Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS KELAYAKAN BISNIS

RESTORAN WAROENG ORANG


INDONESIA

Andreas Andrew, Tomy Gurtama Soemapradja

Universitas Bina Nusantara, Jakarta


Andreasandrew11@rocketmail.com, Gurtama@yahoo.com

ABSTRAK

Restoran Waroeng Orang Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di industri makanan, yang
berlokasi di Kemanggisan, Jakarta Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti kondisi
aspek internal dan eksternal Waroeng Orang Indonesia yang akan melakukan ekspansi bisnis yang
meliputi Manajemen, Operasional, Hukum, Ekonomi dan Sosial, Pemasaran Lingkungan Industri dan
Keuangan serta menganalisis kelayakan bisnis pada perusahaan ini. Metode penelitian yang
digunakan adalah deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan metode
Observasi dan penelitian financial kepada pihak perusahaan. Dari hasil penelitian ini, diketahui
bahwa perusahaan sudah layak untuk melakukan ekspansi bisnis yang dilihat dari aspek keuangan
dengan berbagai saran agar lebih layak perihal perencanaan melakukan ekspansi bisnis tersebut.

Kata Kunci : Studi Kelayakan Bisnis, Aspek Internal, Ekspansi Bisnis

ABSTRACT

Waroeng Orang Indonesia Restaurant is a company which operates in the food industry, located at
Kemanggisan, West Jakarta. The purpose of this research is to analyze both internal and external
aspects of the company for future expansion purpose. These aspects include Management,
Operational, Law, Economy and Social, Marketing, industry Finance and Environment, as well as
Business worthiness of the company. The method of the research is descriptive analysis. Data were
collected by observation and Financial Analysis Method. From the research, we conclude that the
company, based on financial aspect, has been ready to commence business expansion. Seen from the
financial aspect with various suggestions to make it more viable concerning planning to Business
expansion.

Kata Kunci : Business Feasibility Study, Internal Aspects, Business Expansion

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persaingan di dunia industry telah kita ketahui bahwa saat ini semakin ketat. Khusus nya
pada persaingan industry di bidang makanan. Hal ini ditandai dengan semakin banyak dan
bertambahnya produsen maupun pengusaha yang bergerak di bidang industry makanan, khususnya di
Indonesia. Indonesia merupakan Negara dengan jumlah penduduk terbesar ke-5 di dunia, menjadikan
Indonesia merupakan pasar potensial untuk di industry makanan. Dengan banyak nya penduduk
Indonesia tentu berimbas kepada kebutuhan akan pangan. http://nasional.kompas.com/read/2011/09
/19/10594911

Untuk menjalankan suatu kegiatan bisnis maka diperlukan investasi, baik berupa penyerahan
modal sendiri maupun dari luar. Wirausaha harus berhati-hati dalam berinvestasi agar investasi yang
ditanamkan dapat mengembalikan pada tingkat pengembalian yang optimal. Hal ini tentu saja
memerlukan kecermatan dalam alokasi dana dan perhitungan yang matang dalam menilai kelayakan
bisnis. Oleh karena itu diperlukan suatu Studi Kelayakan Bisnis sebelum menjalankan suatu investasi.

Studi Kelayakan Bisnis dapat dikatakan sebagai suatu penelitian mengenai dapat tidaknya
suatu proyek (investasi baru) yang akan dilaksanakan dapat berhasil. Studi Kelayakan Bisnis pada
umumnya digunakan untuk mengkaji kelayakan suatu bisnis baru. Tetapi tidak tertutup kemungkinan
organisasi yang berkeinginan untuk melakukan pengembangan usaha juga memerlukan Studi
Kelayakan Bisnis. Oleh karena itu, dalam penulisan ini objek penelitian pada Restoran Waroeng
Orang Indonesia sebagai salah satu restoran yang mengedepankan sisi ke Indonesiaan pelanggan nya
mencoba untuk mulai bersaing dengan pesaing nya di industry makanan. Restoran Waroeng Orang
Indonesia yang berada di Jakarta Barat, tepatnya daerah Kemanggisan sekitaran kampus Bina
Nusantara University dihadapkan dengan persaingan di industry makanan dengan banyak nya jumlah
tempat- tempat makan di daerah nya, yang menyajikan menu yang sejenis dan bercita rasa sama yaitu
cita rasa budaya Indonesia. Restoran Waroeng Orang Indonesia tentunya harus menjaga eksistensinya
agar tidak kalah bersaing dengan para competitor.

Restoran Waroeng Orang Indonesia didirikian pada tahun 2012, telah berjalan dengan baik
dan lancar. Tetapi dengan banyaknya pesaing yang dihadapi oleh Restoran Waroeng Orang Indonesia,
pihak restoran berencana untuk melakukan pengembangan bisnis nya. Dengan alasan untuk
meningkatkan pendapatan serta memperluas pangsa pasar kedepannya. Karya ilmiah ini akan meneliti
kelayakan suatu perencanaan pengembangan bisnis pada Restoran Waroeng Orang Indonesia melalui
Studi Kelayakan Bisnis dengan proyeksi arus kas dengan menggunakan penganggaran modal. Dalam
penelitian ini akan dilakukan evaluasi mengenai kebutuhan budgeting untuk pengembangan bisnis dan
juga proyeksi pendapatan di tahun-tahun yang akan datang berdasarkan data historis yang ada. Hasil
yang didapat dari hasil penelitian ini merupakan sebuah laporan evaluasi apakah pengembangan pada
Restoran Waroeng Orang Indonesia memberikan keuntungan atau tidak berdasarkan tingkat
pengembalian investasi yang didapat dan hasil penelitian ini dapat menjadi proposal Restoran
Waroeng Orang Indonesia dalam mengajukan permintaan perencanaan pengembangan bisnis. Guna
menghadapi berbagai ancaman dari pesaing bisnis restoran.peneliti akan mencoba mambantu Restoran
Waroeng Orang Indonesia dalam melakukan analisis kelayakan bisnis dalam pengembangan
(ekspansi) dengan menggunakan Studi Kelayakan Bisnis sehingga diperoleh analisis yang lebih akurat
dan dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, Rumusan penelitian ini intinya adalah
apakah ekspansi bisnis restoran waroeng orang Indonesia perlu dilakukan atau tidak, yang terdiri dari :

1. Apakah rencana ekspansi bisnis didukung oleh kelayakan Aspek Pasar dan Pemasaran,
AMDAL, Hukum, MSDM, Lingkungan Industri, Operasional.
2. Apakah rencana ekspansi bisnis didukung oleh Kelayakan Aspek Keuangan.

1.3 Tujuan Penelitian

Dengan tujuan penelitian :

1. Analisis kelayakan Aspek Pasar dan Pemasaran, AMDAL, Hukum, MSDM,


Lingkungan Industri, Operasional.
2. Analisis kelayakan Aspek Keuangan.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi perusahaan:
Dari penelitian ini ,diharapkan RM.WOi akan mendapatkan pengetahuan yang cukup
komperhensif tentang kajian ilmu studi kelayakan bisnis.
Agar pihak RM. WOi dapat mengetahui seberapa besar estimasi penjualanan, biaya-
biaya, dan nilai investasi tambahan.
RM.WOi akan dapat menggunakan laporan studi kelayakan bisnis sebagai bahan
referensi untuk melakukan ekspansi bisnis.
RM.WOi dapat mempelajari aspek-aspek kelayakan bisnis dan bisa untuk mengevaluasi
kondisi perusahaan sekarang.
2. Bagi penulis:
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai
kelayakan bisnis pada RM.WOi di Kemanggisan
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan perbandingan sampai sejauh mana teori-
teori yang di dapat selama perkuliahan dapat di terapkan ke dalam dunia nyata.
Merupakan latihan bagi penulis untuk mendefinisikan masalah, menganalisa situasi serta
mengadakan penelitian yang bersifat formal.
3. Bagi Jurusan Management:
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi acuan terhadap masalah-masalah yang terjadi
pada peningkatan bisnis ataupun permasalahan pada promosi pada suatu usaha.

METODE PENELITIAN

Penetapan Kriteria Penelitia


Kriteria Optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan expansi bisnis oleh RM.
WOi (Waroeng Orang Indonesia) ini adalah dengan menguji kelayakan kriteria dari berbagai aspek
dan berikut ini merupakan uraian aspek dan kriterianya :

Kelayakan Bisnis Kriteria


Aspek Pasar dan Pemasaran Terdapat potensi pasar untuk produk yang
ditawarkan dan seberapa besar pembagian pasar
dalam persaingan sebuah industri. Kriteria yang
dibahas dalam aspek pasar dan pemasaran meliputi:
- Bentuk Pasar
- Marketing mix
- Analisis Segmentasi, target, dan posisi
pasar
- Proyeksi Penjualan
Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia Suatu bisnis dapat berhasil apabila dijalankan oleh
orang-orang yang terpecaya dan professional,
sehingga struktur organisasi dipilih sesuai dengan
bentuk dan tujuannya. Kriteria yang dibahas
meliputi :
- Bagan organisasi
- Jumlah dan kriteria tenaga kerja
- Kegiatan penerimaan tenaga kerja
Aspek Hukum Usaha dapat dinyatakan legal jika telah mendapat
izin usaha dari pemerintah daerah setempat melalui
instansi/lembaga/departemen/dinas terkait. Kriteria
yang dibahas:
- Tanda daftar
- Kewajiban hukum
- Izin usaha
Aspek AMDAL Usaha yang telah atau sebelum dijalankan sangat
perlu melakukan studi tentang dampak lingkungan
yang bakal timbul, baik dampak sekarang maupun
mendatang.
Kriteria yang akan dibahas

- Evaluasi dampak ekonomi


- Evaluasi dampak sosial
Aspek Lingkungan Industri - 5 kekuatan Porter
Aspek Keuangan Investasi yang ditanamkan dalam suatu bisnis
tentunya diharapkan akan menjadi menguntungkan,
kriteria yang dibahas meliputi :
- Arus kas dari proyeksi penjualan
- Arus kas dari proyeksi investasi
- Arus kas dari biaya operasional
- Arus kas dari profit perusahaan
- Internal Rate of Return
- Net Present Value
- Payback Period
- Profitability Index
- BEP

HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisis Break Event Point (Titik Impas)

Dalam Analisa Break Event Point (titik impas), memiliki tujuan untuk mengetahui
periode dimana suatu perusahaan tidak mengalami kerugian ataupun mendapatkan keuntungan.
Di dalam Analisa Break Event Point (titik impas) pada Restoran Waroeng Orang Indonesia
memiliki tujuan untuk mengetahui berapakah jumlah produk makanan dan minuman yang
diproduksi atau pun dijual oleh Restoran Waroeng Orang Indonesia, serta mengetahui berapakah
tingkat pendapatannya dimana perusahaan tidak mengalami untung ataupun rugi. Metode
perhitungan yang akan digunakan adalah metode Break Event Point (titik impas) untuk Multiple
Product. Berikut perhitungan Break Event Point (titik impas) :

Diketahui bahwa :
Fix Cost = Rp 16.500.000
Weighted Average Contribution (unit) = Rp 10.281,44
Weighted Average Contribution Ratio = 0,66

Produk Makanan
FC
BEP In Unit=
WAC per Unit
16.500.000
=
10.281,44

= 1.605 Porsi

Artinya bahwa, agar Restoran Waroeng Orang Indonesia mengalami Break Event Point (titik
impas), maka Restoran Waroeng Orang Indonesia harus mampu menjual atau mencapai target
produksi penjualan makanan mereka sebanyak 1.605 porsi dalam waktu sebulan. Yang berarti
bahwa Restoran waroeng orang Indonesia harus mampu menjual makanan sebanyak 400 porsi
makanan dalam waktu 1 minggu, dan sebanyak 57 porsi dalam 1 hari.
Atau dengan kata lain penjualan produk makanan di Restoran Waroeng Orang Indonesia secara
terperinci adalah :

Tabel Penjualan Produk Makanan BEP Mix


Produk Ratio Penjualan PerBulan Jumlah

Mie Hotplate lada hitam 0,036 1.605 Porsi = 57 Porsi


Mie Hotplate jamur 0,044 1.605 Porsi = 70 Porsi
Nasi Goreng Woi 0,171 1.605 Porsi = 275 Porsi
Nasi Goreng SeaFood 0,066 1.605 Porsi = 106 Porsi
Nasi Timbel 0,162 1.605 Porsi = 260 Porsi
Soto Ayam 0,003 1.605 Porsi = 5 Porsi
Mie Goreng SeaFood 0,066 1.605 Porsi = 106 Porsi
Chicken Cordon Bleu 0,010 1.605 Porsi = 17 Porsi
Sup Tomyam 0,021 1.605 Porsi = 33 Porsi
Sup Iga 0,034 1.605 Porsi = 55 Porsi
Sup Asparagus 0,035 1.605 Porsi = 56 Porsi
Nasi Goreng Kampung 0,176 1.605 Porsi = 282 Porsi
Ikan Gurame Asam Manis 0,046 1.605 Porsi = 74 Porsi
Kwetiaw Goreng Seafood 0,034 1.605 Porsi = 55 Porsi
Ifue Mie SeaFood 0,023 1.605 Porsi = 37 Porsi
Udang saos padang 0,013 1.605 Porsi = 21 Porsi
Udang saos tiram 0,009 1.605 Porsi = 14 Porsi
Menu Cumi 0,015 1.605 Porsi = 24 Porsi
Sapo tahu seafood 0,035 1.605 Porsi = 56 Porsi
Total 1.605 Porsi
Sumber : Pengolahan Data

Sedangkan perhitungan besarnya pendapatan Restoran Waroeng Orang Indonesia agar


mengalami titik impas adalah sebagai berikut :
FC
BEP In Sales=
WAC Ratio
16.500.000,00
=
0,6600

Rp 25.066.958

Dari pengolahan data diatas ditarik kesimpulan bahwa, penjualan dari ke-23 jenis menu
makanan di Restoran Waroeng Orang Indonesia adalah sebesar Rp 25.066.958 atau dengan kata
lain bahwa target penjualan tiap-tiap produk adalah sebagai berikut :
Tabel Target Penjualan BEP Mix
Jumlah Harga
Produk Jumlah
Penjualan Satuan
Mie Hotplate lada hitam 57 Porsi 16.000 Rp 917.048
Mie Hotplate jamur 70 Porsi 16.500 Rp 1.162.430
Nasi Goreng Woi 275 Porsi 16.000 Rp 4.394.187
Nasi Goreng SeaFood 106 Porsi 15.000 Rp 1.594.087
Nasi Timbel 260 Porsi 17.500 Rp 4.555.387
Soto Ayam 5 Porsi 10.000 Rp 47.763
Mie Goreng SeaFood 106 Porsi 15.000 Rp 1.594.087
Chicken Cordon Bleu 17 Porsi 17.500 Rp 292.548
Sup Tomyam 33 Porsi 18.000 Rp 601.813
Sup Iga 55 Porsi 17.000 Rp 933.765
Sup Asparagus 56 Porsi 13.500 Rp 757.639
Nasi Goreng Kampung 282 Porsi 12.000 Rp 3.381.614
Ikan Gurame Asam Manis 74 Porsi 18.500 Rp 1.369.601
Kwetiaw Goreng Seafood 55 Porsi 15.000 Rp 823.910
Ifue Mie SeaFood 37 Porsi 15.000 Rp 555.244
Udang saos padang 21 Porsi 21.000 Rp 451.359
Udang saos tiram 14 Porsi 21.000 Rp 300.906
Menu Cumi 24 Porsi 21.000 Rp 501.511
Sapo tahu seafood 56 Porsi 18.500 Rp 1.038.246
Total Rp 25.273.144
Sumber : pengolahan data
Catatan : bahwa adanya beberapa hasil perhitungan yang sedikit berbeda dikarenakan faktor
angka di belakang koma, dan adanya pembulatan angka

Produk Minuman
Diketahui bahwa :
Fix Cost = Rp 16.500.000
Weighted Average Contribution (unit) = Rp 10.281,44
Weighted Average Contribution Ratio = 0,66

FC
BEP In Unit=
WAC per Unit
16.500.000,00
=
4.459

3.700 unit

Dari pengolahan data diatas ditarik kesimpulan bahwa, total penjualanan produk minuman di
Restoran Waroeng Orang Indonesia adalah sebanyak 3.700 unit/ gelas agar mencapai titik impas
pada penjualan produk minuman, yang terdiri dari :
Tabel Penjualan Produk Minuman BEP Mix
Penjualan
Produk Ratio Jumlah
PerBulan
Aeka jus buah 0,2341 3.700 Unit 866 Gelas
Original jus 0,0160 3.700 Unit 59 Gelas
Flavour tea 0,0080 3.700 Unit 30 Gelas
Jeruk murni 0,0419 3.700 Unit 155 Gelas
Tehh tarik 0,0560 3.700 Unit 207 Gelas
Lemon squash 0,0209 3.700 Unit 77 Gelas
Aneka minuman tehh 0,3297 3.700 Unit 1.220 Gelas
Cappucino dan mocha frio 0,0575 3.700 Unit 213 Gelas
Fanta susu 0,0392 3.700 Unit 145 Gelas
Lemon tea 0,0712 3.700 Unit 263 Gelas
Es jeruk nipis 0,0735 3.700 Unit 272 Gelas
Soda gembira 0,0522 3.700 Unit 193 Gelas
Total 3.700 Gelas
Sumber : Pengolahan Data

Dari hasil pengolahan data diatas merupakan target penjualanan yang harus tercapai agar
mengalami titik impas. Berikut perhitungan besarnya pendapatan yang didapat dari hasil
penjualanan produk minuman di Restoran Waroeng Orang Indonesia :

FC
BEP In Sales=
WAC Ratio

16.500.000
=
0,72

= Rp 22.809.534

Kesimpulannya bahwa, penjualan dari ke 12 jenis minuman di Restoran Waroeng Orang


Indonesia adalah sebesar Rp 22.809.534 atau dengan kata lain bahwa target penjualan tiap-tiap
produk adalah sebagai berikut :

Tabel Target Penjualan Minuman BEP Mix


Jumlah Harga
Produk Jumlah
Penjualan perUnit
aneka jus buah 866 Gelas 7.000 Rp 6.063.987
original jus 59 Gelas 9.000 Rp 532.448
flavour tea 30 Gelas 12.000 Rp 354.965
jeruk murni 155 Gelas 10.000 Rp 1.549.451
tehh tarik 207 Gelas 8.000 Rp 1.656.504
lemon squash 77 Gelas 10.000 Rp 774.725
aneka minuman tehh 1.220 Gelas 3.000 Rp 3.659.521
cappucino dan mocha frio 213 Gelas 10.000 Rp 2.126.973
fanta susu 145 Gelas 8.000 Rp 1.160.679
lemon tea 263 Gelas 6.000 Rp 1.580.440
es jeruk nipis 272 Gelas 6.000 Rp 1.631.149
soda gembira 193 Gelas 8.500 Rp 1.640.305
Total Rp 22.731.146,13
Sumber : Pengolahan Data

Maka dari semua pengolahan data diatas dari semua angka-angka yang telah terhitung,
merupakan suatu target penjualan yang harus dicapai oleh Restoran Waroeng Orang Indonesia
agar mencapai titik impas di dalam Analisis Kelayakan Bisnis.

Net Present Value


Net Present Value yaitu selisih antara Present Value dari investasi dengan nilai
sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih (aliran kas operasional maupun aliran
kas terminal) di masa yang akan datang. Selanjutnya, penghitungan menggunakan rumus
Net Present Value (arus kas bersih), ditemukan nilai Net Present Value sebesar
103.375.123. Dikarenakan nilai Net Present Value 103.375.123 > 1, maka bisnis
Restoran yang telah dijalankan oleh RM. Waroeng Orang Indonesia telah layak
berdasarkan penghitungan Net Present Value.

Internal Rate of Returns


Metode Internal Rate of Returns digunakan untuk mencari tingkat bunga yang
menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang, atau
penerimaan kas dengan mengeluarkan investasi awal. Kriteria yang layak dari Internal
Rate of Returns yaitu sebesar 19.54% (7.28% tingkat inflasi dan 12.26% tingkat suku
bunga). Hasil penghitungan Internal Rate of Returns dari arus kas bersih di atas,
ditemukan nilai Internal Rate of Returns sebesar 21%. Maka 21% > 19.54% sehingga
perhitungan dapat dinyatakan layak sesuai kriteria kelayakan bisnis.

Profitability Index
Penggunaan metode profitability index (PI) adalah dengan menghitung melalui
perbandingan antara nilai sekarang (present value) dengan rencana penerimaan-
penerimaan kas bersih dari investasi yang telah dilaksanakan. Selanjutnya, dengan
menggunakan bantuan microsoft excel 2007 dengan rumus:
=ABS(SUM(arus kas bersih tahun 1-5)/arus kas bersih tahun pembukaan)
ditemukan hasil penghitungan profitability index pembukaan bisnis Restoran yang akan
dijalankan oleh RM. Waroeng Orang Indonesia adalah senilai 5,01. Dikarenakan nilai PI
(5,01) > 1, maka bisnis Restoran yang sudah dijalankan oleh RM. Waroeng Orang
Indonesia telah memenuhi kriteria Profitability Index.

Payback Period
Penggunaan metode Payback Period (PP) adalah dengan menghitung biaya investasi
awal ditambah dengan kas bersih tahun n hingga mencapai titik 0. Maka, melihat dari
nilai investasi dan kas bersih yang telah dihitung sebelumnya, perhitungan payback
period adalah sebagai berikut :
Investasi (233.075.000,00)
Arus Kas Tahun1 (178.132.000,00) +
(411.207.000,00)
Arus Kas Tahun 2 (60.329.116,91) +
(471.536.116,91)
Arus Kas Tahun 3 134.016.858,84 +
(337.519.258,07)
Arus Kas Tahun 4 381.809.406,02 +
44.290.147,95

Restoran Waroeng Orang Indonesia mengalami Payback Period selama 4 tahun 1 bulan
< 5 tahun. Berdasarkan perhitungan Payback Period Restoran Waroeng Orang
Indoensia telah Layak.

Jenis Aspek Studi Kelayakan


Aspek Pasar dan Layak
Pemasaran
Aspek AMDAL Layak
Aspek Hukum Tidak Layak
(Legalitas)
Aspek MSDM Layak
Aspek Lingkungan Layak
Industri
Aspek Keuangan Layak

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dari berbagai aspek yang telah diperoleh, maka dapat di
intisarikan beberapa kesimpulan yaitu :
1. Aspek Pasar terdapat pasar potensial yang terus tumbuh setiap tahunnya sehingga terdapat
peluang bagi Restoran Waroeng Orang Indonesia dalam mendapatkan pangsa pasar,
penetapan harga yang bersaing, lokasi yang strategis dan promosi yang dapat menarik minat
pembeli.
2. Aspek Manajemen dan SDM, terdapat sistem pengorganisasian yang jelas bagi tenaga kerja.
Bahwa dari Aspek Manajemen dan SDM ini telah Layak, karena pembagian penempatan
tugas dan wewenang serta tanggung jawab pekerja telah sesuai dengan bidang dan keahlian
masing-masing. Aspek Hukum, belum semua persyaratan perizinan terpenuhi oleh Restoran
Waroeng Orang Indonesia, karena sedang dalam proses pengadaan izin-izin usaha. Aspek
AMDAL, kebutuhan tenaga kerja ini akan diambil dari tenaga kerja lokal. Serta pajak yang
dikenakan pada Restoran Waroeng Orang Indonesia diharapkan dapat meningkatkan
pendapatan daerah. Aspek Lingkungan Industri, Restoran Waroeng Orang Indonesia
berpeluang mendapat pangsa pasar daengan kekuatan tawar menawar yang cukup kuat antar
pemasok dan konsumen.
3. Aspek keuangan, kebutuhan investasi yang dibutuhkan dalam ekspansi bisnis yang akan
dilakukan oleh Restoran Waroeng Orang Indonesia sebesar Rp 233,075,000 dan semua
berasal dari modal sendiri. Untuk menilai analisis kelayakan bisnis, Restoran Waroeng Orang
Indonesia menggunakan Skenario Pesimis. Pada tingkat bunga sebesar 15%, Pajak 25%, dan
menghasilkan NPV dari scenario pesimis adalah sebesar Rp 436,414,301 artinya perusahaan
ini telah layak secara keuangan dengan menggunakan skenario pesimis. Pada hasil penelitian
investasi dengan skenario pesimis didapatkan PI sebesar 6.93, IRR sebesar 43% dan
Payback Period menunjukkan hasil 3 tahun 7 bulan. Hal-hal khusus yang menambah
kelayakan bisnis akan diuraikan di saran.
Saran
Ada beberapa hal yang dapat disarankan oleh penulis berkenaan dengan hasil dari Studi
Kelayakan ini, sebagai berikut :
1. Penyelesaian berbagai perizinan usahan harus segera diproses, agar tidak terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan yang menyangkut masalah Hukum.
2. Perusahaan harus dapat terus melakukan inovasi-inovasi terkait fasilitas, yang
memungkinkan berpengaruh terhadap volume penjualan kedepannya.
Penambahan dan pengembangan Sumber Daya Manusia.

DAFTAR PUSTAKA

Afuah, A. (2004). Business Models: A Strategic Management Approach. New York: McGraw-Hill.

Carter, W. K. (2006). Akuntansi Biaya buku 1 dan 2 (edisi 13) (Alih bahasa Krista). Jakarta: Penerbit
Salemba Empat.

Fuad, M. H. (2006). Pengantar Bisnis (edisi 5). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

G, A. (2000). Anggaran Perusahaan (edisi 4). Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.

Garrison, R. H. (2006). Akuntansi Manajerial buku 1 (edisi 11). Jakarta : Salemba Empat.

Glos, R. E. (2005). Business: it's nature and environment : an Introduction. Miami: Department of
DSC & MIS.

Hansen, D. H. (2000). Akuntansi Manajemen jilid 2 (edisi4). Jakarta: Erlangga.

Ibrahim, Y. (2009). Studi Kelayakan Bisnis (edisi revisi). Jakarta: PT Rineka Cipata.

Jakfar, K. d. (2012). Studi Kelayakan Bisnis (edisi revisi). Jakarta: Kencana.

Kotler, P. K. (2008). A Framework for Marketing Management (fourth edition). New Jersey: Pearson
International.
Kotler, P. K. (2009). Marketing Management 13th edition . New Jersey: Pearson Prentice Hall.

Subagyo, A. (2008). Studi Kelayakan Bisnis (edisi 2). Jakarta: PT Alex Media Komputindo, kelompok
Gramedia.

Tjiptono. (2007). Strategy Pemasaran . Yogyakarta: Andi Offset.

Umar, H. (2005). Studi Kelayakan Bisnis (edisi 3). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Griffin, E (2007). PengantarBisnis.Jakarta:Erlangga

Hisrich, P. (2005). Entrepreneurship (edisi 6). New York: McGraw-Hill.

Megginson, L. C. (2006). Small Business Management : an Entrepreneurs Guidebook (edisi 5). New
York: McGraw-Hill.

RIWAYAT PENULIS

Andreas Andrew lahir di kota Jambi pada 27 Desember 1992. Penulis menamatkan pendidikan S1
Universitas Bina Nusantara dalam bidang Bisnis Manajemen pada 2014.

Anda mungkin juga menyukai