3. METODE PENELITIAN
petri, nampan (baki), marker, lup, kertas label, mikroskop majemuk, dan formalin 4
% (Lampiran 2). Pengambilan makrozoobenthos dilakukan dengan menggunakan
surber dengan ukuran 30 X 30 cm2. Surber diletakkan dengan bukaan jaring
menghadap arah arus yang datang ( Lampiran 3). Bagian surber yang berupa bingkai
diletakkan di dasar perairan di muka bukaan jaringan. Substrat dalam bingkai
diganggu kurang lebih selama 1 menit sehingga biota yang bersembunyi di
sekitarnya akan hanyut ke arah jaring. Kemudian surber diangkat, makrozoobenthos
yang tersangkut di dalam jaring surber diletakkan ke baki kemudian dipisahkan
antara serasah dengan makrozoobenthos. Sampel makrozoobenthos dimasukkan
dalam wadah sampel dan diberi formalin serta diberi label untuk membedakan tiap
stasiun dan ulangan. Sampel dipisahkan (disortir) kembali dari serasah dan bahan
lainnya di Laboratorium Biomikro Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor, setelah itu diidentifikasi dengan menggunakan mikroskop
majemuk. Identifikasi menggunakan buku identifikasi Pennak (1953) dan Needham
J & Needham R (1963)
Tabel 3. Metode dan alat yang digunakan pada pengukuran parameter fisika-kimia
perairan
Parameter Unit Alat/metode Keterangan
FISIKA
o
1. Suhu C Termometer / pemuaian In-situ
2. Kekeruhan NTU Turbidity-meter / refraksi cahaya In-situ
Botol plastik berisi ¾ air , tali,
3. Kecepatan arus cm/detik In-situ
stopwatch / visual
4. Kedalaman m Papan berskala / visual In-situ
13
Dari perbandingan tersebut maka akan didapat suatu nilai yang besarnya
antara 0 dan 1. Semakin kecil nilai E akan semakin kecil pula keseragaman populasi
spesies. Semakin besar nilai E, menunjukkan keseragaman populasi yaitu bila
jumlah individu setiap spesies dapat dikatakan sama atau tidak jauh beda (Krebs
1972).
Tabel 4. Niai OQR (Overall Quality Rating) indeks kualitas Lincoln dan
interpretasinya (Mason 1991)
Nilai OQR Indeks Interpretasi
6+ A++ Kualitas excellent
5.5 A+ Kualitas excellent
5 A Kualitas excellent
4.5 B Kualitas baik
4 C Kualitas baik
3.5 D Kualitas sedang
3 E Kualitas sedang
2.5 F Kualitas rendah
2 G Kualitas rendah
1.5 H Kualitas sangat rendah
1 I Kualitas sangat rendah
Tabel 5. Penggolongan kriteria kualitas air oleh Hilsenhoff (1988) in Hauer &
Lamberti (2007)
Indeks Kualitas air
0.00-3.75 Excellent
3.76-4.25 Sangat baik
4.26-5.00 Baik
5.01-5.75 Sedang
5.76-6.50 Agak buruk
6.51-7.25 Buruk
7.26-10.00 Sangat buruk
16
7
6
Kuadran 3 Kuadran 1
Nilai SIGNAL 2
5
4
3
2 Kuadran 4 Kuadran 2
1
0
0 5 10 15 20 25
Jumlah Famili
bahan organik, nutrien, dan salinitas. Apabila nilai SIGNAL 2 masih tinggi
menunjukkan bahwa kondisi tercemar sedang.
Kuadran 4 (sebelah kiri bawah) menunjukkan nilai SIGNAL 2 yang rendah
dan juga jumlah famili makroinvertebrata yang rendah. Perairan yang berada pada
kuadran 4 diindikasikan telah tercemar berat, karena tingginya pengaruh aktifitas
manusia.
Tabel 7. Ketentuan nilai indeks EPT dan kriteria kualitas air untuk sungai di
gunung (Modifikasi NCDEHNR 1997)
Excellent Good Good-fair Fair Poor
EPT >35 28 - 35 19 - 27 11 – 18 0 -10
( ⁄ ) ( ⁄ )
√
Indeks storet merupakan suatu metode penentuan status mutu air, dengan
membandingkan antara data kualitas air dengan baku mutu air yang disesuaikan
dengan peruntukannya. Langkah penentuan status mutu air dengan indeks storet
yaitu :
1. Data kualitas air hasil pengukuran tiap parameter dibandingkan dengan
nilai baku mutu yang sesuai dengan kelas air.
2. Apabila nilai hasil pengukuran memenuhi nilai baku mutu (nilai hasil
pengukuran ≤ baku mutu), maka diberi skor nol (0)
3. Apabila nilai hasil pengukuran tidak memenuhi nilai baku mutu (nilai hasil
pengukuran > baku mutu), maka diberi skor berdasarkan Tabel 8.
Tabel 8. Penentuan skor untuk nilai parameter kualitas air yang melebihi baku mutu
Jumlah Parameter
Nilai
contoh Fisika Kimia Biologi
Maksimum -1 -2 -3
<10 Minimum -1 -2 -3
Rata – rata -3 -6 -9
Maksimum -2 -4 -6
≥10 Minimum -2 -4 -6
Rata – rata -6 -12 -18
Sumber : Canter (1977) in Kepmen LH No.115 tahun 2003.
∑| |
( )
∑( )
| |
∑( )
22
Pada penelitian ini terdapat enam parameter fisika kimia perairan yang
dianalisis datanya dengan menggunakan indeks Canberra, yaitu suhu, TSS, pH, DO,
BOD, dan COD. Hasil perhitungan dalam bentuk persentase tingkat kesamaan
antara stasiun pengamatan berdasarkan parameter fisika kimia perairan tersebut.
Analisis data menggunakan software xlstat.