DEFINISI
Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan
obstetric untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui
serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan.
TUJUAN
Keluarga Berencana,
Antenatal Care,
WAKTU KUNJUNGAN
o Perencanaan persalinan
K3 dan K4: Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28
36 dan sesudah minggu ke 36). Tujuannya :
Perlu segera memeriksakan kehamilan bila janin tidak bergerak lebih dari
12 jam.
HAMBATAN ANC
Ada beberapa hal yang menjadi alasan mengapa wanita hamil tidak atau
enggan melaksanakan prenatal care. Alasan tersebut adalah sebagai
berikut:
kurangnya rasa percaya terhadap tenaga kesehatan
keterlambatan mengetahui kehamilan
perbedaan persepsi mengenai pentingnya prenatal care
kebudayaan yang bertentangan
STANDAR MINIMAL ANC
a. Pemeriksaan
Selain itu kehamilan juga dapat dipastikan melalui tes urin. Apabila
seorang ibu hamil, maka dalam urin pagi harinya akan ditemukan -hCG
>35mIU
a. Anamnesa
Usia kehamilan
Rumus Naegle dapat digunakan untuk menghitung tanggal taksiran
persalinan. Dengan menggunakan tanggal hari pertama haid terakhir
ditambah 7 hari, dikurangi 3 bulan dan ditambah 1 tahun. Rumus ini
berlaku untuk ibu yang memiliki siklus haid teratur dengan panjang
siklus selama 28 hari. Apabila ibu memiliki siklus haid 30 hari, maka
tanggal taksiran persalinannya adalah tanggal hari pertama haid
terakhir ditambah 9.
Kehamilan sebelumnya
Kondisi pada kehamilan sebelumnya memberikan petunjuk yang
penting mengenai masalah-masalah yang mungkin akan timbul pada
kehamilan yang sekarang. Informasi yang bisa didapatkan adalah
lamanya waktu kehamilan, berat lahir bayi, panjang bayi saat lahir,
presentasi janin, jenis persalinan, dan komplikasi (prenatal, intranatal,
postpartum). Apabila pernah dilakukan SC maka ditanyakan juga tipe
sayatan yang dilakukan.
Riwayat Keluarga
Ditanyakan apakah ditemukan penyakit keturunan dalam keluarga
(co:DM), anak kembar, atau penyakit menular yang dapat
mempengaruhi kehamilan (co:TBC).
b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan keadaan umum
Pemeriksaan keadaan umum harus dilakukan pada setiap pasien
baru, meliputi:
keadaan umum penderita, keadaan gizi, kelainan bentuk badan,
kesadaran
adakah anemia, sianosis, ikterus ataupun dispnea
keadaan jantung dan paru-paru
apakah ditemukan edema
reflex
tensi dan berat badan
Pemeriksaan Pelvis
1. Jaringan lunak pelvis
Periksa apakah ditemukan masa pada jaringan lunak pelvis. Bila
ditemukan masa maka harus dievaluasi dengan ultrasonografi
2. Bagian tulang pelvis
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan apakah pasien
mengalami cephalopelvic disproportion (CPD) pada saat
melahirkan.
Pintu atas panggul
Walaupun diameter transversa dari pintu atas panggul tidak
dapat ditentukan secara klinis, namun diameter anteroposterior
(konjugata diagonalis) dapat ditentukan. Konjugata vera
(diameter anteroposterior yang sebenarnya) dapat ditentukan
dengan mengurangi ukuran konjugata diagonalis dengan 1 cm.
Bagian tengah panggul
Ukuran bidang tengah panggul tidak dapat ditentukan dengan
pemeriksaan klinis. Namun beberapa ahli dapat memperkirakan
ukuran bidang tengah panggul melalui perkiraan jarak dan
penonjolan spina ischiadica. Jika dinding pelvis konvergen,
lengkung sacrum lurus atau dangkal maka dapat dikatakan
bahwa bidang tengah panggul pasien sempit
Pintu bawah panggul
Ukuran pintu bawah panggul dapat ditentukan dengan
pemeriksaan fisik. Bentuk pintu bawah panggul dapat ditentukan
dengan palpasi pada ramus pubikus dari simfisis ke tuber
isciadica dan angulus ramus pubicus. Angulus subpubis yang
kurang dari 90o menyatakan panggul sempit. Diameter
intertuberosus dapat diukur menggunakan Thoms pelvimeter.
Apabila lebih dari 8,5 cm maka cukup untuk dapat melahirkan
pervaginam. Diameter sagitalis posterior juga dapat diukur
menggunakan Thoms pelvimeter. Jika jumlah diameter tuber
ischiadia dan diameter sagitalis posterior lebih dari 15 cm maka
biasanya panggul tersebut adekuat untuk kelahiran per vaginam.
Os coccygeus yang terlalu menonjol dapat mengurangi diameter
anteroposterior
Fetus
Ukuran janin
Ibu hamil
Tekanan darah
Konfirmasi presentasi
Keterangan:
Pemantauan Kesejahteraan janin dan keadaan ibu
Berat dan tinggi badan ibu (penambahan berat badan ibu)
Jadwal pemberian TT
2. Pemberian Vitamin Zat Besi
c. Konseling
Tanda-tanda bahaya dalam kehamilan
Sebaiknya ibu hamil diberitahukan tanda-tanda bahaya dalam
kehamilan dimana apabila ibu menemukan tanda-tanda seperti
berikut maka harus segera dibawa ke dokter:
o perdarahan dari jalan lahir
o keluar cairan banyak dari vagina
o nyeri kram pada perut dengan kontraksi lebih dari enam kali
dalam 1 jam.
o Nyeri abdominal
o Demam dan menggigil
o Muntah hebat
o Sakit kepala yang terus-menerus, perubahan visual, dan edema
generalisata.
o Penurunan frekuensi dan intensitas gerak anak.
Tanda-tanda persalinan
Ibu juga perlu diberitahukan mengenai tanda-tanda inpartu (tanda
mulainya persalinan) yaitu:
o his yang teratur dan semakin sering, disertai nyeri yang mulai
terasa di pinggang dan menjalar ke perut
o apabila dibawa berjalan maka nyeri akan lebih sering timbul
o keluar lender bercampur darah dari vagina
o keluar cairan banyak dari vagina
Psikologis
Masa kehamilan hendaknya merupakan masa bahagia menanti
kedatangan anak. Pengertian terhadap keadaan calon ibu dan
keluarganya terutama suami sangat diperlukan. Persoalan yang
paling sering dijumpai adalah perasaan takut dan penolakan ibu
terhadap kehamilan
Perasaan takut timbul karena kehamilan menyebabkan perubahan
yang besar pada badan ibu namun ibu kurang mengerti sehingga
menggelisahkan ibu. Perubahan tersebut seperti perut yang
membesar, terasa pergerakan dalam perut, timbul hiperpigmentasi,
striae, kolostrum, takut akan timbulnya penyulit, dll. Lingkungan
rumah sakit yang asing juga dapat menimbulkan perasaan takut bagi
ibu.
Takut dalam kehamilan dapat bermanifestasi sebahagi hiperemesis,
kurang tidur, his berlebihan yang dapat berkembang menjadi spasme
otot.
Penolakan anak yang dikandung dapat karena ibu belum menikah
atau memberatkan ekonomi keluarga. Hal tersebut dapat mengarah
ke abortus provokatus yang mungkin membahayakan jiwa ibu.
Untuk mengatasi keadaan tersebut maka ibu harus diberi penerangan
dan pengertian mengenai kehamilan, serta perkenalan dengan
lingkungan rumah sakit dimana ibu akan melahirkan. Selain itu
keluarga pasien juga harus dimotivasi untuk memperhatikan dan
memberikan kasih sayang pada ibu. Disarankan juga untuk ibu tetap
beraktivitas dan melakukan kesibukannya sehingga ibu tidak terlalu
banyak melamun dan berfikir negatif.
Nutrisi
Makanan wanita hamil harus lebih diperhatikan daripada diluar
kehamilan karena dipergunakan untuk:
o mempertahankan kesehatan dan kekuatan tubuh
o tumbuhnya janin
o penyembuhan luka-luka persalinan
o cadangan untuk masa laktasi
Kebutuhan beberapa zat yang penting pada wanita yang belum
hamil, wanita hamil dan wanita menyusui adalah:
Besi (mg) 12 15 15
As. Nikotin 15 18 23
(mg)
Olahraga
Olahraga dalam intensitas sedang tetap dapat dilakukan selama
kehamilan. Olahraga yang berbahaya (seperti berkuda) dan
menimbulkan stress fisik sebaiknya dihindari. Tidak ada penelitian
yang menunjukkan bahwa wanita hamil harus menurunkan intensitas
berolahraga. Wanita yang sudah terbiasa berolahraga dari sebelum
hamil bisa tetap meneruskan berolahraga pada saat hamil. Walaupun
demikian, perubahan fisiologis pada wanita hamil dapat membatasi
kemampuan tubuh untuk melakukan olahraga tertentu. Keadaan ibu
yang merupakan kontraindikasi relatif bagi ibu untuk melakukan
olahraga adalah:
o adanya tanda-tanda IUGR
o perdarahan per-vaginam yang persisten
o resiko persalinan prematur
o ketuban pecah dini
o hipertensi pada kehamilan
o menderita penyakit kronis yang dapat diperburuk oleh olahraga
berat
Hubungan Seksual
Ada dugaan bahwa koitus dapat menyebabkan terjadinya aborsi pada
kehamilan muda. Apabila terjadi kram atau ditemukan flek setelah
koitus, sebaiknya koitus dihindari terlebih dahulu. Pada wanita yang
mudah keguguran juga sebaiknya menghindari koitus pada saat hamil
muda..
Koitus pada akhir kehamilan juga sebaiknya dihindari karena dapat
menimbulkan infeksi pada persalinan nifas dan dapat pula
memecahkan ketuban pada kehamilan multipara. Selain itu, ada pula
penelitian yang menyatakan bahwa koitus pada akhir kehamilan
dapat memicu persalinan karena prostaglandin yang terkandung
dalam sperma dan karena orgasme yang dapat menimbulkan
kontraksi uterus.
Bepergian
Wanita hamil boleh bepergian seperti biasanya. Namun apabila
memerlukan duduk yang cukup lama, sebaiknya ibu meluruskan kaki
atau berjalan-jalan selama 10 menit tiap 2 jam untuk menghindari
terjadinya trombosis yang merupakan akibat sekunder dari kompresi
mekanik dari aliran darah vena ekstrimitas.. Edema juga dapat terjadi
bila ibu terlalu lama duduk.
Bekerja
Wanita hamil boleh tetap melakukan perkerjaan sehari-hari asal
bersifat ringan. Sebaiknya ibu hamil tidak melakukan pekerjaan yang
mengharuskan untuk berdiri selama lebih dari 5 jam karena menurut
penelitian dapat meningkatkan resiko kelahiran prematur. Pekerjaan
yang mengharuskan ibu untuk mengangkat benda-benda berat juga
sebaiknya dihindari.
Di Indonesia, wanita hamil diberikan cuti hamil selama 3 bulan yaitu
1,5 bulan sebelum dan 1,5 bulan setelah persalinan.
Imunisasi
Imunisasi menggunakan vaksin yang mengandung virus hidup yang
dilemahkan merupakan kontraindikasi untuk ibu hamil. Sebaiknya ibu
mendapatkan imunisasi difteri dan tetanus pada kehamilan apabila
ada kemungkinan untuk terpapar. Vaksin hepatitis B dan vaksin
influenza dapat diberikan pada ibu hamil yang beresiko tinggi