Anda di halaman 1dari 3

Kasus Suap Kuota Impor Daging Sapi Di Partai

KeadilanSejahtera (PKS)
Salah satu kasus penyalahgunaan wewenang dan jabatan oleh kader-kader partai politik di
Indonesia adalah adanya dugaan dana suap kuota impor daging sapi yang mengalir di tubuh
Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Kasus aliran dana suap penambahan kuota impor
daging sapi PT. Indoguna Utama yang mengalir di tubuh Partai Keadilan Sejahtera
(PKS). Kasus ini terkuak sejak tertangkapnya sosok Ahmad Fathanah di hotel Le
Meridien pada dini hari tanggal 29 Januari 2013, yang kemudian menyeret nama
kader sekaligus mantan presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaq, serta petinggi PKS lainnya
untuk turut berurusan dengan KPK.

Pada kasus dugaan suap impor daging sapi ini, Luthfi Hasan Ishaaq dan
Fathanah ditetapkan sebagai tersangka bersama dua bos PT. Indoguna Utama
(perusahaan pengimpor daging) yaitu Juard Effendi dan Arya Abadi Effendy. Selain
sebagai presiden PKS kala itu, Luthfi juga tercatat sebagai anggota Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) 2009-2014. Ia duduk di Komisi I. Sebagai anggota Komisi I, Luthfi
hanya bertugas dalam urusan soal komunikasi, informasi, keamanan, dan pertahanan.
Urusan peternakan dan impor daging menjadi ranah Komisi IV dan Komisi VI.
Dugaan keterlibatan Luthfi dalam kasus ini adalah, ia diduga "menjual" otoritas yang
dimilikinya untuk memengaruhi kebijakan soal kuota impor daging. Sebagai petinggi
PKS, ia memiliki pengaruh yang besar. Kuota impor daging sapi menjadi kewenangan
Kementerian Pertanian, di mana menteri yang menjabat, Suswono, adalah kader PKS.
Dari beberapa hasil penyidikan KPK, Luthfi pun diteteapkan sebagi tersangka kasus
suap kuota impor daging sapi atas hubungannya dengan Suswono, kader PKS yang
menjabat sebagai Menteri Pertanian tersebut.

Keterlibatan Luthfi Hasan Ishaaq dalam memanfaatkan jabatan/posisinya untuk


berhubungan dengan Mentan Suswono melatarbelakangi penetapan statusnya sebagai
tersangka suap, dimana melanggar pasal 12 Huruf a atau b atau Pasal 5 Ayat (2) atau
Pasal 11 Undang-Undang No. 31/1999 sebagaimana telah diubah menjadi Undang-
Undang No. 20/2001 jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP mengenai penyelenggara
negara yang menerima hadiah atau janji terkait kewajibannya.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akhirnya menahan tersangka kasus dugaan korupsi
pengaturan kuota impor daging sapi di Kementerian Pertanian (Kementan), Direktur Utama
PT Indoguna Utama Maria Elizabeth Liman, Selasa (17/12).

"Di Rutan (Rumah Tahanan) Pondok Bambu, selama 20 hari pertama," kata Juru Bicara KPK
Johan Budi melalui pesan singkat, Selasa (17/12). Maria ditahan usai menjalani pemeriksaan
oleh penyidik KPK selama sekitar lima jam.

Maria keluar dari pintu utama KPK dengan mengenakan rompi oranye khas tahanan KPK.
Ketika keluar dari lobi KPK, Maria sempat mengatakan kepada wartawan, bahwa dirinya
hanya sebagai korban yang dizalimi Ahmad Fathanah dan Elda Adiningrat.

"Iya saya dizalimi oleh mereka, Elda Adiningrat dan Fathanah. Mereka itu broker yang terlalu
tinggi tingkatannya, dia yang menzalimi saya," kata Maria di Kantor KPK, Jakarta, Selasa
(17/12).

Maria ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK sejak 19 April 2013 lalu. Maria Elizabeth resmi
menyusul putranya Arya Abdi Effendi dan kakaknya Juard Effendi yang sudah terlebih
dahulu ditetapkan sebagai tersangka.

Maria diduga sebagai pihak swasta yang memberikan suap terhadap dua tersangka kasus sapi
impor yaitu, mantan presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaq dan
Ahmad Fathanah.

Maria dijerat dengan delik pemberian suap yaitu pasal 5 ayat 1 huruf a dan b atau pasal 13
UU No 31 Tahun 1999 tentang Tipikor jo pasal 55 ayat 1 ke-1.

Maria terlibat dalam pertemuan dengan Mantan Presiden PKS Luthfi, Menteri Pertanian
Siswono, Dirut PT Raduna Niaga Mulia Elda Devianne dan Ahmad Fathanah di Medan
sekitar Januari lalu. Pertemuan itu diduga dilakukan untuk membahas persoalan penambahan
kuota impor bagi PT Indoguna.

Namun, Maria membantah ketika dikonfirmasi wartawan apakah dirinya turut menyuap
Suswono. "Saya dengan Mentan berantem karena saya dengan Mentan punya data tidak
sama. Tidak pernah (suap Mentan)," imbuhnya.

Setelah pertemuan di Medan itu, penyidik KPK melakukan operasi tangkap tangan di Hotel
Le Meredien pada 29 Januari 2013 lalu. Saat penangkapan itulah Fathanah menerima uang
Rp 1 miliar dari dua bos Indoguna Juard Effendi dan Arya Abdi Effendi.
Dugaan sementara uang itu akan diteruskan ke Luthfi guna memuluskan perizinan impor
daging. Dalam kasus ini, KPK menetapkan empat orang tersangka. Mereka adalah mantan
Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaq, dua bos Indoguna Arya Abadi Effendi dan Huard Effendi
serta swasta bernama Ahmad Fathanah.

Keempatnya juga telah dilakukan penahanan di beberapa tempat yaitu rutan Cipinang, rutan
Salemba, rutan KPK dan rutan Guntur.

Anda mungkin juga menyukai