Analisa Kuantitatif sulfat dan 0,35 g raksa (II) oksida dan 15
ml asam sulfat pekat.
3. Panaskan semua bahan dalam labu Analisis protein dapat digolongkan Kjeldahl dalam lemari asam sampai menjadi dua metode, yaitu: Metode berhenti berasap dan teruskan pemanasan konvensional, yaitu metode Kjeldahl sampai mendidih dan cairan sudah menjadi (terdiri dari destruksi, destilasi, titrasi), jernih. Tambahkan pemanasan kurang titrasi formol. Digunakan untuk protein lebih 30 menit, matikan pemanasan dan tidak terlarut. biarkan sampai dingin. Metode modern, yaitu metode Lowry, 4. Selanjutnya tambahkan 100 ml aquadest metode spektrofotometri visible, metode dalam labu Kjeldahl yang didinginkan spektrofotometri UV. Digunakan untuk dalam air es dan beberapa lempeng Zn, protein terlarut. tambahkan 15 ml larutan kalium sulfat 4% (dalam air) dan akhirnya tambahkan perlahan-lahan larutan natrium hidroksida 1. Metode Kjeldahl 50% sebanyak 50 ml yang telah Metode ini merupakan metode yang didinginkan dalam lemari es. sederhana untuk penetapan nitrogen total 5. Pasanglah labu Kjeldahl dengan segera pada asam amino, protein, dan senyawa pada alat destilasi. Panaskan labu Kjeldahl yang mengandung nitrogen. Sampel perlahan-lahan sampai dua lapis cairan didestruksi dengan asam sulfat dan tercampur, kemudian panaskan dengan dikatalisis dengan katalisator yang sesuai cepat sampai mendidih. sehingga akan menghasilkan amonium 6. Destilasi ditampung dalam Erlenmeyer sulfat. Setelah pembebasan alkali dengan yang telah diisi dengan larutan baku asam kuat, amonia yang terbentuk disuling uap klorida 0,1N sebanyak 50 ml dan indicator secara kuantitatif ke dalam larutan merah metil 0,1% b/v (dalam etanol 95%) penyerap dan ditetapkan secara titrasi. sebanyak 5 tetes, ujung pipa kaca Penetapan Kadar destilator dipastikan masuk ke dalam Prosedur : larutan asam klorida 0,1N. 1. Timbang 1 g bahan yang telah 7. Proses destilasi selesai jika destilat yang dihaluskan, masukkan dalam labu Kjeldahl ditampung lebih kurang 75 ml. Sisa larutan (kalau kandungan protein tinggi, misal asam klorida 0,1N yang tidak bereaksi kedelai gunakan bahan kurang dari 1 g). dengan destilat dititrasi dengan larutan 2. Kemudian ditambahkan 7,5 g kalium baku natrium hidroksida 0,1N. Titik akhir titrasi tercapai jika terjadi perubahan Tambahkan ke dalam larutan tersebut 1 ml warna larutan dari merah menjadi kuning. tembaga (II) sulfat 1% dan 1 ml kalium Lakukan titrasi blanko. natrium tartrat 2%. Kadar Protein Penetapan Kadar Kadar protein dihitung dengan persamaan a. Pembuatan kurva baku berikut : Siapkan larutan bovin serum albumin Keterangan : dengan konsentrasi 300 g/ml (Li). Buat Fk : faktor koreksi seri konsentrasi dalam tabung reaksi, misal Fk N : 16 dengan komposisi berikut :
Tambahkan ke dalam masing-masing
2. Metode Titrasi Formol tabung 8 ml reagen Lowry B dan biarkan Larutan protein dinetralkan dengan basa selama 10 menit, kemudian tambahkan 1 (NaOH) lalu ditambahkan formalin akan ml reagen Lowry A. Kocok dan biarkan membentuk dimethilol. Dengan selama 20 menit. Baca absorbansinya pada terbentuknya dimethilol ini berarti gugus panjang gelombang 600 nm tehadap aminonya sudah terikat dan tidak akan blanko. (Sebagai blanko adalah tabung mempengaruhi reaksi antara asam dengan reaksi no.1 pada tabel di atas) basa NaOH sehingga akhir titrasi dapat b. Penyiapan Sampel diakhiri dengan tepat. Indikator yang Ambil sejumlah tertentu sampel protein digunakan adalah p.p., akhir titrasi bila yang terlarut misal albumin, endapkan tepat terjadi perubahan warna menjadi dahulu dengan penambahan amonium merah muda yang tidak hilang dalam 30 sulfat kristal (jumlahnya tergantung dari detik. jenis proteinnya, kalau perlu sampai mendekati kejenuhan amonium sulfat dalam larutan). Pisahkan protein yang 3. Metode Lowry mengendap dengan sentrifus 11.000 rpm Prosedur : selama 10 menit, pisahkan supernatannya. Pembuatan reagen Lowry A : Merupakan Presipitat yang merupakan proteinnya larutan asam fosfotungstat-asam kemudian dilarutkan kembali dengan dapar fosfomolibdat dengan perbandingan (1 : 1) asam asetat pH 5 misal sampai 10,0 ml. Pembuatan reagen Lowry B : Ambil volume tertentu dan lakukan Campurkan 2% natrium karbonat dalam penetapan selanjutnya seperti pada kurva 100 ml natrium hidroksida 0,1N. baku mulai dari penambahan 8 ml reagen sulfat kristal (jumlahnya tergantung dari Lowry A sampai seterusnya. jenis proteinnya, kalau perlu sampai mendekati kejenuhan amonium sulfat dalam larutan). Pisahkan protein yang 4. Metode Spektrofotometri Visible mengendap dengan sentrifus 11.000 rpm (Biuret) selama 10 menit, pisahkan supernatannya. Prosedur : Presipitat yang merupakan proteinnya Pembuatan reagen Biuret : kemudian dilarutkan kembali dengan dapar Larutkan 150 mg tembaga (II) sulfat asam asetat pH 5 misal sampai 10,0 ml. (CuSO4. 5H2O) dan kalium natrium tartrat Ambil sejumlah L larutan tersebut secara (KNaC4H4O6. 4H2O) dalam 50 ml kuantitatif kemudian tambahkan reagen aquades dalam labu takar 100 ml. Biuret dan jika perlu tambah dengan dapar Kemudian tambahkan 30 ml natrium asetat pH 5 untuk pengukuran kuantitatif. hidroksida 10% sambil dikocok-kocok, Setelah 10 menit dari penambahan reagen selanjutnya tambahkan aquades sampai Biuret, baca absorbansinya pada panjang garis tanda. gelombang 550 nm terhadap blanko yang Pembuatan larutan induk bovin serum berisi reagen Biuret dan dapar asetat pH 5. albumin (BSA): Perhatikan adanya faktor pengenceran dan Ditimbang 500 mg bovin serum albumin absorban sampel sedapat mungkin harus dilarutkan dalam aquades sampai 10,0 ml masuk dalam kisaran absorban kurva baku. sehingga kadar larutan induk 5,0% (Li). Penetapan kadar (Metode Biuret) : Pembuatan kurva baku : 5. Metode Spektrofotometri UV Dalam kuvet dimasukkan larutan induk, Asam amino penyusun protein diantaranya reagen Biuret dan aquades misal dengan adalah triptofan, tirosin dan fenilalanin komposisi sebagai berikut: yang mempunyai gugus aromatik. Triptofan mempunyai absorbsi maksimum Setelah tepat 10 menit serapan dibaca pada pada 280 nm, sedang untuk tirosin 550 nm terhadap blanko yang terdiri dari mempunyai absorbsi maksimum pada 278 800 L reagen Biuret dan 200 L aquades. nm. Fenilalanin menyerap sinar kurang Cara mempersiapkan sampel : kuat dan pada panjang gelombang lebih Ambil sejumlah tertentu sampel protein pendek. Absorpsi sinar pada 280 nm dapat yang terlarut misal albumin, endapkan digunakan untuk estimasi konsentrasi dahulu dengan penambahan amonium protein dalam larutan. Supaya hasilnya lebih teliti perlu dikoreksi kemungkinan kontaminasi oleh asam nukleat. Rasio adanya asam nukleat dengan pengukuran absorpsi 280/260 menentukan faktor absorpsi pada 260 nm. Pengukuran pada koreksi yang ada dalam suatu tabel. 260 nm untuk melihat kemungkinan