Anda di halaman 1dari 9

INDENTIFIKASI KARBOHIDRAT

A. Dasar Teori
Karbohidrat bersama seyawa lemak dan protein memegang peranan dasar bagi
kehidupan di bumi. Karbohidrat merupakan bahan makanan penting dalam sumber tenaga
yang terdapat dalam tumbuhan dan hewan. Selain itu karbohiidrart juga menjadi komponen
stuktur penting pada mahluk hidup dalam bentuk serat (fiber), seperti selulosa, pektim, derta
lignin. Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh.
Karbohidrat atau sakarida adalah segolongan besar senyawa organic yang tersusun
hanya dari atom karbon, hydrogen. Karbohidrat digolongkan kedalam 3 golonngan yaitu
Monosakarida, Olisakarida, dan Polisakarida. Jenis karbohidrat yang sangat banyak maka
diperlukan pengetahuan dasar tentang sifat fisik dan kimia karbohidrat, selain itu keragaman
jenis karbohidrat memerlukan cara pengujian yang berbeda.
Karbohidrat yang berasal dari makanan kita sehari-hari, dalam tubuh mengalami
perubahan atau metabolism. Hasil metabolism karbohidrat antara lain yaitu Glukosa yang
terdapat dalam darah, sedangkan glikogen adalah karbohidrat yang disintesis dalam hati dan
digunakan oleh sel-sel pada jaringan otot sebagai sumber energi. Energi yang terkandung
dalam karbohidrat itu pada dasarnya berasal dari energi matahari, yaitu glukosa yang
dibentuk dari karbon dioksida dan air dengan bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun.
Dan selanjutnya glukosa yang terjadi di ubah menjadi amilum dan disimpan dalam bagian
lain, misalnya pada buah, dan umbi-umbian.

B. Tujuan
a. Dapat memahami apa itu karbohidrat dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
b. Identifikasi larutan karbohidrat berdasarkan pembagian jenisnya.
c. Menganalisis sifat-sifat karbohidrat.
d. Memahami hubungan reaksi karbohidrat dengan stukturnya.

C. Alat dan Bahan


a) Tabung Reaksi
b) Pipet
c) Rak Tabung Reaksi
d) Pereaksi Molis
e) Penangas air/pembakaran spirtus
f) Plat tetes
g) Larutan (Glukosa1%, Fruktosa 1%, Laktosa 1%, Sukrosa 1`%, kanji 1%, dekstrin 1%,
Selulosa 1%)
h) Preaksi Molis
i) Preaksi Benedict
j) Pereaksi Barfoed
k) Pereaksi Seliwanoff
l) Larutan Iodium

D. Cara Kerja
a. Uji Molish
a) Menambahkan 5 tetes pereaksi molis dalam 2ml larutan karbohidrat
b) Memiringkan tabung reaksi lalu 2-4 tetes asam sulpat pekat di alirkan lewat din ding
tabung, sehingga terbentuk dua lapisan
c) Mengamati perubahan warna yang terjadi

a. Uji Benedict
a) Memasukan 2ml larutan benedict dan 7 tetes larutan karbohidrat dalam porselin (di
campurkan).
b) Dipanaskan dalam api spirtus selama kurang lebih 5 menit
c) Lalu didinginkan kembali dan diamati perubahan warnanya yang terjadi

b. Uji Barfoed
a) Memasukan 2ml larutan barfoed dan 1ml larutan karbohidrat
b) Larutan dicampurkan lalu dipanaskan di atas api spirtus dengan digoyang-goyang
selama kurang lebih 5 menit
c) Didinginkan dan diamati perubahan warna yang ter jadi

c. Uji Seliwanoff
a) Menambahkan 3 tetes larutan karbohidrat dan masing-masing 3ml pereaksi
seliwanoff dalam beberapa tabung yang telah diberi nama
b) Pada waqktu bersamaan tabung-tabung yang sudah diberi nam dimasukan dalam
penangas air dengan menggunakan gelas piala yang besar, p[emanasan hingga 15
menit.
c) Mengamati perubahan yang terjadi

d. Uji Iodium
a) Menambahkan 2 tetes larutan Iodium ke dsalam setiap tetes larutan karbohidrat yang
di uji kan, dalam lempengan porselin.
b) Mengamati perbedaan warna dengan larutan iodium.

E. Data Pengamatan
Karbohidrat Uji
Molish Benedict Barfoed Seliwanoff Iodium
Glukosa Ungu Merah bata Merah bata Bening Merah
Fruktosa Ungu Merah bata Merah bata Merah Merah
kecoklatan
Sukrosa Ungu Tidak ada Merah muda Merah Merah
endapan kecolatan
Laktosa Ungu Merah bata Merah muda Bening Merah
Dekstrin Ungu Tidak ada Merah muda Bening Coklat
endapan
Amilum Ungu Tidak ada Merah muda bening Merah
endapan kecoklatan

F. Pembahasan
A. Uji Molish
Uji molish adalah reaksi yang paling umum untuk mengidentifikasi adanya
karbohidrat. Pada percobaan ini asam sulfat pekat menghidrolisis ikatan glikosidik (ikatan
yang menghubungkan monosakarida satu dengan monosakarida yang lain) menghasilkan
monosakarida yang selanjutnya didehidrasi menjadi fultural dan turunannya.
Pada percobaan uji molish dengan menguji keenam larutan karbohidrat yang telah
ditetesi dengan pereaksi molish selanjutnya dihidrolisis dengan asam sulfat pekat (H 2SO4)
maka terjadi pemutusan ikatan glikosidik dari rantai karbohidrat polisakarida menjadi
disakarida dan monosakarida. Dimana berdasarkan hasil yang didapatkan menunjukkan
bahwa semua larutan yang diuji (glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa, dekstrin dan amilum)
adalah karbohidrat. Hal ini terlihat jelas dengan adanya perubahan warna pada kedelapan
tabung reaksi yang berisikan larutan karbohidrat tersebut. Larutan yang bereaksi positif akan
memberikan cincin yang berwarna ungu ketika direaksikan dengan alfa-naftol dan asam
sulfat pekat. Diperkirakan, konsentrasi asam sulfat pekat bertindak sebagai agen dehidrasi
yang bertindak pada gula untuk membentuk furfural dan turunannya yang kemudian
dikombinasikan dengan alfa-naftol untuk membentuk produk berwarna. Reaksi pembentukan
furfural ini adalah reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air dari suatu senyawa. Dimana
pereaksi molish membentuk cincin berwarna ungu pada larutan glukosa, fruktosa, laktosa,
sukrosa, dekstrin dan amilum. Cincin ungu pada glukosa dan fruktosa lebih banyak karena
merupakan monosakarida. Sedangkan amilum adalah polisakarida yang harus dihidrolisis
menjadi monosakarida terlebih dahulu sebelum terdehidrasi menjadi furfural. Berdasarkan
prinsip percobaan dengan uji molish, hasilnya (fulfural) mengalami sulfonasi dengan alfa
naftol dan memberikan senyawa berwarna ungu kompleks. Dan hal ini terbukti pada
percobaan yang telah kami lakukan. Yaitu semua bahan-bahan (larutan karbohidrat) yang
kami uji memberikan reaksi yang sesuai (sama) dengan prinsip tersebut. Dimana semua
bahan memberikan reaksi berupa warna ungu kompleks. Hal ini menunjukkan bahwa
pengujian dengan molish sangat spesifik untuk menunjukkan adanya golongan monosakarida
(glukosa dan fruktosa), disakarida (sukrosa dan laktosa) dan polisakarida (amilum dan
dekstrin) pada larutan karbohidrat.
B. Uji Benedict
Uji benedict bertujuan untuk mengidentifikasi gula pereduksi. Pada percobaan ini
dengan menguji larutan karbohidrat (7 tetes) kedalam 2 ml larutan benedict yang berada
dalam tabung reaksi. Dimana dari keenam larutan karbohidrat (glukosa, fruktosa, laktosa,
sukrosa, dekstrin, dan amilum) ditambahkan larutan benedict, larutan karbohidrat yang
bereaksi adalah larutan glukosa, fruktosa, dan laktosa. Dan Reaksi yang diberikan oleh ke-6
larutan karbohidrat tersebut berupa hasil warna larutan yang berwarna merah dan endapan
merah bata.Fruktosa merupakan larutan yang lebih cepat bereaksi (memberikan warna merah
dan endapan merah bata) daripada larutan karbohidrat lainnya. Hal ini disebabkan karena
adanya kecepatan mereduksi dari fruktosa. Dimana kecepatan mereduksi dari fruktosa
tersebut karena fruktosa mempunyai molaritas yang tinggi. Selain itu, sifat mereduksi ini
disebabkan oleh adanya gugus aldehid dan keton bebas dalam molekul karbohidrat. Pada
fruktosa yang mengandung gugus keton lebih cepat bereaksi dari glukosa yang mengandung
gugus aldehid. Karena gugus keton langsung didehidrasi menjadi furfural. Sedangkan gugus
aldehid mengalami transformasidahulu menjadi ketosa kemudian didehidrasi menjadi
furfural.Sedangkan untuk dekstrin dan amilum tidak beraksi seperti pada kedua larutan
karbohidrat lainnya. Karena pada dekstrin dan amilum tidak terdapat endapan dan tidak
terjadi perubahan warna. Penyebab terjadinya endapan pada monosakarida (glukosa dan
fruktosa) dan disakarida (sukrosa dan laktosa) yang di uji menunjukan adanya sifat
mereduksi. Hal ini disebabkan oleh adanya gugus aldehid (glukosa) atau keton (fruktosa)
bebas dalam molekul karbohidrat yang diuji tersebut. Dalam asam polisakarida atau
disakarida akan terhidrolisis pasial menjadi sebagian kecil monomernya. Hal inilah yang
dijadikan dasar untuk membedakan polisakarida, disakarida, dan monosakarida.
C. Uji Barfoed
Uji barfoed bertujuan untuk memisahkan antara monosakarida dan disakarida.
Pereaksi barfoed bersifat asam lemah dan hanya diredusi oleh monosakarida. Pemanasan
yang lama menghidrolisis disakarida sehingga bereaksi positif. Percobaan barfoed
menghasilkan endapan berwarna merah bata.
Pada percobaan ini dengan menggunakan 2 ml reagen barfoed yang ditambahkan masing-
masing 1 ml larutan karbohidrat (glukosa, fruktosa, laktosa, sukrosa, dekstrin dan amilum).
Dimana setelahdipanaskan selama 2-5 menit diantara semua larutan karbohidrat tersebut yang
bereaksi dan menghasilkan hasil yang positif adalah larutan fruktosa dan glukosa. Larutan
karbohidrat yang paling cepat bereaksi adalah larutanfruktosa. Sementara untuk larutan
karbohidrat jenis laktosa, sukrosa, dekstrin dan amilum tidak bereaksi atau menunjukkan
hasil negatif. Sekalipun aldosa atau ketosa berada dalam bentuk sikliknya. Namun bentuk ini
berada dalam kesetimbangannya dengan sejumlah kecil aldehid atau keton rantai
terbuka,sehingga gugus aldehid atau keton ini dapat mereduksi berbagai macam reduktor.
Oleh karena itu, karbohidrat yang menunjukkan hasil reaksi positif (endapan merah bata)
dinamakan gula pereduksi. Pada sukrosa walupun tersusun oleh glukosa dan fruktosa, namun
atom karbon anomerik keduanya saling terikat,sehingga pada setiap unit monosakarida tidak
lagi terdapat gugus aldehid atau keton yang dapat bermutarotasi menjadi rantai terbuka. Hal
ini menyebabkan sukrosa tak dapat mereduksi pereaksi benedict. Pada amilum, sekalipun
terdapat glukosa rantai terbuka pada ujung rantai polimer, namun konsentrasinya sangatlah
kecil, sehingga warna hasil reaksi tidak tampak oleh penglihatan.Pereaksi barfoed merupakan
pereaksi yang bersifat asam lemah dan hanya dapat direduksi oleh monosakarida dan
disakarida meskipun terdapat perbedaan kecepatan mereduksi diantara keduannya. Glukosa
dan fruktosa adalah monosakarida. Sehingga hanya kedua larutan karbohidrat tersebut yang
memberikan reaksi (endapan merah bata). Artinya hanya kedua larutan tersebut yang ada sifat
mereduksi. Sementara amilum dan dekstrin termasuk dalam polisakarida dimana pada
amilum dan dekstrin tersebut tidak terjadi endapan karena tidak adannya sifat mereduksi pada
kedua larutan karbohidrat tersebut.Disakarida (sukrosa dan laktosa) sebenarnya dapat
bereaksi.Dimana disakarida tersebut akan dapat dihidrolisis sehingga bereaksi positif tetapi
hal tersebut hanya dapat terjadi dengan pemanasan yang lebih lama. Sedangkan pada
praktikum kami dengan percobaan tes barfoed kedua jenis disakarida(sukrosa dan laktosa)
tersebut tidak bereaksi. Hal ini disebabkan pemanasan pada kedua larutan disakarida kurang
lama. Jika kedua disakarida tersebut lebih lama pemanasannya, maka kedua larutan
disakarida tersebut juga akan dapat bereaksi. Dengan kata lain, untuk membedakan
monosakarida, disakarida, polisakarida tergantung berapa lama pemanasan.Setelah dilakukan
pemanasan semua bahan tidak bereaksi secara bersamaan.Artinya hal ini disebabkan karena
monosakarida dapat mereduksi lebih cepat daripada disakarida dan polisakrida. Hal ini yang
kemudian menunjukkan bahwa pereaksi barfoed digunakan untuk membedakan antara
monosakarida, disakarida dan polisakarida.
Dimana yang cepat mereduksi atau bereaksi adalah monosakarida. Sementara yang
membutuhkan waktu lama dalam pemanasannya sampai bisa bereaksi adalah disakarida.
D. Uji Saliwanoff
Pada percobaan ini dengan menggunakan 3 ml saliwanoff, ditambahkan3 tetes dari
masing-masing larutan karbohidrat (glukosa, fruktosa, laktosa, sukrosa, dekstrin dan amillum.
Untuk amilum dan kanji tidak mengalami reaksi (warna bening atauwarnanya tidak
berubah).Beberapa karbohidrat memiliki gugus keton. Adanya gugus keton dapat dibuktikan
melalui uji seliwanoff. Fruktosa dan sukrosa adalah karbohidrat yan gmemiliki gugus keton
Jika karbohidrat yang mengandung gugus keton direaksikan dengansali wanoff akan
menunjukkan warna merah (kuning +) sebagai reaksi positifnya.Adanya warna merah
(kuning +) merupakan hasil kondensasi dari resorsinol yang sebelumnya didahului dengan
pembentukan hidroksi metil furfural. Proses pembentukan hidroksi metil furfural berasal dari
konversi dari fruktosa oleh asamklorik panas yang kemudian menghasilkan asam livulenik
dan hidroksi metal furfural. Fruktosa dan sukrosa cepat bereaksi karena merupakan jenis
karbohidrat yang memiliki gugus keton (ketosa). Ketosa bila di dehidrasi oleh pereaksi
saliwanoff memberikan turunan fulfural ynag selanjutnya berkondensasi denganresoreinol
memberikan warna merah (kuning +) kompleks.Hal tersebut diatas menunjukkan bahwa uji
saliwanof digunakan untuk membedakan antara karbohdrat yang mengandung aldehid dan
keton. Dimanapada percobaan terbukti bahwa fruktosa dan sukrosa adalah karbohidrat
yangmengandung gugus fungsi keton. Karena hanya gugus fungsi keton yang bisacepat
bereaksi dengan saliwanof.

E. Uji Iodium
Percobaan uji iodium ini bertujuan untuk memisahkan antara polisakarida,
monosakarida dan disakarida. Iodium memberikan warna kompleks dengan polisakarida.
Amilum memberikan warna biru pada iodium, sedangkan glikogen dan tepung yang sudah
dihidrolisis sebagian (eritrodekstrin) memberikan warna merah sampai coklat dengan iodium.
Pada percobaan yang telah dilakukan, lima senyawa yang diujikan menghasilkan warna
iodium yaitu merah pekat, hanya dekstrin yang menghasilkan warna coklat pekat. Berbeda
dengan teori, justru amilum tidak memberikan warna biru, hal ini dikarenakan larutan amilum
yang akan diujikan tidak diaduk terlebih dahulu, akibatnya larutan amilum mengendap
sehingga tidak menghasilkan warna seharusnya.
Dengan demikian, percobaan ini membuktikan bahwa glukosa, fruktosa, laktosa,
sukrosa bukanlah polisakarida, dan dekstrin termasuk pada polisakarida. Sedangkan terjadi
sedikit kesalahan pada prosedur kerja untuk uji iodium pada senyawa amilum.
Hal ini tidak berlaku untuk jenis-jenis sakarida yang lain seperti monosakarida,
disakarida, dan oligosakarida karena struktur mereka masih sederhana.Dengan demikian pada
percobaan tes iodium terbukti bahwa amilum dan kanji adalah polisakarida. Karena hanya
polisakarida yang bisa cepat bereaksi dengan iodium dengan memberikan perubahan warna
yang kompleks.

G. Kesimpulan
a) Karbohidrat penting peranannya dalam kehidupan, selain sebagai sumber tenaga,
karbohidrat memiliki fungsi sebagai pusat metabolisme, struktural dan penyangga.
b) Berdasarkan hasil percobaan, karbohidrat dapat diidentifikasi berdasarkan sifat-
sifatnya menurut pembagian jenisnya, yaitu monosakarida, oligosakarida dan
polisakarida.
c) Antara larutan karbohidrat satu dengan yang lain memiliki sifat-sifat khusus tersendiri,
missal hanya monosakarida dan beberapa oligosakarida yang dapat mereduksi gula.

H. Jawaban Pertanyaan
1. (di data pengamatan)
2. Karena perbedaan sifat mereduksi dari monosakarida, disakarida dan polisakarida.
Dimana monosakarida memiliki sifat cepat mereduksidaripada disakarida dan
polisakarida. Sehingga pada percobaan, monosakarida yang lebih cepat bereaksi yaitu
fruktosa dan glukosa.
3. Karena masing-masing senyawa karbohidrat yang diujikan memilki gugus fungsi
yang berbeda.
4. Ada, contohnya dekstrin dan amilum. Karena larutan yang akan bereaksi (menghasil
kanendapan) adalah larutan yang memiliki sifat mereduksi. Sementara dekstrin dan
amilum tidak memiliki sifat mereduksi. Sehingga sampai pemanasan yang ke-5 menit
kanji dan amilum tidak bereaksi (menghasilkan endapan).
5. Tidak sama. Jika dilihat dari kedua larutan yang bereaksi yaitu glukosa, fruktosa, dan
laktosa dimana diantara keduanya yang berwarna paling merah (+++) adalah glukosa.
Sementara yang kurang warna merahnya (+) adalah fruktosa dan laktosa. Glukosa
memiliki gugus fungsi yang sama yaitu aldehid. Sementara fruktosa memiliki gugus
fungsi keton. Berarti perbedaan warnanya disebabkan oleh perbedaan dari gugus
fungsi yang dimiliki oleh larutan karbohidrat tersebut.
6. Kedua uji ini sama-sama diidentifikasi dengan adanya reaksi warna endapan merah
bata, selain itu pada keduanya terdapat senyawa yang sama yang bereaksi, yaitu
glukosa dan fruktosa. Letak perbedaannya dilihat pada endapan tembaga oksidanya.
Dimana endapan tembaga pada tes barfoed lebih sedikit dari tes benedict.
7. Setelah pemanasan 5 menit masih ada bahan yag tidak bereaksi yaitu pada senyawa
polisakarida. Hal ini terjadi dikarenakan senyawa polisakarida (dekstrin dan amilum)
tidak bersifat meredeuksi. Sedangkan untuk disakarida (sukrosa dan laktosa)
sebenarnya biisa bereaksi positif, namun dengan pemanasan yang lebih lanjut.
8. Pada uji seliwanoff larutan yang memberikan reaksi positif yaitu fruktosa dan
sukrosa. Hal ini dikarenakan pereaksi seliwanoff hanya bereaksi dengan karbohidrat
yang memilki gugus funsi keton atau ketosa, yaitu fruktosa dan sukrosa.
9. Iodium memberikan warna kompleks dengan poisakarida karenanya pada uji iodium
menghasilkan warna yang berbeda antara senyawa yang polisakarida dan yang bukan
polisakarida (monosakarida dan disakarida).

Daftar Pustaka
nn. 2011. Karbohodrat. [OFFLINE]. http://www.scribd.com/doc/12878867
/KarBoHidrat: kamis, 31 Maret 2011.
nn. Uji-Karbohidrat. [ONLINE]. http://www.scribd.com/doc/33899297/Uji-
Karbohidrat: Rabu, 29 Maret 2011
Poedjiadi, Anna dan F.M. Titin Supriyanti. 2009. DASAR-DASAR BIOKOMIA.
Jakarta: Universitas Indonesia.

Lampiran

Karbohidrat

Ungu Uji molisch Tidak bereaksi

Semua karbohidrat Non karbohidrat

Uji iodium

Coklat tidak berubah

Polisakarida Monosakarida/disakarida
Uji Barfoed

Merah bata

Monosakarida disakarida

Seliwanof

Merah cherry

Gula pereduksi non pereduksi

Aldosa Ketosa

Anda mungkin juga menyukai