Proposal Penelitian
seminar biologi
Disusun Oleh :
(140384205038)
TANJUNGPINANG
2017
2
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah Swt. yang telah
Atas segala bantuan yang diberikan, penulis mengucapkan terima kasih kepada
Ibu Nur Eka Kusuma Hindrati, M.Pd. selaku dosen pembimbing, orangtua
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan dan
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan adanya
kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan proposal ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat untuk
pembaca.
Penulis,
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah...........................................................................................4
1.3 Pembatasan Masalah..........................................................................................4
1.4 Rumusan Masalah..............................................................................................5
1.5 Tujuan Penelitian................................................................................................5
1.6 Spesifikasi Prodak yang Dikembangkan...........................................................5
1.7 Manfaat Penelitian..............................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................................7
2.1 Modul Pembelajaran Biologi Berbasis Etnosains...............................................7
2.2 Hutan Mangrove Di Bintan..............................................................................14
2.3 Masyarakat Pesisir............................................................................................18
2.4 Materi Ekosistem Hutan Mangrove..................................................................19
2.5 Kerangka Berpikir..................................................................................................21
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................................22
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian...........................................................................22
3.2 Jenis Penelitian................................................................................................22
3.3 Prosedur Penelitian...........................................................................................26
3.4 Subjek Penelitian..............................................................................................28
3.5 Instrumen Penelitian.........................................................................................28
3.6 Variabel Penelitian............................................................................................30
3.7 Teknik Pengumpulan Data................................................................................30
3.8 Teknik Analisis Data.........................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................41
LAMPIRAN.....................................................................................................................43
4
BAB I
PENDAHULUAN
dan memiliki wilayah laut lebih besar dibandingkan daratan. Kepulauan Riau
memiliki jumlah pulau sekitar 1796 dengan luas wilayah sebesar 252.601 km2,
dimana sekitar 96% nya merupakan lautan dan hanya sekitar 4% merupakan
wilayah darat. Beberapa pulau di kepulauan Riau yang memiliki potensi salah
geografis pulau Bintan dikelilingi oleh perairan yang membentuk suatu daerah
yang terdiri dari daerah estuari, sungai dan pantai. Keadaan geografis wilayah
yang terdiri dari daerah perairan inilah yang menyebabkan terbentuknya berbagai
daerah pemecah gelombang, penahan abrasi pantai, penyerab limbah serta yang
fungsi ekologi hutan mangrove memiliki fungsi ekonomis bagi masyarakat sekitar
diantaranya sebagai bahan pembuatan kayu bakar, bahan pembuatan rumah, bahan
karena hutan mangrove sangat berperan sebagai wilayah sumber mata pencarian
seperti nelayan yang memanfaatkan sebagai tempat yang cocok untuk mencari
ikan, tempat budidaya ikan dan lain-lain. Kesadaran akan pentingnya hutan
yang strategis dan tepat. Namun hal ini tidak selalu dipahami oleh masyarakat lain
pada faktanya masih ada masyarakat di daerah yang jauh dari laut khusunya
pelajar yang tinggalnya jauh dari laut belum mengerti akan pentingnya hutan
Sumber belajar biologi adalah segala sesuatu baik benda maupun gejalanya
Peristiwa tersebut terjadi karena tuntutan kebutuhan siswa yang sejalan dengan
2
Seiring dengan perkembangan zaman maka perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi semakin cepat dan berpengaruh terhadap segala aspek
kehidupan manusia. Pengaruh ini berdampak pada inovasi, kreasi dan variasi jenis
media sebagai sumber belajar yang menunjang penerapan strategi dan metode
etnosains. Salah satu materi biologi yang dapat diterapkan dengan berbasis
etnosains adalah materi ekosistem, karena materi tersebut sangat berkaitan antara
Materi ekosistem disekoalah cenderung diajarkan sesuai apa yang ada dibuku dan
yang umumnya digunakan hanyalah berupa buku-buku cetak dan bukan berbasis
permasalahan diatas yaitu media dalam bentuk modul yang berbasis etnosains.
Modul merupakan bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa
yang mudah dipahami oleh siswa, sesuai usia dan tingkat pengetahuan mereka
agar mereka dapat belajar secara mandiri dengan bimbingan minimal dari
pendidik.
Etnosains merupakan salah satu pendekatan pembelajaran kontekstual yang
pada dasarnya membahas penerapan sains dan budaya dalam konteks kehidupan
kebudayaan.
menarik dan perlu untuk dikembangkan saat ini. Oleh karena itu, peneliti akan
adalah siswa membutuhkan bahan ajar biologi yang mampu merangsang minat
untuk belajar bukan hanya di kelas tetapi juga dikehidupan sehari-hari. Modul
Modul yang dihasikan merupakan modul biologi yang berbasis etnosains, dimana
materi yang ada di dalam modul merupakan hasil penelitian di sekitar masyarakat.
4
Produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini berupa modul biologi
materi ekosistem hutan mangrove di daerah pesisir Bintan. Bahan ajar berupa
modul dinilai dari segi kualitasnya dengan sistem penilaian skala kecil oleh guru
biologi. Selanjutnya modul di uji cobakan secara terbatas kepada siswa SMA/MA
kelas X.
ekosistem hutan mangrove sebagai bahan ajar alternatife yang layak, efektif, dan
biologi berbasis etnosains masyarakat pesisir Bintan pada materi ekosistem hutan
SMA/MA kelas x.
2. Modul dapat digunakan sebagai bahan ajar.
3. Modul berbentuk media cetak.
1.7 Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini merupakan sarana belajar dan latihan dalam
siswa tentang materi ekosistem serta dapat memotivasi siswa untuk belajar
pembelajaran biologi.
5. Bagi pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan mampu dipergunakan sebaga sarana
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a Hakikat Modul
6
Modul adalah seperangkat bahan ajar yang disajikan secara sistematis
sehingga penggunaanya dapat belajar dengan atau tanpa seorang fasilitator atau
guru Depdiknas (2008: 20). Modul disebut juga sebagai bahan ajar untuk belajar
pengajar juga dapat dilakukan di rumah tanpa kehadiran pengajar secara langsung
Modul bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang
mudah dipahami oleh siswa, sesuai usia dan tingkat pengetahuan mereka agar
mereka dapat belajar secara mandiri dengan bimbingan minimal dari pendidik
agar siswa dapat belajar mandiri tanpa atau dengan minimal dari guru. Di dalam
menyatakan bahwa modul adalah bagian kesatuan belajar yang terencana yang
belajarnya. Siswa yang memiliki kecepatan tinggi dalam belajar akan lebih cepat
menguasai materi. Sementara itu, siswa yang memiliki kecepatan rendah dalam
sampai paham.
tujuan belajarnya, dan paket program yang disusun dan didesain sedemikian rupa
untuk kepentingan belajar siswa. Jadi dapat disimpulkan bahwa modul merupakan
paket program yang disusun dan didesain sedemikian rupa sebagai bahan belajar
mandiri untuk membantu siswa menguasai tujuan belajarnya. Oleh karena itu,
b Karakteristik modul
Kejuruan (2008: 4-7), modul yang akan dikembangkan harus memperhatikan lima
karaktersistik sebuah modul yaitu self instruction, self contained, stand alone,
tergantung pada pihak lain. Self Intruction dapat terpenuhi jika modul
8
3 Stand Alone, modul yang dikembangkan tidak tergantung pada bahan ajar
lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain.
Siswa tidak perlu bahan ajar lain untuk mempelajari atau mengerjakan
Munadi (2013), ada beberapa perbedaan antara buku teks dengan modul, yaitu :
Mandiri
2. Bukan merupakan bahan Program pembelajaran yang utuh dan
Searah
5. Menekankan fungsi penyajian Dapat menggantikan beberapa peran
materi/informasi Pengajar
Cakupan bahasan terukur dan terfokus
6. Cakupan materi lebih /umum
7. Pembaca cendeung pasif Mementingkan aktivitas belajar pemakai
sehingga peneliti merasa perlu menambah satu komponen evaluasi lagi berupa
konsep dari berbagai mata pelajaran, fleksibel, pembelajaran sesuai dengan minat
etnosains berasal dari kata Yunani ethnos yang berarti bangsa, dan
10
Latin scientiaartinya ilmu. Jadi, secara etimologis etnosains berarti ilmu
konteks kajian lintas budaya, etnosains merupakan ilmu yang mempelajari atau
etnosains merupakan salah satu bentuk etnografi baru (the new ethnography).
Melalui etnosains, sebenarnya peneliti budaya di luar Barat justru akan mampu
membangun teori yanggrass root dan tidak harus mengadopsi teori budaya Barat
atau folk. Pangkal kajian selalu berpusat pada pemilik budaya. Dengan demikian,
budaya, tanpa campur tangan peneliti yang berarti. Peneliti tidak bermaksud
menilai atau mengeklaim apakah pandangan mereka benar atau keliru, tepat atau
tidak tepat, dan seterusnya. Tugas peneliti lebih mengarah pada upaya
penelitian.
Pengumpulan data dalam etnosains tidak berbeda dengan penelitian
a. Pendekatan Prosesual
proses, harus ada suatu peristiwa-periatiwa yang saling terkait satu sama lain
ini kita dapat menjabarkan, bahwasannya ragkain peristiwa yang dapat diamati
b. Pendekatan Ekologi
12
Bibit pendekatan ini telah ditanamkan sejak 1930 0leh Julian H. Steward
dalam esai yang berjudul The Economics and Sosial Basis of Primitive Bonds,
dalam esai inilah Steward pertama kali menyatakan tentang interaksi budaya dan
(1994) yang mengatakan titik perhatian dari perspektif ini adalah analisis struktur
berfungsi sebagai proses adaptasi terhadap lingkungannya dan tunduk pada suatu
sistem seleksi. Sebagai contoh bentuk adaptasi masyarakat dan lingkungan adalah
Kepulauan Riau. Pulau Bintan terdiri dari dua wilayah administratif yaitu Kota
Tanjung Pinang dan Kabupaten Bintan. Kawasan hutan yang terdapat di Pulau
Bintan pada awalnya terdiri dari hutan lindung, hutan produksi terbatas, hutan
Riau tahun 2002 luas total hutan mangrove 32.700 ha. Dari jumlah tersebut Pulau
Bintan memiliki hutan mangrove seluas 16.998 ha atau 52% dari total luas hutan
kecamatan yaitu kecamatan Bintan Timur dan Kecamatan Bintan Utara yang
14
Kondisi vegetasi mangrove di Pulau Bintan dapat dibagi dalam dua karakter
berbatasan langsung dengan laut, dan mangrove air payau di daerah muara sungai.
Formasi vegetasi mangrove di Pulau Bintan dari laut ke darat terdiri atas
daerah depan diselingi oleh beberapa jenis Sonneratia. Kondisi tanah berpasir di
daerah pantai merupakan faktor penyebab terjadinya kombinasi dua jenis vegetasi
tersebut. Sementara itu, di daerah muara sungai memiliki keadaan tanah yang
sedikit pasir dan bibir pantai yang relatif lebih curam. Formasi vegetasi dari
sungai ke arah darat sama dengan daerah pantai, tetapi di daerah muara sungai
berbagai biota.
Fungsi ekonomis, meliputi: sebagai sumber bahan bakar (kayu bakar dan
atas juga memiliki manfaat ekonomi yang cukup besar. Ekosistem hutan
Ghufran:2012).
dapur arang telah lama berkembang dan diusahakan oleh masyarakat dan terus
meningkat. Luas yang terbatas dengan target produksi yang tinggi akan
menyebabkan laju kerusakan mangrove yang cepat. Industri arang ini mempunyai
nilai strategis yang cukup tinggi. Jika dapat dikelola secara berkelanjutan maka
16
panglong arang merupakan industri ramah lingkungan yang patut dijaga dan
tambak sudah mulai dilakukan. Hal ini terlihat di kawasan Sungai Tiram, desa
fungsi kawasan mangrove menjadi kawasan perkebunan (pisang dan nanas) dapat
proses tailing. Akibat pencemaran tersebut, hutan mangrove yang berada di sekitar
lokasi tailing menjadi layu, kering dan kemudian mati. Hal ini seperti yang terjadi
a. Kawasan pesisir
saat ini masih belum ada definisi tentang wilayah pesisir yang baku. Namun
wilayah peralihan daratan dan lautan. Apa bila ditinjau dari garis pantai
yaitu batas yang sejajar dengan garis pantai (Long Shore) dan batas yang tegak
tergenang air maupun yang tidak tergenang air yang masih terpengaruhi oleh
proses-proses laut seperti pasang surut, angin laut, dan intrusi garam. Sementara
batas kearah lautan adalah daerah yang terpengaruhi oleh proses-proses alami di
daratan seperti sendimentasi dan mengalirnya air tawar kelaut serta daerah-daerah
maupun di laut serta saling berinteraksi. Selain mempunyai potensi besar wilayah
Kawasan pesisir tidak hanya meliputi satu jenis aktivitas saja tetapi banyak
18
ini. Menurut Bengen (2002) Secara umum kondisi aktivitas masyarakat pesisir
masyarakat terhadap kondisi lingkungan dan sumber daya alam yang ada di
Kegiatan perikanan yang memanfaatkan lahan darat, lahan air, dan laut
terbuka.
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. Kompetensi dasar yang
mangrove.
mengatasinya.
20
2.5 Kerangka Berpikir
Potensi dan masalah
1. Materi ekosistem dapat dijadikan alternatif sumber belajar yang
kontekstual.
2. Lingkungan sekolah mendukung materi ekosistem.
3. Guru belum memanfaatkan sumber belajar kontekstual yang ada di
sekitar lingkungan sekolah.
4. Belum adanya modul pembelajaran yang mengangkat materi ekosistem
sebagai sumber belajar.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah Research and Development (R&D) atau penelitian dan
tertentu. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2012 : 407) bahwa penelitian
produk berupa materi, media, alat atau strategi pembelajaran, digunakan untuk
teori.
berbasis etnosains pada materi ekosistem mangrove disajikan pada bagan dibawah
22
Pengembangan draf
Observasi awal Pengumpulan desain modul
(potensi masalah) data pembelajaran biologi
berbasisis Etnosains
masalah di SMA Negeri 2 Bintan yang berada di daerah pesisir dan juga tempat-
tempat yang terdapat hutan mangrove di daerah Bintan. Observasi di SMA Negeri
2 Bintan dan pesisir Bintan dilakukan pada awal bulan Mei 2017. Identifikasi
potensi awal dilakukan melalui observasi langsung di peisisr Bintan yang terdapat
yang diperoleh yaitu guru belum pernah memanfaatkan daerah pesisir yang
siswa kelas X secara umum lebih senang mempelajari biologi melalui informasi
2. Mengumpulkan Data
Informasi pendukung diperoleh dengan cara studi pustaka jurnal-jurnal dan buku
Studi pustaka dilakukan untuk mengetahui teori-teori dan kajian pustaka yang
relevan dengan modul pembelajaran biologi berbasis etnosains secara umum serta
analisis kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian pada materi
ekosistem.
3. Desain Produk
hutan mangrove pada materi ekosistem yang akan diterapkan di SMA N 2 Bintan.
24
Tahap ini merupakan perancangan desain dari perangkat pembelajaran dan
mangrove.
yang sesuai dengan materi dan sumber belajar dari pemanfaatan hutan mangrove
di Bintan pada kelas X. Peneliti membuat silabus dan RPP untuk kelompok
ekosistem.
materi ekosistem yang telah dibuat divalidasi oleh pakar. Pakar dalam penelitian
ini adalah pakar pembelajaran biologi dan pakar materi yang keduanya merupakan
dosen jurusan pendidikan Biologi Universitas Maritim Raja Ali Haji. Validasi
pengembangan modul menggunakan angket penilaian kelayakan pengembangan
5. Revisi Desain
Revisi dilakukan berdasarkan hasil validasi oleh pakar. Hasil validasi berupa
saran-saran dari pakar pada proses validasi produk. Hasil validasi menunjukkan
E = O1 X O2
K = O3 O4 (Sugiyono 2009)
Keterangan:
26
O2=O4 = pemberian post-test
Pada tahap uji coba skala terbatas dan uji coba pemakaian, populasi adalah
dahulu untuk uji homogenitas dan normalitas, setelah uji pemakaian produk
dilakukan post-test. Pada tahap pelaksanaan pembelajaran ini siswa juga diberi
modul tersebut.
Hipotesis dalam penelitian ini muncul karena adanya uji coba produk yang
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 2 di Bintan tahun
ajaran 2016/2017 pada materi ekosistem. Uji coba skala kecil dilakukan kepada
kelas kecil sebanyak 20 siswa dan uji coba skala besar dilakukan untuk kelas
juga diartikan sebagai alat ukur yang digunakan untuk memperoleh data mengenai
instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena
alam maupun social yang diamati, secara spesifik fenomena ini disebut variabel
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya
media,, ,ahli materi dan guru biologi, dan siswa sebagai bahan mengevaluasi
Angket untuk ahli materi digunakan untuk memperoleh data berupa kualitas
produk ditinjau dari aspek pembelajaran dan angket untuk ahli media digunakan
28
untuk memperoleh data berupa kualitas produk ditinjau dari aspek rekayasa media
dan komunikasi visual. Angket untuk siswa yaitu angket penilaian terhadap
media.
2. Tes
Tes adalah suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka
pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh siswa
Tujuan dari pre-test untuk mengetahui pengetahuan awal siswa terhadap materi
ekosistem yang telah tercantum pula dalam silabus.Dalam penelitian ini, Post-test
yaitu tes yang diberikan pada setiap akhir program satuan pengajaran. Tujuan
karena mudah dalam pembuatan soal dan lebih bersifat subjektif sehingga dapat
lebih mengekspresikan pengetahuan yang dimiliki siswa. Hal ini sejalan dengan
pendapat Siswanto (2006) yang menyatakan bahwa tes uraian atau Essay menjadi
alternatif yang banyak dipilih karena relatif memberikan kebebasan pada para
yang dimiliki untuk menjawab berbagai pertanyaan yang di diajukan dalam butir
butir pertanyaan.
3.6 Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tesebut,
kemudia ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu
variabel bebas (independent variabel) dan variabel tak bebas (dependent variabel)
(Sugiyono : 2010)
didalam kelas.
b. Variabel tak bebas / terikat (dependent variabel)
Variabel tak bebas dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas X
1. Jenis Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini mencakup data kualitatif dan
kuantitatif, yaitu:
pembelajaran biologi berbasis etnosains berupa kritik dan saran dari ahli
30
materi, ahli media, penilaian media dari guru dan siswa, serta hasil belajar
siswa.
2. Metode Pengumpulan Data
a) Metode Tes
sebelum media pembelajaran disajikan kepada siswa. Post-test yaitu tes yang
diberikan pada setiap akhir program satuan pengajaran. Pre-test dan Post-test
Bintan dalam melestarikan mangrove pada materi ekosistem. Apabila hasil pre-
test sama dengan hasil post-test atau hasil post-test lebih rendah dari pre-test maka
post-test lebih tinggi dari pada pre-test maka penggunaan modul pembelajaran
b) Metode Angket
Angket yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket ahli media,
angket ahli materi, angket guru biologi dan angket penilaian media oleh siswa.
Pengumpulan angket dari ahli media, ahli materi dan guru biologi akan di
kumpulkan setelah media telah siap untuk disajikan, kemudian hasil penilaian
dari angket tersebut akan dibandingkan dan dianalisis. Angket penilaian media
likert dengan 5 alternatif jawaban, yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang, dan
sangat kurang. Agar diperoleh data kuantitatif, maka setiap alternatif jawaban
diberi skor yakni sangat baik = 5, baik = 4, cukup = 3, kurang = 2, dan sangat
c) Metode Observasi
untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Metode observasi ini
digunakan untuk mengamati siswa dan menilai siswa ditinjau dari aspek afektif
dan psikomotorik.
d) Metode Wawancara
pewawancara bebas menanyakan apa saja, tetapi juga mengingat akan data
proses pembelajaran biologi yang telah dijalankan siswa dan diperoleh saran
32
e) Metode Dokumentasi
catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, agenda dan
Teknik analisis yang digunakan untuk data kualitatif adalah teknik analisis
informasi data kualitatif berupa kritik dan saran dari ahli media dan ahli materi,
data wawancara, dan hasil observasi. Analisis data ini di jadikan sebagai pedoman
sederhana, seperti menghitung rerata (mean), nilai tertinggi dan nilai terendah.
maupun post-test.
Rumus menghitung mean :
Keterangan:
= rata-rata hitung
xi = nilai sampel ke-i
n = jumlah sampel
analisis validitas logis dan empiris secara kualitatif dan berdasarkan penelaahan
atau penalaran yang dilakukan oleh dosen pembimbing peneliti. Untuk tes, maka
Keterangan:
harga tabel r product moment. Harga rtabel dihitung dengan taraf signifikansi 5 %
34
dan N sesuai dengan jumlah peserta didik. Jika r xy > r tabel, maka dapat
beberapa tingkatan yang berbeda, yaitu mudah, sedang, sukar, atau terlalu sukar.
Semakin sukar suatu soal, maka semakin kecil peluang siswa untuk menjawab
soal tersebut.
Keterangan:
P = indeks kesukaran
antara peserta didik yang berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang
bawah.
Keterangan:
D : negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal yang mempunyai D negatif
36
Sebagai ketentuan dalam memberikan makna dan pengambilan keputusan
hasil perhitungan di atas dapat ditafsirkan dengan rentang seperti pada tabel
berikut.
penafsiran baik atau sangat baik. Hasil penilaian motivasi berbanding lurus
dengan penilaian media oleh siswa. Semakin baik penilaian media oleh siswa,
interaktif materi struktur dan fungsi sel dilengkapi teka-teki silang berbasis flash
yang diperoleh dari seluruh aspek yang dinilai kemudian dihitung dengan rumus
sebagai berikut.
Keterangan :
SM = skor maksimal
38
f. Analisis Data Tanggapan Siswa Dan Guru
Data hasil tanggapan siswa yang berupa angket dianalisis dengan langkah-
kegiatan pembelajaran
b. Menghitung presentase jawaban siswa
c. Melakukan analisis data kuesioner
jawaban ya atau tidak. Hasil angket ini dianalisis dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
70%-84% = Baik
Keterangan :
P = presentase (tanggapan siswa secara klasikal)
menghitung nilai rata-rata dari nilai tugas dan nilai tes. Nilai akhir atau nilai hasil
Keterangan :
NA = nilai Akhir
A = nilai tugas
B = nilai tes
b. Ketuntasan klasikal
40
DAFTAR PUSTAKA
Alfabeta.
Bahasan Ekosistem. Jurnal Edukasi Unej. Vol III (3): 10-15. Diakses April
2017.
Irawan Bambang Agus. (2013). Valuasi Daya Dukung Fungsi Lindung di Pulau
Jurnal manajemen sumber daya perairan. Vol IV. No 1, hal 68-75. Diakses
April 2017.
April 2017.
42
LAMPIRAN
Surat Pernyataan
Nama :
NIP :
Instansi :
Alamat Instansi :
Bidang Keilmuan :
Nama :
NIM :
Program Studi :
Fakultas :
Harapan saya, saran dan kritik yang saya berikan dapat berguna untuk
menyempurnakan laporan tugas akhir mahasiswa yang bersangkutan.
Ahli Media
44
ANGKET PENILAIAN AHLI MEDIA
A. Petunjuk Pengisian :
1. Berilah tanda () pada kolom penilaian sesuai penilaian anda terhadap
modul pembelajaran biologi berbasis etnosains masyarakat pesisir
Bintan.
2. Gunakan kriteria penilaian sebagai berikut untuk memberikan
penilaian,
SB : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup Baik
K : Kurang
SK : Sangat Baik
3. Apabila penilaian anda SK, K dan C maka berilah saran untuk hal-hal
apa saja yang menjadi penyebab kekurangan atau perlu penambahan
sesuai pada lembar yang telah disediakan.
B. Kolom Penilaian
C. Saran Perbaikan
46
D. Kesimpulan
Nama :
NIP :
Instansi :
Alamat Instansi :
Bidang Keilmuan :
Nama :
NIM :
Program Studi :
Fakultas :
Harapan saya, saran dan kritik yang saya berikan dapat berguna untuk
menyempurnakan laporan tugas akhir mahasiswa yang bersangkutan.
Ahli Materi
48
ANGKET PENILAIAN AHLI MATERI
A. Petunjuk Pengisian :
1. Berilah tanda () pada kolom penilaian sesuai penilaian anda terhadap
modul pembelajaran biologi berbasis etnosains masyarakat pesisir
Bintan.
2. Gunakan kriteria penilaian sebagai berikut untuk memberikan
penilaian,
SB : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup Baik
K : Kurang
SK : Sangat Baik
3. Apabila penilaian anda SK, K dan C maka berilah saran untuk hal-hal
apa saja yang menjadi penyebab kekurangan atau perlu penambahan
sesuai pada lembar yang telah disediakan.
B. Kolom Penilaian
C. Saran Perbaikan
50
D. kesimpulan
Surat Pernyataan
Nama :
NIP :
Instansi :
Alamat Instansi :
Bidang Keilmuan :
Nama :
NIM :
Program Studi :
Fakultas :
Harapan saya, saran dan kritik yang saya berikan dapat berguna untuk
menyempurnakan laporan tugas akhir mahasiswa yang bersangkutan.
Guru
52
ANGKET PENILAIAN GURU BIOLOGI
A. Petunjuk Pengisian :
1. Berilah tanda () pada kolom penilaian sesuai penilaian anda terhadap
modul pembelajaran biologi berbasis etnosains masyarakat pesisir
Bintan.
2. Gunakan kriteria penilaian sebagai berikut untuk memberikan
penilaian,
SB : Sangat Baik
B : Baik
C : Cukup Baik
K : Kurang
SK : Sangat Baik
3. Apabila penilaian anda SK, K dan C maka berilah saran untuk hal-hal
apa saja yang menjadi penyebab kekurangan atau perlu penambahan
sesuai pada lembar yang telah disediakan.
B. Kolom Penilaian
Aspek Penyajian
J. Organisasi Penyajian Umum
19. Penyajian materi sistematis, logis, sederhana dan jelas.
20. Penyajian modul memenuhi kriteria kelengkapan
modul
K. Penyajian Mempertimbangkan Kebermaknaan
Dan Kebermanfaatan
21. Mendukung siswa untuk memahami konsep
22. Mengaitkan satu konsep dengan konsep yang lainnya
dalam menjelaskan suatu fenomena
54
L. Mengembangkan Proses Pembentukan
Pengetahuan
23. Kegiatan yang terdapat dalam modul pembelajaran
mendorong siswa untuk mengalami secara langsung
24. Kegiatan yang terdapat dalam modul pembelajaran
mendorong siswa untuk mempelajari potensi lokal
25. Kegiatan yang terdapat dalam modul pembelajaran
mendorong siswa untuk menganalisis hubungan
konsep dengan keadaan lingkungan sekitar
M. Tampilan Umum
26. Desain modul pembelajaran (konsisten, terformat,
terorganisasi dan memiliki daya tarik)
27. Judul, gambar, dan keterangan gambar dalam modul
pembelajaran sesuai dengan konsep
28. Pemilihan jenis ukuran huruf (font) sesuai dan mudah
untuk dibaca
29. Cetakan modul jelas
N. Kelengkapan Modul Pembelajaran
30. Modul pembelajaran dilengkapi dengan Kompetensi
Inti (KI) kurikulum 2013 sebagai acuan
pengembangan materi
31. Modul pembelajaran dilengkapi dengan Kompetensi
Dasar (KD) kurikulum 2013 sebagai acuan
pengembangan materi
32. Modul menyampaikan isi materi sesuai dengan konsep
yang dikembangkan
33. Modul dilengkapi dengan kolom info untuk penyajian
informasi tentang materi biologi yang terkait
34. Modul memiliki rangkuman materi di setiap akhir bab
35. Modul dilengkapi dengan soal evaluasi di setiap akhir
bab untuk mengukur pencapaian siswa tentang materi
Aspek Bahasa
O. Bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar
36. Kalimat menggunakan kaidah Bahasa Indonesia yang
baik dan benar sesuai aturan Ejaan Yang
Disempurnakan
P. Kejelasan Bahasa
37. Bahasa yang digunakan sederhana, lugas dan mudah
dipahami
Q. Kesesuaian Bahasa
38. Kalimat yang disajikan komunikatif dan interaktif
39. Pemilihan kata dan penggunaan kalimat sesuai dengan
kemampuan bahasa siswa tingkat SMA
C. Saran Perbaikan
56
D. kesimpulan
A. Petunjuk Pengisian
1. Berilah tanda () pada kolom penilaian sesuai penilaian anda terhadap
modul pembelajaran biologi berbasis etnosains masyarakat pesisir Bintan.
2. Gunakan kriteria penilaian sebagai berikut untuk memberikan penilaian,
SS : Sangat Setuju
TS : Tidak Setuju
S : Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
KS : Kurang Setuju
B. Kolom Respon
58
belajar biologi
10. Saya kurang tertarik mempelajari biologi
dengan modul ini
11. Lembar soal evaluasi yang ada didalam
modul pembelajaran biologi membantu
saya dalam belajar biologi
12. Materi dalam modul ini menyampaikan
potensi ekosistem mangrove di daerah
pesisir Bintan..
14 Modul ini mengandung pesan dan nilai-
nilai etnosains masyarakat pesisir Bintan
yang penting bagi pendidikan konservasi
dan pendidikan biologi.
PENJABARAN KRITERIA PENILAIAN ASPEK-ASPEK PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BIOLOGI
BERBASIS ETNOSAINS MASYARAKAT PESISIR BINTAN DALAM MELESTARIKAN MANGROVE PADA MATERI
EKOSISTEM UNTUK SISWA KELAS X SMA/MA
KRITERIA PENILAIAN
No Aspek Materi Penjabaran
Kriteria Indikator
1. Kelengkapan Materi Mencakup materi SB
B
yang ada di dalam
C
Kurikulum tahun K
2013 SK
Penjabaran materi SB Jika penjabaran materi dalam modul pembelajaran membantu siswa
dalam modul untuk mencapai empat KI dari Kurikulum tahun 2013
B Jika penjabaran materi dalam modul pembelajaran membantu siswa
pembelajaran untuk mencapai hanya tiga dari empat KI dari Kurikulum tahun 2013
membantu siswa C Jika penjabaran materi dalam modul pembelajaran membantu siswa
untuk mencapai hanya dua dari empat KI dari Kurikulum tahun 2013
untuk mencapai
K Jika penjabaran materi dalam modul pembelajaran membantu siswa
Kompetensi Inti untuk
(KI) mencapai hanya satu dari empat KI dari Kurikulum tahun 2013
SK Jika penjabaran materi dalam modul pembelajaran tidak membantu
siswa untuk mencapai empat KI dari Kurikulum tahun 2013
Penjabaran materi SB Jika penjabaran materi dalam modul pembelajaran membantu siswa
dalam modul untuk mencapai KD dari empat KI Kurikulum tahun 2013
B Jika penjabaran materi dalam modul pembelajaran membantu siswa
pembelajaran untuk mencapai KD dari hanya tiga KI Kurikulum tahun 2013
C Jika penjabaran materi dalam modul pembelajaran membantu siswa
membantu siswa
untuk mencapai KD dari hanya dua KI Kurikulum tahun 2013
untuk mencapai K Jika penjabaran materi dalam modul pembelajaran membantu siswa
Kompetensi Dasar untuk mencapai KD dari hanya satu KI Kurikulum tahun 2013
SK Jika penjabaran materi dalam modul pembelajaran tidak membantu
(KD)
siswa untuk mencapai KD dari empat KI Kurikulum tahun 2013
2. Keakuratan materi Kesesuaian konsep SB Jika konsep yang dijabarkan dalam modul pembelajaran sangat sesuai
modul pembelajaran dengan konsep yang dikembangkan oleh para ahli biologi dengan
pengembangan konsep
dengan konsep yang B Jika konsep yang dijabarkan dalam modul pembelajaran sesuai dengan
dikemukakan oleh konsep yang dikembangkan oleh para ahli biologi dengan
para ahli biologi pengembangan konsep
C Jika konsep yang dijabarkan dalam modul pembelajaran cukup sesuai
dengan konsep yang dikembangkan oleh para ahli biologi dengan
pengembangan konsep
K Jika konsep yang dijabarkan dalam modul pembelajaran kurang sesuai
dengan konsep yang dikembangkan oleh para ahli biologi dengan
pengembangan konsep
SK Jika konsep yang dijabarkan dalam modul pembelajaran tidak sesuai
dengan konsep yang dikembangkan oleh para ahli biologi dengan
pengembangan konsep
Aplikasi konstektual SB Jika penjabaran materi dalam modul pembelajaran minimal terdapat 4
dalam kehidupan konsep yang melibatkan peristiwa di lingkungan sekitar dan relevan
B Jika penjabaran materi dalam modul pembelajaran minimal terdapat 3
nyata konsep yang melibatkan peristiwa di lingkungan sekitar dan relevan
C Jika penjabaran materi dalam modul pembelajaran minimal terdapat 2
konsep yang melibatkan peristiwa di lingkungan sekitar dan relevan
K Jika penjabaran materi dalam modul pembelajaran minimal terdapat 1
konsep yang melibatkan peristiwa di lingkungan sekitar dan relevan
SK Jika penjabaran materi dalam modul pembelajaran tidak terdapat konsep
yang melibatkan peristiwa di lingkungan sekitar dan relevan
3. Kegiatan yang Kegiatan SB Jika semua kegiatan dalam modul pembelajaran sangat mendukung
mendukung materi mendukung konsep konsep dengan benar
B Jika semua kegiatan dalam modul pembelajaran mendukung konsep
dengan benar dengan benar
C Jika semua kegiatan dalam modul pembelajaran cukup mendukung
konsep dengan benar
K Jika semua kegiatan dalam modul pembelajaran sangat mendukung
konsep dengan benar
SK Jika semua kegiatan dalam modul pembelajaran tidak mendukung
konsep dengan benar
Soal evaluasi SB Jika semua soal evaluasi dalam modul pembelajaran sangat mendukung
mendukung konsep konsep dengan benar
B Jika semua soal evaluasi dalam modul pembelajaran sangat mendukung
dengan benar konsep dengan benar
C Jika semua soal evaluasi dalam modul pembelajaran sangat mendukung
konsep dengan benar
K Jika semua soal evaluasi dalam modul pembelajaran sangat mendukung
konsep dengan benar
SK Jika semua soal evaluasi dalam modul pembelajaran sangat mendukung
konsep dengan benar
Soal evaluasi SB Jika semua soal yang ada pada modul pembelajaran dilengkapi dengan
dilengkapi dengan kunci jawaban dan sangat mudah dipahami
B Jika sebagian besar soal yang ada pada modul pembelajaran dilengkapi
kunci jawaban dengan kunci jawaban dan mudah dipahami
C Jika soal yang ada pada modul pembelajaran dilengkapi dengan kunci
jawaban tetapi sulit dipahami
K Jika sebagian besar soal yang ada pada modul pembelajaran tidak
dilengkapi dengan kunci jawaban
SK Jika semua soal yang ada pada modul pembelajaran tidak dilengkapi
dengan kunci jawaban
4. Kemutakhiran Informasi yang SB Jika semua informasi yang dijabarkan dalam modul pembelajaran sangat
materi dikemukakan sesuai sesuai dengan perkembangan zaman dan ada hubungannya dengan mata
pelajaran
dengan B Jika semua informasi yang dijabarkan dalam modul pembelajaran sesuai
perkembangan dengan perkembangan zaman dan ada hubungannya dengan mata
zaman pelajaran
C Jika semua informasi yang dijabarkan dalam modul pembelajaran cukup
sesuai dengan perkembangan zaman dan ada hubungannya dengan mata
pelajaran
K Jika semua informasi yang dijabarkan dalam modul pembelajaran sesuai
dengan perkembangan zaman tetapi tidak ada hubungannya dengan
mata pelajaran
SK Jika semua informasi yang dijabarkan dalam modul pembelajaran tidak
sesuai dengan perkembangan zaman dan tidak ada hubungannya dengan
mata pelajaran
5. Materi dapat Merencanakan dan SB Jika semua kegiatan yang ada dalam modul pembelajaran sangat
menunjang melakukan kerja merencanakan untuk melakukan kegiatan ilmiah
B Jika sebagian besar kegiatan yang ada dalam modul pembelajaran
kompetensi sains ilmiah
merencanakan untuk melakukan kegiatan ilmiah
siswa C Jika kegiatan yang ada dalam modul pembelajaran cukup merencanakan
untuk melakukan kegiatan ilmiah
K Jika sebagian besar kegiatan yang ada dalam modul pembelajaran tidak
merencanakan untuk melakukan kegiatan ilmiah
SK jika semua kegiatan yang ada dalam modul pembelajaran tidak
merencanakan untuk melakukan kegiatan ilmiah
Mengkomunikasika SB Jika semua materi yang disajikan dalam modul pembelajaran sangat
n pemikiran secara mengkomunikasikan pemikiran secara lisan dan tertulis
B Jika sebagian besar materi yang disajikan dalam modul pembelajaran
lisan dan tertulis dapat mengkomunikasikan pemikiran secara lisan dan tertulis
C Jika materi yang disajikan dalam modul pembelajaran tidak
mengkomunikasikan pemikiran secara lisan dan tertulis
K Jika sebagian besar materi yang disajikan dalam modul pembelajaran
tidak mengkomunikasikan pemikiran secara lisan dan tertulis
SK Jika tidak ada materi yang mengkomunikasikan pemikiran secara lisan
dan tertulis
6. Materi mengikuti Menekankan SB Jika semua materi yang disajikan dalam modul pembelajaran sangat
sistematika pengalaman menekankan pengalaman langsung pada siswa
B Jika sebagian besar materi yang disajikan dalam modul pembelajaran
keilmuan langsung pada siswa menekankan pengalaman langsung pada siswa
C Jika materi yang disajikan dalam modul pembelajaran cukup
menekankan pengalaman langsung pada siswa
K Jika sebagian besar materi yang disajikan dalam modul pembelajaran
tidak menekankan pengalaman langsung pada siswa
SK Jika semua materi yang disajikan dalam modul pembelajaran tidak
menekankan pengalaman langsung pada siswa
Mengembangkan SB Jika materi modul pembelajaran terdapat kegiatan/percobaan biologi
keterampilan proses yang sangat mendorong siswa untuk menemukan hal baru dan
menyimpulkan suatu konsep biologi yang dilengkapi dengan tabulasi
untuk menemukan B Jika materi modul pembelajaran terdapat kegiatan/percobaan biologi
hal baru yang mendorong siswa untuk menemukan hal baru dan menyimpulkan
suatu konsep biologi tetapi tidak dilengkapi dengan tabulasi
C Jika materi modul pembelajaran terdapat kegiatan/percobaan biologi
yang cukup mendorong siswa untuk menemukan hal baru dan
menyimpulkan suatu konsep biologi tetapi tidak dilengkapi dengan
tabulasi
K Jika materi modul pembelajaran terdapat kegiatan/percobaan biologi
tetapi tidak mendorong siswa untuk menemukan hal baru dan tidak
menyimpulkan suatu konsep biologi yang dilengkapi dengan tabulasi
SK Jika materi modul pembelajaran tidak terdapat kegiatan/percobaan
biologi, tidak mendorong siswa untuk menemukan hal baru dan tidak
menyimpulkan suatu konsep biologi yang dilengkapi dengan tabulasi
7. Materi Kesesuaian alat SB Jika semua alat evaluasi dalam modul pembelajaran sangat sesuai untuk
mengembangkan evaluasi untuk mengukur aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa
B Jika sebagian besar alat evaluasi dalam modul pembelajaran sesuai
keterampilan dan mengukur untuk mengukur aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa
kemampuan berpikir kompetensi C Jika alat evaluasi dalam modul pembelajaran cukup sesuai untuk
mengukur aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa
pengetahuan, sikap,
K Jika sebagian besar alat evaluasi dalam modul pembelajaran tidak sesuai
dan keterampilan untuk mengukur aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa
SK Jika semua alat evaluasi dalam modul pembelajaran tidak mengukur
siswa
aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa
8 Materi merangsang Mengajak siswa SB Jika materi dalam modul pembelajaran sangat mampu mengajak semua
siswa untuk aktif dalam siswa aktif dalam menemukan konsep biologi
B Jika materi dalam modul pembelajaran mampu mengajak sebagian besar
mencaritahu pembelajaran siswa aktif dalam menemukan konsep biologi
C Jika materi dalam modul pembelajaran cukup mampu mengajak
beberapa siswa aktif dalam menemukan konsep biologi
K Jika materi dalam modul pembelajaran tidak mampu mengajak sebagian
besar siswa aktif dalam menemukan konsep biologi
SK Jika materi dalam modul pembelajaran tidak mampu mengajak semua
siswa aktif dalam menemukan konsep biologi
9 Potensi Materi SB
B
Keanekaragaman menyampaikan
C
Hayati TNGM potensi K
dalam materi keanekaragaman SK
hayati TNGM
sebagai bentuk
penguatan
pengetahuan potensi
lokal terhadap siswa
Materi mengenalkan SB
TNGM sebagai B
C
bagian dari usaha
K
pelestarian SK
keanekaragaman
hayati yang ada di
kawasan Gunung
Merapi
10 Nilai-nilai kearifan Materi SB
B
lokal dalam materi menyampaikan
C
nilainilai kearifan K
lokal masyarakat di SK