Anda di halaman 1dari 15

Nilai :

PAPER
TEKNIK PASCA PANEN
(Macam-Macam Destilasi)

Oleh :

Nama : Sutanto F. Sarumaha


NPM : 240110157001
Hari, TanggalPraktikum : Rabu, 21 April 2017
Waktu : 10.00-12.00 WIB
Co. Ass : Adryani Tresna W
Eki Dwiyan Saputra
Mizanul Hakam
Umaya Nur Uswah

LABORATORIUM PASCAPANEN DAN TEKNOLOGI PROSES


TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017
JENIS-JENIS DESTILASI

A. Destilasi Sederhana
1. Pengertian
Teknik pemisahan kimia untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang
memiliki perbedaan titik didih yang jauh.
2. Contohnya yaitu pada pemisahan air-alkohol
Alat destilasi atau yang disebut destilator

Thermometer, Labu didih, Steel head, Pemanas, Kondensor, dan Labu Penampung
Destilat
1. Thermometer Biasanya digunakan untuk mengukur suhu uap zat cair yang
didestilasi selama proses destilasi berlangsung.
2. Steel head berfungsi sebagai penyalur uap atau gas yang akan masuk ke
alat pendingin ( kondensor ) dan biasanya labu destilasi dengan leher yang
berfungsi sebagai steel head.
3. Pendingin yang digunakan biasanya adalah air yang dialirkan dari dasar
pipa, tujuannya adalah agar bagian dari dalam pipa lebih lama mengalami
kontak dengan air sehingga pendinginan lebih sempurna dan hasil yang
diperoleh lebih sempurna
3. Kelebihan
1. Dapat memisahkan zat dengan perbedaan titik didih yang tinggi.
2. Produk yang dihasilkan benar-benar murni.
4. Kekurangan
1. Hanya dapat memisahkan zat yang memiliki perbedaan titik didih yang
besar.
2. Biaya penggunaan alat ini relatif mahal.
B. Destilasi Vakum
1. Pengertian
Destilasi adalah cara pemisahan zat cair dari campurannya berdasarkan
perbedaan titik didih atau berdasarkan kemapuan zat untuk menguap. Destilasi
vakum adalah proses destilasi tekanan dibawah 1 atm tekanan operasinya 0,4 atm
(300 mmHg absolut) Fungsinya yaitu menurunkan titik didih pada minyak berat
atau long residu sehingga menghasilkan produk produknya.
2. Prinsip
a. Hukum fisika yaitu zat cair akan mendidih dibawah titik didih normalnya
b. Memperkecil permukaan alat jet ejector dan barometric condensor
c. Tidak jauh dari proses destilasi atmosferik. Proses berlangsung dibawah
kondisi normal 30 35 mmHg untuk menurunkan titik didihnya
3. Produk Yang dihasilkan
1. Produk Hight Vacum Gas Oil (HVGO)
2. Produk Light Vacum Sloop (LVS)
3. Produk Light Vacum Gas Oil (LVGO)
4. Produk Parafine Oil Distillate (POD)
5. Produk bottom kolom HVU berupa Short Residue
4. Alat yang digunakan pada proses Destilasi
Enjector
Kondensor
Coloum Vacum
5. Proses Destilasi Vakum
Long Residue hasil dari proses distilasi atmosfer dipanaskan pada preheater
dan dapur sampai temperatur 345 OC, kemudian dimasukkan dalam kolom
distilasi vacum yang tekanannya 13 mmH2O.
Dalam kolom ini terdapat tray-tray seperti halnya di kolom distilasi
atmosferik. Untuk memperluas kontak uap dan cairan biasanya kolomnya dibuat
lebih lebar. Untuk mendapatkan tekanan dibawah atmosfer digunakan peralatan
yang disebut ejector dan kondensor.

Gambar Aplikasi destilasi vakum


6. Skala Lab
1. Ketika cairan untuk disuling memiliki titik didih atmosfer tinggi atau
perubahan kimia pada suhu mendekati titik didih atmosfer mereka. Suhu
bahan sensitif juga memerlukan distilasi vakum untuk menghapus pelarut
dari campuran tanpa merusak produk.
2. Dibandingkan dengan penyulingan uap, ada tingkat yang lebih rendah
residu membangun. Hal ini penting dalam aplikasi komersial
7. Skala Industri
1. Vakum skala industri penyulingan memiliki beberapa keunggulan. Tutup
mendidih campuran mungkin memerlukan banyak tahap kesetimbangan
untuk memisahkan komponen-komponen. Satu alat untuk mengurangi
jumlah tahapan yang diperlukan adalah dengan memanfaatkan
penyulingan vakum.
2. Vacuum kolom distilasi biasanya digunakan dalam penyulingan minyak
telah diameter berkisar sampai sekitar 14 meter (46 kaki), tinggi badan berkisar
sampai sekitar 50 meter (164 kaki), dan harga berkisar sampai sekitar 25.400
meter kubik per hari (160.000 barel per hari).

C. Destilasi Fraksionisasi
1. Pengertian
Destilasi adalah metode pemisahan zat-zat cair dari campurannya berdasarkan
perbedaa titik didih. Pada proses destilasi sederhana, suatu campuran dapat
dipisahkan bila zat-zat penyusunnya mempunyai perbedaan titik didih cukup
tinggi.
Dasar dari pemisahan dengan destilasi adalah jika suatu campuran komponen
diuapkan maka komposisi pada fase uap akan berbeda dengan fase cairnya. Untuk
komponen yang memiliki titik didih lebih rendah maka akan didapatkan
komposisi yang cenderung lebih besar pada fase uapnya, uap ini akan diembunkan
dan dididihkan kembali secara bertingkat-tingkat maka akan diperoleh komposisi
yang semakin murni pada salah satu komponen.
Sama prinsipnya dengan destilasi sederhana, hanya destilasi bertingkat ini
memiliki rangkaian alat kondensor yang lebih baik, sehingga mampu memisahkan
dua komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang berdekatan. Untuk
memisahkan dua jenis cairan yang sama mudah menguap dapat dilakukan dengan
destilasi bertingkat. Destilasi bertingkat adalah suatu proses destilasi berulang.
Proses berulang ini terjadi pada kolom fraksional. Kolom fraksional terdiri atas
beberapa plat dimana pada setiap plat terjadi pengembunan. Uap yang naik plat
yang lebih tinggi lebih banyak mengandung cairan yang lebih atsiri (mudah
menguap) sedangkan cairan yang yang kurang atsiri lebih banyak kondensat.

2. Karakteristik Bahan Olahan


Karakteristik bahan pada destilasi fraksinasi adalah cairan yang mempunyai
perbedaan titik didih yang tidak terlalu jauh yaitu sekitar 30 oC atau lebih. Aplikasi
dari distilasi jenis ini digunakan pada industri minyak mentah, untuk memisahkan
komponen-komponen dalam minyak mentah.
3. Mekanisme Pemisahan
Destilasi terfraksi ini berbeda dengan destilasi biasa, karena terdapat suatu kolom
fraksionasi dimana terjadi suatu proses refluks. Proses refluks pada destilasi ini
dilakukan agar pemisahan campuran dapat terjadi dengan baik. Kolom fraksionasi
berfungsi agar kontak antara cairan dengan uap terjadi lebih lama. Sehingga
komponen yang lebih ringan dengan titik didih yang lebih rendah akan terus
menguap dam masuk kondensor. Sedangkan komponen yang lebih besar akan
kembali kedalam labu destilasi.

4. Destilasi Fraksinasi Pada Minyak Bumi


Mula-mula minyak bumi disestilasi di bawah tekanan atmosfer dan kemudian
pada kondisi vakum. Pada saat menggunakan tekanan atmosfer, minyak bumi
dipanaskan pada suhu tidak lebih dari 350oC karena suhu yang lebih tinggi akan
menyebabkan pemecahan (cracking) atau dekomposisi hidrokarbon. Hal ini harus
dihindari karena hidrokarbon jenuh yang terbentuk akan menurun kualitasnya.
Destilasi pada tekanan atmosfer akan menghasilkan fraksi dengan titik didih
sekitar 30o hingga 350o-360oC. Fraksi ini terdiri dari senyawa yang berguna bagi
manusia, yaitu bensin, minyak tanah, minyak diesel (solar), dan bahan bakar jet
(aftur). Selain itu juga menghasilkan bahan baku sintesis petrokimia seperti
benzene, etilbenzena, bilena, etilena, propilena, dan butadiene.

Skema Sistem Fraksinasi Minyak Bumi.


Keterangan :
1 = kolom fraksinasi atmosferik
2 = tungku untuk pemanasan minyak bumi dan mazut
3 = kolom fraksinasi atmosferik
4 = kolom fraksinasi vakum
5 = kondenser pendingin
6 = penukar panas
I = minyak bumi
II = bensin ringan
III = bensin atas
IV = bensin berat
V = minyak tanah
VI = uap air
VII = mazut
VIII = dekomposisi gas dan uap air
IX = fraksi oli
X = residu aspal

D. Destilasi UAP
1. Pengertian Destilasi
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia
berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan.
Destilasi uap adalah Merupakan destilasi campuran air dengan senyawa yang
tidak larut dalam air, dengan cara mengalirkan uap air ke dalam campuran
sehingga bagian yang dapat menguap berubah menjadi uap pada temperatur yang
lebih rendah dari pada dengan pemanasan langsung.
2. Prinsip Dasar
Prinsip dasar Destilasi uap adalah mendistilasi campuran senyawa di bawah
titik didih dari masing-masing senyawa campurannya.
3. Aplikasi
Mengekstrak beberapa produk alam seperti minyak eucalyptus dari
eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak
parfum dari tumbuhan.
4. Prosedur
1. Menyusun alat-alat
2. Menggunakan labu dasar dan labu dasar bulat
3. Menutup alat dengan erat
4. Memasukan zat sampel
5. Memanaskan labu pembakit uap
6. Menghentikan destilasi
7. Memasukan destilat ke corong pemisah

5. Kelebihan
1. Dapat menguapkan senyawa 100 C dalam tekanan atmosfir dengan uap.
2. Dapat menguapkan senyawa 100 C dalam tekanan atmosfir dengan uap.
3. Dapat menguapkan senyawa 100 C dalam tekanan atmosfir dengan uap.
6. Kekurangan
Destilasi uap adalah metode untuk menyaring senyawa yang sensitif terhadap
panas. Proses ini melibatkan penggunaan uap menggelegak melalui dipanaskan
campuran bahan baku.

E. Destilasi Azaestrop

Merupakan teknik pemisahan dari campuran azeotrop ( yang terdiri dari


Alkohol yang berkadar 96%, dimana sekitar 4%-nya adalah air membentuk suatu
kondisi/campuran ). Campuran tersebut saling terikat dan sulit untuk dipisahkan
dan salah satu cara untuk memisahkan 2 komponen tersebut yaitu dengan cara
penambahan komponen lain untuk menghasilkan azeotrop heterogen yang dapat
mendidih pada suhu lebih rendah, misalnya dengan penambahan benzene bisa
juga dengan garam, kedalam campuran air dan alcohol. Benzena berfungsi untuk
memisahkan ikatan antara metanol dan air, sehingga ketika dipanaskan maka
methanol akan menguap terlebih dahulu, hal ini dikarenakan methanol memiliki
titik didih yang rendah, sedangkan benzene dan air memiliki titik didih yang
berdekatan dengan menggunakan destilasi bertingkat methanol, air dan benzene
dapat dipisahkan secara sempurna. Hal ini disebabkan bentuk fisik kolom
fraksional yangmampu menampung senyawa-senyawa yang mengalami
penguapan dan pencairan dengan baik, sehingga ketika etanol menguap dan siap
untuk dikondensasi, baik benzena maupun air dapat lebih dahulu dicairkan oleh
kolom fraksional dan ditampung dengan baik di kolom ini, sehingga etanol yang
didapat akan murni.

Azaetrop adalah campuran dari 2 atau lebih komponen yang saling terikat
sangat kuat dan sulit untuk dipisahkan dengan destilasi biasa, disamping itu
campuran komponen tersebut memiliki titik didih yang konstan atau sama,
sehingga Ketika campuran azeotrop dididihkan, maka fasa uap yang dihasilkan
memiliki titik didih yang sama dengan fasa cairnya. Campuran azeotrop ini sering
disebut sebagai constant boiling mixture karena komposisinya yang senantiasa
tetap jika campuran tersebut dididihkan, maka dari itu campuran azeotrop ini sulit
untuk dipisahkan dengan metode destilasi biasa, sehingga hasil dari destilasi yang
didapatkan yaitu ethanol dengan campuran sedikit air, jadi ethanolnya yang
dihasilkan tidak murni.

Gambar 1. Kurva Azeostrop

Titik A pada pada kurva merupakan boiling point campuran pada kondisi
sebelum mencapai azeotrop. Campuran kemudian dididihkan dan uapnya
dipisahkan dari sistem kesetimbangan uap cair (titik B). Uap ini kemudian
didinginkan dan terkondensasi (titik C). Kondensat kemudian dididihkan,
didinginkan, dan seterusnya hingga mencapai titik azeotrop. Pada titik azeotrop,
proses tidak dapat diteruskan karena komposisi campuran akan selalu tetap. Pada
gambar di atas, titik azeotrop digambarkan sebagai pertemuan antara kurva
saturated vapor dan saturated liquid. (ditandai dengan garis vertikal putus-putus).
Salah satu Contoh Azeotrop yaitu terdiri dari Alkohol yang berkadar 96%,
dimana sekitar 4%-nya adalah air membentuk suatu kondisi/campuran yang
disebut azeotrope. Pada tahap ini molekul alcohol dan air saling terikat dengan
erat dan tidak bisa dipisahkan dengan destilasi biasa. Karena itu untuk
meningkatkan dari kadar 96% menjadi 99,5% dibutuhkan bantuan zeolit
/molecular sieve /karbon aktif. Bahan-bahan tersebut mempunyai molekul dengan
rongga yang sangat kecil dan sangat banyak sehingga dapat menyerap molekul air
yang lebih kecil daripada molekul alcohol. Sehingga hasil yang didapatkan
nantinya adalah ethanol murni.
DAFTAR PUSTAKA

Agus Mauludi 2013. Destilasi Azaetrop.Scribt terdapat di https://id.scribd.


com/document/339758448/Destilasi-Azeotrop-pdf. (diakses pada tanggal 14 mei
2017)

AristaniaNilaW 2014. DESTILASI UAP 6A.pdf terdapat di https://id. scribd.


com/ doc/199113398/DESTILASI-UAP-6A-pdf. (diakses pada tanggal 14 mei
2017)

Hilda 2014. Destilasi Fraksionisasi.Scribt terdapat di https://id.scribd.


com/doc/134870037/destilasi-fraksionasi. (diakses pada tanggal 14 mei 2017)

Linda 2013. Destilasi Sederhana.DocSlide terdapat di https://www.


slideshare.net/wd_amaliah/laporan-destilasi-sederhana. (diakses pada tanggal 14
mei 2017)

Sonia 2015. Destilasi Vakum.Scribt terdapat di https://id.scribd.com/


doc/152172315/DESTILASI-VAKUM. (diakses pada tanggal 14 mei 2017)
4. Steam Economy
m. v 0,87565 kg/s
= m.s = 0,653 kg/s = 0, 87565 kg.uap.air/kg.uap

*) Hv1 (pada T1)


62,260 Hv 12690,6
Hv1 = 6560 = 2618,22609,6
Hv1 = 2613,384 kj/kg

(mf x hf) + (ms x Hvs) = (mv x Hv1) + (mp x Hp) + (ms x Hcs)
(0,5718 x 168,87) + (ms x 2725, 94) = (0,5718 x 2613, 384) + (0,0982 x 153,06)
+ (ms x 563, 394)
(2752,95 563,394) ms = (1494, 333 + 14,048 -96,56)
ms = 1411,818/2162,546 = 0,653 kg/s

5. UA (Ts T1) = ms (Hvs Hcs)


943 W/m2 0C A (143-62,2) 0C = 0,653 kg/s (2725,94-563,94) kj/kg
67707,4 AW/m2 = 1412,142538 kj/s x 1000 J/k
67707,4 A J/s /m2 = 1412142,538 j/s
A = 20,85654652 m2

Anda mungkin juga menyukai