Anda di halaman 1dari 5

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Interpretasi Dan Diskusi Hasil

1. Kecemasan Sebelum Di Berikan Kidung Wargasari Di Desa Buwit

Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan

Penelitian ini menggunakan 30 responden, dengan rentang usia responden

berada pada kisaran 60-70 tahun sebanyak 15 orang ( 50,0%), 71-80 tahun

13 orang ( 43,3%), 81-90 tahun 2 orang ( 6,7%). Pada tabel 5.3 dapat

diketahui bahwa 30 responden memiliki rata-rata tingkat kecemasan

sebelum diberikan nyanyain Kidung Warga Sari yaitu 36,90 dengan

standar deviasi 6,860. Seiring dengan bertambahnya usia, maka akan

terjadi penurunan fungsi tubuh pada lansia, baik fisik, fisiologis maupun

psikologis. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang

perlu penanganan segera dan terintegrasi. Masalah kesehatan jiwa yang

sering terjadi pada lansia adalah kecemasan ( WHO,2013).

Cemas atau anxiety disorder dapat diartikan sebagai suatu ketegangan

yang memuncak sehingga menimbulkan kegelisahan dan kehilangan

kendali akibat adanya penilaian yang subjektif dari proses komunikasi

interpersonal. Hal ini juga dapat diartikan sebagai perasaan tidak pasti

tidak berdaya (Nasir, 2011). Penanganan secara nonfarmakologi yaitu

46
47

kidung warga sari juga dapat mengurangi kecemasan yang di alami

seseorang, karena dengan mekidung dapat membuat seseorang menjadi

lebih tenang.

Melalui kidung juga seseorang dapat berusaha untuk menemukan harmoni

internal (inner harmony). Jadi, kidung adalah alat yang bermanfaat bagi

seseorang untuk menemukan harmoni di dalam dirinya. Hal ini dirasakan

perlu, karena dengan adanya harmoni di dalam diri seseorang, ia akan

lebih mudah mengatasi kecemasan, ketegangan, rasa sakit, dan berbagai

gangguan atau gejolak emosi negatif yang dialaminya. Selain itu kidung

melalui suaranya dapat mengubah frekuensi yang tidak harmonis tersebut

kembali ke vibrasi yang normal, sehat, dan dengan demikian memulihkan

kembali keadaan yang normal (Merrit, 2006).

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Junaidi (2010)

tentang penurunan tingkat kecemasan pada lansia melalui terapi musik

langgam jawa”, menemukan terapi musik langgam jawa secara signifikan

dapat menurunkan tingkat kecemasan terutama gejala kecemasan sedang

dan berat pada lansia.


48

2. Kecemasan Setelah Di Berikan Kidung Wargasari Di Desa Buwit

Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan

Rata-rata tingkat kecemasan sudah diberikan nyanyain Kidung Warga Sari

yaitu 23,00 dengan standar deviasi 3,029. Hal ini menunjukkan terjadinya

penurunan nilai rata-rata kecemasan setelah diberikan Kidung Warga Sari.

Nyanyian suci dalam bentuk kidung sudah sering didengarkan oleh

masyarakat. Apabila mendengarkan atau menyanyikan kidung dengan

penuh penghayatan maka makna dari kidung dapat membuat tenang pada

setiap pendengarnya.kidung yang berirama lambat saat didengarkan akan

membawa perasaan kearah ketenangan. Kidung yang termasuk dalam jenis

musik rohani tersebut masuk ke dalam sistem pendengaran kemudian

diterima oleh sistem limbik (khususnya amigdala dan hipokampus).

Sistem limbik mempunyai hubungan dengan hipotalamus. Hipotalamus

akan mengirim sinyal ke glandula pituitary, yang mengontrol hormon

tubuh. Sinyal ini diterima glandula pituitary sebagai perintah untuk

menurunkan kortisol yang dikenal sebagai hormon stress. Tubuh merespon

stress dengan melepaskan hormon epinefrin dan norepinefrin. Saat

menyanyi kidung warga sari akan membuat seseorang mengalami keadaan

santai (relaksasi), tenang, dan damai. Keadaan ini akan menghambat

pengeluaran hormon kortisol, epinefrin dan norepinefrin.( Harry, 2017)

Penelitian ini senada dengan penelitian yang yang di lakukan oleh saifudin

(2015) tentang Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Tingkat


49

Kecemasann Remaja Putra (13-15 Tahun) Di Smp Negeri 2 Kecamatan

Baureno Kabupaten Bojonedoro” ada pengaruh yang signifikan sebelum

dan sesudah diberikan terapi musik klasik.

3. Analisis Pengaruh Budaya Kidung Wargasari Terhadap Kecemasan

Pada Lansia Di Desa Buwit Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan

Pada table 5.4 hasil uji statistik Wilcoxon Signed Rank Test di dapatkan

nilai p value 0,001 pada α(0,05) Nilai p < α yang artinya ada penagruh

signifikan antara Kidung Warga Sari Terhadap Kecemasan Pada Lansia p

(0,001) < α(0,05).

Hal ini dikarenakan pada saat melakukan kidung warga sari akan terjadi

perpindahan gelombang otak yaitu dari gelombang alfa menuju gelombang

teta, hal ini yang akan membuat tubuh mengeluarkan hormone endorfrin

yang membuat perasaan seseorang menjadi bahagia. Hormon ini akan

mengembalikan dampak dari hormone kortisol sehingga perasaan cemas

menjadi berkurang atau hilang ( Yesie,Aprillia,2016).

Penelitian ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Yudiana

(2014) tentang perbedaan pengaruh terapi musik klasik dan musik

tradisional jawa terhadap tingkat kecemasan didapatkan adanya perbedaan

antara pengaruh terapi musik klasik dan musik tradisional jawa terhadap

tingkat kecemasan pada lansia. Dimana terapi musik tradisional jawa lebih

berpengaruh terhadap penurunah tingkat kecemasan lansia.


50

B. Keterbatasan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini peneliti tidak menggunakan kelompok

kontrol dan pengendalian variable pengganggu tidak optimal.

C. Implikasi Penelitian

1. Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu terapi non

farmakologi yaitu kidung warga sari yang dapat digunakan untuk

mengurangi kecemasan pada lansia.

2. Pendidikan Keperawatan

Implikasi penelitian ini bagi penelitian keperawatan yaitu sebagai acuan

data awal untuk melakukan penelitian selanjutnya ataupun dapat

memperluas penelitian dan mencakup sampel yang lebih luas sehingga

akan mendapatkan hasil yang lebih akurat.

3. Pendidikan Keperawatan

Implikasi penelitian ini bagi pendidikan keperawatan yaitu sebagai acuan

untuk menambah literatur keperawatan khususnya keperawatan gerontik

tentang kecemasan.

Anda mungkin juga menyukai