Anda di halaman 1dari 5

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Interpretasi Dan Diskusi Hasil


Penelitian ini berjudul Pengaruh Budaya Kidung Warga Sari Terhadap
Hipertensi Pada Lansia di Desa Buwit Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan.
Responden berjumlah 60 orang dimana penelitian ini dilakukan pada tgl 1-31
maret 2017.
Pada 60 responden yang diperiksa tekanan darah sistolik dan diastoliknya,
rata-rata tekanan darah sistolik sebelum diberikan kidung wargasari adalah
153,27 mmHg ini termasuk hipertensi, sedangkan rata-rata tekanan darah
sistolik setelah diberikan kidung wargasari yaitu 126,50 mmHg, dan rata-rata
tekanan darah diastolik sebelum diberikan kidung wargasari adalah 93,00
mmHg ini termasuk hipertensi, sedangkan rata-rata tekanan darah diastolik
setelah diberikan kidung wargasari yaitu 82,17 mmHg. Data tersebut
memperlihatkan terjadinya penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik
dari yang hipertensi ke tidak hipertensi.

Pada tabel 5.2 didapatkan 60 orang lansia mengalami hipertensi yang berusia
60 tahun ke atas. Berdasarkan hasil penelitian rentang usia responden paling
banyak berada pada usia 60-70 tahun yaitu 42 orang (70%). Tekanan darah
pada usia lanjut akan cenderung tinggi sehingga lansia lebih besar berisiko
terkena hipertensi. Bertambahnya umur mengakibatkan tekanan darah
meningkat, karena dinding arteri pada usia lanjut akan mengalami penebalan
yang mengakibatkan penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, sehingga
pembuluh darah akan berangsur-angsur menyempit dan menjadi kaku
(Anggraini, 2010).

Pada tabel 5.3 dapat diketahui jumlah responden adalah 60 orang yang
memiliki tekanan darah sistolik sebelum diberikan kidung dengan rata-rata
153,27 mmHg dengan standar deviasi 14,356 dan setelah diberikan kidung
dengan rata-rata 126,50 mmHg dengan standar deviasi 11,323 yang artinya
sudah terjadi penurunan jumlah tekanan darah sistolik lansia hipertensi .
Pada tabel 5.4 dapat diketahui jumlah responden adalah 60 orang yang
memiliki tekanan darah diastolik sebelum diberikan kidung dengan rata-rata
93,00 mmHg dengan standar deviasi 6,715 dan setelah diberikan kidung yang
memiliki tekanan darah diastolik dengan rata-rata 82,17 mmHg dengan
standar deviasi 6,662 yang artinya sudah terjadi penurunan jumlah tekanan
darah diastolik lansia hipertensi.
Penyebab tekanan darah responden mengalami penurunan karena kekuatan
yang mendorong aliran darah ke dalam system kardiovaskuler adalah kontrasi
ventrikel, ketika darah yang mendapat tekanan yang di pompa dari ventrikel
kiri, aorta dan arteri mengembang untuk mengakomodasinya. Ketika
ventrikel akan berelaksasi dan katup seminular menutup, dinding arteri yang
elastis akan kembali ke bentuk semula (daya regang) mendorong darah ke
distal menuju arteri yang lebih kecil dan arteriola dengan mempertahankan
tekanan pendorong untuk aliran darah selama ventrikel relaksasi, arteri
mempertahankan aliran darah agar terus mengalir melalui pembuluh darah.
Penurunan tekanan darah terjadi karena energy hilang akibat resistensi aliran
oleh pembuluh darah. Resistensi aliran darah juga disebabkan oleh gesekan
antara sel-sel darah. Maka setelah seseorang mendengarkan musik, responden
mengalami penurunan stres karena musik dapat membuat rileks siapa saja
yang mendengarnya, termasuk lansia. Keadaan rileks ini didapatkan akibat
pelepasan hormon endorfin. Hormon epinefrin dan kortisol menurun yang
akan meningkatkan elastisitas pembuluh darah sehingga terjadi pelebaran
pembuluh darah. Pelebaran pembuluh darah akan meningkatkan darah
mengalir ke seluruh tubuh lebih banyak sehingga kinerja jantung akan
berkurang dan membuat tekanan darah menjadi menurun. Di dalam otak
manusia di lepaskan senyawa-senyawa yang mirip dengan morfin. Di
samping dapat meningkatkan suasana hati, kerja farmaseutikalnya juga luar
biasa, antara lain membantu memperlambat proses penuaan dan memperkuat
penyembuhan diri sendiri. Jika hormon kebahagiaan dilepaskan dalam jumlah
cukup, efeknya tidak hanya pada otak, tetapi sampai ke seluruh tubuh, dan
semua berguna. Maka hormone beta endhorfin ini keluar dan membuat rasa
senang dan stress hilang maka dari itu tekanan darah dapat turun pada lansia
hipertensi.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sarayar,dkk (2013),
yang membuktikan bahwa intervensi dengan mendengarkan musik dapat
mengubah secara efektif ambang otak yang dalam keadaan stress menjadi
lebih relaks yang mengakibatkan penurunan tekanan darah dan denyut nadi.
Sebagian besar responden yang mengalami penurunan tekanan darah karena
responden tersebut menikmati musik yang didengarkan dan menyebabkan
responden rileks sehingga terjadi penurunan tekanan darah.
Hal ini sejalan juga dengan penelitian Ade Lastia, (2015) menyatakan bahwa
terapi musik yang berirama lambat efektif untuk menurunkan tekanan darah
sistolik dan diastolik saat suara musik diperdengarkan. Musik yang
menenangkan mengurangi tekanan darah sistolik dan diastolik. Teori lain dari
Bonewit-West (2015) menyatakan bahwa tekanan diastolik menjadi lebih
rendah saat jantung dalam keadaan rileks. Saat tubuh kita rileks karena musik,
tubuh akan mengeluarkan gelombang delta yang tinggi. Gelombang inilah
yang membantu tubuh bisa mencegah lahirnya suatu penyakit, terutama stres,
karena berawal dari stres penyakit-penyakit lain mulai bermunculan.
Pada tabel 5.5 dapat dilihat rerata tekanan darah sistolik sebelum diberikan
nyanyian kidung warga sari yaitu (153,22) sedangkan rerata tekanan darah
sistolik setelah diberikan nyanyian kidung warga sari yaitu (126,50). Dengan
beda rerata 26,72 yang artinya bahwa terjadi penurunan tekanan darah sistolik
pada lansia tersebut.
Rerata tekanan darah diastolik sebelum diberikan kidung warga sari yaitu
(93,00) sedangkan rerata tekanan darah diastolik setelah diberikan kidung
warga sari yaitu (82,17). Dengan beda rerata 10,83 yang artinya bahwa terjadi
penurunan tekanan darah diastolik pada lansia tersebut. Berdasarkan analisis
data dengan menggunakan Uji Wilcoxon Signed Ranks Tests didapatkan
nilainya bahwa p value (0,001) < 0,05, sehingga hipotesa dalam penelitian ini
diterima, dimana secara statistik ada pengaruh positif dan signifikan Budaya
Kidung Warga Sari Terhadap Hipertensi Pada Lansia di Desa Buwit
Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan.
Salah satu kegiatan yang mampu meningkatkan efisiensi sistem
kardiovaskuler adalah bernyanyi kidung. Saat mendengarkan atau
menyanyikan kidung dengan penuh penghayatan, atau kekusukan maka
makna dari kidung akan membuat tenang bagi setiap pendengarnya. Keadaan
tenang ini didapatkan akibat pelepasan hormon endorfin. Hormon epinefrin
dan kortisol menurun yang akan meningkatkat elastisitas pembuluh darah
sehingga terjadi pelebaran pembuluh darah. Pelebaran pembuluh darah akan
meningkatkan darah mengalir ke seluruh tubuh lebih banyak sehingga kinerja
jantung akan berkurang dan membuat tekanan darah menjadi menurun.
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
di pusat vasomotor pada medula di otak. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui saraf
simpatis ke ganglia simpatis. Korteks adrenal mengsekresikan kortisol dan
steroid lainnya yang dapat memperkuat respon vasokontriktor pembuluh
darah.Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal
dapat menyebabkan pelepasan renin, cenderung mencetuskan keadaan
hipertensi. Dimana terjadi perubahaan meliputi aterosklerosis, hilangnya
elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh
darah yang menyebabkan penurunan daya regang pembuluh darah dan
tekanan darah tinggi bisa menurun (Aprillia, 2010).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jasmarizal
(2011) tentang pengaruh terapi musik klasik (Mozart) terhadap penurunan
tekanan darah sistolik pada lansia dengan hipertensi, menemukan bahwa
penerapan terapi musik klasik (Mozart) berpengaruh terhadap penurunan
tekanan darah sistolik pada lansia dengan hipertensi. Dimana hasilnya adalah
Seluruh responden (100%) menderita tekanan darah sistolik yang tinggi
sebelum diberikan terapi musik klasik (Mozart), 100% dari responden
mengalami penurunan tekanan darah sistolik rata-rata 6 mmHg setelah
diberikan terapi musik klasik (Mozart). Penerapan terapi musik klasik
(Mozart) berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah sistolik pada lansia
dengan hipertensi yang di uji melalui Uji Wilcoxon nilai P value 0,003.

B. Keterbatasan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti memiliki kendala atau keterbatasan
dalam melakukan penelitian yaitu: Penelitian ini tidak memiliki kelompok
kontrol sehingga hasilnya tidak dapat di bandingkan.

C. Implikasi Penelitian
1. Pelayanan Keperawatan
Implikasi penelitian ini bagi pelayanan keperawatan khususnya
puskesmas yang ada di desa Buwit yaitu pelayanan kesehatan mampu
meningkatkan derajat kesehatan lansia khususnya yang mengalami
hipertensi yaitu dengan rutin menyanyikan kidung wargasari. Dan cara ini
dapat sebagai tambahahan terapi baru untuk yang mengalami hipertensi.
2. Penelitian Keperawatan
Implikasi penelitian ini bagi penelitian keperawatan yaitu sebagai acuan
data awal untuk melakukan penelitian selanjutnya ataupun dapat
memperluas penelitian dan mencakup sampel yang lebih luas sehingga
akan mendapatkan hasil yang lebih akurat.

3. Pendidikan Keperawatan
Implikasi penelitian ini bagi pendidikan keperawatan yaitu sebagai acuan
untuk menambah literatur keperawatan khususnya keperawatan gerontik
tentang hipertensi.

Anda mungkin juga menyukai