DISUSUN OLEH :
1. Agus Rianti
2. Afriliani
3. Ryanda Bima Jatra
140384205036
140384205011
140385205038
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan Rahmat, Karunia
serta Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
baik. Makalah ini merupakan salah satu tugas dari mata kuliah Biologi Laut.
Selain itu, penyusunan makalah ini juga bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman para mahasiswa mengenai Ekosistem padang lamun.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Bony Irawan, M.Pd selaku
dosen pengajar mata kuliah Biologi Laut, atas bimbingan dan materi yang telah
diberikan kepada kami dalam kegiatan perkuliahan.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan, semua itu
karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa yang
akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia yang memiliki panjang garis pantai 81.000 km, mempunyai
padang lamun yang luas bahkan terluas di daerah tropika. Luas padang lamun
yang terdapat di perairan Indonesia mencapai sekitar 30.000 km2. Jika di lihat dari
pola zonasi lamun secara korizontal, maka dapat dikatakan ekosistem lamun
terletak di antara dua ekosistem bahari penting yaitu ekosistem mangrove dan
ekosistem terumbu karang. Dengan letak yang berdekatan dengan dua ekosistem
pantai trofik tersebut, ekosistem lamun tidak terisolasi atau berdiri sendiri tetapi
berinteraksi dengan kedua ekosistem tersebut.
Oleh karena itu Indonesia di kenal dengan Negara maritim. Perairan laut
Indonesia kaya akan berbagai biota laut baik flora maupun fauna. Demikian luas
serta keragaman jasad-jasad hidup di dalam yang kesemuanya membentuk
dinamika kehidupan di laut yang saling berkesinambungan.
Pada tahun belakangan ini, perhatian terhadap biota laut semakin
meningkat dengan munculnya kesadaran dan minat setiap lapisan masyarakat
akan pentingnya lautan. Laut sebagai penyedia sumber daya alam yang produktif
baik sebagai sumber pangan, tambang mineral dan energi, media komunikasi
maupun kawasan rekreasi atau pariwisata. Karena itu wilayah pesisir dan lautan
merupakan tumpuan harapan manusia dalam pemenuhan kebutuhan di masa
depan. Salah satu sumber daya laut yang cukup potensial untuk dapat
dimanfaatkan adalah lamun, dimana secara ekologis lamun mempunyai beberapa
fungsi penting di daerah pesisir. Lamun merupakan produkitivitas primer
diperairan dangkal di seluruh dunia dan merupakan sumber makanan penting bagi
banyak organisme. Biomassa padang lamun secara kasar berjumlah 700 g bahan
kering/m2, sedangkan produkitivitasnya adalah 700 g arbon/m2/hari.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1
1.2.2
1.2.3
1.2.4
1.2.5
1.2.6
1.2.7
1.3 Tujuan
1.3.1
1.3.2
1.3.3
1.3.4
1.3.5
1.3.6
1.3.7
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi lamun
Perairan pesisir merupakan lingkungan yang memperoleh sinar matahari
cukup yang dapat menembus sampai ke dasar perairan. Di perairan ini juga kaya
akan nutrien karena mendapat pasokan dari dua tempat yaitu darat dan lautan
sehingga merupakan ekosistem yang tinggi produktivitas organiknya. Karena
lingkungan yang sangat mendukung di perairan pesisir maka tumbuhan lamun
dapat hidup dan berkembang secara optimal. Lamun didefinisikan sebagai satusatunya tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang mampu beradaptasi secara
penuh di perairan yang salinitasnya cukup tinggi atau hidup terbenam di dalam air
dan memiliki rhizoma, daun, dan akar sejati. Beberapa ahli juga mendefinisikan
lamun (Seagrass)
berpembuluh, berdaun, berimpang, berakar, serta berbiak dengan biji dan tunas.
Karena pola hidup lamun sering berupa hamparan maka dikenal juga
istilah padang lamun (Seagrass bed)
menutup suatu area pesisir/laut dangkal, terbentuk dari satu jenis atau lebih
dengan kerapatan padat atau jarang. Sedangkan sistem (organisasi) ekologi
padang lamun yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik disebut Ekosistem
Lamun (Seagrass ecosystem). Habitat tempat hidup lamun adalah perairan
dangkal agak berpasir dan sering juga dijumpai di terumbu karang. Padang lamun
adalah ekosistem pesisir yang ditumbuhi oleh lamun sebagai vegetasi yang
dominan. Lamun (seagrass) adalah kelompok tumbuhan berbiji tertutup
(Angiospermae) dan berkeping tunggal (Monokotil) yang mampu hidup secara
permanen di bawah permukaan air laut. Komunitas lamun berada di antara batas
terendah daerah pasangsurut sampai kedalaman tertentu dimana cahaya matahari
masih dapat mencapai dasar laut.
1. Enhalus acoroides
Enhalus acoroides merupakan tanaman yang kuat, yang memiliki daun yang
panjang dengan permukaan yang halus dan memiliki rhizoma yang tebal. Terdapat
bunga yang besar dari bawah daun. Lamun ini di temukan sepanjang Indo-Pasifik
barat di daerah tropis.
3. Halophila ovalis
Halophila ovalis memiliki daun yang berbentuk seperti dayung dengan
pembagian yang bervariasi. Pada pinggiran daun halus. Terdapat sepasang daun
pada petiole yang muncul secara langsung dari rhizoma. Daun kadang-kadang
memiliki titik-titik merah dekat bagian tengah vein. Lamun ini di temukan di
sepanjang Indo-Pasifik Barat sampai ke daerah temperatur Australia.
10
7. Cymodocea rotundata
Cymodocea rotundata memiliki kantong daun yang tertutup penuh dengan
daun muda, kadang-kadang berwarna gelap, daun biasanya muncul dari vertical
stem, ujung yang halus dan bulat. Bijinya berwarna gelap dengan punggung yang
menonjol. Lamun ini di temukan di sepanjang Indo-Pasifik Barat di daerah tropis.
11
9. Halodule pinifolia
Halodule pinifolia merupakan species terkecil
Bentuk daun lurus dan tipis. Biasanya pada bagian tengah ujung daun robek.
Lamun ditemukan di sepanjang Indo-Pasifik Barat di daerah tropis dan sangat
umum di daerah intertidal.
lepas pantai.
7. Daerah penangkapan ikan bagi bermacam-macam ikan, udang, teripang,
serta moluska dan daerah ini mudah dijangkau karena dangkal dan
biasanya terlindung, sehingga tidak dibutuhkan perahu.
8. Pengambilan biji enhalus Acoroides dan Rhizoma cymodocea sp. bagi
konsumsi manusia.
9. Padang lamun biasa digunakan untuk tempat akuakultur (budidaya).
mempunyai
tingkat
produktifitas
primer
tertinggi
bila
ikan-ikan karang (coral fishes). Sebagai penangkap sedimen : Daun lamun yang
lebat akan memperlambat air yang disebabkan oleh arus dan ombak, sehingga
perairan disekitarnya menjadi tenang. Disamping itu, rimpang dan akar lamun
dapat menahan dan mengikat sedmen, sehingga dapat menguatkan dan
menstabilkan dasar permukaan. Jadi, padang lamun disini berfungsi sebagai
penangkap sedimen dan juga dapat mencegah erosi. Sebagai pendaur zat hara :
Lamun memegang peranan penting dalam endauran berbagai zat hara dan
elemenelemen yang langka dilingkungan laut. Khususnya zat-zat hara yang
dibutuhkan oleh algae epifit.
Ekosistem lamun merupakan salah satu ekosistem bahari yang produktif,
ekosistem lamun pada perairan dangkal berfungsi sebagai Menstabilkan dan
menahan sedimensedimen yang dibawa melalui tekanantekanan dari arus dan
gelombang.Daun-daun memperlambat dan mengurangi arus dan gelombang serta
mengembangkan sedimentasi.Memberikan perlindungan terhadap hewanhewan
muda dan dewasa yang berkunjung ke padang lamun. Daundaun sangat embantu
organisme-organisme epifit. Mempunyai produktifitas dan pertumbuhan yang
tinggi. Menfiksasi karbon yang sebagian besar masuk ke dalam sistem daur rantai
makanan.
2. Sebagai habitat biota
Padang lamun merupakan ekosistem yang tinggi produktifitas organiknya,
dengan keanekaragaman biota yang cukup tinggi.
beraneka ragam biota laut seperti ikan, Krustasea, Moluska ( Pinna sp., Lambis
sp., dan Strombus sp.), Echinodermata ( Holothuria sp., Synapta sp., Diadema sp.,
Arcbaster sp., Linckia sp.) dan cacing ( Polichaeta).
2.6 Parameter
lingkungan
yang
mempengaruhi
distribusi
dan
c. Substrat
Lamun dapat ditemukan pada berbagai karakteristik substrat. Di Indonesia
padang lamun dikelompokkan ke dalam enam kategori berdasarkan karakteristik
tipe substratnya, yaitu : lamun yang hidup di substrat lumpur, lumpur
pasiran,pasir, pasir lumpuran, puing karang dan batu karang.
Kebutuhan substrat yang utama bagi pengembangan padang lamun adalah
kedalaman sedimen yang cukup. Peranan kedalaman substrat dalam stabilitas
sedimen mencakup 2 hal yaitu : pelindung tanaman dari arus laut dan tempat
pengolahan dan pemasok nutrien. Tipe substrat juga mempengaruhi standing crop
lamun. Selain itu rasio biomassa di atas dan dibawah substrat sangat bervariasi
antar jenis substrat. Pada Thalassia, rasio bertambah dari 1 : 3 pada lumpur halus
menjadi 1 : 5 pada lumpur dan 1 : 7 pada pasir kasar.