Anda di halaman 1dari 25

PERDARAHAN PASCAPERSALINAN (PPP)

Dr.Gunawan Kuswondo,SpOG
DEFINISI
PPP adalah perdarahan yang melebihi 500 ml setelah
bayi lahir.
KAUSAL
1. Perdarahan dari tempat implantasi plasenta
1. Hipotoni sampai atonia uteri
 Akibat anestesi
 Distensi berlebihan (gemeli, anak besar, hidramnion)
 Partus lama
 Partus terlalu cepat
 Persalinan karena induksi oksitosin
 Multiparitas
 Pernah atonia sebelumnya

2. Sisa plasenta
 Kotiledon/selaput ketuban tersisa
 Plasenta susenturiata
 Plasenta akreta, inkreta, perkreta
2. Peradarahan karena robekan
1. Episiotomi yang melebar
2. Robekan pada perineum, vagina dan serviks
3. Ruptura uteri
3. Gangguan koagulasi
Jarang terjadi tapi dapat memperburuk keadaan diatas.
KLASIFIKASI BERDASARKAN SAAT
TERJADINYA :
 PPP primer
terjadi dalam 24 jam pertama, disebabkan oleh atonia
uteri, berbagai robekan jalan lahir dan sisa sebagian
plasenta.

 PPP sekunder
terjadi setelah 24 jam persalinan, disebabkan karena sisa
plasenta.
ATONIA UTERI
 Definisi :
keadaan lemahnya tonus/kontraksi rahim yang
menyebabkan uterus tidak mampu menutup perdarahan
terbuka dari tempat implantasi plasenta setelah bayi dan
plasenta lahir.
FAKTOR PREDISPOSISI
1. Regangan rahim berlebihan karena kehamilan gemeli,
polihidramnion, atau anak terlalu besar
2. Kelelahan karena persalinan lama atau persalinan
kasep
3. Kehamilan grande-multipara
4. Ibu dengan KU yang jelek, anemis, atau menderita
penyakit menahun
5. Mioma uteri yang mengganggu kontraksi rahim
6. Infeksi intrauterin (korioamnionitis)
7. Riwayat atonia uteri sebelumnya
DIAGNOSIS
 Perdarahan masih aktif dan banyak setelah bayi dan
plasenta lahir, bergumpal
 Palpasi didapatkan fundus uteri masih setinggi pusat atau
lebih dengan kontraksi yang lembek
 Saat atonia uteri didiagnosis, darah sebanyak 500-
1000cc sudh keluar dari pembuluh darah, tapi masih
terperangkap dalam uterus -> perhitungkan dalam
kalkulasi pemberian darah pengganti.
PENCEGAHAN
 Rutin melakukan manajemen aktif kala III pada semua
wanita yang bersalin-> dapat menurunkan insidens
perdarahan pascapersalinan akibat atonia uteri
 Pemberian misoprostol peroral 2-3 tablet (400-600µg)
segera setelah bayi lahir.
TINDAKAN
1. Sikap trendelenburg, memasang venous line, beri oksigen
2. Merangsang kontraksi uterus dengan :
 Masase fundus uteri dan merangsang puting susu
 Pemberian oksitosin dan turunan ergot (i.m, i.v atau s.c)
 Memberikan derivat prostaglandin F2α (carboprost tromethamine)
kadang memberikan efek samping : diare, hipertensi, mual
muntah, febris, dan takikardia.
 Memberikan misoprostol 800-1000µg per-rektal
 Kompresi bimanual eksternal dan/atau internal
 Kompresi aorta abdominalis
 Pemasangan “tampon kondom”, kondom dalam kavum uteri
disambung dengan kateter, difiksasi dengan karet gelang dan diisi
cairan infus 200 ml yang akan mengurangi perdarahan dan
menghindari tindakan operatif
 Pemasangan tampon kasa utero-vaginal tidak dianjurkan, hanya
bersifat temporer sebelum tindakan bedah ke RS rujukan!
Management - Bimanual Massage
3. Bila gagal, lakukan laparatomi dengan pilihan bedah
konservatif (mempertahankan uterus) atau melakukan
histerektomi.
 Ligasi arteria uterina atau arteria ovarika
 Operasi ransel B lynch
 Histerektomi supravaginal
 Histerektomi total abdominal
ROBEKAN JALAN LAHIR
 Robekan jalan lahir biasanya akibat episiotomi, robekan
spontan perineum, trauma forceps atau vakum ekstraksi,
atau karena versi ekstraksi.
 Robekan bisa ringan (lecet, laserasi), luka
episiotomi,robekan perineum spontan derajat ringan
sampai ruptur perinei totalis (sfingter ani terputus),
robekan pada dinding vagina, forniks uteri, serviks,
daerah sekitar klitoris dan uretra bahkan yang terberat
ruptura uteri.
 Pemeriksaan :
 Inspeksi pada vulva, vagina dan serviks dengan memakai spekulum
untuk mencari sumber perdarahan (ciri : warna darah merah segar
dan pulsatif sesuai denyut nadi)
 Semua sumber perdarahan terbuka harus diklem, diikat dan luka
ditutup dengan jahitan cat-gut lapis demi lapis sampai perdarah
berhenti.
RETENSIO PLASENTA
Bila plasenta tetap tinggal dalam uterus setengah jam setelah
anak lahir disebut retensio plasenta.
 Plasenta akreta : bila implantasi menembus desidua basalis dan
nitabuch layer
 Plasenta inkreta : bila plasenta menembus miometrium

 Plasenta perkreta : bila vili korialis sampai menembus


perimetrium.
 Pada retensio plasenta, sepanjang plasenta belum terlepas,
maka tidak akan menimbulkan perdarahan
 Sebagian plasenta yang sudah lepas dapat menimbulkan
perdarahan yang cukup banyak (perdarahan kala III) dan
diantisipasi dengan melakukan placenta manual, meskipun
kala uri belum lewat setengah jam.
 Tx : kuret atau eksplorasi ke dalam rahim dengan cara
manual/digital dan pemberian uterotonika.
INVERSI UTERUS
 Inversi uterus adalah keadaan dimana lapisan dalam
uterus (endometrium) turun dan keluar lewat ostium
uteri eksternum, yang bersifat inkomplit sampai komplit
TANDA-TANDANYA :
 Syok karena kesakitan
 Perdarahan banyak bergumpal

 Di vulva tampak endometrium terbalik dengan atau


tanpa plasenta yang masih melekat
 Bila baru terjadi prognosis cukup baik, bila cukup lama,
jepitan serviks yang mengecil akan membuat uterus
mengalami iskemi, nekrosis dan infeksi
TINDAKAN
 Meminta bantuan anestesi,memasang infus untuk
cairan/darah pengganti dan pemberian obat
 Pemberian tokolitik/MgSo4 untuk melemaskan uterus
yang terbalik sebelum dilakukan reposisi manual yaitu
mendorong endometrium ke atas masuk ke dlam vagina
dan melewati serviks sampai tangan masuk ke dalam
uterus pada posisi normalnya (sewaktu plasenta terlepas
atau tidak).
 Dalam uterus plasenta dilepaskan secara manual, bila
berhasil dikeluarkan dari rahim, sambil memberikan
uterotonika lewat infus tau i.m tangan tetap
dipertahankan agar konfigurasi uterus kembali normal,
dan tangan operator baru dikeluarkan.
TINDAKAN…

 Pemberian antibiotika dan transfusi darah sesuai dengan


keperluan
 Intervensi bedah dilakukan bila jepitan serviks keras
menyebabkan manuver di atas tidak bisa dikerjakan-
>laparotomi untuk reposisi->histerektomi bila uterus
mengalami infeksi dan nekrosis.
Replacement of Inverted Uterus
 Replacement of Inverted Uterus
PERDARAHAN KARENA GANGGUAN PEMBEKUAN
DARAH
 Pada PP, ditemukan hasil pemeriksaan faal hemostasis
abnormal-> waktu perdarahan dan waktu pembekuan
memanjang, trombositopenia, hipofibrinogenemia, dan
terdeteksi adanya FDP (fibrin degradation product) serta
perpanjangan tes protrombin dan PTT (partial
thromboplastin time)
 Predisposisinya : solusio plasenta, kematian janin dalam
kandungan, eklampsia, emboli cairan ketuban dan sepsis.
 Tx : transfusi darah dan produknya seperti plasma beku
segar, trombosit, fibrinogen dan heparinisasi atau pemberian
EACA ( epsilon amino caproic acid)
PENCEGAHAN PPP
 Memperbaiki KU dan mengatasi penyakit kronis, anemia
sehingga saat hamil dan persalinan pasien dalam
keadaan optimal
 Mengenal faktor predisposisi PPP dan kehamilan resiko
tinggi yang akan muncul saat persalinan
 Persalinan harus selesai dalam 24 jam dan pencegahan
partus lama
 Kehamilan resiko tinggi agar melahirkan di fasilitas RS
rujukan
 Kehamilan resiko rendah agar melahirkan di tenaga
kesehatan terlatih
 Menguasai langkah pertolongan pertama menghadapi
PPP.

Anda mungkin juga menyukai