D. Tinjauan Pustaka :
Ester merupakan suatu senyawa yang dapat disintesis dari reaksi
antara asam karboksilat dan alkohol. Ester memiliki sifat fisik yang khas
yaitu memberikan aroma atau bau yang wangi. Beberapa ester dapat
menghasilkan wangi buah buahan. Namun selain itu ester dapat pula
menghasilkan aroma selain buah buahan (Fessenden dan Fessenden,
1982).
Penamaan ester hampir menyerupai dengan penamaan basa,
walaupun tidak benar-benar mempunyai kation dan anion, namun
memiliki kemiripan dalam sifat lebih elektropositif dan keelektronegatifan.
Suatu ester dapat dibuat sebagai produk dari suatu reaksi pemadatan pada
suatu asam (pada umumnya suatu asam organik) dan suatu alkohol ( atau
campuran zat asam karbol), walaupun ada cara-cara lain untuk membentuk
ester. Pemadatan adalah suatu jenis reaksi kimia di mana dua molekul
bekerja sama dan menghapuskan suatu molekul yang kecil, dalam hal ini
dua gugus OH yang merupakan hasil eliminasi suatu molekul air (Clark,
2002).
Suatu reaksi pemadatan untuk membentuk suatu ester disebut
esterifikasi. Esterifikasi dapat dikatalis oleh kehadiran ion H+. Asam
belerang sering digunakan sebagai sebagai suatu katalisator untuk reaksi
ini. Nama ester berasal dari Essig-ther Jerman, sebuah nama kuno untuk
menyebut etil asam cuka ester (asam cuka etil) (Anshory, 2003).
Ester dapat dibuat oleh suatu reaksi keseimbangan antara suatu
alkohol dan suatu asam karbon. Ester dinamai menurut kelompok alkil
dari alkohol dan kemudian alkanoat (bagian dari asam karbon). Sebagai
contoh, reaksi antara metanol dan asam butir menghasilkan ester metil
butir C3H7-COO-CH3 seperti halnya air. Yang paling sederhana adalah H-
COO-CH3,metil metanoat. Karena ester dari asam yang lebih tinggi,
alkana menyebut dengan - oat pada akhiran. Secara umum Ester dari asam
berbau harum meliputi benzoat seperti metil benzoat (Anonim, 1995).
Produk esterifikasi disebut ester yang mempunyai sifat yang khas
yaitu baunya yang harum. Sehingga pada umumnya digunakan sebagai
pengharum (essence) sintetis. Reaksi esterifikasi merupakan reaksi
reversible yang sangat lambat. Tetapi bila menggunakan katalis asam
sulfat atau asam klorida, kesetimbangan reaksi akan tercapai dalam
beberapa jam. Reaksi esterifikasi pada dasarnya adalah penggantian
hidrogen pada gugus karbonil dengan suatu hidrokarbon atau alkil. Reaksi
esterifikasi dapat berlangsung dengan katalis asam atau basa. Ester
diturunkan dari asam karboksilat. Sebuah asam karboksilat mengandung
gugus -COOH, dan pada sebuah ester hidrogen di gugus ini digantikan
oleh sebuah gugus hidrokarbon dari beberapa jenis. Disini kita hanya akan
melihat kasus-kasus dimana hidrogen pada gugus -COOH digantikan oleh
sebuah gugus alkil, meskipun tidak jauh beda jika diganti dengan sebuah
gugus aril (yang berdasarkan pada sebuah cincin benzen) (Djamal, 1990:
24).
n-Butil Asetat
Senyawa n-butil asetat merupakan suatu ester dari asam asetat
dengan n-butanol. Senyawa tersebut dibuat melalui reaksi esterifikasi
dengan katalis asam kuat, misalnya asam sulfat pekat. Persamaan
reaksinya dapat dinyatakan sebagai berikut :
O
H2 H2
H3C C OH (l) + H3C C C CH2OH (l) + H2O (l)
Asam Asetat n-butanol
H2 H2 H2
H3C C O C C C CH3 (aq)
n-butil asetat
Seperti ester yang lain, n-butil asetat memiliki aroma yang harum
sehingga dapat digunakan sebagai pemberi aroma (essence) pada bahan
pangan. (Tim Dosen Kimia Organik. 2017)
n-butil asetat yang juga dikenal sebagai butil etanoat atau butil
asetat merupakan salah satu bahan kimia organik yang banyak digunakan
sebagai solven dalam produksi berbagai macam bahan kimia. Merupakan
cairan tidak berwarna yang mudah terbakar. Butil asetat bisa ditemukan
dalam berbagai jenis buah-buahan yang memberikan rasa dan bau yang
khas seperti pisang yang biasa juga digunakan sebagai perasa sintetik
dalam permen, es krim dan bahan-bahan perasa dalam pembuatan kue.
Ada empat macam butil atetat: butil asetat, iso-butil asetat, sec-butil asetat,
dan tert-butil asetat. Pada umumnya hanya butil asetat dan isobutil asetat
yang diproduksi secara komersial.
L. Daftar Pustaka
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi ke IV. Jakarta : Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
Clark, Jim. 2002 (modified 2004). The Mechanism for the Esterification
Reaction. Online. Web Publikasi :
http://www.chemguiede.co.uk/organicprops/estermenu.html1.
Diakses pada hari Sabtu pukul 06.00 WIB.
K. Lampiran
Dokumentasi
Ditambahkan 1 butir
4.
batu didih
Ditambahkan 2 tetes
5. H2SO4 pekat yang
dilakukan di lemari asam
Ditambahkan 30 mL
asam asetat glasial pekat
6.
yang dilakukan di lemari
asam
Setelah dilakukan
8. refluks, larutan yang
dihasilkan didiamkan
Hasil refluks
dimasukkan ke dalam
10. corong pisah dan
ditambahkan 30 mL
aquades
Larutan dalam corong
11.
pisah dikocok
Menghasilkan 2 lapisan.
Lapisan atas berwarna
12.
kuning dan lapisan
bawah tidak berwarna
Setelah 2 lapisan
tersebut dipisahkan,
lapisan atas yang
13. berwarna kuning
ditambahkan 25 mL
aquades dan 7 mL
NaHCO3
Mengoven serbuk
17.
Na2SO4
Larutan dalam
erlenmeyer dituangkan
18.
ke cawan yang berisi
serbuk Na2SO4 anhidrat