1
Continuing Education XXXVI
Korespondensi :
Abstrak
Penyimpangan tumbuh kembang anak adalah keadaan proses pertumbuhan dan perkembangan
yang tidak wajar atau terganggu/terhambat, bisa terjadi pada tahap intra uterine, kelahiran dan
pasca lahir.Walaupun proses pertumbuhan dan perkembangan anak berlangsung secara simultan,
untuk memudahkan para petugas kesehatan, tolok ukur penyimpangan pertumbuhan dibedakan
dari tolok ukur perkembangan. Deteksi dini penyimpangan sangat penting untuk dapat melakukan
intervensi secara tepat guna sehingga proses tumbuh kembang selanjutnya dapat berlangsung
optimal. Perkembangan terlambat yang akan dibahas dalam makalah adalah kasus gagal tumbuh,
keterlambatan pada kemampuan bicara dan motorik yang sering ditemukan di klinik tumbuh
kembang anak.
Kata kunci: penyimpangan tumbuh kembang, FTT, keterlambatan bicara
Abstract
Deviation in growth and development is related to disorders of the processes occur
during intra uterine, birth and after birth.Growth and development of a child is a simultaneous
process,
but parameters could be distinguished in practical approach to detect and to be intervened
earlier. Focus on failure to thrive, speech and motoric delay as the more prevalent cases in
Growth & Development clinic will be discussed in depth.
Key words: Growth and Developmental deviation, FTT (Failure to thrive) ,speech
delay.
Pendahuluan
PENYIMPANGAN TUMBUH
KEMBANG33ANAK
Continuing Education XXXVI
untuk menjadi manusia yang berkualitas optimal. Pada kesempatan kali ini diharapkan
para petugas kesehatan dapat memahami tentang penyimpangan pertumbuhan dan
perkembangan anak agar pada kesempatan pelatihan deteksi dini yang sudah
dicanangkan di Jawa Timur akan lebih mudah penerapannya.
PENYIMPANGAN TUMBUH
KEMBANG44ANAK
Continuing Education XXXVI
Keterangan :
s.d. standart deviasi atau
S.D. Standart Deviasi
Dengan tolok ukur yang ada misalnya dengan menggunakan instrumen Denver II
dapat dinilai penyimpangan yang terdapat pada sekelompok anak dalam proses tumbuh
kembangnya (pada lampiran). Walaupun pada hakekatnya proses pertumbuhan dan
perkembangan anak itu berlangsung secara simultan (bersama-sama dan bertahap), akan
tetapi dalam sistematika prosedur menetapkan penilaian menuju diagnosis perlu
difokuskan pada pertumbuhan dahulu kemudian pada perkembangannya juga.
Masalah penyimpangan tumbuh kembang anak yang terjadi dimasyarakat memang
sangatlah bervariasi, sebagai ilustrasi dapat dikaji sepuluh macam kasus yang terbanyak
ditemukan pada penderita baru rawat jalan klinik Tumbuh Kembang RS Dr.Soetomo
4
tahun 2005 (tabel 1).
Tabel 1. Urutan 10 macam kasus terbanyak penderita rawat jalan baru klinik tumbuh
kembang anak dan remaja , Unit Rawat jalan RSU Dr.Soetomo 2005
PENYIMPANGAN TUMBUH
KEMBANG55ANAK
Continuing Education XXXVI
Data yang dipakai dalam referensi perencanaan Program Nasional Bagi Anak
Indonesia 2015 menggambarkan besarnya masalah dalam prevalensi kelainan struktur
5
organ dan disabilitas fungsi tubuh dapat dilihat pada tabel 2 dan 3.
PENYIMPANGAN TUMBUH
KEMBANG66ANAK
Continuing Education XXXVI
1,6,7,8,9
Penyimpangan Pertumbuhan anak
b. Anthropometri :
Ukuran tinggi/panjang badan, berat badan, lingkaran kepala,lingkaran lengan,
lingkaran dada, panjang lengan/tungkai. Data-data pengukuran yang dilakukan
dengan tepat dan benar diplot dan dibandingkan dengan standard yang sudah
disepakati untuk negara bersangkutan atau oleh WHO untuk digunakan.
PENYIMPANGAN TUMBUH
KEMBANG77ANAK
Continuing Education XXXVI
FTT
Gagal tumbuh bukanlah suatu penyakit akan tetapi suatu tanda dari keadaan
galur (pathway) umum dari banyak masalah medik, psikososial dan lingkungan
yang mengakibatkan pertumbuhan yang terhambat pada anak. Walaupun konsep
awal gagal tumbuh diklasifikasikan sebagai organik dan non organik, akan tetapi
sekarang telah difahami bahwa gagal tumbuh merupakan interaksi antara lingkungan
dengan kesehatan anak, perkembangan dan perilaku.
Evaluasi pada anak dengan pertumbuhan yang lambat atau tidak tumbuh sama
sekali, merupakan tantangan bagi kemampuan dokter anak untuk secara simultan
mengevaluasi informasi biomedik dan psikososial yang didapatkan melalui
anamnesa dan pemeriksaan fisik. Masalah yang penting adalah pada tahap
penegakkan diagnosis, karena kondisi anak bisa saja dalam penyakit yang gawat
atau dalam keadaan kegawatan lingkungan psikososial. Akan tetapi kebanyakan
kasus gagal tumbuh disebabkan oleh gizi yang tidak adekuat dikarenakan faktor
biologi dan lingkungan yang tidak saling menunjang
sehingga menyulitkan tercapainya status gizi yang baik.
Dalam buku Lange Current Pediatric Diagnosis& Treatment (2005) tercantum
3 pola Growth deficiency sebagai berikut:
Tipe I. Berat badan lebih tertekan daripada tinggi badan, lingkaran kepala
tidak terganggu pertumbuhannya.
- Umumnya karena masukan kalori tidak cukup, pengeluaran kalori yang
berlebihan, masukan kalori yang berlebihan, atau ketidak mampuan
PENYIMPANGAN TUMBUH
KEMBANG88ANAK
Continuing Education XXXVI
Tipe II. Ditandai oleh tubuh kecil yang proporsional, lingkaran kepala dalam batas
normal.
- Berkaitan dengan faktor genetik pada perawakan pendek,endokrinopati,
pertumbuhan lambat konstitusional, penyakit jantung atau ginjal,
displasia tulang.
Tipe III.Ditandai oleh ketiga parameter (tinggi, berat dan lingkaran kepala)dibawah
normal
- Tipe ini berkaitan dengan Susunan Syaraf Pusat yang abnormal, defek
pada khromosom, dan gangguan perinatal.
10,11,12
Penyimpangan perkembangan anak
PENYIMPANGAN TUMBUH
KEMBANG99ANAK
Continuing Education XXXVI
1).Anamnesa
Keluhan orang tua dan riwayat tumbuh kembang (lisan dan tertulis/
kuesioner skrining perkembangan anak)
2).Pemeriksaan
Observasi dan pemeriksaan (bentuk muka, tubuh, tindak tanduk anak,
hubungan anak dengan orang tuanya/pengasuhnya, sikap anak terhadap
pemeriksa).
Pengukuran anthropometri :
Rutin :Tinggi badan, berat badan, lingkaran kepala, lingkaran lengan.
Atas indikasi :
Lingkaran dada, panjang lengan (armspan), panjang tungkai,
tebal kulit (skinfold).
3).Penilaian pertumbuhan
Plot pada kurva pertumbuhan yang sesuai dengan standard yang
dipakai: 1. PB /U, PB/BB,BB/U NCHS/CDC 2000
2. BB/U KMS WHO
3. Lingkaran kepala Nellhaus
4. Lingkaran lengan (Depkes RI)
5. Lingkaran dada, panjang lengan/tungkai :buku referens
Untuk anak normal ataukah untuk keadaan khusus (Sindroma Down
atau Achondroplasia), Kartu Menuju Sehat/Buku KIA.
PENYIMPANGAN TUMBUH
KEMBANG1010ANAK
7). Klasifikasi / Diagnosis Kerja :
Setelah dilakukan skrining kemudian perlu ditetapkan apakah anak termasuk kategori
Normal atau menyimpang ( terlambat atau terlalu cepat dibandingkan dengan
standard/milestones)
8). Rujukan :
Menetapkan indikasi rujukan.: Kemana ? Persiapan apa saja ?
Apabila penderita tidak bisa dikirim ? Penggunaan telemedicine?
Perlu dipersiapkan pada intervensi/tindakan invasif: Information for consent dan
disusul dengan informed consent ?
Contoh kasus :
7,8,9
I. Gagal Tumbuh (Failure to Thrive)
A. Evaluasi awal : Anamnes dan pemeriksaan fisik untuk identifikasi penyebabnya
Fokus pada kelainan tubuh yang sering menyebabkan termasuk
kekerasan dan penelantaran anak.
Riwayat kelahiran : Hasil skrining neonatus, IUGR, anoxia, infeksi
Kongenital.
Makanan dan gizi : Kesukaran menelan, mengunyah, menelan.
Pola makan (ASI, formula, PASI, makanan padat)
Buang air besar & kencing :
Diare, konstipasi, muntah, kesukaran kencing.
Pola Pertumbuhan : Gunakan kurva pertumbuhan KMS / NCHS
Infeksi berulang, Masuk Rumah Sakit, faktor resiko HIV.
Riwayat perkembangan
Faktor sosial dan keluarga : komposisi keluarga, status ekonomi,
dukungan, stres, penyakit keturunan, berat badan dan tinggi
badan keluarga lainnya.
B. Evaluasi Lanjut:
- Catatan diet ( kalori, protein,mikronutrien,dan pola makan) selama 3 hari
secara prospektif.
- Pemeriksaan laboratorium atas indikasi : pemeriksaan feces untuk
Malabsorpsi pada diare (clini test untuk karbohidrat, floating test untuk
lemak), proteinuria pada sindroma nefrotik
- Muntah-muntah yang menjurus pada penyebab : gastrointestinal,
metabolik, neurologik, infeksi dan ginjal.
- Waktu untuk evaluasi tergantung berat ringannya gejala dan tingkatan
gagal tumbuh.
C. Pengobatan :
- Sasaran pengobatan adalah diet dan pola makan anak, perkembangan anak,
ketrampilan pengasuhnya, dan penyakit organik yang ditemukan.
- Diet dengan kalori tinggi 150% dari kebutuhan kalori/BB ideal/hari
- Pemantauan secara ketat selama 1-2 minggu pertama, dan memperhatikan
kenaikan berat badan yang dicapai.
- Diperlukan pendampingan ahli gizi, kerja sama dengan tenaga lulusan
Akademi Gizi bisa berperan membantu keberhasilan pengobatan
- Stimulasi perkembangan anak harus diajarkan pada orang tua yang kurang
memahami cara-caranya. Dukungan moril untuk pengasuh agar konsisten
dalam mengasuh anak dengan gagal tumbuh membutuhkan kesabaran dan
ketekunan. Perbaikan nutrisi terlambat dapat mempengaruhi jangka
panjang kondisi anak.
- Untuk menjamin perbaikan holistik mungkin dapat diupayakan suatu
tempat penitipan anak sementara (day care)
11,12
II. Terlambat Bicara (Speech Delay)
A. Evaluasi awal :
Anamnesa dan pemeriksaan fisik untuk identifikasi penyebabnya,catatan hasil
skrining neonatus sampai usia 3 bulan untuk
kecurigaan adanya gangguan pendengaran, kejadian frekuensi sakit
telinga/mengeluarkan cairan atau trauma karena kekerasan
- Penggunaan alat skrining awal kemampuan berbahasa.
- Test Daya Dengar., dengan ELMS (Early Language Milestone Scale)
B. Evaluasi lanjut :
- Pemeriksaan audiologi oleh konsultan ahli THT yang berpengalaman.
- Pemeriksaan yang berkaitan dengan kelainan pada syaraf : EEG atau CT Scan
/MRI atas indikasi apabila terdapat riwayat kejang, asfiksia, dan infeksi pada
SSP.
- Pemeriksaan adanya kelainan perilaku anak (Autism /ADHD)
- Identifikasi dan rujukan
C. Diagnosis
Menetapkan klasifikasi penyimpangan berbahasa/bicara :
Ekspresif, Reseptif dan Kesukaran bicara: biasanya merupakan
efek jangka pendek dan jangka panjang OM(otitis media) pada
usia sampai 2 tahun.
D. Intervensi/ Pengobatan
1). Konservatif
2). Aktif terhadap keadaan yang akut, bila keadaan tenang dianjurkan ke Rumah
Sakit yang pelayanan sudah lengkap dengan speech therapy (terapi wicara)
3).Pada Autism / ADHD perlu secara multidisiplin dengan Pskolog dan
Psikiater dan Rehabilitasi Medik, serta peningkatan interaksi anak dengan
orang tuanya.
4). Konseling apabila diperlukan Alat Bantu Dengar.
Kesimpulan
Penyimpangan Tumbuh kembang anak dapat terjadi dalam kurun waktu proses
pertumbuhan dan perkembangan berlangsung sejak intra uteriine hingga dewasa.
Faktor-faktor yang berpengaruh adalah faktor genetik, dan lebih banyak dipengaruhi oleh
Faktor lingkungan dan peyakit-penyakit yang dialami anak. Deteksi dini dan intervensi
yang tepat guna, dapat mengoptimalkan kualitas Tumbuh Kembang anak selanjutnya.
Gagal tumbuh dan pengobatannya memerlukan pendekatan multidisipliner.
Keterlambatan berbahasa merupakan masalah yang perlu mendapat perhatian
lebih banyak karena kasusnya kompleks dan dampak pada masalah komunikasi perlu
dicegah.
Daftar Pustaka
1. Narendra M.B. Deteksi Dini dan Tindak Lanjut Penyimpangan Tumbuh Kembang
Anak. Disampaikan pada Simposium Deteksi Dini Tumbuh kembang Anak Nasional.
Bandung, 2004.
3. Brayden R.M., Daley M.F., Brown J.M. Ambulatory & Community Pediatrics.
In: Hay W.M, Levin M.J, Sondheimer J.M, Deterding R.R. Eds. Current Pediatric
th
Diagnosis & Treatment.17 ed. New York, The McGraw-Hill Co.; 2005: 227-47.
6. Goldson E, Reynolds A. Child Development & Behavior. Dalam: Hay W.M, Levin
M.J, Sondheimer J.M, Deterding R.R. Ed. Current Pediatric Diagnosis & Treatment.
Edisi ke-17. New York, The McGraw-Hill Companies, Inc; 2005:66-93.
10. Needlman RD. Developmental Assessment. Dalam: Behrman, Kliegman, Jenson Ed.
Nelsons Textbook of Pediatrics. Edisi ke-17. Philadelphia, Saunders co; 2004: 62-6.
11. Chase C. Hearing Loss and Development: A Neuropsychologic Perspective. Dalam:
Eavey RD, Klein JO. Ed. Hearing Loss in Childhood: A Primer. Ross Conference on
Pediatric Research ke102. Ohio, Ross lab; 1992: 88-94.