Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN BRONCHOPNEUMONIA

RUMAH SAKIT DR. KARIADI SEMARANG

DISUSUN OLEH :

RISTA HERNIDAWATI

P. 1337420614031

PRODI DIV KEPERAWATAN SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN


SEMARANG

2016
BRONCHOPNEUMONIA

A. Definisi
Bronchopenumonia merupakan peradangan pada parenkim paru yang
disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, ataupun benda asing yang ditandai dengan gejala
panas yang tinggi, gelisah, dispneu, nafas cepat, dan dangkal, muntah, diare, serta
batuk kering dan produktif. (Aziz Alimul Hidayat, 2008).
Bronchopneomonia adalah penyebaran daerah infeksi yang berbercak dengan
diameter sekitar 3 sampai 4 cm mengelilingi dan juga melibatkan bronchi. (Sylvia A.
Price & Lorraine M.W, 2006).
Bronkopneumonia merupakan proses inflamasi paru yang umumnya
disebabkan oleh agens infeksius, serta menggambarkan pneumonia yang mempunyai
pola penyebaran berbercak, dalam satu atau lebih area terlokalisasi dalam bronkiolus
dan meluas ke perenkim paru yang terdekat (Nursalam, 2005).
Kesimpulannya, Bronchopneumonia adalah radang paru-paru yang berdiameter
sekitar 3 sampai 4 cm yang ditandai dengan penyebaran berbecak, satu atau lebih area
terlokalisasi dalam bronkiolus dan meluas ke parenkim paru yang terdekat yang
disebabkan oleh bakteri, virus dan jamur dan benda asing.

B. Etiologi
Secara umun individu yang terserang bronchopneumonia diakibatkan oleh adanya
penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme patogen. Orang yang
normal dan sehat mempunyai mekanisme pertahanan tubuh terhadap organ pernafasan yang
terdiri atas : reflek glotis dan batuk, adanya lapisan mukus, gerakan silia yang menggerakkan
kuman keluar dari organ, dan sekresi humoral setempat.
Timbulnya bronchopneumonia disebabkan oleh virus, bakteri, jamur, protozoa,
mikobakteri, mikoplasma, dan riketsia. antara lain:
1. Bakteri : Streptococcus, Staphylococcus, H. Influenzae, Klebsiella.
2. Virus : Legionella pneumonia
3. Jamur : Aspergillus spesies, Candida albicans
4. Aspirasi makanan, sekresi orofaringeal atau isi lambung ke dalam paru-paru
5. Terjadi karena kongesti paru yang lama.

Sebab lain dari pneumonia adalah akibat flora normal yang terjadi pada pasien yang
daya tahannya terganggu, atau terjadi aspirasi flora normal yang terdapat dalam mulut dan
karena adanya pneumocystis cranii, Mycoplasma.
C. Patofisiologi
Sebagian besar penyebab bronkopneumonia adalah mikroorganisme (jamur,
bakteri, virus) dan sebagian kecil oleh penyebab lain seperti hidrokarbon (minyak
tanah, bensin dan sejenisnya). Serta aspirasi ( masuknya isi lambung ke dalam saluran
napas). Awalnya mikroorganisme akan masuk melalui percikan ludah (droplet) infasi
ini akan masuk ke saluran pernapasan atas dan menimbulkan reaksi imunologis dari
tubuh. Reaksi ini menyebabkan peradangan, dimana saat terjadi peradangan ini tubuh
akan menyesuaikan diri sehingga timbulah gejala demam pada penderita.
Reaksi peradangan ini akan menimbulkan secret. Semakin lama secret semakin
menumpuk di bronkus sehingga aliran bronkus menjadi semakin sempit dan klien akan
merasa sesak. Selain terkumpul di bronkus, lama kelamaan secret akan sampai ke
alveolus paru dan mengganggu sistem pertukaran gas di paru.
Selain menginfeksi saluran nafas, bakteri ini juga dapat menginfeksi saluran
cerna saat ia terbawa oleh darah. Bakteri ini akan membuat flora normal dalam usus
menjadi agen pathogen sehingga timbul masalah GI tract.

D. Pathway

Virus, Bakteri, Jamur


(penyebab)
E.
Invasi saluran nafas

Kuman berlebih Kuman F. Infeksi


di bronkus terbawa keG. saluran
saluran cerna nafas bawah

Proses Infeksi saluran


cerna Dilatasi Peradang
pembulu an
H.Akumulasi
h darah
secret di Peningkatan
flora normal di Peningka
usus Eksudat tan suhu
I.
Bersihan Mukus di
Peristaltic masuk tubuh
J.
jalan Hipertem
alveoli
nafas bronkus
usus Gang.
tidak Malabsorpsi
Bau mulut difusi gas
tak sedap Suplai O2
dalam darah
Frekuensi BAB
Gangguan
Anoreksia > 3x/hari
pertukara
n gas Hipoks
Gangguan
Intake keseimbangan Fatique
cairan tubuh
Nutrisi kurang Intoleransi
E. Manifestasi Klinis
dari kebutuhan Aktivitas
Tanda gejala
tubuhyang muncul pada bronkopneumonia adalah:
a. Kesulitan dan sakit pada saat pernafasan
1) Nyeri pleuritik
2) Nafas dangkal dan mendengkur
3) Takipnea
b. Bunyi nafas di atas area yang menglami konsolidasi
1) Mengecil, kemudian menjadi hilang
2) Krekels, ronki,
c. Gerakan dada tidak simetris
d. Menggigil dan demam 38,8 C sampai 41,1C, delirium
e. Diafoesis
f. Anoreksia
g. Malaise
h. Batuk kental, produktif Sputum kuning kehijauan kemudian berubah menjadi

kemerahan atau berkarat


i. Gelisah
j. Sianosis Area sirkumoral, dasar kuku kebiruan
k. Masalah-masalah psikososial : disorientasi, ansietas, takut mati

F. Komplikasi dan Prognosis


Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada anak yang mengalami bronkopneumonia
terjadi akibat tidak dilakukan pengobatan secara segera. Komplikasi yang
kemungkinan terjadi pada diantaranya sebagai berikut:
a. Otitis media
Terjadi apabila anak yang mengalami bronkopnemonia tidak segera
diobati sehingga jumlah sputum menjadi berlebih dan akan masuk ke dalam
tuba eustaci sehingga menghalangi masuknya udara ke telinga tengah.
b. Bronkiektase
Hal ini terjadi akibat bronkus mengalami kerusakan dan timbul fibrosis
juga terdapat pelebaran bronkus akibat tumpukan nanah.
c. Abses Paru
Rongga bronkus terlalu banyak cairan akibat dari infeksi bakteri dalam
paru paru.
d. Empiema
Anak yang mengalami bronkopneumonia, paru parunya mengalami
infeksi akibat bakteri maupun virus sehingga rongga pleuranya berisi nanah.

Prognosis

Prognosis dari penyakit bronkopneumonia yaitu dapat sembuh total,


mortalitas kurang dari 1 %, mortalitas bisa lebih tinggi didapatkan pada anak-
anak dengan keadaan malnutrisi energi-protein dan datang terlambat untuk
pengobatan. Interaksi sinergis antara malnutrisi dan infeksi sudah lama
diketahui. Infeksi berat dapat memperjelek keadaan melalui asupan makanan
dan peningkatan hilangnya zat-zat gizi esensial tubuh. Sebaliknya malnutrisi
ringan memberikan pengaruh negatif pada daya tahan tubuh terhadap infeksi.
Kedua-duanya bekerja sinergis, maka malnutrisi bersama-sama dengan infeksi
memberi dampak negatif yang lebih besar dibandingkan dengan dampak oleh
faktor infeksi dan malnutrisi apabila berdiri sendiri.
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Foto polos : digunakan untuk melihat adanya infeksi di paru dan status
pulmoner
2. Nilai analisa gas darah: untuk mengetahui status kardiopulmoner yang
berhubungan
dengan oksigenasi
3. Hitung darah lengkap dan hitung jenis: digunakan untuk menetapkan adanya
anemia, infeksi dan proses inflamasi
4. Pewarnaan gram: untuk seleksi awal anti mikroba
5. Tes kulit untuk tuberkulin: untuk mengesampingkan kemungkinan terjadi
tuberkulosis jika anak tidak berespon terhadap pengobatan
6. Jumlah lekosit: terjadi lekositosis pada pneumonia bacterial. Menurut
Ngastiyah; 1997; 41, pemeriksaan laborat didapatkan leukosit meningkat
mencapai 15.00-40.000/cm3, urine biasanya lebih tua dan terdapat albuminuria
ringan dan pada analisa gas darah tepi menunjukkan asidosis metabolic dengan
atau beberapa lobus
7. Tes fungsi paru: digunakan untuk mengevaluasi fungsi paru, menetapkan luas
dan beratnya penyakit dan membantu memperbaiki keadaan
8. Spirometri statik digunakan untuk mengkaji jumlah udara yang diinspirasi
9. Kultur darah spesimen darah untuk menetapkan agen penyebab seperti virus.

H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Keperawatan yang dapat diberikan pada klien bronkopneumonia

adalah:
a. Menjaga kelancaran pernapasan
b. Kebutuhan istirahat
c. Kebutuhan nutrisi dan cairan
d. Mengontrol suhu tubuh
e. Mencegah komplikasi atau gangguan rasa nyaman dan nyaman
Sementara Penatalaksanaan medis yang dapat diberikan adalah:
a. Oksigen 2 liter/menit (sesuai kebutuhan klien)
b. Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makan eksternal bertahap melalui
selang nasogastrik dengan feeding drip
c. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal
dan beta agonis untuk transpor muskusilier
d. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit
Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Klien
1) Nama :
2) Umur :
3) Suku/bangsa :
4) Agama :
5) Pendidikan :
6) Alamat :
7) Tanggal Pengkajian :
b. Biodata Penanggung Jawab
1) Nama :
2) Umur :
3) Hubungan dg klien :
4) Suku/ bangsa :
5) Agama :
6) Pekerjaan :
7) Alamat :

2. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan utama
Anak sangat gelisah, dispnea, pernapasan cepat dan dangkal, disertai
pernapasan cuping hidung, serta sianosis sekitar hidung dan mulut. Kadang disertai
muntah dan diare, tinja berdarah dengan atau tanpa lendir, anoreksia dan muntah.
b. Riwayat penyakit sekarang
Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran pernapasan
bagian atas selama beberapa hari. Suhu tubuh dapat naik sangat mendadak sampai
39-40 oC dan kadang disertai kejang karena demam yang tinggi.
c. Riwayat penyakit dahulu
Pernah menderita penyakit infeksi yang menyebabkan sistem imun
menurun.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Anggota keluarga lain yang menderita penyakit infeksi saluran pernapasan
dapat menularkan kepada anggota keluarga yang lainnya.

3. Riwayat kesehatan lingkungan


Brochopneumonia sering terjadi pada musim hujan dan awal musim semi.
Selain itu pemeliharaan kesehatan dan kebersihan lingkungan yang kurang juga bisa
menyebabkan anak menderita sakit. Lingkungan pabrik atau banyak asap dan debu
ataupun lingkungan dengan anggota keluarga perokok.
4. Imunisasi
Anak yang tidak mendapatkan imunisasi beresiko tinggi untuk mendapat
penyakit infeksi saluran pernapasan atas atau bawah karena sistem pertahanan tubuh
yang tidak cukup kuat untuk melawan infeksi sekunder. Imunisasi yang diperlukan,
diantaranya; BCG, DPT, Polio, Hepatitis B dan Campak.
5. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
6. Nutrisi
Riwayat gizi buruk atau meteorismus (malnutrisi energi protein = MEP).
7. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik head to toe pada anak dengan bronkopneumonia menurut Riyadi,
2009 :
a. Kepala
1) bentuk kepala
2) warna rambut
3) distribusi rambut
4) ada lesi atau tidak
5) hygiene
6) ada hematoma atau tidak
b. Mata
1) sklera berwarna merah (ada peningkatan suhu tubuh)
2) kaji reflek cahaya
3) konjungtiva anemis atau tidak
4) pergerakan bola mata
c. Telinga
1) simetris atau tidak
2) kebersihan
3) tes pendengaran
d. Hidung
1) ada polip atau tidak
2) nyeri tekan
3) kebersihan
4) pernafasan cuping hidung
5) fungsi penciuman
e. Mulut
1) warna bibir
2) mukosa bibir lembab atau tidak
3) mukosa bibir kering (meningkatnya suhu tubuh)
4) reflek mengisap
5) reflek menelan
f. Dada
1) Paru paru
Inspeksi : Irama nafas tidak teratur, pernapasan dangkal, penggunaan otot
bantu napas
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Suara paru ronchi
2) Jantung
Inspeksi : Tidak ada pembesaran pada dada sebelah kiri
Perkusi : Suara jantung terdengar redup
Auskultasi : Nada S1 S2 dan lub dup
g. Abdomen
1) Inspeksi : bentuk, lesi
2) Palpasi : Splenomegali, hepatomegali, nyeri tekan, nyeri lepas, turgor kulit <3
detik
3) Perkusi : Suara abdomen timpani
4) Auskultasi :Bising usus meningkat (normal 4-9x/menit)
h. Ekstremitas
1) pergerakan sendi terbatas (nyeri sendi)
2) kelelahan (malaise)
3) kelemahan
4) CRT <2 detik dan keluhan
i. Genetalia dan anus
1) kelengkap (laki-laki: penis, skrotum; perempuan: labia minora, labia mayora,
klitoris)
2) fungsi BAB
3) fungsi BAK

B. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul


1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi
sputum
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan proses infeksi pada jaringan paru
(perubahan membrane alveoli)
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan metabolic
sekunder terhadap demam dan proses infeksi
4. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilngan cairan berlebih, (demam,
berkeringat banyak, napas mulut/hiperventilasi, muntah).
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
C. Rencana Keperawatan

Diagnosa
No Keperawat Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
an

1. Setelah dilakukan tindakan Kaji faktor penyebab/ pencetus


Ketidakefektif
keperawatan selama 3x24 Auskultasi bunyi nafas
an bersihan Kaji kualitas, frekuensi dan
jam diharapkan mampu
kedalaman pernafasan, laporkan
mempertahankan fungsi setiap perubahan yang terjadi.
jalan nafas
paru secara normal Baringkan pasien dalam posisi
berhubungan Kriteria hasil : yang nyaman, dalam posisi
Menunjukkan pola
dengan duduk, dengan kepala tempat
peningkatan pernapasan normal/
tidur ditinggikan 60 90 derajad
produksi efektif dengan Observasi tanda-tanda vital (suhu,

sputum frekuensi pernapasan nadi, tekanan darah, RR dan


16-24x/menit respon pasien).
Bebas dispnea Bantu dan ajarkan pasien untuk
Tidak ada kesukaran
batuk dan nafas dalam yang
dalam bernapas
efektif.
Penggunaan otot bantu
Kolaborasi dengan tim medis lain
pernapasan tidak ada
untuk pemberian O2 dan obat-
obatan serta foto thorax.
2. Gangguan Setelah dilakukan tindakan Kaji frekuensi, kedalaman, dan
pertukaran gas keperawatan selama 3x24 kemudahan pernafasan
berhubungan jam diharapkan gangguan Observasi warna kulit,

dengan proses pertukaran klien teratasi. membran mukosa dan


Kriteria hasil : kuku. Catat adanya sianosis.
infeksi pada
Mendemonstrasikan Kaji status mental
jaringan paru
peningkatan ventilasi Monitor frekuensi jantung
(perubahan Monitor suhu tubuh
dan oksigenasi yang
membrane Tinggikan kepala dan dorong
adekuat
alveoli) Ttv dalam batas sering mengubah posisi, nafas
dalam, dan batuk efektif
normal
Kolaborasi pemberian oksigen
Mendemonstrasikan
dengan benar sesuai dengan
batuk efektif dan suara
indikasi
nafas yang bersih,
tidak ada sianosis dan
dyspneu (mampu
mengeluarkan sputum,
mampu bernafas
dengan mudah)
3 Setelah dilakukan tindakan Beri motivasi tentang
Nutrisi kurang
keperawatan selam 3x24 pentingnya nutrisi.
dari kebutuhan Auskultasi suara bising
jam diharapkan Kebutuhan
tubuh nutrisi terpenuhi usus
berhubungan Kriteria hasil : Lakukan oral hygiene setiap
Konsumsi lebih 40 %
dengan hari.
jumlah makanan Beri makanan dalam porsi
peningkatan
berat badan normal
kecil tapi sering.
metabolic
dan hasil Kolaborasi dengan tim
sekunder
laboratorium dalam gizi dalam pemberian diet
terhadap
batas normal TKTP
demam dan
(albumin,
proses infeksi
Hemoglobin)

4 Setelah dilakukan tindakan Kaji perubahan tanda vital


Defisit Kaji turgor kulit,
keperawatan selam 3x24
volume
jam diharapkankebutuhan kelembaban membran
cairan
cairan teratasi. mukosa (bibir, lidah).
berhubungan Kriteria hasil : Catat laporan mual atau
dengan Mempertahankan urine muntah.
kehilngan output sesuai dengan Pantau masukan dan
cairan usia dan bb keluaran urine.
berlebih, Ttv dalam batas Kolaborasi pemberian obat
(demam, normal sesuai indikasi.
berkeringat Tidak ada tanda-tanda

banyak, napas dehidrasi, elastisitas

mulut/hiperven turgor kulit baik,

tilasi, muntah). membran mukosa


lembab, tidak ada rasa
haus yang berlebihan
5 Setelah dilakukan tindakan Observasi adanya
Intoleransi
keperawatan selam 3x24 pembatasan klien dalam
aktivitas
jam diharapkan aktivitas melakukan aktivitas
berhubungan Kaji adanya faktor yang
klien meningkat.
dengan Kriteria hasil : menyebabkan kelelhan
Berpartisipasi dalam Monitor pola tidur dan
ketidakseimba
ngan antara aktivitas fisik tanpa lamanya tidur
disertai peningkatan Bantu klien untuk
suplai dan
tekanan darah, nadi mengdentifikasi aktivitas
kebutuhan
dan RR yang mampu dilakukan
oksigen
Mampu melakukan Bantu untuk mendapatkan
ADLs secara mandiri alat bantuan aktivitas seperti
Keseimbangan kursi roda, krek.
aktivitas dan istirahat

DAFTAR PUSTAKA

Dahlan Z. Bab 239: Pneumonia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV Jakarta: Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2006.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). Bab Pneumonia Komuniti dan Pneumonia
Nosokomial dalam IPDs Compendium of Indonesian Medicine 1st Ed. Jakarta: PT
Medinfocomm Indonesia. 2009.

Nanda-International, (2009). Nursing Diagnoses: Definition & Classification. First Edition,


United Kingdom.

Murwani, A. (2008). Ketrampilan Dasar Praktek Klinik Keperawatan. Cetakan I,


Jakarta : Fitramaya.

Anda mungkin juga menyukai