Autonomi
Dalam kaidah ini, seorang dokter wajib menghormati martabat dan hak
manusia. Setiap individu harus diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai hak
menentukan nasib sendiri. Dalam hal ini pasien diberi hak untuk berfikir secara logis
dan membuat keputusan sendiri. Autonomi bermaksud menghendaki, menyetujui,
membenarkan, membela, dan membiarkan pasien demi dirinya sendiri.
2. Justice
Keadilan atau Justice adalah suatu prinsip dimana seorang dokter wajib
memberikan perlakuan sama rata serta adiluntuk kebahagiaan dan kenyamanan pasien
tersebut. Perbedaan tingkat ekonomi, pandangan politik, agama, kebangsaan,
perbedaan kedudukan sosial, kebangsaan, dan kewarganegaraan tidak boleh
mengubah sikap dan pelayanan dokter terhadap pasiennya.
Jenis keadilan:
a. Komparatif (perbandingan antar kebutuhan penerima)
b. Distributif (membagi sumber) : kebajikan membagikan sumber-sumber
kenikmatan dan beban bersama, dengan cara rata/merata, sesuai
keselarasan sifat dan tingkat perbedaan jasmani-rohani; secara material
c. Sosial : kebajikan melaksanakan dan memberikan kemakmuran dan
kesejahteraan bersama:
i. Utilitarian : memaksimalkan kemanfaatan publik dengan
strategi menekankan efisiensi social dan memaksimalkan
nikmat/keuntungan bagi pasien.
ii. Libertarian : menekankan hak kemerdekaan social ekonomi
(mementingkan prosedur adil > hasil substantif/materiil).
iii. Komunitarian : mementingkan tradisi komunitas tertentu
iv. Egalitarian : kesamaan akses terhadap nikmat dalam hidup
yang dianggap bernilai oleh setiap individu rasional (sering
menerapkan criteria material kebutuhan dan kesamaan).
d. Hukum
Tukar menukar: kebajikan memberikan / mengembalikan hak-hak.
Ciri-ciri justice:
1. Memberlakukan segala sesuatu secara universal
2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan
3. Memberikan kesempatan yang sama terhadap pribadi di dalam posisi
yang sama
4. Menghargai hak sehat pasien
5. Menghargai hak hukum pasien
6. Menjaga kelompok rentan
7. Tidak membedakan pelayanan terhadap pasien atas dasar SARA, status
sosial, dan sebagainya
8. Tidak melakukan penyalahgunaan
9. Memberikan kontribusi yang relatif sama terhadap pasien.1
Daftar Pustaka
1. Hanafiah, J., Amri amir. 2009. Etika Kedokteran dan
Hukum\Kesehatan (4th ed). Jakarta: EGC.