Anda di halaman 1dari 10

1.

Latar Belakang Penelitian

Salah satu fungsi sistem akuntansi manajemen adalah menyediakan

sumber informasi penting untuk membantu manager mengendalikan

aktivitasnya dan mengurangi ketidakpastian, sehingga bisa membantu

perusahaan mencapai tujuan organisasi dengan sukses (Gordon dan

Miller dalam Nazaruddin, 1998). Dalam penelitian ini peneliti ingin

menguji kinerja manajerial pemda dan strategi pembangunan desa

karena di Indonesia sendiri masih memiliki daerah tertinggal, dan

dengan kebijakan pemerintah yang memberikan dana bagi desa yang

diperoleh dari APBN, apakah dapat membantu menaikkan tingkat

kemandirian desa.

Pengujian pada kinerja manajerial pemerintah daerah dan strategi

pembangunan desa menggunakan informasi broadscope dan

aggregation sistem akuntansi manajemen yang nantinya memiliki

pengaruh positif atau pengaruh negatif. Terkait dengan kebijakan baru

dari Pemerintah Indoensia yang sedang hangat diperbincangkan salah

satunya dana desa. Pengertian dari dana desa sendiri adalah dana yang

bersumber dari APBN yang diperuntukkan bagi desa, yang ditransfer

melalui anggaran belanja daerah kabupaten/kota. Dana ini digunakan

untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan

pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan

masyarakat desa.
Menariknya pada tahun 2015 pemerintah menetapkan beberapa

kabupaten di Indonesia sebagai daerah tertinggal 2015 2019 yang

tertuang dalam Peraturan Presiden (perpres) Nomor 131/2015 tentang

Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 20152019. Dalam Perpres

disebutkan, daerah tertinggal yakni daerah kabupaten yang wilayah

serta masyarakatnya kurang berkembang dibandingkan dengan daerah

lain dalam skala nasional. Suatu daerah ditetapkan sebagai daerah

tertinggal berdasarkan kriteria perekonomian masyarakat, sumber daya

manusia, sarana dan prasarana, kemampuan keuangan

daerah, aksesibilitas dan karakteristik daerah.

Ada 122 kabupaten yang ditetapkan Presiden Jokowi sebagai

daerah tertinggal 2015-2019. Lalu dengan kebijakan dana desa

diharapkan kabupaten tersebut mampu untuk menaikkan

perekonomian masyarakat, sumber daya manusia, sarana dan

prasarana, kemampuan keuangan daerah, aksesibilitas dan karakteristik

daerah.

Membandingkan dengan penelitian penelitian sebelumnya,

Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Informasi Akuntansi Terhadap

Kinerja Manajerial: Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan,

Ketidakpastian Tugas, Ketidakpastian Lingkungan dan Strategi Bisnis

Sebagai Variabel Moderasi Nuraini (2012), Pengaruh Sistem Akuntansi

Manajemen dan Sistem Pengendalian Manajemen Terhadap Kinerja

Manajerial di Lorin Group karya Setiawan (2016) dan Pengaruh


Strategi Bisnis dan Ketidakpastian Lingkungan terhadap Hubungan

antara Informasi Broad Scope Sistem Akuntansi Manajemen dan

Kinerja Manajerial Ernawati (2005). Penulis terinspirasi mengangkat

tema kinerja manajerial dan strategi pembangunan dalam mengelola

dana desa untuk peningkatan kemandirian desa. Meneliti tentang

kinerja dan startegi dari pemerintah daerah dalam mengelola desa dan

menambahkan dana desa sebagai variabel lain yang menjadikan salah

satu pembeda dari penelitian lainnya.

Penulis sangat tertarik untuk mengangkat topik penelitian ini,

penelitian ini akan melakukan penelitian terhadap kinerja manajerial

pemerintah daerah dan strategi pembangunan daerah di desa desa

Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Menariknya lagi pemerintah telah

mengucurkan dana bagi desa yang salah satu tujuannya untuk

peningkatan perekonomian masyarakat, sumber daya manusia, sarana

dan prasarana, kemampuan keuangan daerah, aksesibilitas

dan karakteristik daerah. Menjadi semakin menarik karena pemerintah

daerah seakan dipercepat dalam melaksanakan program program

yang telah dibuat dalam rancangan kegiatan anggaran tahunan.

Sehingga peneliti ingin melihat kemampuan kinerja manajerial

pemerintah daerah dan strategi pembangunan desa dalam

memanfaatkan dana desa yang telah disediakan.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan diteliti

dirumuskan sebagai berikut:

a. Apakah informasi broad scope dan aggregation sistem akuntansi

manajemen akan berpengaruh terhadap kinerja manajerial pemda

dalam pemanfaatan dana desa dalam peningkatan kemandirian desa

b. Apakah informasi broad scope dan aggregation sistem akuntansi

manajemen akan berpengaruh terhadap strategi pembangunan desa

dalam pemanfaatan dana desa dalam peningkatan kemandirian desa

3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui dan menguji secara empiris pengaruh informasi

broad scope dan aggregation sistem akuntansi manajemen

terhadap kinerja manajerial pemda.

b. Untuk mengetahui dan menguji secara empiris pengaruh informasi

broad scope dan aggregation sistem akuntansi manajemen

terhadap strategi pembangunan desa.

4. Batasan Penelitian

Batasan penelitian dari penelitian ini antara lain:


a. Peneliti hanya melakukan penelitian di Provinsi Banten. Karena

mudah dijangkau oleh peneliti dalam hal jarak dan juga waktu serta

biaya.

b. Peneliti hanya meneliti 9 kecamatan dari 28 kecamatan

(Bojingmanik, Cibadak, Cigemblong, Cihara, Cilograng, Cirinten,

Curugbitung, Kalanganyar, Lebakgedong) dan hanya meneliti 24

kelurahan atau desa.

c. Peneliti hanya meneliti kinerja manajerial pemerintah daerah dan

startegi pembangunan desa.

5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

a. Keguanaan secara teoritik

- Bagi civitas akademia, diharapkan dapat memberikan

sumbangan ilmu bagi khasanah kepustakaan pada Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional

Veteran Yogyakarta

b. Kegunaan secara praktis

Membantu pihak pihak yang berkepentingan, khususnya bagi

pemerintah daerah Kabupaten Lebak Provinsi Banten untuk

meningkatkan kinerja manajerial dan strategi pembangunan desa


yang berpengaruh dengan informasi brandscope dan aggregation

sistem akuntansi manajemen untuk peningkatan kemandirian desa.

6. Tinjauan Pustaka

a. Sistem Akuntansi Manajemen

Sistem akuntansi manajemen adalah sistem yang mengumpulkan

data operasional dan finansial, memprosesnya. Menyimpannya dan

melaporkannya kepada pengguna, yaitu para pekerja, manajer, dan

eksekutif (Atkinson dkk. Dalam Desmiyawati, 2001). Menurut

Ritonga dan Zainuddin (2001) sistem akuntansi manajemen

merupakan suatu sistem formal yang direkayasa untuk

menyediakan informasi bagi manajer. Hasil penelitian Chenhall

dan Morris (1986) menyatakan bahwa terdapat empat karakteristik

informasi yang dihasilkan oleh sistem akuntansi manajemen, yaitu

broad scope, timeliness, aggregate, dan integrated yang

bermanfaat menurut persepsi para manajer.

Informasi sistem akuntansi manajemen yang bersifat broad scope

adalah informasi yang memperhatikan focus, kuantifikasi, dan time

horizon. Focus merupakan informasi yang berhubungan dengan

informasi yang berasal dari dalam dan luar organisasi (faktor

ekonomi, teknologi, dan pasar). Kuantifikasi berhubungan dengan

informasi finansial dan non-finansial, sedangkan time horizon

berkaitan dengan informasi pada masa lalu dan masa yang akan
datang. Dimensi ketepatan waktu (timeliness) mempunyai dua

subdimensi yaitu frekuensi pelaporan dan kecepatan membuat

laporan. Frekuensi diartikan dengan seberapa sering informasi

disediakan untuk manajer, sedangkan kecepatan diartikan sebagai

tenggang waktu antara kebutuhan akan informasi dengan

tersedianya informasi. Dimensi pengumpulan (aggregate)

informasi merupakan ringkasan informasi menurut fungsi, periode

waktu, dan model keputusan. Informasi menurut fungsi

dimaksudkan untuk menyediakan informasi yang berkaitan dengan

hasil suatu keputusan yang dibuat oleh unit unit lain. Informasi

menurut periode waktu adalah informasi yang memungkinkan

manajer menilai keputusan mereka dari waktu ke waktu. Informasi

menurut keputusan adalah informasi yang disediakan untuk

membuat keputusan dengan menggunakan model model analisis.

Informasi terintegrasi (integrated) mencerminkan adanya

koordinasi antarsegmen subunit yang mencakup aspek ketentuan

target atau aktivitas yang dihitung dari proses interaksi antar

subunit dengan organisasinya.

b. Kinerja Manajerial

Rustiana (2002) memberikan definisi kinerja manajerial sebagai

persepsi kinerja individual para manajer yang terdiri dari delapan

dimensi kegiatan yaitu perencanaan, investigasi, koordinasi,

supervisi, pengaturan staff, negosiasi, dan perwakilan. Kinerja ini


biasanya ditentukan atas dasar fungsi fungsi manajemen yang

dibahas dalam teori manajemen klasik yang terdiri dari delapan

dimensi kinerja manajerial personal dan satu dimensi kinerja

manajerial secara keseluruhan.

c. Pembangunan Desa

Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah, Desa atau yang disebut dengan nama lain,

selanjutnya disebut desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang

memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan

mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-

usul dan adat-istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam

sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pengertian desa dari sudut pandang sosial budaya dapat diartikan

sebagai komunitas dalam kesatuan geografis tertentu dan antar

mereka saling mengenal dengan baik dengan corak kehidupan yang

relatif homogen dan banyak bergantung secara langsung dengan

alam. Oleh karena itu, desa diasosiasikan sebagai masyarakat yang

hidup secara sederhana pada sektor agraris, mempunyai ikatan

sosial, adat dan tradisi yang kuat, bersahaja, serta tingkat

pendidikan yang rendah (Juliantara, 2005).

d. Dana Desa

Sejalan dengan visi Pemerintah untuk Membangun Indonesia dari

Pinggiran dalam Kerangka NKRI, dialokasikan dana yang lebih


besar pada APBN-P 2015 untuk memperkuat pembangunan desa.

Pengalokasian Dana Desa dilakukan dengan menggunakan alokasi

yang dibagi secara merata dan alokasi yang dibagi berdasarkan

jumlah penduduk, luas wilayah, angka kemiskinan, dan tingkat

kesulitan geografis. Dana ini bersumber dari APBN yang

diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui APBD

kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan

pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan

kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. Pengalokasian

dana desa diharapkan dapat meningkatkan pemerataan

pembangunan kesejahteraan desa melalui peningkatan pelayanan

publik di desa, memajukan perekonomian desa, mengatasi

kesenjangan pembangunan antar desa serta memperkuat

masyarakat desa sebagai subjek dari pembangunan.

7. Kerangka Konseptual

Penelitian ini menggunakan 2 varibel independen, dua variabel

dependen dan satu variabel moderating. Kerangka konseptual dalam

penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut ini.


Informasi Broad
Kinerja Manajerial
scope

Dana Desa

Strategi Pembangunan
Informasi Aggregation
Desa

Anda mungkin juga menyukai