Agung Dewantoro
NIM. 21030114130129
i
RINGKASAN
Reaktor tangki berpengaduk merupakan reaktor yang paling sering dijumpai dalam
industri kimia. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan harga orde reaksi
penyabunan etil asetat dengan NaOH, menghitung harga konstanta reaksi (k) penyabunan etil
asetat dengan NaOH, mengetahui pengaruh variabel terhadap konstanta reaksi (k) penyabunan
etil asetat dengan NaOH, dan membandingkan hasil percobaan dengan perhitungan mode
matematis reaksi penyabunan pada reaktor ideal aliran kontinyu.
Untuk menetukan sifat reaksi apakah berjalan secara eksotermis atau endotermis maka
perlu membuktikan dengan menggunakan panas pembentukan standart(∆Hf) pada 1 atm dan
298 K dari reaktan dan produk. Apabila ∆H bernilai negative maka reaksi yang berlangsung
adalah reaksi eksotermis yang menghasilkan panas, dan sebaliknya jika ∆H bernilai posiif maka
reaksi berlangsung secara endotermis. Sedangkan untuk menentukan sifat reaksi apakah
berjalan searah atau bolak balik dapat diketahui dari nilai konstanta keseimbangan reaksi. Jika
harga konstanta keseimbangan kecil, maka reaksi berlangsung searah (irreversible). Adapun
beberapa factor yang mempengaruhi harga kosntanta, diantaranya frekuensi tumbukan, energy
aktivasi, suhu, dan katalis.
Pada praktikum ini, bahan yang digunakan adalah NaOH, etil asetat, HCl, indikator MO,
dan aquadest. Sedangkan alat yang dipakai antara lain pipet, thermometer, reaktor batch, dan
rangkaian alat reaktor aliran kontinyu. Mula-mula percobaan dilakukan secara batch, dimulai
dengan menyiapkan bahan, merangkai alat, lalu mencampurkan bahan ke dalam tangki, dan
mengambil sampel 5ml tiap 1 menit, dan dititrasi hingga 3 kali konstan. Setelah percobaan batch
dilakukan pada semua variable, percobaan dilanjutkan dengan sistem kontinyu.
ii
PRAKATA
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa. Karena atas berkat-Nya lah
kami dapat menyusun laporan Praktikum Proses Kimia berikut dengan lancar dan sesuai dengan
harapan kami.
Laporan ini diperuntukkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Proses Kimia.
Adapun isi dari laporan ini adalah pembahasan mengenai percobaan mengenai Reaktor Ideal
Aliran Kontinyu.
Laporan ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak, oleh
karena itu dalam kesempatan ini terima kasih disampaikan kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Didi Dwi Anggoro, M.Eng selaku penanggung jawab Laboratorium Proses
Kimia
2. Laboran Laboratorium Proses Kimia.
3. Bayu Aji Pratama selaku koordinator asisten Laboratorium Proses Kimia
4. Agung Dewantoro dan Gabriella Ardhya selaku asisten pengampu materi Reaktor Ideal
Aliran Kontinyu.
5. Teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Dengan adanya praktikum ini semoga dapat menjadi tambahan pengetahuan, keahlian dan
juga menambah keilmuan di bidang teknik kimia, baik untuk pembaca, asisten dan khususnya
bagi penyusun. Kritik dan saran masih perlu diberikan kepada penyusun agar dapat lebih baik
dalam praktikum dan penyusunan laporan.
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TujuanPercobaan
1. Menentukan harga orde reaksi penyabunan etil asetat dengan NaOH.
2. Menghitung harga konstanta reaksi (k) penyabunan etil asetat dengan NaOH.
3. Mengetahui pengaruh konsentrasi NaOH terhadap konstanta reaksi (k) penyabunan etil
asetat dengan NaOH.
4. Membandingkan hasil percobaan dengan perhitungan model matematis reaksi
penyabunan pada reaktor ideal aliran kontinyu.
1
1.3 Manfaat Percobaan
1. Mahasiswa dapat menentukan harga orde reaksi penyabunan etil asetat dengan NaOH.
2. Mahasiswa dapat menghitung harga konstanta reaksi (k) penyabunan etil asetat dengan
NaOH.
3. Mahasiswa mampu mengetahui pengaruh konsentrasi NaOH terhadap konstanta reaksi
(k) penyabunan etil asetat dengan NaOH.
4. Mahasiswa mampu membandingkan hasil percobaan dengan perhitungan model
matematis reaksi penyabunan pada reaktor ideal aliran kontinyu.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
input = 0
output = 0
Reaktan yang bereaksi = (-rA)
Input = output + reaktan yang bereaksi + akumulasi
d (𝑁𝐴 )
0 = 0 + v (-rA) + …(1)
dt
d[N𝐴𝑜 (1−𝑋𝐴 )]
0 = Vi (-rA) + …(2)
dt
N𝐴𝑜 𝑑𝑋𝐴
0 = Vi (-rA) – …(3)
dt
N𝐴𝑜
dt = 𝑑𝑋𝐴 …(4)
Vi (−𝑟𝐴 )
XA 𝑑𝑋𝐴
t =N𝐴𝑜 ∫0 …(5)
Vi (−𝑟𝐴 )
dV = Fo.dt , pada t = 0 → V = 0
3
karena density laju alir dianggap konstan maka volumenya hanya merupakan fungsi dari
waktu.
V = Fo. T …(9)
Sedangkan dari neraca komponen :
Akumulasi = input – output – laju konsumsi karena reaksi
𝑑
(𝑉.𝐶) = Fo. Co – 0 – V (-rA) …(10)
𝑑𝑡
Dengan menggunakan boundary condition pada t=0 , C Co dan substitusi U=exp [k∫𝐶𝑑𝑡]
maka pers.(14) menjadi :
d2 U dU
t2 +t − k. U. Co. t = 0 …(15)
dt2 dt
Pers. (15) diubah menjadi fungsi Bessel dengan substitusi z = t0,5, menjadi:
d2 U dU
𝑧2 + z dt − 4. k. Co. 𝑧 2 . u = 0 …(16)
dt2
Pers. (16) merupakan modifikasi pers.Bessel yang mempunyai bentuk umum sebagai
berikut:
d2 y dy
x 2 dt2 + x(a + 2bx r ) dx + [c + dx 2s − b(1 − a − r)x. r + b2 . x 2 . r]. y = 0…(17)
4
1 (1 − a)2
p= √ −c=0
s 2
b. Tahap Kedua
Pada tahap ini proses berjalan kontinyu, namun belum tercapai kondisi steady state. Dapat
dinyatakan dengan :
C = f(t) dan V= konstandV⁄dt = 0
Dari neraca massa komponen diperoleh :
d
(V. C) = F. Co – F. C – k. V. C2 …(23)
dt
dC dV
V dt − C dt = F.Co – F.C - k.V.C2 ….(24)
Pers. (25) berubah menjadi pers.differential orde 1 yang mana dapat diselesaikan dengan
metode factor integrasi
1
𝐶 − 𝐶𝑂 = 𝐾 …(26)
𝐵.𝑠𝑥𝑝(𝐴𝑇)−
𝐴
C1 adalah konsentrasi awal tiap tahap kedua yaitu pada saat t = Ť yang diperoleh dengan
pengukuran konsentrasi contoh.
c. Tahap Ketiga
Pada tahap ini proses berjalan dalam keadaan steady state dan akumulasi = 0 Dari neraca
komponen , diperoleh :
𝐹 − 𝐶𝑂 = 𝐹. 𝐶 + 𝑉𝑟 …(27)
𝐹 − 𝐶𝑂 = 𝐹. 𝐶 + 𝑉. 𝑘. 𝐶𝑆 2 …(28)
𝑉
𝐶𝑂 = 𝐶𝑆 + 𝐹 . 𝑘. 𝐶𝑆 2 …(29)
k. Ť. Cs2 + Cs – Co = 0 …(30)
Apabila k diketahui maka Cs dapat diprediksikan. Sebaliknya apabila Cs diukur maka
nilai k dapat dihitung. Pers. (30) merupakan persamaan aljabar biasa dan dapat diselesaikan
dengan mudah.
6
∆H reaksi = (∆H CH3COONa + ∆H C2H5OH) – (∆H CH3COOC2H5 + ∆H NaOH )
= (-726.100 + -235.609) – (-444.500 - 425.609)
= -91600 J/mol
Karena ∆H bernilai negative maka reaksi yang berlangsung adalah reaksi eksotermis yang
menghasilkan panas.
Reaksi = CH3COOC2H5 + NaOH → CH3COONa + C2H5OH
Untuk menentukan sifat reaksi apakah berjalan searah atau bolak balik dapat diketahui dari nilai
konstanta keseimbangan reaksi. Pada suhu kamar diperoleh data :
∆G CH3COOC2H5 = -328 000 J/mol
∆G NaOH = -379 494 J/mol
∆G CH3COONa = -631 200 J/mol
∆G C2H5OH = -168 490 J/mol
Sehingga,
∆G reaksi = ∆G produk - ∆G reaktan
= [∆G CH3COONa + ∆G C2H5OH] – [∆G CH3COOC2H5 + ∆G NaOH]
= [-631 200 - 168 490] J/mol – [-328 000 -379 494]
= -92196 J/mol
𝑑 ∆𝐻
(∆𝐺 ⁄𝑅 𝑇) =
𝑑𝑇 𝑅𝑇 2
ΔG = RT ln K
K pada standar 298°K = 𝑒 (∆𝐺 ⁄𝑅𝑇)
Dari data di atas diperoleh nilai konstanta keseimbangan pada temperature 298 K adalah 4,179 x
1067. Pada temperature operasi, harga K dihitung dengan persamaan:
𝐾 ∆𝐻° 1 1
ln ( ) = − ( − )
𝑘′ 𝑅 𝑇 𝑇1
T = 27°C (suhu ruang) = 300 K
4,19. 1067 91091 1 1
ln ( ′
)= ( − )
𝑘 1,987 298 300
k’ = 1.168 x 10-66
Karena harga konstanta keseimbangan kecil, maka reaksi berlangsung searah (irreversible).
Berdasarkan persamaan Arrhenius dapat dilihat bahwa konstanta laju reaksi dipengaruhi oleh
nilai faktor frekuensi tumbukan, suhu,dan energi aktivasi.
2) Etil Asetat
Sifat fisis : Berat jenis = 1, 356 gr/mol
Titik didih = 85 °C
Berat molekul = 88 gr/mol
Titik lebur = -111 °C
Sifat kimia:
Bereaksi dengan Hg+ membentuk endapan Hg2Cl2 putih yang tidak larut dalam air panas
dan asam encer tetapi larut dalam ammonia encer dan KCN tiosulfat, beraksi dengan Pb2+
membentuk PbCl2 putih, mudah menguap apabila dipanaskan.
3) HCl
Sifat Fisika :
1. Massa atom : 36,45
2. Massa jenis : 3,21 gr/cm3.
3. Titik leleh : -101°C
8
4. Energi ionisasi : 1250 kj/mol
5. Kalor jenis : 0,115 kal/gr°C
6. Pada suhu kamar, HCl berbentuk gas yang tak berwarna
7. Berbau tajam.
Sifat Kimia :
1. HCl akan berasap tebal di udara lembab.
2. Gasnya berwarna kuning kehijauan dan berbau merangsang.
3. Dapat larut dalam alkali hidroksida, kloroform, dan eter.
4. Merupakan oksidator kuat. 5.Berafinitas besar sekali terhadap unsur-unsur lainnya,
sehingga dapat
5. Racun bagi pernapasan.
9
Gambar 2.4 Grafik Trial Orde 2 (Ca ≠ Cb) Gambar 2.5Grafik Trial Orde n
(Levenspiel. O., 1970)
2.7 Menghitung Harga Konstanta Reaksi Penyabunan (k) Etil Asetat Dengan NaOH
Reaksi : NaOH + CH3COOC2H5 CH3COONa + C2H5OH
A + B C + D
Orde reaksi 2
Persamaan kecepatan reaksi:
𝑑𝐶𝑎
−𝑟𝑎 = − = 𝑘. 𝐶𝑎 . 𝐶𝑏 dimana Ca = Cb
𝑑𝑡
𝑑𝐶𝑎
− = 𝑘. 𝐶𝑎 2
𝑑𝑡
𝑑𝐶𝑎
− 2 = 𝑘. 𝑑𝑡
𝐶𝑎
𝐶𝑎 𝑡
𝑑𝐶𝑎
∫− = ∫ 𝑘. 𝑑𝑡
𝐶𝑎 2
𝐶𝑎𝑜 0
𝐶𝑎
1
[ ] = 𝑘. 𝑡
𝐶𝑎 𝐶𝑎𝑜
1 1
− = 𝑘. 𝑡
𝐶𝑎 𝐶𝑎𝑜
1 1
= 𝑘. 𝑡 +
𝐶𝑎 𝐶𝑎𝑜
y = mx + c
Harga k didapat dari least square. Dimana harga k merupakan nilai dari m.
(Levenspiel. O., 1970)
10
Orde reaksi 1
𝑑𝐶𝑎
−𝑟𝑎 = − = 𝑘. 𝐶𝑎
𝑑𝑡
𝐶𝑎 𝑡
𝑑𝐶𝑎
∫− = ∫ 𝑘. 𝑑𝑡
𝐶𝑎
𝐶𝑎𝑜 0
−𝑙𝑛[𝐶𝑎 ]𝐶𝑎
𝐶𝑎𝑜 = 𝑘. 𝑡
−(ln 𝐶𝑎 − ln 𝐶𝑎0) = 𝑘. 𝑡
𝐶𝑎
− ln = 𝑘. 𝑡
𝐶𝑎0
y=m
11
BAB III
METODE PERCOBAAN
Percobaan Kontinyu
Masukkan etil Pompa reaktan
Siapkan reagen asetat dan ke dalam Titrasi
NaOH CSTR
13
9. Rangkaian alat reaktor aliran kontinyu
3.3 Gambar Alat
a. Proses Batch
Percobaan Kontinyu
1. Siapkan reagen yang dibutuhkan: etil asetat 0.183 N, HCl 0.053 N, dan NaOH sesuai
variabel.
2. Masukkan etil asetat dan NaOH ke dalam tangki umpan masing-masing.
3. Pompa masing-masing reaktan ke dalam CSTR yang kosong dan menjaga konstan laju
alirnya serta mereaksikannya.
4. Ambil sampel 7,5 ml tiap 1 menit, kemudian tambahkan indikator MO 3 tetes ke dalam
sampel dan titrasi dengan HCl 0.053 N sampai warna merah orange. Titrasi dihentikan
sampai volume titran yang digunakan 3 kali konstan.
5. Dengan perhitungan dapat diperoleh nilai Ca (konsentrasi NaOH sisa).
6. Lakukan langkah 1 sampai 5 dengan pengadukan sedang dan pengadukan cepat.
15
DAFTAR PUSTAKA
Levenspiel.O., 1999.Chemical reaction Engineering 3rded, Mc. Graw Hill Book Kogakusha Ltd,
Toko.
16