempelajari catatan dan data mengenai suatu peristiwa tertentu. a.
Macam-macam dokumen Dalam rangka pegumpulan data maka dokumen-dokumen yang
dapat dijadikan sumber data yaitu catatan traskrip , buku, surat kabar, majalah ,
prasasti, notulen rapat, legger, agenda, peraturan-peraturan dan lain-lain b. Alasan
memilih metode dokumentasi Berdasarkan tujuan pengumpulan data yaitu prestasi siswa
kelas VII SMP Negeri 3 Limpung, Batang semester 2 tahun pelajaran 2010/2011 maka
penulis memilih metode dokumentasi dengan alasan sebagai berikut : 1) Data yang
tersedia komplet dalam legger nilai . 2) Efisiensi baik dalam waktu maupun biaya 3. Kisi-
kisi Instrumen Pengumpulan data Instrumen penelitian adalah alat yang dugunakan
untuk pengumpulan data dalam sebuah penelitian. Sesuai dengan metode pengumpulan
data yang dipilih atau ditentukan maka harus dibuat angket sebagai alat pengumpul
data. a. Instrumen Pengumpulan Data Variabel Motivasi belajar. Definisi operasional,
Motivasi belajar adalah dorongan yang muncul dalam diri seseorang untuk melakukan
sesuatu kegiatan yaitu belajar. Indikator Motivasi belajar meliputi Konsentrasi, Perhatian,
Pemahaman, Pengamatan, Tanggapan, Reaksi, Ingatan, Berfikir, dan Bakat 1) Menyusun
kisi-kisi Tabel 3. Kisi-kisi Angket No Variabel Indikator Sub indikator No item Jml 1 Motivasi
belajar siswa Konsentrasi 1. Materi yang menarik 2. Penampilan guru yang menarik 3.
Kepedulian guru terhadap siswa 4. Suasana belajar di rumah tidak terganggu 5.
Pelaksanaan ulangan harian membutuhkan konsentrasi penuh 6. Dalam belajar sangat
membutuhkan konsentrasi 1 2 3 4 5 6 6 Lanjutan tabel 3 2 Perhatian 1. Kepribadian guru
yang menyenangkan 2. Sikap memperhatikan guru saat mengajar 3. Guru
mengkondisikan perbatian siswa 7 8 9 3 3 Pemahaman 1. Siswa memahami materi yang
disampaikan guru 2. Guru memberi kesempatan untuk bertanya 3. Siswa memahami
dengan baik penjelasan guru 10 11 12 3 4 Pengamatan 1. Siswa mengamati kepribadian
guru. 2. Siswa mengamati setiap aktifitas pembelajaran 13 14 2 Lanjutan tabel 3 5
Tanggapan 1. Siswa memberikan tanggapan yang baik kepada setiap guru 2. Siswa
memiliki kesempatan untuk memberikan masukan kepada guru 15 16 2 6 Reaksi 1. Siswa
menggunakan panca indera secara maksimal 2. Siswa memberikan reaksi yang positif
terhadap setiap tugas 3. Siswa memberikan reaksi yang positif terhadap pembelajaran
17 18 19 3 7 Ingatan 1. Siswa selalu mengingat materi pelajaran. 2. Siswa selau
mengingat materi pelajaran ketika ulangan 20 21 2 Lanjutan tabel 3 8 Berfikir 1. Selalu
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru 2. Siswa mampu berfikir dengan baik 22 23
6 3. Siswa memiliki motivasi untuk mengulangi lagi prestasi yang dicapai 4. Siswa
mendapat suntikan motivasi dari orang tua. 5. Selalu mendaptkan motivasi dari orang-
orang disekelilingnya 6. Kemampuan berfikir sangat membantu pencapaian prestasi
belajar 24 25 26 27 9 Bakat 1. Motivasi belajar akan berhasil baik apabila diikuti bakat
yang baik 28 3 Lanjutan tabel 3 2. Bakat yang dimiliki dapat menumbuhkan motivasi . 3.
Bakat harus didukung dengan usaha yang maksimal . 29 30 Jumlah 30 2) Menyusun item
Menyusun item angket berpedoman pada kisi-kisi yang sudah dibuat, dan juga
memperhatikan prisnip-prinsip sebagai berikut : a) Bernilai mengukur tujuan b)
Memperhatikan validitas dan reliabilitas pengukuran c) Mengandung pengertian tunggal
d) Formalitasnya sederhana e) Dapat dijawab oleh responden 3) Penyuntingan
Penyuntingan bertujuan agar instrumen memenuhi syarat sebagai instrumen yang baik,
perlu dibuat kata pengantar, tujuan dari angket, petunjuk pengisian dan kapan angket
harus dikembalikan. 4) Menentukan skor Penentuan skor dalam penelitan ini adalah :
Jawaban sangat setuju : skor 5 Jawaban setuju : skor 4 Jawaban kurang setuju : skor 3
Jawaban tidak setuju : skor 2 Jawaban sangat tidak setuju : skor 1 b. Instrumen
Pengumpulan Data Variabel Prestasi belajar. Seperti yang dijelaskan dimuka bahwa hasil
kerja belajar seseorang yang diperoleh atau dicapai dengan kemampuan yang optimal
dalam tes sebagaimana yang dinyatakan dalam skor pada raport. Nilai rapot yang
dimaksud adalah nilai raport siswa kelas VII pada semester II Tahun Pelajaran 2010/2011.
Untuk memperoleh data tersebut penulis menggunakan metode dokumentasi dari legger
nilai siswa kelas VII semester II tahun 2010/2011. F. Uji Validitas dan Reliabilitas 1.
Validitas Menurut Arikunto ( 1998: 160 ) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan
tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu intrumen. Menurut Arikunto ( 1998:16)
validitas ada beberapa macam yaitu : a. Validitas empiris yaitu validitas yang
berdasarkan pengalaman, yang cara pengujiannya ada dua macam : 1) Validitas
eksternal apabila data yang dihaislkan dari instrumen sesuai dengan data / informasi lain
yang dimaksudkan dalam penelitian. 2) Validitas internal apabila ada keseuaian antara
bagian-bagian instrumen dengan instrumen secara keseluruhan atau setiap bagian
instrumen mendukung misi instrumen secara keseluruhan. b. Validitas logis yaitu
validitas yang berdasarkan penyusunan instrumen yang sesuai dengan langkah-langkah
penyusunan yaitu memecah variabel menjadi sub variabel dan indikator serta
memuaskan butir-butir pertamanya Dalam penelitian ini validitas yang digunakan adalah
validitas contruct dan validitas logis. Untuk melakukan uji validitas penulis menggunakan
rumus product moment dari Pearson ( Suharsimi Arikunto, 1998,160) r = Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y X = jumlah total skor X Y =
jumlah total skor Y X2 = jumlah total skor X dikuadratkan Y2 = jumlah total skor Y
dikuadratkan XY = jumlah total skor X dikalikan Y N = jumlah subyek ( responden
penelitian ) Hasil penghitungan validitas butir dikonsultasikan dengan r tabel pada taraf
siginifikasi 5%. Apabila r xy hitung > r tabel maka butir angket tersebut dikatakan valid
2. Reliabilitas Instrumen yang reliabel yaitu instrumen yang cukup baik dan mampu
mengungkap data yang bisa dipercaya. Apabila datanya memang benar sesuai dengan
kenyataan, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama. Reliabilitas menunjuk pada
tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel; artinya dapat dipercaya sehingga dapat
diandalkan.(Arikunto , 1998:169) a. Macam-macam Reliabilitas Menurut Arikunto
( 1998:170 ) secara garus besar reliabilitas dibedakan menjadi dua yaitu : 1) Reliabilitas
eksternal yaitu reliabilitas berdasarkan cara pengujiannya yang ukurannya / kriterianya
di luar instrumen 2) Reliabilitas internal yaitu reliabilitas berdasarkan cara pengujiannya
yang ukurannnya / kriteria dari instrumen tersebut. Yang digunakan dalam penelitian ini
adalah reliabilitas internal. b. Teknik yang digunakan dalam rangka mengukur reliabilitas
instrumen adalah tekhnik belah dua. Dalam tekhnik ini menggunakan cara membagi
item-item alat ukur menjadi dua bagian, kemudian diberikan kepada sekelompok subjek.
Hasil dari dua bagian tersebut dikorelasikan, bila ada korelasi berarti alat ukur tersebut
reliabel.Hasil perhitungan reliabilitas diatas baru menunjukan harga separoh. Untuk
mendapatkan harga secara penuh harus dikonsultasikan dengan rumus dari Spearman
Brown sebagai berikut : 2x r 1/21/2 r 11 = (1 + r 1/21/2) Keterangan : r 11 = reliabilitas
instrumen r 1/21/2 = r xy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan
instrumen G. Tekhnik Analisa data Analisa data adalah dalam rangka melakukan uji
hipotesis. Tekhnik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Teknik Analisis
Deskripsi yaitu pemaparan data-data penelitian meliputi data motivasi belajar siswa dan
data prestasi belajar siswa. 2. Tekhnik Analisis Korelasi yaitu untuk mengetahui hubungan
antara variabel X dan variabel Y. Untuk melakukan analisis korelasi digunakan rumus
korelasi Product Moment dari Pearson yaitu : r = Ketarangan : rxy = koefisien korelasi
antara variabel X dan variabel Y X = jumlah total skor X Y = jumlah total skor Y N =
jumlah subyek Hasil penghitungan dengan menggunakan rumus diatas akan
menghasilkan koefisien korelasi rxy, kemudian koefisien tersebut diinterpretasikan dan
dikonsultasikan dengan tabel korelasi product moment pada taraf siginikasi 5% . 1. Jika
nilai r observasi ( nilai r hitung ) lebih besar atau sama dengan r tabel berarti hasil
penelitian menunjukan hasil yang siginifikan artinya hipotesis diajukan diterima. 2. Jika
nilai r observasi ( nilai r hitung ) lebih kecil dari pada r tabel berarti hasil penelitian
menunjukan hasil yang non siginifikan artinya hipotesis yang diajukan ditolak. BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum dan Lokasi Penelitian 1.
Gambaran umum SMP Negeri 3 Limpung adalah salah satu dari 3 SMP Negeri yang
berada di Kecamatan Limpung Kabupaten Batang. SMP 3 Limpung terletak di perbatasan
Kecamatan Limpung dengan Kecamatan Tersono. Secara geografis tidak terlalu
menguntungkan dalam hal perekrutan jumlah siswa. Jumlah siswa tidak terlalu banyak
hanya terdiri dari 9 rombongan belajar atau 3 kelas paralel untuk masing-masing
tingkatan kelas. Kondisi sosial ekonomi orang tua sebagian besar golongan tidak mampu
dengan mata pencaharian utama adalah petani dan buruh bangunan. Kondisi ini pula
yang menyebabkan SMP 3 Limpung mengalami perkembangan yang lamban karena
dukungan orang tua tidak maksimal. Dari segi ketenagaan , SMP 3 Limpung memiliki
sejumlah guru yang 90 % berpendidikan sarjana dengan disiplin ilmu yang relevan. Salah
satu permasalahan yang sangat mendesak untuk ditangani adalah rendahnya minat dan
motivasi belajar. Menurut pengamatan rendahnya minta dan motivasi belajar disebabkan
oleh rendahnya angka melanjutkan siswa artinya setelah lulus, jumlah siswa yang
melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya relatif sedikit. 50 Dalam rangka
pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi, SMP 3 Limpung menghadapi sejumlah
kendala antara lain , guru belum sepenuhnya menguasai model pembelajaran yang
berbasis pada CTL, minimnya sarana dan prasarana serta rendahnya minat belajar siswa.
Siswa tidak mempunyai kemampuan untuk membeli buku- buku yang berbasis CTL
sedangkan sekolah juga mengalami kekurangan dana dalam penyediaan buku-buku
pelajaran. Untuk mengatasi permasalahan tersebut sekolah mengambil kebijakan yaitu
meningkatkan peran perpustakaan untuk menyediakan kebutuhan siswa dan guru
terhadap informasi baru dan sejumlah buku-buku sumber bahan pelajaran. 2. Visi dan
Misi SMP 3 Limpung Untuk membangun SMP 3 Limpung maka disusunlah rencana
pengembangan sekolah ( RPS ) untuk 5 tahun kedepan. RPS tersebut kemudian
dijabarkan kedalam Rencana Operasional ( RENOP ) 1 tahunan sebagai acuan kegiatan
sekolah. Dalam mewujudkan cita-cita maka disusunlah visi dan misi sekolah yaitu : Visi :
Terdidik, Terampil Dan Berbudi Pekerti Misi : Melaksanakan manajemen sekolah yang
dapat mendukung terlaksannya kegiatan penddidikan di sekolah Melaksanakan
kegiatan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien sehingga siswa dapat
berkembang optimal Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut,
sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak. Melaksanakan kegiatan
pengembangan potensi bakat dan minat dalam bidang olah raga Melaksanakan
kegiatan pengembangan potensi bakat dan minat dalam bidang seni Melaksanakan
kegiatan pengembangan potensi dan minat anak dalam bidang tekhnologi informasi
Melaksanakan informasi pembelajaran dengan pendekatan CTL di setiap mata pelajaran.
Mewujudkan sekolah sebagai komunitas belajar yang kondusif. 3. Data Guru dan Siswa
a. Jumlah guru dan tata usaha 1) Jumlah guru bidang studi : 16 orang 2) Jumlah guru BP :
1 orang 3) Tata usaha : 4 orang 4) Karyawan/penjaga : 3 orang b. Jumlah siswa tahun
pelajaran 2010/2011 Tabel 4 Jumlah siswa SMP Negeri 3 Limpung Tahun Pelajaran
2010/2011 Kelas Jumlah/ Jenis kelamin Jumlah Laki-laki Perempuan VII 54 64 118 VIII 50
62 119 IX 54 60 114 4. Data Fisik sekolah a. Ruang kepala Sekolah : 1 buah b. Ruang
guru : 1 buah c. Ruang Kelas : 9 buah d. Ruang TU : 1 buah e. Ruang Perpustakaan : 1
buah f. Ruang BP/BK : 1 buah g. Ruang OSIS : 1 buah h. Ruang UK S : 1 buah i. Ruang
laboratorium IPA : 1 buah j. Ruang lab. Komputer : 1 buah k. Mushola : 1 buah l.
Gudang : 1 buah m. WC Siswa : 4 buah n. WC guru : 3 buah o. WC TU : 1 buah p.
Parkir : 1 buah q. Lapangan Bola voly : 1 buah r. Lapangan Basket : 1 buah B.
Langkah-langkah Penelitian 1. Persiapan awal penelitian Sebelum melaksanakan
penelitian terlebih dahulu mengadakan persiapan yang berhubungan dengan
pengumpulan data yang meliputi : a. Mengajukan judul skripsi kepada dosen
pembimbing yang telah ditujukan oleh ketua jurusan b. Membuat proposal skripsi
yang kemudian diajukan kepada dosen pembimbing dan dimintakan pengesahan
dari ketua jurusan dan dekan FIP. c. Mengurus surat perizinan penelitian dari IKIP
Vetaran Semarang untuk SMP Negeri 3 Limpung. 2. Menyusun Instrumen
Penelitian Untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam melakukan
penelitian maka penulis menggunakan alat pengumpulan data yaitu angket.
Seperti yang telah direncanakan dalam metodologi peneltian maka dalam
menyusun angket ini penulis menggunakan langkah-langkah penyusunan angket
sebagai berikut : a. Menyusun kisi-kisi angket b. Menyusun item angket c.
Melakukan penyuntingan d. Menentukan skor masing-masing item angket 3.
Hasil Analisa Uji Coba Angket a. Analisa Validitas angket motivasi belajar siswa
Analisis validitas instrumen motivasi belajar siswa yang diberikan kepada 30
responden dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi rentang nilai seperti
pendapat Suharsimi Arikunto ( 1998:260) menunjukan bahwa seluruh angket
telah terbukti valid atau sahih. Selain itu hasil hitungan rxy dikonsultasikan
dengan tabel nilai r product moment pada taraf signifikasi 5% dengan N=30
menunjukan semua angket valid. Data tentang validitas angket tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 5 Data Validitas Angket Variabel Motivasi
Belajar No urut No angket rxy hitung rxy tabel signifikasi 5% Keterangan 1 1
0,504 0,361 Valid Lanjutan tabel 5 2 2 0,404 0,361 Valid 3 3 0,702 0,361 Valid 4
4 0,618 0,361 Valid 5 5 0,507 0,361 Valid 6 6 0,510 0,361 Valid 7 7 0,492 0,361
Valid 8 8 0,645 0,361 Valid 9 9 0,479 0,361 Valid 10 10 0.779 0,361 Valid 11 11
0,646 0,361 Valid 12 12 0,556 0,361 Valid 13 13 0,443 0,361 Valid 14 14 0,588
0,361 Valid 15 15 0,424 0,361 Valid 16 16 0,440 0,361 Valid 17 17 0,484 0,361
Valid 18 18 0,668 0,361 Valid 19 19 0,698 0,361 Valid 20 20 0,630 0,361 Valid 21
21 0,755 0,361 Valid 22 22 0,416 0,361 Valid 23 23 0,600 0,361 Valid 24 24
0,376 0,361 Valid 25 25 0,427 0,361 Valid Lanjutan tabel 5 26 26 0.717 0,361
Valid 27 27 0,646 0,361 Valid 28 28 0,725 0,361 Valid 29 29 0,553 0,361 Valid 30
30 0,404 0,361 Valid b. Analisa Reliabilitas angket motivasi belajar siswa Untuk
menentukan reliabilitas instrumen angket motivasi belajar digunakan analisa
dengan menggunakan rumus belah dua. Hasil korelasi dua bagian tersebut
kemudian dikosnultasikan dengan rumus belah dua dari Spearman Brown. Hasil
perhitungan menunjukan bahwa korelasi belah awal dan belah akhir ( Lampiran
5) menunjukan koefisien sebesar 0,838. Hasil perhitungan tersebut kemudian
dikonsultasikan dengan rumus Spearman Brown menunjukan koefisien r11
sebesar 0,911. Koefisien tersebut dikonsultasikan dengan r11 tabel dengan
N=30 sebesar = 0,361. Dengan demikian r11 hitung lebih besar dari r11 tabel
sehingga angket motivasi belajar dinyatakan reliabel. Berdasarkan perhitungan
validitas dan reliabilitas tersebut diatas maka in

umen penelitian variabel motivasi belajar telah memenuhi syarat validitas dan
reliabilitas sehingga instrumen penelitian variabel motivasi belajar dapat
digunakan untuk penelitian sesungguhnya. Tabel 6 Daftar Nama Siswa Untuk Uji
Coba Angket : Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Siswa
Kelas VII SMP Negeri 3 Limpung Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2009/2010. No
Nama Responden Kelas 1 Afif Singgih Riftiantara VII.A 2 Aji Satriyo VII.A 3 Anis Fuadiyah
VII.A 4 Dewi Astuti VII.A 5 Dwi Yuliasari VII.A 6 Eka Nurul Hidayati VII.A 7 Fifian Rosalina
Aryani VII.A 8 Haryanto VII.A 9 Hendro Gunawan VII.A 10 Hesti Cahyaningtyas VII.A 11
Imam Budi Santoso VII.B 12 Khairy Othman VII.B 13 Kharis Aryo Nugroho VII.B 14 Lina
Ardianti VII.B 15 Muh. Rizki Suwarno VII.B 16 Kartini VII.B 17 M. Khoirul VII.B 18 Mufidah
VII.B 19 Muh. Rizky Fitriyanto VII.B 20 Mukaromah VII.B 21 Nanang Suseno VII.C 22 Nur
Imam Afriansah VII.C 23 Octa Mifta Iftitah VII.C 24 Ririn Setiowati VII.C 25 Riska Tiyani
VII.C Lanjutan tabel 6 26 Riskon Aditama VII.C 27 Sindy Mulya Sari VII.C 28 Sindy
Saraswati VII.C 29 Siti Maraisih VII.C 30 Supriyanto VII.C C. Deskripsi Data Penelitian Dari
hasil analisis data penelitian, dapat diperoleh deskripsi data tentang variabel-variabel
penelitian sebagai pendukung pembahasan selanjutnya. Dalam penelitian ini jenis data
dikelompokan menajdi dua yaitu data tentang motivasi belajar siswa ( X) dan data
tentang prestasi belajar siswa (Y). 1. Data variabel motivasi belajar siswa Angket variabel
motivasi belajar siswa terdiri dari 30 item masing-masing item mempunyai lima alternatif
jawaban dengan hasil sebagai berikut : Rerata = 90.13 Median = 90.50 Modus = 94.00
S.B = 5.68 Min = 78.00 Maks = 100.00 Angket diberikan kepada 30 siswa kelas I sebagai
sampel penelitian . Distribusi frekuensi data motivasi belajar dengan rumus dari
Struges yang dikutip Sugiyono ( 2002,27) sebagai berikut : K = 1 +3,3 log n,
dimana K = jumlah kelas interval, N = jumlah data observasi dan Log =
Logaritma sehingga diperoleh : Jumlah kelas = 1 + 3,3 log n = 1 + 4,918 = 5,918
dibulatkan 6,00 Range = maksimum minimum = 100 78 = 22 Intervalkelas =
22/6 = 3,5 dipakai 4 Dengan demikian deskripsi persebaran data angket
motivasi belajar dapat disampaikan sebaran data sebagai berikut : Tabel 7
Sebaran Frekuensi Variabel Motivasi Belajar (X) No Variat Frekuensi Absolut
Frekuensi relatif (%) Frekuensi Kumulatif (%) 1 98 - 100 3 10,00 100,00 2 94 97
7 23,33 90,00 3 90 93 6 20,00 66,66 4 86 - 89 8 26,66 46,66 5 82 85 3 10,00
20,00 6 78 81 3 10,00 10,00 Jumlah Total 30 100.00 Berdasarkan tabel diatas
dapat dikelompokan menjadi tiga kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah.
Menurut Suharsimi Arikunto ( 1990 ) batas-batas pengelompokan kategori
tersebut adalah : a. Batas antara kelompok rendah dengan kelompok sedang
adalah satu simpang baku dibawah rata-rata ( Mean 1 SD ) b. Batas antara
kelompok sedang dan kelompok tinggi adalah satu simpang baku di atas rata-
rata ( Mean + 1 SD ) c. Kelompok sedang adalah batas antara kelompok rendah
dengan kelompok tinggi ( Mean 1 SD s.d Mean +1 SD ) Berdasarkan perolehan
skor di atas dapat dihitung : a. Mean = ( skor tertinggi + skor terendah ) = (
100 + 78 ) = ( 178) = 89 b. Standar Deviasi /SD = 1/6 ( skor tertinggi - skor
terendah ) = 1/6 ( 100 - 78 ) = 1/6 ( 22) = 3.66 c. Katagori 1). Tinggi = M + 1 SD
sampai skor tertinggi = 89,00 + 3.66 sampai 100 = 92,66 sampai 100 2).
Sedang = M -1 SD sampai M+1SD = 89,00 - 3.66 sampai 89,00 + 3,66 = 84.34
sampai 92,66 3). Tinggi = skor terendah sampai M - 1 SD = 78,00 sampai 84,34
Dari perhitungan di atas dapat dibuat tabel pengelompokan kategori sebagai
berikut : Tabel 8 Pengelompokan kategori No Kategori N Persentase 1. 2. 3. Tinggi
= 92.66 100.00 Sedang = 84,34 92.66 Rendah = 78.00 84.34 13 12 5 43,3
40,0 16,6 Jumlah 30 100 Berdasarkan pengelompokan kategori tersebut , dapat
disimpulkan bahwa motivasi belajar di kelas VII SMP Negeri 3 Limpung
Kabupaten Batang pada semester II Tahun Pelajaran 2010 / 2011 tergolong
tinggi. Dari tabel sebaran frekuensi dapat dibuat grafik histogram sebagai berikut
Gambar 1 Histogram Motivasi belajar 2. Data variabel Prestasi belajar siswa Dari
leger nilai responden penelitian kelas VII semester II tahun Pelajaran 2010/2011
diperoleh data sebagai berikut : Rerata = 81,70 Median = 82,50 Modus =85,00
S.B = 5,85 Min = 69,00 Maks = 92,00 Distribusi frekuensi data prestasi belajar
diolah dengan rumus dari Struges yang dikutip Sugiyono ( 2002,27) sebagai
berikut : K = 1 +3,3 log n, dimana K = jumlah kelas interval, N = jumlah data
observasi dan Log = Logaritma sehingga diperoleh : Jumlah kelas = 1 + 3,3 log n
= 1 + 4,918 = 5,918 dibulatkan 6,00 Range = maksimum minimum = 92 69
= 23 Interval kelas = 23/6 , = 3,8 dibulatkan 4 Dengan demikian deskripsi
persebaran data angket motivasi belajar dapat disampaikan sebaran data
sebagai berikut : Tabel 9 Sebaran Frekuensi Variabel Prestasi Belajar Siswa ( Y)
No Variat Frekuensi Absolut Frekuensi relatif (%) Frekuensi Kumulatif (%) 1 89
92 2 6,66 100,00 2 85 88 11 36,66 93,32 3 81 84 8 26,66 56,66 4 77 80 3
10,00 30,00 5 73 76 3 10,00 20,00 6 69 72 3 10,00 10,00 Jumlah Total 30
100.00 Berdasarkan tabel diatas dapat dikelompokan menjadi tiga kategori yaitu
tinggi, sedang dan rendah. Menurut Suharsimi Arikunto ( 1990 ) batas-batas
pengelompokan kategori tersebut adalah : a. Batas antara kelompok rendah
dengan kelompok sedang adalah satu simpang baku dibawah rata-rata ( Mean 1
SD ) b. Batas antara kelompok sedang dan kelompok tinggi adalah satu simpang
baku di atas rata-rata ( Mean + 1 SD ) c. Kelompok sedang adalah batas antara
kelompok rendah dengan kelompok tinggi ( Mean 1 SD s.d Mean +1 SD ) Berdasarkan
perolehan skor di atas dapat dihitung : a. Mean = ( skor tertinggi + skor terendah ) =
( 92 + 69 ) = ( 178) = 80,5 b. Standar Deviasi /SD = 1/6 ( skor tertinggi - skor
terendah ) = 1/6 ( 92 - 69 ) = 1/6 ( 13) = 2.16 c. Katagori 1). Tinggi = M + 1 SD sampai
skor tertinggi = 80,50 + 2.16 sampai 92 = 82,66 sampai 100 2). Sedang = M -1 SD
sampai M+1SD = 80,50 - 2.16 sampai 80,50 + 2,16 = 78.34 sampai 82,66 3). Tinggi =
skor terendah sampai M - 1 SD = 69,00 sampai 78,34 Dari perhitungan di atas dapat
dibuat tabel pengelompokan kategori sebagai berikut : Tabel 10 Pengelompokan kategori
No Kategori N Persentase 1. 2. 3. Tinggi = 82.66 92.00 Sedang = 78,34 82.66 Rendah
= 69.00 78.34 15 7 8 50,00 23,33 26,66 30 100 Berdasarkan pengelompokan kategori
tersebut , dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar kelas VII SMP Negeri 3 Limpung
Kabupaten Batang pada semester II Tahun Pelajaran 2010 / 2011 tergolong tinggi. Dari
tabel sebaran frekuensi tersebut dapat dibuat grafik histogram sebagai berikut : Gambar
2 Histogram Prestasi Belajar D. Hasil Korelasi Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar.
Untuk mengetahui besarnya korelasi antara variabel motivasi belajar siswa ( X) dengan
variabel prestasi belajar siswa ( Y ) digunakan rumus korelasi product moment dari
Pearson sebagai berikut : r = Ketarangan : rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan
variabel Y X = jumlah total skor X Y = jumlah total skor Y N = jumlah subyek
Berdasarkan hasil perhitungan dengan rumus tersebut diatas seperti pada lampiran 9
( halaman 88 ) diperoleh rxy hitung sebesar 0,667. Koefisien korelasi tersebut
dikonsultasikan dengan tabel r pada taraf signifikasi 5% yaitu sebesar 0,361 Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi antar motivasi belajar dengan
prestasi belajar siswa kelas VII semester II SMP negeri 3 Limpung Tahun Pelajaran
2010/2011 sebab dari perhitungan koefisien rxy hitung sebesar 0,667 lebih besar dari r
tabel sebesar 0,361. E. Uji Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah Ada
hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar
siswa kelas VII SMP Negeri 3 Limpung Kabupaten Batang pada semester II Tahun
pelajaran 2010 / 2011 Hasil penghitungan dengan menggunakan rumus korelasi
product moment akan menghasilkan koefisien korelasi rxy, kemudian koefisien tersebut
diinterpretasikan dan dikonsultasikan dengan tabel korelasi product moment pada taraf
siginikasi 5% dan 1% dengan ketentuan : 1. Jika nilai rxy observasi ( nilai r hitung ) lebih
besar atau sama dengan r tabel berarti hasil penelitian menunjukan hasil yang
siginifikan artinya hipotesis diajukan diterima. 2. Jika nilai rxy observasi ( nilai r hitung )
lebih kecil dari pada r tabel berarti hasil penelitian menunjukan hasil yang non
siginifikan artinya hipotesis yang diajukan ditolak. Berdasarkan hasil perhitungan
dengan rumus product moment diperoleh rxy hitung sebesar 0,667. Koefisien korelasi
tersebut dikonsultasikan dengan tabel r pada taraf signifikasi 5% yaitu sebesar 0,361
Dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini yaitu ada hubungan positif yang
signifikan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa kelas VII SMP
Negeri 3 Limpung Kabupaten Batang pada semester II Tahun pelajaran 2010 / 2011
diterima sebab dari perhitungan koefisien rxy hitung sebesar 0,667 lebih besar dari r
tabel sebesar 0,361. F. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Deskripsi data penelitian pada
variabel X tentang motivasi belajar menunjukan bahwa tingkat motivasi belajar siswa
SMP Negeri 3 Limpung khsusnya kelas VII termasuk dalam kategori tinggi. Data motivasi
belajar siswa menunjukan rerata = 90.13, Median= 90.50, Modus= 94.00, skor terendah
= 78.00 dan skor tertinggi = 100.00. Data tersebut diolah dan dikelompokan dalam tabel
kategori dan masuk dalam kategori tinggi. Data tersebut juga didukung hasil observasi
yang menunjukan bahwa motivasi belajar siswa kelas VII dimana siswa memiliki motivasi
belajar yang tinggi terlihat dari semangat belajar, kekatifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran, dukungan orang tua serta keinginan mereka dalam mencapai cita-cita. 2.
Deskripsi data penelitian pada variabel Y tentang prestasi belajar menunjukan bahwa
tingkat prestasi belajar siswa SMP Negeri 3 Limpung khsusnya kelas VII termasuk dalam
kategori tinggi. Data prsetasi belajar siswa menunjukan rerata = 81,7 Median= 82,5,
Modus= 85.00, skor terendah = 69.00 dan skor tertinggi = 92.00. Data tersebut diolah
dan dikelompokan dalam tabel kategori dan masuk dalam kategori tinggi. 3. Hasil uji
hipotesis menunjukan adanya hubungan yang positif dan siginifikan antara motivasi
belajar dengan prestasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 3 Limpung. Koefisien korelasi
antara kedua variabel menunjukan angka yang signifikan dan positif. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan mencapai
prestasi belajar yang tinggi pula. Sedang siswa yang memiliki motivasi belajar rendah
akan memiliki prestasi beljar yang rendah pula. Motivasi belajar hanyalah merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dengan demikian tidak menutup
kemungkinan faktor lain yang mempengaruhi prestasi beljar siswa yang tidak menjadi
bahasan dalam penelitian ini. Dari hasil penelitian ini berakibat pada adanya upaya
untuk selalu meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga prestasi belajar siswa
menjadi meningkat, BAB V PENUTUP A. Simpulan 1. Deskripsi data penelitian pada
variabel X tentang motivasi belajar menunjukan bahwa tingkat motivasi belajar siswa
kelas VII SMP Negeri 3 Limpung termasuk dalam kategori tinggi yaitu sebesar 43,3%.
Data tersebut juga didukung hasil observasi yang menunjukan bahwa motivasi belajar
siswa kelas VII SMP Negeri 3 Limpung dimana siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi
terlihat dari semangat belajar, kekatifan siswa dalam mengikuti pembelajaran, dukungan
orang tua serta keinginan mereka dalam mencapai cita-cita. 2. Deskripsi data penelitian
pada variabel Y tentang prestasi belajar menunjukan bahwa tingkat prestasi belajar siswa
kelas VII SMP Negeri 3 Limpung termasuk dalam kategori tinggi yaitu 50%. 3. 69 Ada
hubungan yang positif dan siginifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar
siswa kelas VII SMP Negeri 3 Limpung. Koefisien korelasi antara kedua variabel
menunjukan angka yang signifikan dan positif sebab data menunjukan harga rxy hitung
untuk N=30 menunjukan angka 0,667 lebih besar dari harga r tabel pada taraf signifikasi
5% sebesar 0,361. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki
motivasi belajar tinggi akan mencapai prestasi belajar yang tinggi pula. Sedang siswa
yang memiliki motivasi belajar rendah akan memiliki prestasi yang rendah. B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang menyatakan Ada hubungan yang positif dan siginifikan
antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 3 Limpung
Tahun Pelajaran 2010/2011 maka disampaikan saran sebagai berikut : 1. Bagi siswa
Karena dari hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi belajar memiliki hubungan yang
positif terhadap pencapaian prestasi belajar maka disarankan agar siswa selalu
memelihara dan meningkatkan motivasi belajar. Selain itu siswa perlu memelihara dan
meningkatkan faktor-faktor lain yang memepengaruhi prestasi belajar misal minat,
sarana, kondisi fisik dan psikis dan lain-lain. 2. Bagi orang tua Kepada orang tua atau wali
murid disarankan untuk meningkatkan peran serta orang tua dalam pencapaian prestasi
belajar siswa dengan cara memberikan dan memompa semangat belajar siswa,
menyediakan sarana belajar dan lain-lain sehingga motivasi belajar siswa selalu
terpelihara. 3. Bagi guru pembimbing Guru pembimbing diharapkan secara konsisten dan
kontinu untuk selalu memberikan bimbingan kepada siswa sehingga motivasi belajar
siswa selalu terpelihara dan meningkat. Dengan motivasi yang terpelihara dan selalu
meningkat maka prestasi belajar menjadi meningkat pula 4. Bagi peneliti selanjutnya
Perlu adanya penelitian yang lebih mendalam dan komprehensif tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar sehingga hasilnya lebih baik dan mendalam.
DAFTAR PUSTAKA Abu Muhamad, Prestasi belajar , Artikel 29 Mei 2008 Ahmad Sugandi,
2004, Teori Pembelajaran, Semarang: UPT MKK UNNES Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1995,Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakara,Balai Pustaka. Depdikbud,
Metodologi Pembelajaran Bahan sajian Untuk Penataran Intruktur, Malang: PPPG IPS,1997
Dimyati dan Mudjiono,1999, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta:Rineka Cipta M.Sobry
Sutikno dan Pupuh Fathurahman,2007, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman
Konsep Umum dan Konsep Islami, Jakarta: PT. Refika Aditama Ditjen Dikdasmen 2003,
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional,Jakarta : Bagian Proyek Penilaian Hasil
Belajar Tahap Akhir Nasional http:/sunartotombs.wordpress.com, Pengertian motivasi
belajar.2010 Ngalim Purwanto, 1996, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Remaja
Rosdakarya. Oemar Hamalik,1996, Psikologi Belajar Mengajar, Bandung : Sinar Baru
Algesindo. Ridwan, Belajar,Minat,Motivasi dan Prestasi belajar , Artikel 3 Mei 2008
Sardiman, AM, 1996, Interaksi dan Motivasi Belajar mengajar, Jakarta: Grafindo Persada.
Slameto, 1995 Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.
Sugiyono,2002,Statistik Untuk Penelitian,Bandung: Alfabeta Suharsimi Arikunto, 1998
Prosedur Penilaian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta. Sumadi
Suryabrata,1993, Psikologi Pendidikan , Jakarta, Grafindo Persada. Sutrisno Hadi,
1996,Statistik Jilid I,Yogjakarta : YP Fakultas Psikologi UGM Thursan Hakim, 2005, Belajar
Secara Efektif, Jakarta: Puspa Swara Slameto,2003, Belajar dan Faktor-faktor Yang
Mempengaruhinya, Jakarta : Rineka Cipta Tim MKDK IKIP Semarang,1996, Belajar dan
Pembelajaran ,Semarang :IKIP Press. Tim Penulis Buku Psikologi Pendidikan ,1991,
Psikologi Pendidikan, Yogyakarta:FIP-IKIP Yogyakarta Udin S Winataputra , 2008, Teori
Belajar dan Pembelajaran ,Jakarta: UT Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003, 2004,
Semarang : Aneka Ilmu,

Cheap Offers: http://bit.ly/gadgets_cheap

Anda mungkin juga menyukai