PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Child abuse atau perlakuan salah terhadap anak adalah kesalahan atau kesemenaan
dari-Nya itu seharusnya dijaga, dilindungi, atau diberi pendidikan agar mereka dapat
menjalani masa depan dengan bekal yang cukup. Tidak hanya orang tua atau keluarga saja
yang melakukan perlakuan salah terhadap anak melainkan masyarakat bahkan pendidik
sekalipun dapat melakukan tindak tersebut. Contohnya adalah kekerasan dalam rumah
tangga, pemerkosaan, sodomi, penculikan, dan berbagai bentuk ancaman yang dapat
menciptakan ketakutan di jiwa mereka. Apabila tidak ditanggulangi, tentunya hal itu akan
menambah panjang daftar korban jiwa anak-anak yang merupakan bibit-bibit harapan
perlakuan salah atau tindak kekerasan seperti pemerkosaan yang dialami. Hal ini tentu
tersebut tertunda sampai korban menginjak dewasa,hal tersebut dilatar belakangi oleh
berbagai alasan. Bagi korban yang berada dekat dengan pelaku cenderung lebih lama
menunda dalam mengungkapkan apa yang dialaminya berbeda dengan korban yang
berada jauh dari pelaku cenderung lebih cepat dalam mengungkapkan apa yang
dialaminya. Pengungkapan dari korban tentunya ada manfaatnya seperti lebih cepat
Namun tidak semua korban mudah untuk mengungkapkan apa yang dialaminya.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
terhadap anak.
3. Mahasiswa dapat mengetahui ciri pelaku dan korban perlakuan salah terhadap anak.
4. Mahasiswa dapat mengetahui dampak yang ditimbulkan dari perlakuan salah terhadap
anak.
5. Mahasiswa dapat mengetahui cara menanggulangi perlakuan salah terhadap anak.
BAB II
PEMBAHASAN
anak yang lebih tua dengan menggunakan kekuasaan/otoritasnya terhadap anak yang tak
berdaya yang seharusnya menjadi tanggung jawab dari orangtua atau pengasuh yang
sebagai bentuk penganiayaan fisik dengan terdapatnya tanda atau luka pada tubuh sang
anak.
2
Nadia (2004) mengartikan kekerasan anak sebagai bentuk penganiayaan baik
fiisk maupun psikis. Penganiayaan fisik adalah tindakan kasar yang mencelakakan anak
dan segala bentuk kekerasan fisik pada anak yang lainnya. Sedangkan penganiayaan
terhadap hak-hak anak dan dibanyak negara dikategorikan sebagai kejahatan sehingga
bentuk perlakuan menyakitkan baik secara fisik maupun emosional, pelecehan seksual,
kerugian nyata maupun potensial terhadap kesehatan anak, kelangsungan hidup anak,
tumbuh kembang anak atau mertabat anak yang dilakukan dalam konteks hubungan
tersebut dapat berasal dari rumah/tempat tinggal, kekerasan dalam komunitas (termasuk
pada anak:
1. Kekerasan Fisik
Tindakan yang menyebabkan rasa sakit/potensi menyebabkan sakit yang dilakukan
Kekerasan seksual dapat berupa perlakuan tidak senonoh dari orang lain, kegiatan
yang menjurus pada pornografi, perkataan porno dan melibatkan anak dalam bisnis
prostitusi.
3. Kekerasan Emosional
Segala sesuatu yang dapat menyebabkan terhambatnya perkembangan emosional
(mental) anak. Hal ini dapat berupa kata-kata yang mengancam atau menakut-
nakuti.
4. Tindakan Pengabaian/Penelantaran
3
Ketidakpedulian orangtua atau orang yang bertanggung jawab atas anak pada
kekerasan anak oleh orangtuanya. Faktor tersebut masing-masing berasal baik dari
tayangan televisi dan media lainnya telah membangun dan menciptakan perilaku
Menurut hasil pengaduan yang diterima oleh Komnas Perlindungan Anak (2006),
1. KDRT, kondisi ini kemudian menyebabkan kekerasan terjadi juga pada anak. Anak
seharusnya.
3. Faktor ekonomi, kekerasan yang timbul karena tekanan/himpitan ekonomi.
4
4. Pandangan yang keliru tentang seorang anak dalam keluarga. Orangtua menganggap
anak adalah seorang yang tidak tahu apa-apa, dengan demikian pola asuh apapun
antara lain:
1. Menunjukkan perubahan perilaku pada tingkah laku dan kemampuan belajar di
sekolah.
2. Tidak memperoleh bantuan untuk masalah fisik dan masalah kesehatan yang
anak
4. Menganggap anak sebagai anak nakal, tak berharga, dan susah diatur
5. Menuntut tingkat kemampuan fisik akademik yang tidak terjangkau oleh anak
6. Hanya memperlakukan anak sebagai pemenuhan kepuasan akan kebutuhan
Ciri-ciri umum orangtua dan anak yang menjadi pelaku dan korban dari tindak
5
Dampak kekerasan pada anak yang diakibatkan oleh orangtuanya sendiri atau
anak merasa tidak ada orang yang bisa melindungi dirinya. Saat orang yang
dianggap tidka bisa melindunginya itu ada disekitarnya, anak akan langsung
memukul datau melakukan tindak agresif terhadap si pelaku. Tetapi tidak semua
memiliki gangguan tidur dan makan, bahkan bisa disertai penurunan berat badan.
Ia akan menjadi anak yang pemurung, pendiam, dan terlihat kurang ekspresif.
3. Memudah menangis
Sikap ini ditunjukkan karena anak merasa tidka nyaman dan aman dengan
kemungkinan besar pada saat dia besar, dia tidak akan mudah percaya pada orang
lain.
disebut KPAI yang tugasnya untuk melindungi hak anak. Pemerintah juga telah membuat
telah dibuat pemerintah adalah seperti Pasal 13 ayat (1) UU No. 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak (UU Perlindungan Anak) yang menyatakan bahwa setiap anak
selama dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak lain mana pun yang bertanggung
6
1. Eksploitasi, baik secara ekonomi maupun seksual
2. Penelantaran
3. Kekerasan, kekejaman, dan penganiayaan
4. Ketidak-adilan
5. Perlakuan salah dan lainnya
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kekerasan pada anak dalam arti kekerasan dan penelantaran adalah Semua
bentuk perlakuan menyakitkan baik secara fisik maupun emosional, pelecehan seksual,
kerugian nyata maupun potensial terhadap kesehatan anak, kelangsungan hidup anak,
tumbuh kembang anak atau mertabat anak yang dilakukan dalam konteks hubungan
B. Saran
Di harapkan kepada pembaca dengan adanya makalah ini agar dapat mengerti dan
memahami materi tentang perlakuan salah terhadap anak. Semoga makalah ini dapat
membuka pikiran pembaca dan ikut peran serta dalam memerangi kasus kekerasan atau
7
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Soetjiningsih, SpAK. Tumbuh Kembang Anak : Buku Kedokteran, Jakarta 24 Januari,
1994