Skenario pembangunan kawasan perencanaan pembangunan merupakan suatu proses
penyusunan konsep-konsep yang akan diterapan di masa yang akan datang. Berdasarkan kondisi eksisting pada lokasi perencanaan merupakan kawasan terminal tipe c. Namun pada kenyataannya terminal tersebut tidak pernah beroperasi. Untuk menghidupkan kembali terminal tersebut, maka diperlukan beberapa langkah yang harus ditempuh, agar sesuai dengan pedoman dan standar. Berikut ini merupakan skenario penghidupan kembali terminal tipe c di Jalan Harapan Jaya. 1. Identifikasi lahan Mengidentifikasi kesesuaian peruntukan lahan pada lokasi perencanaan dengan dokumen rencana tata ruang wilayah Kota Pontianak 2013-2033. Hal tersebut menunjukkan bahwa lokasi perencanaan berada di BWP IV dengan peruntukkan lahan sebagai permukiman berkepadatan sedang, perdagangan & jasa skala lingkungan. Lokasi perenanaan memiliki luas lahan 4,25 Ha dengan masing-masing guna lahan untuk 44 rumah warga 5783.7 m2, rumah susun 4345 m2, kantor lurah 225 m2, dan mushola 371 m2. Setelah diidentifikasi, diketahui bahwa lokasi perencanaan merupakan lahan terbangun. Hal tersebut diperlukan pembebasan lahan agar pembangunan terminal dapat terwujud. Pembebasan lahan dilakukan untuk mendapatkan kesepakatan antara stake holder dengan masyarakat terkait konsolidasi lahan. 2. Anaisis fungsi kawasan Analisis fungsi kawasan dilakukan setelah mengidentifikasi lahan. Analisis ini bertujuan untuk mengambil keputusan dalam mempertahankan atau mengganti fungsi kawasan eksisting. Pada lokasi perencanaan yang dipertahankan adalah rumah warga dan kantor lurah. Dalam hal ini, rumah warga diatur kembali sesuai dengan pedoman penyediaan perumahan dan permukiman, agar terlihat lebih tertata dan tidak boros lahan. Kemudian, hampir sama dengan rumah warga, bangunan kantor lurah akan tetap berada di Jalan Kurnia tapi lokasinya tidak sama persis dengan lokasi saat ini. Kantor lurah akan dilengkapi dengan lahan parkir dan lapangan upacara. Pada lokasi perencanaan, bangunan yang akan tidak dipertahankan adalah rumah susun. Bangunan rumah susun yang ada di lokasi perencanaan telah menyalahi aturan ruwasja yang standarnya 15 meter dari badan jalan. Sedangkan pada kondisi eksisting, jarak bangunan rumah susun terhadap badan jalan adalah 7 meter. Sehingga bangunan rumah susun dirobohkan tanpa dibangun kembali. 3. Membuat konsep kawasan Konsep kawasan di lokasi perencanaan terbagi menjadi 4 yaitu terminal, permukiman, pemerintahan dan ruang terbuka hijau. Kawasan terminal terdiri lahan terbangun dan lahan tidak terbangun. Lahan terbangun terdiri dari lahan parkir, bangunan utama terminal dan sirkulasi. Lahan parkir terdiri dari lahan parkir bus dan lahan parkir kendaraan peralihan seperti oplet, ojek dan kendaraan pribadi. Tipologi untuk parkir bus adalah paralel, sedangkan untuk parkir kendaraan peralihan yaitu 90 0. Bangunan utama terminal terdiri dari fasilitas pendukung terminal. Sedangkan sirkulasi terdiri dari sirkulasi bus dan kendaraan peralihan. Kawasan permukiman, akan dibangun dalam salah satu persil yang ada di lokasi perencanaan. Rumah warga akan dibangun dengan type seragam yaitu type 60 dengan lebar jalan lingkungan 5 meter. Kawasan pemerintahan, bangunan kantor lurah akan di tata kembali agar ekspresi bangunan tidak terlihat monoton. Kawasan ruang terbuka, akan dibangun taman dengan skala pelayanan kelurahan dan bersifat pasif . taman juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung yaitu mushola dengan ukuran 45 m2. Taman ini akan ditanami 50 pohon mahoni yang bertujuan untuk menyerap polusi yang dihasilkan dari kawasan terminal.