Anda di halaman 1dari 22

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum ini disusun oleh :


Kelompok : 2 Selasa
Anggota : 1. Chloe Tiara Maranmu Siagian NIM. 21030116130081
2. Fernanda Arvin Alana Asyikin NIM. 21030116130165
3. Tifany Minasheila NIM. 21030116130148
Telah disahkan pada :
Hari :
Tanggal :

Semarang, Maret 2018


Asisten Pengampu

Agung Dewantoro
NIM. 21030114130129

i
RINGKASAN

Reaktor tangki berpengaduk merupakan reaktor yang paling sering dijumpai dalam
industri kimia. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan harga orde reaksi
penyabunan etil asetat dengan NaOH, menghitung harga konstanta reaksi (k) penyabunan etil
asetat dengan NaOH, mengetahui pengaruh variabel terhadap konstanta reaksi (k) penyabunan
etil asetat dengan NaOH, dan membandingkan hasil percobaan dengan perhitungan mode
matematis reaksi penyabunan pada reaktor ideal aliran kontinyu.
Untuk menetukan sifat reaksi apakah berjalan secara eksotermis atau endotermis maka
perlu membuktikan dengan menggunakan panas pembentukan standart(∆Hf) pada 1 atm dan
298 K dari reaktan dan produk. Apabila ∆H bernilai negative maka reaksi yang berlangsung
adalah reaksi eksotermis yang menghasilkan panas, dan sebaliknya jika ∆H bernilai posiif maka
reaksi berlangsung secara endotermis. Sedangkan untuk menentukan sifat reaksi apakah
berjalan searah atau bolak balik dapat diketahui dari nilai konstanta keseimbangan reaksi. Jika
harga konstanta keseimbangan kecil, maka reaksi berlangsung searah (irreversible). Adapun
beberapa factor yang mempengaruhi harga kosntanta, diantaranya frekuensi tumbukan, energy
aktivasi, suhu, dan katalis.
Pada praktikum ini, bahan yang digunakan adalah NaOH, etil asetat, HCl, indikator MO,
dan aquadest. Sedangkan alat yang dipakai antara lain pipet, thermometer, reaktor batch, dan
rangkaian alat reaktor aliran kontinyu. Mula-mula percobaan dilakukan secara batch, dimulai
dengan menyiapkan bahan, merangkai alat, lalu mencampurkan bahan ke dalam tangki, dan
mengambil sampel 5ml tiap 1 menit, dan dititrasi hingga 3 kali konstan. Setelah percobaan batch
dilakukan pada semua variable, percobaan dilanjutkan dengan sistem kontinyu.

ii
PRAKATA

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa. Karena atas berkat-Nya lah
kami dapat menyusun laporan Praktikum Proses Kimia berikut dengan lancar dan sesuai dengan
harapan kami.
Laporan ini diperuntukkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Proses Kimia.
Adapun isi dari laporan ini adalah pembahasan mengenai percobaan mengenai Reaktor Ideal
Aliran Kontinyu.
Laporan ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak, oleh
karena itu dalam kesempatan ini terima kasih disampaikan kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Didi Dwi Anggoro, M.Eng selaku penanggung jawab Laboratorium Proses
Kimia
2. Laboran Laboratorium Proses Kimia.
3. Bayu Aji Pratama selaku koordinator asisten Laboratorium Proses Kimia
4. Agung Dewantoro dan Gabriella Ardhya selaku asisten pengampu materi Reaktor Ideal
Aliran Kontinyu.
5. Teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.
Dengan adanya praktikum ini semoga dapat menjadi tambahan pengetahuan, keahlian dan
juga menambah keilmuan di bidang teknik kimia, baik untuk pembaca, asisten dan khususnya
bagi penyusun. Kritik dan saran masih perlu diberikan kepada penyusun agar dapat lebih baik
dalam praktikum dan penyusunan laporan.

Semarang, Maret 2018

Chloe, Arvin, Tifany

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................................... i


RINGKASAN ........................................................................................................................... ii
PRAKATA ............................................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ..................................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................................................. 1
1.3 Tujuan Percobaan .................................................................................................... 1
1.4 Manfaat Percobaan ................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Reaktor Batch .......................................................................................................... 3
2.2 Reaktor Ideal Aliran Kontinyu/Reaktor Alir Tangki Berpengaduk ........................ 3
2.3 Tinjauan Termodinamika ........................................................................................ 7
2.4 Tinjauan Kinetika ..................................................................................................... 8
2.5 Sifat Fisis dan Kimia Reagen ................................................................................... 8
2.6 Menentukan Orde Reaksi ........................................................................................ 10
2.7 Menghitung Harga Konstanta Reaksi Penyabunan (k) Etil Asetat dengan NaOH... 11
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Rancangan Praktikum............................................................................................. 13
3.1.1 Skema Rancangan Praktikum ....................................................................... 13
3.1.2 Variabel Operasi ........................................................................................... 13
3.2 Bahan dan Alat yang Digunakan ............................................................................ 13
3.3 Gambar Alat ........................................................................................................... 14
3.4 Respon Uji Hasil ................................................................................................... 14
3.5 Prosedur Percobaan ............................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 15

iv
DAFTAR TABEL

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Neraca Massa Suatu Sistem...................................................................... 3


Gambar 2.2 Grafik Trial Reaksi Orde 1……………………………………………………..10
Gambar 2.3 Grafik Trial Reaksi Orde 2 (Ca=Cb)…………………………………………...10
Gambar 2.4 Grafik Trial Orde 2 (Ca ≠ Cb)………………………………………………….11
Gambar 2.5 Grafik Trial Orde n……………………………………………………………..11
Gambar 3.1 Gambar Alat Utama Proses Batch……………………………………………...14
Gambar 3.2 Gambar Alat Utama Proses Kontinyu………………………………………….15

vi
DAFTAR LAMPIRAN

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Reaktor tangki berpengaduk merupakan reaktor yang paling sering dijumpai dalam
industri kimia. Pada industri berskala besar, reaktor alir tangki berpengaduk lebih sering
diaplikasikan karena kemampuan operasinya yang dapat diatur kapasitasnya. Unjuk kerja
reaktor alir berpengaduk perlu dipelajari untuk mengetahui karakteristik aliran fluida, reaksi
yang terjadi secara optimasi pengoperasian reaktor.
Pengoperasian reaktor alir tangki berpengaduk meliputi tiga tahap yaitu pengisian
reaktor tinggi overflow, kondisi kontinyu dan kontinyu steady state. Evaluasi variabel-variabel
operasi sangat mudah dilakukan pada kondisi steady state.
Pemodelan matematik diperlukan untuk mempermudah analisa permasalahan yang
timbul dalam pengoperasian reaktor alir tangki berpengaduk. Model matematika yang
diusulkan diuji keakuratannya dengan membandingkan dengan data-data percobaan. Model
matematika yang diusulkan diselesaikan dengan cara analisis jika persamaan itu mudah
diselesaikan. Namun untuk reaksi yang kompleks akan diperoleh model matematika yang
kompleks juga. Penyelesaian numerik sangat dianjurkan untuk memperoleh nilai k, tetapan
transfer massa, dan orde reaksi yang merupakan adjustable parameter.

1.2 Perumusan Masalah


Reaktor tangki berpengaduk adalah reaktor yang paling sering digunakan di industri
kimia. Reaktor ini sering diaplikasikann karena kemampuan operasinya dapat diatur
kapasitasnya. Dalam praktikum kali ini akan diketahui bagaimana cara kerja reaktor ideal
aliran kontinyu. Serta pada praktikum ini juga akan diketahui bagaimana harga orde reaksi,
harga konstanta reaksi, dan pengaruh variabel terhadap konstanta reaksi penyabunan etil
asetat dengan NaOH serta perbandingan model matematis reaksi penyabunan pada reaktor
ideal aliran kontinyu.

1.3 TujuanPercobaan
1. Menentukan harga orde reaksi penyabunan etil asetat dengan NaOH.
2. Menghitung harga konstanta reaksi (k) penyabunan etil asetat dengan NaOH.
3. Mengetahui pengaruh konsentrasi NaOH terhadap konstanta reaksi (k) penyabunan etil
asetat dengan NaOH.
4. Membandingkan hasil percobaan dengan perhitungan model matematis reaksi
penyabunan pada reaktor ideal aliran kontinyu.

1
1.3 Manfaat Percobaan
1. Mahasiswa dapat menentukan harga orde reaksi penyabunan etil asetat dengan NaOH.
2. Mahasiswa dapat menghitung harga konstanta reaksi (k) penyabunan etil asetat dengan
NaOH.
3. Mahasiswa mampu mengetahui pengaruh konsentrasi NaOH terhadap konstanta reaksi
(k) penyabunan etil asetat dengan NaOH.
4. Mahasiswa mampu membandingkan hasil percobaan dengan perhitungan model
matematis reaksi penyabunan pada reaktor ideal aliran kontinyu.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Reaktor Batch


Neraca bahan pada reaktor secara simultan

Gambar 2.1 Bagan neraca massa suatu system

input = 0
output = 0
Reaktan yang bereaksi = (-rA)
Input = output + reaktan yang bereaksi + akumulasi
d (𝑁𝐴 )
0 = 0 + v (-rA) + …(1)
dt
d[N𝐴𝑜 (1−𝑋𝐴 )]
0 = Vi (-rA) + …(2)
dt
N𝐴𝑜 𝑑𝑋𝐴
0 = Vi (-rA) – …(3)
dt
N𝐴𝑜
dt = 𝑑𝑋𝐴 …(4)
Vi (−𝑟𝐴 )
XA 𝑑𝑋𝐴
t =N𝐴𝑜 ∫0 …(5)
Vi (−𝑟𝐴 )

Pada volume konstan


CA = CAo (1-XA)
dCA = -CAo.dXA …(6)
Pers. (6) masuk ke pers. (5) diperoleh
𝑋𝐴 d𝑁𝐴 𝐶𝐴 𝑑𝐶𝐴
t = CAo ∫0 = -∫𝐶 …(7)
−𝑟𝐴 𝐴𝑂 −𝑟𝐴

2.2 Reaktor Ideal Aliran Kontinyu/Rektor Alir Tangki Berpengaduk (CESTR)


Tahapan yang terjadi pada reactor CSTR ini terbagi dalam 3 tahap proses, yaitu :
a. Tahap Pertama
Tahap pertama dimulai saat t = 0 sampai terjadi overflow
Dari hukum kekekalan massa
Akumulasi = input-output
𝑑𝑣
𝜌 𝑑𝑡 = ρ Fo – 0 …(8)

dV = Fo.dt , pada t = 0 → V = 0

3
karena density laju alir dianggap konstan maka volumenya hanya merupakan fungsi dari
waktu.
V = Fo. T …(9)
Sedangkan dari neraca komponen :
Akumulasi = input – output – laju konsumsi karena reaksi
𝑑
(𝑉.𝐶) = Fo. Co – 0 – V (-rA) …(10)
𝑑𝑡

Dalam hal ini :


V = volume bahan dalam reaktor (l)
C = kondentrasi molar reaktan dalam reaktor (mol/l)
Fo = laju alir reaktan masuk (l/ menit)
Co = konsentrasi molar reaktan dalam feed (mol/l)
t = waktu reaksi (menit)
-rA = kecepatan reaksi (mol/menit)
Reaksi yang terjadi:
A+BC+D
−rA = k CA CB , karena CA = CB maka
−rA = kCA 2 = kC2 …(11)
Pers. (11)  Pers. (10)
d
(V. C) = Fo. Co − V. k. C2
dt
dC dV
V dt + C dt = Fo. Co − V. k. C2 …(12)

Pers. (9)  pers. (12)


dC
Fo. t. dt + C. Fo = Fo. Co − Fo. t. k. C2 …(13)
dC Co C
= − t − k. C2 …(14)
dt t

Dengan menggunakan boundary condition pada t=0 , C Co dan substitusi U=exp [k∫𝐶𝑑𝑡]
maka pers.(14) menjadi :
d2 U dU
t2 +t − k. U. Co. t = 0 …(15)
dt2 dt

Pers. (15) diubah menjadi fungsi Bessel dengan substitusi z = t0,5, menjadi:
d2 U dU
𝑧2 + z dt − 4. k. Co. 𝑧 2 . u = 0 …(16)
dt2

Pers. (16) merupakan modifikasi pers.Bessel yang mempunyai bentuk umum sebagai
berikut:
d2 y dy
x 2 dt2 + x(a + 2bx r ) dx + [c + dx 2s − b(1 − a − r)x. r + b2 . x 2 . r]. y = 0…(17)

Dari pers.(5) didapatkan :


a=1
r=0

4
1 (1 − a)2
p= √ −c=0
s 2

b=0 s=0 p=0


d
c=0 d = -4.k.Co √ = imajiner
s

Sehingga penyelesaian pers. (16) adalah :


U = C1 Zp (√4. k. Co. z) + Cz Zp (√4. k. Co. z) …(18)
Pada t = 0, z = 0 → zp = ~
Sehingga Cz= 0
U = C1 Zp (√4. k. Co. z)

Karena p = 0 dan √d⁄s = imajiner


Maka = U = C1 I0 (√4. k. Co. z)
dU d
= dz C1 I0 (√4. k. Co. z) …(19)
dt

Dari Sherwood halaman 178 pers. (5.83) didapatkan


𝑑𝑈
= C1 (√4. k. Co. z)𝐼0 (√4. k. Co. z) …(20)
𝑑𝑡

Dari substitusi semula, diperoleh :


𝑑𝑈
= 2. 𝑘. 𝐶𝑍 . 𝐶1 . I0 (√4. k. Co. z) …(21)
𝑑𝑡

Maka pers. (14) dan (15) diperoleh :


C1 . (√4. k. Co. z)I0 (√4. k. Co. z) = k. C. C1 . I0 (√4. k. Co. z)

(√4. k. Co. z)I0 (√4. k. Co. z)


C=
k. C. C2 . I0 (√4. k. Co. z)
C0 T1 (2√k.Co.T)
C= …(22)
k.t.T0 (2√k.Co.T)

b. Tahap Kedua
Pada tahap ini proses berjalan kontinyu, namun belum tercapai kondisi steady state. Dapat
dinyatakan dengan :
C = f(t) dan V= konstandV⁄dt = 0
Dari neraca massa komponen diperoleh :
d
(V. C) = F. Co – F. C – k. V. C2 …(23)
dt
dC dV
V dt − C dt = F.Co – F.C - k.V.C2 ….(24)

Apabila T = t – Ť waktu, menit


V
Ť = F konstanta waktu

Pers. (24) menjadi


5
dC Co C
= − − k. C 2 …(25)
dt Ť Ť
Pada keadaan steady state C = Co

Penyelesaian partikular pers. (25) adalah C – CS , dimana CS adalah konsentrasi pada


keadaan steady.

Substitusikan C =𝐶𝑠 + 1⁄𝑠

Pers. (25) berubah menjadi pers.differential orde 1 yang mana dapat diselesaikan dengan
metode factor integrasi
1
𝐶 − 𝐶𝑂 = 𝐾 …(26)
𝐵.𝑠𝑥𝑝(𝐴𝑇)−
𝐴

C1 adalah konsentrasi awal tiap tahap kedua yaitu pada saat t = Ť yang diperoleh dengan
pengukuran konsentrasi contoh.

c. Tahap Ketiga
Pada tahap ini proses berjalan dalam keadaan steady state dan akumulasi = 0 Dari neraca
komponen , diperoleh :
𝐹 − 𝐶𝑂 = 𝐹. 𝐶 + 𝑉𝑟 …(27)
𝐹 − 𝐶𝑂 = 𝐹. 𝐶 + 𝑉. 𝑘. 𝐶𝑆 2 …(28)
𝑉
𝐶𝑂 = 𝐶𝑆 + 𝐹 . 𝑘. 𝐶𝑆 2 …(29)

k. Ť. Cs2 + Cs – Co = 0 …(30)
Apabila k diketahui maka Cs dapat diprediksikan. Sebaliknya apabila Cs diukur maka
nilai k dapat dihitung. Pers. (30) merupakan persamaan aljabar biasa dan dapat diselesaikan
dengan mudah.

2.3 Tinjauan Thermodinamika


Reaksi = CH3COOC2H5 + NaOH → CH3COONa + C2H5OH
Untuk menetukan sifat reaksi apakah berjalan eksotermis / endotermis maka perlu
membuktikan dengan menggunakan panas permbentukan standart (∆Hf) pada 1 atm dan 298 K
dari reaktan dan produk
∆H298 = ∆Hreaktan - ∆Hproduk
Diketahui data sebagai berikut :
∆H CH3COOC2H5 = -444.500 J/mol
∆H NaOH = -425.609 J/mol
∆H CH3COONa = -726.100 J/mol
∆H C2H5OH = -235 J/mol
Sehingga

6
∆H reaksi = (∆H CH3COONa + ∆H C2H5OH) – (∆H CH3COOC2H5 + ∆H NaOH )
= (-726.100 + -235.609) – (-444.500 - 425.609)
= -91600 J/mol
Karena ∆H bernilai negative maka reaksi yang berlangsung adalah reaksi eksotermis yang
menghasilkan panas.
Reaksi = CH3COOC2H5 + NaOH → CH3COONa + C2H5OH
Untuk menentukan sifat reaksi apakah berjalan searah atau bolak balik dapat diketahui dari nilai
konstanta keseimbangan reaksi. Pada suhu kamar diperoleh data :
∆G CH3COOC2H5 = -328 000 J/mol
∆G NaOH = -379 494 J/mol
∆G CH3COONa = -631 200 J/mol
∆G C2H5OH = -168 490 J/mol
Sehingga,
∆G reaksi = ∆G produk - ∆G reaktan
= [∆G CH3COONa + ∆G C2H5OH] – [∆G CH3COOC2H5 + ∆G NaOH]
= [-631 200 - 168 490] J/mol – [-328 000 -379 494]
= -92196 J/mol
𝑑 ∆𝐻
(∆𝐺 ⁄𝑅 𝑇) =
𝑑𝑇 𝑅𝑇 2
ΔG = RT ln K
K pada standar 298°K = 𝑒 (∆𝐺 ⁄𝑅𝑇)
Dari data di atas diperoleh nilai konstanta keseimbangan pada temperature 298 K adalah 4,179 x
1067. Pada temperature operasi, harga K dihitung dengan persamaan:
𝐾 ∆𝐻° 1 1
ln ( ) = − ( − )
𝑘′ 𝑅 𝑇 𝑇1
T = 27°C (suhu ruang) = 300 K
4,19. 1067 91091 1 1
ln ( ′
)= ( − )
𝑘 1,987 298 300
k’ = 1.168 x 10-66
Karena harga konstanta keseimbangan kecil, maka reaksi berlangsung searah (irreversible).

2.4 Tinjauan Kinetika


Ditinjau dari kinetika reaksi, kecepatan reaksi saponifikasi etil asetat dengan NaOH akan
makin besar dengan kenaikan suhu, adanya pengadukan dan perbedaan konsentrasi. Hal ini dapat
dijelaskan oleh persamaan Arrhenius yaitu
𝑘 = 𝐴. 𝑒 −𝐸𝐴⁄𝑅𝑇
Dengan:
k = konstanta laju reaksi
A = faktor frekuensi tumbukan
7
T = suhu
EA = Energi aktivasi
R = konstanta gas ideal
= 1,98 cal/gm-mol.°K
= 1,98 Btu/lb-mol.°R
=82,06 cm3.atm/gm-mol.°K

Berdasarkan persamaan Arrhenius dapat dilihat bahwa konstanta laju reaksi dipengaruhi oleh
nilai faktor frekuensi tumbukan, suhu,dan energi aktivasi.

2.5 Sifat Fisis dan Kimia Reagen


1) NaOH
Sifat fisis :
 Berat Molekul = 40 gr/mol
 Titik didih = 134 °C
 Titik lebur = 318, 4 °C
 Berat jenis = 2, 130 gr/mol
 Kelarutan dalam 100 bagian air dingin 10 °C = 42
 Kelarutan dalam 100 bagian air panas 100°C = 32
Sifat kimia :
 Dengan Pb(NO3)2 membentuk endapan Pb(OH)2 yang larut dalam reagen excess,
merupakan basa kuat, mudah larut dalam air.

2) Etil Asetat
Sifat fisis : Berat jenis = 1, 356 gr/mol
Titik didih = 85 °C
Berat molekul = 88 gr/mol
Titik lebur = -111 °C
Sifat kimia:
Bereaksi dengan Hg+ membentuk endapan Hg2Cl2 putih yang tidak larut dalam air panas
dan asam encer tetapi larut dalam ammonia encer dan KCN tiosulfat, beraksi dengan Pb2+
membentuk PbCl2 putih, mudah menguap apabila dipanaskan.

3) HCl
Sifat Fisika :
1. Massa atom : 36,45
2. Massa jenis : 3,21 gr/cm3.
3. Titik leleh : -101°C

8
4. Energi ionisasi : 1250 kj/mol
5. Kalor jenis : 0,115 kal/gr°C
6. Pada suhu kamar, HCl berbentuk gas yang tak berwarna
7. Berbau tajam.

Sifat Kimia :
1. HCl akan berasap tebal di udara lembab.
2. Gasnya berwarna kuning kehijauan dan berbau merangsang.
3. Dapat larut dalam alkali hidroksida, kloroform, dan eter.
4. Merupakan oksidator kuat. 5.Berafinitas besar sekali terhadap unsur-unsur lainnya,
sehingga dapat
5. Racun bagi pernapasan.

2.6 Menentukan Orde Reaksi


Trial orde reaksi pada reaktor batch
1. Diberikan data waktu (t) dan Ca, Cao adalah Ca pada t=0
2. Membuat data -ln(Ca/Cao) dan 1/Ca
3. Pertama menebak “orde reaksi pertama” dengan membuat grafik ln(Ca/Cao) vs t, hasil
grafik harus lurus
A. Jika hasil grafik tidak lurus, maka menebak “orde reaksi kedua” dari grafik antara
1/Ca vs t, hasil grafik harus lurus. (Apabila Cao = Cbo)
B. Jika hasil grafik tidak lurus, maka menebak “orde reaksi kedua” dari grafik antara
ln Cb/Ca vs t, hasil grafik harus lurus. (Apabila Cao = Cbo)
4. Membentuk persamaan y = a + bx , a = intercept dan b = slope dari grafik log t vs ln
Cao

Gambar 2.3 Grafik Trial Reaksi Orde


Gambar 2.2 Grafik Trial Reaksi Orde 1
2(Ca=Cb)

9
Gambar 2.4 Grafik Trial Orde 2 (Ca ≠ Cb) Gambar 2.5Grafik Trial Orde n
(Levenspiel. O., 1970)

2.7 Menghitung Harga Konstanta Reaksi Penyabunan (k) Etil Asetat Dengan NaOH
Reaksi : NaOH + CH3COOC2H5  CH3COONa + C2H5OH
A + B  C + D
Orde reaksi 2
Persamaan kecepatan reaksi:
𝑑𝐶𝑎
−𝑟𝑎 = − = 𝑘. 𝐶𝑎 . 𝐶𝑏 dimana Ca = Cb
𝑑𝑡

𝑑𝐶𝑎
− = 𝑘. 𝐶𝑎 2
𝑑𝑡
𝑑𝐶𝑎
− 2 = 𝑘. 𝑑𝑡
𝐶𝑎
𝐶𝑎 𝑡
𝑑𝐶𝑎
∫− = ∫ 𝑘. 𝑑𝑡
𝐶𝑎 2
𝐶𝑎𝑜 0
𝐶𝑎
1
[ ] = 𝑘. 𝑡
𝐶𝑎 𝐶𝑎𝑜
1 1
− = 𝑘. 𝑡
𝐶𝑎 𝐶𝑎𝑜
1 1
= 𝑘. 𝑡 +
𝐶𝑎 𝐶𝑎𝑜
y = mx + c
Harga k didapat dari least square. Dimana harga k merupakan nilai dari m.
(Levenspiel. O., 1970)

10
Orde reaksi 1
𝑑𝐶𝑎
−𝑟𝑎 = − = 𝑘. 𝐶𝑎
𝑑𝑡
𝐶𝑎 𝑡
𝑑𝐶𝑎
∫− = ∫ 𝑘. 𝑑𝑡
𝐶𝑎
𝐶𝑎𝑜 0

−𝑙𝑛[𝐶𝑎 ]𝐶𝑎
𝐶𝑎𝑜 = 𝑘. 𝑡

−(ln 𝐶𝑎 − ln 𝐶𝑎0) = 𝑘. 𝑡
𝐶𝑎
− ln = 𝑘. 𝑡
𝐶𝑎0
y=m

11
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Rancangan Praktikum


3.1.1 Skema Rancangan Praktikum
Percobaan Batch
Masukkan etil asetat
Siapkan reagen Titrasi
dan NaOH

Percobaan Kontinyu
Masukkan etil Pompa reaktan
Siapkan reagen asetat dan ke dalam Titrasi
NaOH CSTR

3.1.2 Variabel Operasi


Variabel tetap :
a. Konsentrasi etil asetat 0,183N (pengenceran 1 L)
b. Konsentrasi HCl 0,053N
c. Pengadukan sedang
d. Pengambilan sampel setiap 1 menit sebanyak 7,5 mL
e. Suhu ruang
Variabel berubah :
a. Konsentrasi NaOH 0,083N, 0,183N, dan 0,203N (pengenceran ke 1 L)

3.2 Bahan dan Alat yang Digunakan


3.2.1 Bahan
1. NaOH
2. Etil asetat
3. HCl
4. Indikator MO 3 tetes
5. Aquadest
3.2.2 Alat
1. Pipet
2. Thermometer
3. Magnetic Stirrer
4. Reaktor Batch
5. Gelas Ukur
6. Buret
7. Statif dan Klem
8. Erlenmeyer

13
9. Rangkaian alat reaktor aliran kontinyu
3.3 Gambar Alat
a. Proses Batch

Gambar 3.1 Gambar Alat Utama Proses Batch


Keterangan :
1. Reaktor Batch
2. Stirer
3. Statif
b. Proses Kontinyu

Gambar 3.2 Gambar Alat Utama Proses Kontinyu


Keterangan :
1. Reaktor Kontinyu
2. Stirrer
3. Statif
4. Tangki Reaktor

3.4 Respon Uji Hasil


Konsentrasi NaOH sisa yang dapat diamati dengan konsentrasi titran HCl sampai TAT.
3.5 Prosedur Percobaan
Percobaan Batch
1. Siapkan reagen yang dibutuhkan: etil asetat 0.183 N, HCl 0.053 N, dan NaOH sesuai
variabel.
14
2. Masukkan etil asetat 0.183 N dan NaOH variabel 1 dengan volume masing masing 1
liter.
3. Ambil sampel 7,5 ml tiap 1 menit, kemudian tambahkan indikator MO 3 tetes ke dalam
sampel dan titrasi dengan HCl 0.053 N sampai warna merah orange. Titrasi dihentikan
sampai volume titran yang digunakan 3 kali konstan.
4. Dengan perhitungan dapat diperoleh nilai Ca (konsentrasi NaOH sisa).
5. Lakukan langkah 1 sampai 4 dengan variabel yang berbeda.

Percobaan Kontinyu
1. Siapkan reagen yang dibutuhkan: etil asetat 0.183 N, HCl 0.053 N, dan NaOH sesuai
variabel.
2. Masukkan etil asetat dan NaOH ke dalam tangki umpan masing-masing.
3. Pompa masing-masing reaktan ke dalam CSTR yang kosong dan menjaga konstan laju
alirnya serta mereaksikannya.
4. Ambil sampel 7,5 ml tiap 1 menit, kemudian tambahkan indikator MO 3 tetes ke dalam
sampel dan titrasi dengan HCl 0.053 N sampai warna merah orange. Titrasi dihentikan
sampai volume titran yang digunakan 3 kali konstan.
5. Dengan perhitungan dapat diperoleh nilai Ca (konsentrasi NaOH sisa).
6. Lakukan langkah 1 sampai 5 dengan pengadukan sedang dan pengadukan cepat.

15
DAFTAR PUSTAKA

Levenspiel.O., 1999.Chemical reaction Engineering 3rded, Mc. Graw Hill Book Kogakusha Ltd,
Toko.

16

Anda mungkin juga menyukai