Di susun oleh
dr Dinar Deby Saraswati
Pembimbing
Dr Agus Sp.S
BAB I
IDENTITAS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. K
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 61 tahun
Alamat : Depok
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Agama : Islam
Bangsal : Kakatua
Tanggal masuk : 7 Juli 2016
II. ANAMNESIS
Auto anamnesis dilakukan pada tanggal :7 Juli 2016
Keluhan Utama : Muntah-muntah
Riwayat Penyakit Sekarang :
3 Jam SMRS : pasien muntah muntah > 10x ,muntahan berisi cairan
dan lendir , darah disangkal.
SMRS : Pasien datang ke IGD RSUD Depok dengan keluhan
muntah muntah > 10x sejak 3 jam SMRS, muntah berisi cairan dan
makanan , sampai di IGD pasien masih muntah2. darah disangkal.
Keluhan disertai dengan pusing berputar dan nyeri kepala seperti tertekan
di seluruh kepala, Selain itu dirasakan juga lemas di bagian tangan dan
kaki sebelah kanan saat di IGD, penglihatan kiri dikeluhkan kabur akan
tetapi tidak terlihat kesulitan berbicara. Penurunan nafsu makan (+), BAK
(+), BAB (+)
PEMERIKSAAN
I. STATUS PRESENS
BADAN
Trofi otot punggung : SDN
Trofi otot dada : SDN
Nyeri membungkuk badan : SDN
Palpasi dinding perut : (+)
Kolumna vertabralis; bentuk : DBN
Gerakan : DBN
Nyeri tekan : (-)
Sensibilitas (tentukan batas dan jenis kelainan pada gambar)
Kanan kiri
Reflek dinding perut : (+) (+)
Reflek kremaster : TDL
Alat kelamin : TDL
Patela Akhiles
Kanan kiri kanan kiri
Reflek Fisiologik :+ + + +
Perluasan reflek: DBN DBN DBN DBN
Reflek silang : - - -
Reflek patologik :
Kanan kiri
Babinski : + -
Chaddock : + -
Oppenheim : - -
Gardon : - -
Schaeffer : - -
Gonda : - -
Bing : - -
Rossolimo : - -
Mendel bechterew : - -
Kanan kiri
Tes Lasegue : - -
Tes OConnel : - -
Tes Patrik : - -
Kontra Patrik : - -
Tes Gaenslen : - -
Tes Homan : - -
Tes Brudzinski II : - -
Tes Guillain : - -
Tes Kernig : - -
Klonus paha : - -
Klonus kaki : - -
Gerakan abnormal
Tremor : (-)
Khorea : (-)
Mioklanik : (-)
Atetose : (-)
Ballismus : (-)
Fungsi vegetatip
Miksi :DBN
Inkontinensia urine : (-)
Retensio urine : DBN
Anuria : (-)
Poliuria : (+)
Defekasi : (+)
Inkontinensia alvi : (-)
Retensio alvi : (-)
Ereksi :TDL
GAMBAR :
Pemeriksaan tambahan yang dikerjakan :
Laboratorium
Hematologi
Hb 12.3 12.0 14. g/dL
Hematokrit 37.5 33-45 %
Leukosit 7.5 4.2-10,0 ribu/uL
Trombosit 226 150-440 ribu/uL
Fungsi Hati
SGOT 24 0-34 U/I
SGPT 25 0-40 U/I
Fungsi Ginjal
Asam urat darah 3.3 <7 mg/dL
Ureum darah 37 20-40 mg/dL
Kreatinin darah 0,61 0,6-1,5 mg/dL
Elektrolit Darah
Natrium 134 135-147 mmol/L
Kalium 3.0 3,10-5,10 mmol/L
Klorida 97 95-108 mmol/L
CT SCAN
Kesan : tak tampak lesi patologis maupun perdarahan intra parenkimal pada
pemeriksaan CT Scan Kepala saat ini
Diagnosis Klinik : hemiparesis dextra, parese N. XII, Hipertensi Grade 1, DM
Tipe 2
Diagnosis Topik : Pons
Diagnosis etiologi : Stroke Iskemik
Terapi :
Non-Medikamentosa :
Diet DM 1700 kalori
Bagian kepala dan dada ditinggikan 20-30o dengan kepala dan
dada pada satu bidang
O2 3 L per menit
NaCl 0,9 % 500 cc/ 12 jam
Rawat bersama dengan Penyakit Dalam
Medikamentosa :
KSR 3 x 1 tab
Betahistin 3 x 1 tab
Simvastatin 1 0 1
Frego 3 x 1
Inj. Ondancentron 3 x 8 mg
Inj prosogan 2 x 1 Amp
Inj. Citicoline 3 x 500 mg
Inj neurobion 1 x 1 drip
Act Rapid 3 x 10 IU
Prognosis :
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Stroke iskemik adalah stroke yang terjadi akibat obstruksi atau bekuan di satu
atau lebih arteri besar pada sirkulasi serebrum. Obstruksi dapat disebabkan oleh
bekuan (trombus) yang terbentuk di dalam suatu pembuluh otak atau organ
distal.3
Etiologi
Terdapat beragam penyebab stroke trombotik dan embolik primer, termasuk
aterosklerosis, arteritis, keadaan hiperkoagulasi, dan penyakit jantung struktural.
Namun trombosis yang menjadi penyulit aterosklerosis merupakan penyebab
pada sebagian besar kasus stroke trombotik, dan emobolus dari pembuluh besar
atau jantung merupakan penyebab tersering stroke embolik.3
Gejala pada RIND sama seperti TIA namun butuh waktu lebih lama
untuk menghilang. RIND akan membaik dalam waktu 24-48 jam,
sedangkan PRIND (Prolonged Reversible Neurological Deficit) akan
membaik dalam beberapa hari yakni 3-4 hari.
Pada bentuk ini, gejala dan tanda neurologis fokal terus memburuk
setelah 48 jam. Kelainan atau deficit neurologic yang timbul
berlangsung secara bertahap dari yang bersifat ringan menjadi lebih
berat.
d) Complete Stroke non hemmorhagic
Faktor Resiko
Faktor resiko untuk terjadinya stroke iskemik dibagi menjadi faktor resiko
Nonmodifiable dan modifiable.2
Faktor resiko Nonmodifiable, yaitu :
o Usia
o Ras
o Jenis kelamin
o Etnis
o Genetik/keturunan
dan diiringi oleh kelumpuhan LMN pada belahan lidah sisi ipsilateral. Itulah
sindrom hemiplegia alternans nervus hipoglossus atau sindrom medular
medial.
Diagnosis
Diagnosis serangan stroke ditegakkan berdasarkan temuan klinis. CT
Scan kepala tanpa kontras merupakan pemeriksaan baku emas untuk perdarahan
otak. Bila tidak memungkinkan dilakukan CT Scan, maka dapat menggunakan
algoritma skor Gajah Mada, Djunaedi, atau Siriraj. Pungsi lumbal dapat
dilakukan bila ada indikasi khusus. MRI dilakukan untuk menentukan lesi
patologik stroke lebih tajam. Neurosonografi dilakukan untuk mendeteksi
stenosis pembuluh darah ekstrakranial dan intrakranial dalam membantu
evaluasi diagnostik, etiologik terapi, dan prognostik.2
Penatalaksanaan
Prinsip dasar penatalaksanaan stroke akut adalah upaya memulihkan tekanan
perifer otak, mencegah kematian sel otak, mengoptimalkan metabolisme, dan
mencegah terjadinya proses patologis yang mengiringi serangan otak tersebut.2
Untuk penatalaksanaan stroke iskemik akut adalah sebagai berikut.
Trombolisis dengan rt-PA (recombinant tissue type plasminogen
activator) dapat dipakai bila memenuhi syarat-syarat khusus serta waktu
setelah onset tidak lebih dari 3 jam di rumah sakit yang lengkap
fasilitasnya (tipe A).
Antikoagulan heparin atau Low Molecule Weight Heparin (LMWH)
dapat dipertimbangkan dipakai untuk reperfusi dan prevensi stroke
berulang dengan indikasi serta syarat khusus, yaitu dengan pemantauan
APTT 1,5-2 kali kontrol (dengan heparin), sedangkan LMWH dengan
pemeriksaan anti-faktor Xa, 3 jam setelah pemberian terakhir pada hari
ketiga pengobatan.
Asetosal (ASA) dosis kecil 50-100 mg dapat diberikan dalam 48 jam
pertama bila sudah dibuktikan tidak didapatkan perdarahan transformasi
atau perdarahan.
Obat hemoreologik dapat diberikan dengan indikasi.
Neuroprotektor dapat pula diberikan sebagai obat tambahan.2
DAFTAR PUSTAKA
5. Warlow, C., Gijn, V., Hankey, G., Sandercock, P., & Bamford, J. (2007).
Stroke In : a practical guide to management. London: Blackwell
Science