Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada era globalisasi saat ini penerapan Sistem Managemen Mutu, atau
yang disebut PMT / GKM (Pengendalian Mutu Terpadu / Gugus Kendali Mutu)
sudah semakin mendesak untuk diterapkan pada perusahaan, baik industri besar,
menengah maupun kecil.. Para Usaha Kecil dan Menengah khususnya Industri
Kecil dan Menengah dituntut lebih tanggap dan siap untuk merebut pangsa pasar
yang kompetitif. Tujuannya adalah untuk meningkatkan daya saing sehingga
perusahaan mampu meningkatkan kinerja, yang pada akhirnya mampu
berkembang dalam mekanisme pasar yang dinamis. Untuk merebut pangsa pasar
yang lebih luas tersebut maka para IKM diharapkan mampu menghasilkan
produk-produk yang berkualitas tinggi secara kontiniu, harga bersaing serta
mampu menjamin ketepatan waktu penyerahan barang.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan perusahaan mampu
meningkatkan kinerjanya setelah menerapkan sistem ini, yaitu faktor dari dalam
perusahaan dan dari luar perusahaan. Faktor dari dalam perusahaan, ditentukan
oleh kerjasama antara pihak managemen dan tenaga kerja sebagai faktor
produksi utama. Sedangkan dari luar perusahaan, ditentukan dari pengaruh
eksternal seperti misalnya iklim usaha, situasi monoter dan situasi keamanan.
Maka dari itu kunci utama keberhasilan dari penerapan sistem PMT / GKM
adalah komitmen dari semua pihak, termasuk praktisi dan pelaku ekonomi.
PMT atau GKM sebagai suatu sistem yang efektif untuk
mengintegrasikan pengembangan kualitas dari berbagai kelompok dalam
organisasi, sehingga memungkinkan pencapaian proses produksi dan pelayanan
pada tingkat yang paling ekonomis, serta meningkatkan pencapaian kepuasan
konsumen secara penuh. Kata Pengendalian memiliki makna, segala upaya
menghindari produk rusak dan memperhatikan mutu secara ekstra dari tiap-tiap
tahapan proses secara menyeluruh. Kata Mutu, diartikan tidak hanya berkaitan
dengan mutu barang atau mutu dari segi fungsional saja, melainkan juga

1
mencakup aspek penentuan kepuasan konsumen. Sedangkan kata Terpadu dalam
PMT berarti menyeluruh dalam semua tingkatan manajemen dan tenaga kerja.
Gugus Kendali Mutu ( GKM ) pada masing-masing tingkatan manajemen dari
bawah, menengah, sampai atas mempunyai tugas yang nyata dan berbeda sesuai
dengan porsi dan tugas pokok masing-masing jenjang.

B. Perumusan Pembahasan
1. Apa Pengertian Gugus Kendali Mutu (GKM) ?
2. Apa Tujuan Gugus Kendali Mutu (GKM) ?
3. Apa Saja Sarana Pengendalian Mutu (GKM) ?
4. Apa Saja Perangkat Gugus Kendali Mutu (GKM) ?

BAB II

2
PEMBAHASAN

A. Pengertian Gugus Kendali Mutu (GKM)


Gugus Kendali Mutu adalah suatu sistim dalam manajemen usaha yang
ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas dan mutu produksi, dalam
rangka meningkatkan daya-saing produk yang dihasilkan.
Sistim ini dilaksanakan melalui pemasyarakatan cara pandang, cara
analisa dan diagnosa dan solusi sesuatu masalah (inefisiensi, produktivitas
rendah dan rendahnya mutu pekerjaan/produk) di lingkungan kerja seluruh
jajaran SDM perusahaan, sehingga dapat membentuk kebiasaan (habit) yang
diterapkan dalam etos kerja dan budaya produksi kompetitif.
Fungsi dan kegunaan GKM adalah (1) Penerapan/pentradisian GKM di
lingkungan perusahaan Industri Kecil dan Menengah (IKM) akan ikut
mempercepat sosialisasi budaya produksi kompetitif melalui praktek nyata
dalam kehidupan perusahaan sehari-hari, sehingga hasilnya akan jauh lebih
efektif daripada sistim ceramah teori yang sering terkendala oleh daya-serap
peserta dari kalangan IKM dan (2) Apabila pemasyarakatan GKM dapat
diterapkan semakin meluas di kalangan IKM, hal ini akan berdampak positif
bagi kemajuan dan pertumbuhan IKM terutama oleh faktor pendorong
knowledge-based.
Maksud pelatihan GKM adalah untuk menghasilkan suatu konsep baru
untuk meningkatkan mutu dan dan produktivitas kerja industri/jasa. Pengertian
GKM di dalam perusahaan adalah sekelompok kecil karyawan yang terdiri 3 - 8
orang dari unit kerja yang sama dengan sukarela secara berkala dan
berkesinambungan mengadakan pertemuan untuk melakukan alat kendali mutu
dan proses pemecahan masalah.
GKM ini adalah untuk mendaya gunakan seluruh asset yang dimiliki
perusahaan/instansi terutama sumber daya manusianya secara lebih baik, guna
meningkatkan mutu dan produktivitas, nilai tambah serta meningkatkan
keuntungan semua pihak termasuk produsen, karyawan, konsumen maupun
pemerintah.

3
Gugus Kendali Mutu (Quality Control Circle) merupakan subsistem dari
TQC(Total Quality Control), dimana TQC pada hakekatnya adalah system untuk
mengikutsertakan karyawan dan pimpinan secara gotong royong, kekeluargaan,
dan musyawarah untuk meningkatkan kualitas hasil kerja, dan kepuasan
costumer. Menurut Husaini Usman, idealnya GKM terdiri dari 3-10 anggota
dalam unit pekerjaan sejenis/ serumpun, mengadakan pertemuan rutin untuk
membahas, menganalisa dan memberikan solusi atas masalah yang muncul.

4
B. Tujuan Gugus Kendali Mutu (GKM)

5
Tujuan GKM ini adalah untuk mendayagunakan seluruh asset yang
dimiliki perusahaan / instansi terutama sumber daya manusianya secara lebih
baik, guna meningkatkan mutu dalam arti luas.
Objek perbaikan (tema) GKM sangat luas meliputi bahan, proses, produk,
lingkungan dan lain-lain. Tema perbaikan / objek dapat berasal dari anggota
gugus, fasilitator, ketua GKM atau pimpinan perusahaan / organisasi.
Penerapan GKM secara konsisten pada perusahaan akan sangat
bermanfaat bagi semua pihak, antara lain :
- Perbaikan mutu dan peningkatan nilai tambah
- Peningkatan produktivitas sekaligus penurunan biaya
- Peningkatan kemampuan menyelesaikan pekerjaan sesuai target
- Peningkatan moral kerja dengan mengubah tingkah laku
- Peningkatan hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan
- Peningkatan ketrampilan dan keselamatan kerja
- Peningkatan kepuasan kerja
- Pengembangan tim (gugus kendali mutu)

C. Sarana Pengendalian Mutu


Dalam pelaksanaan kegiatan pengendalian mutu, GKM memutar roda
Deming (PDCA) dan melakukan 8 langkah dan 7 alat secara berkesinambungan
yaitu :
1. Delapan Langkah
Delapan Langkah yang digunakan meliputi : P berarti Planning
(perencanaan) meliputi 4 langkah yaitu :
L1 : Menentukan pokok masalah
L2 : Membahas penyebab
L3 : Menguji Penyebab
L4 : Menyusun rencana penanggulangan D berarti Do (pelaksanaan)
meliputi 1 langkah yaitu :
L5 : Pelaksanaan penanggulangan C berarti Check (meneliti hasil)
meliputi 1 langkah yaitu :
L6 : Meneliti hasil A berarti Action (tindakan) meliputi 2 langkah yaitu :
L7 : Standarisasi
L8 : Langkah berikutnya

6
2. Tujuh Alat
Tujuh alat yang digunakan meliputi :
1) Check Sheet atau Lembar Pengumpul Data
Check Sheet adalah merupakan alat yang mutlak diperlukan bagi
mereka yang melaksanakan penelitian dan pengendalian kualitas atau
kuantitas barang ataupun jasa. Karena dari data yang didapat
/dikumpulkan dapat mengambil suatu gambaran, kesimpulan ataupun
keputusan yang akurat. Tanpa mempunyai data membuat pengambilan
kesimpulan/keputusan ataupun rencana tindakan hanya berdasarkan kira-
kira saja, sehingga bukan suatu yang mustahil akhirnya
kesimpulan/keputusan akan jauh dari yang diharapkan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat Check Sheet, antara
lain :
a. Sasarannya harus jelas
b. Keterangan yang diperlukan memenuhi sasaran
c. Dapat diisi dengan mudah dan cepat
d. Dapat disimpulkan dengan cepat
Secara umum Check Sheet dibagi dalam 3 jenis dengan fungsinya
masing-masing yaitu Check Sheet, Check List dan Check Drawing

2) Diagram Pareto
Diagram Pareto adalah kombinasi dua macam bentuk grafik yaitu
grafik kolom dan grafik garis, berguna untuk :
a. menunjukkan masalah utama/pokok masalah
b. menyatakan perbandingan masing-masing masalah terhadap
keseluruhan
c. menunjukkan perbadingan masalah sebelum dan sesudah perbaikan

3) Diagram Sebab Akibat (Fishbone Diagram)


Disebut juga Grafik Tulang Ikan, yaitu diagram yang menunjukkan
sebab akibat yang berguna untuk mencari atau menganalisa sebab-sebab
timbulnya masalah sehingga memudahkan cara mengatasinya.
Penggunaan Analisis Sebab Akibat :

7
a. Untuk mengenal penyebab yang penting
b. Untuk memahami semua akibat dan penyebab
c. Untuk membandingkan prosedur kerja
d. Untuk menemukan pemecahan yang tepat
e. Untuk memecahkan hal apa yang harus diilakukan
f. Untuk mengembangakan proses

4) Histogram
Histogram adalah bentuk dari grafik kolom yang memperlihatkan
distribusi yang diperoleh bila mana dat dalam bentuk angka telah
terkumpul. Meskipun suatu histogram dibuat berdasarkan contoh data,
namun tujuannya adalah untuk memberikan saran mengenai kemungkinan
distribusi keseluruhan data (populasi) yang contoh datanya diambil.
Dalam Histogram, nilai dari peubah berkesinambungan digambarkan pada
sumbu horizontal yang dibagi dalam kelas atau sel yang mempunyai
ukuran sama. Biasanya ada satu kolom untuk tiap kelas dan tingginya
kolom menggambarkan jumlah terjadinya nilai data dalam jarak yang
digambarkan oleh kelas. Histogram ini dipakai untuk menentukan masalah
dengan melihat bentuk dan sifat dispersi dan nilai rata-rata.

5) Diagram Tebar (Scatter Diagram)


Menggambarkan hubungan antara dua data yang dipetakan dalam
suatu diagram. Diagram tebar digunakan sebagai alat penguji hubungan
antara sebab dan akibat.

6) Grafik
Grafik adalah kumpulan data yang dinyatakan dalam bentuk gambar
secara sistematis
Gunanya grafik :
a. Mempermudah, memperjelas serta mempercepat pembacaan data
b. Dapat memaparkan data yang lalu dan data yang baru sekaligus
c. Dapat melihat dengan jelas perbadingan dengan data lain yang
berhubungan

8
d. Untuk membantu/mempermudah manganalisa dalam pengambilan
keputusan
Berbagai jenis grafik digunakan, yang pemakaiannya tergantung pada
tujuan analisis. Jenis-jenis grafik adalah :
a. Grafik Garis (Line Graph)
b. Grafik Kolom/Balok (Bar Graph)
c. Grafik Lingkaran (Circle Graph)

7) Peta kendali (Control Chart)


Peta kendali (Control Chart) digunakan untuk menganalisis proses
dengan tujuan melakukan perbaikan secara terus menerus terhadap mutu.
Grafik ini mendeteksi abnormalitas suatu proses dengan bantuan grafik
garis. Menurut Montgomery (1998) bagan kendali adalah perangkat
statistik yang memungkinkan suatu organisasi untuk mengetahui dan
memantau konsistensi suatu proses atau produk yang dihasilkan melalui
pengamatan yang sedang berlangsung maupun proses yang telah
dilakukan.. Penyelesaian dengan bagan kendali menggunakan prinsip-
prinsip statistik.
Peta kontrol dapat diklasifikasikan ke dalam dua tipe umum, apabila
karakteristik kualitas dapat diukur dan dinyatakan dalam bilangan maka
disebut variabel. Peta kontrol variabel tepat sekali untuk melukiskan
karakteristik kualitas dengan ukuran tengah dan ukuran variabilitas.
Apabila karakteristik kualitas tidak diukur dengan skala kuantitatif maka
peta kontrol yang tepat digunakan adalah peta kontrol atribut.

D. Perangkat Gugus Kendali Mutu (GKM)


Perangkat-perangkat GKM adalah Fasilitator, Ketua GKM, Anggota dan
Pimpinan Organisasi. Setiap perangkat tersebut mempunyai tugas dan fungsi
masing-masing sebagai berikut
1. Fasilitator

9
Fasilitator adalah seorang pembimbing dalam memecahkan
persoalan/masalah yang dihadapi dan sekaligus meribah sikap mental para
karyawan khususnya anggota GKM diperusahaan yang bersangkutan, agar
para karyawan menyadari sepenuhnya bahwa seluruh karyawan wajib
menjaga dan meningkatkan mutu produk dari perusahaannya.
a. Tugas utama yang harus dilakukan oleh seorang fasilitator adalah :
b. Memilih objek perusahaan industri/pedagang kecil untuk komoditi
tertentu, kemudian membentuk dan membimbing GKM yang telah
dipilihnya
c. Mengarahkan aktivitas GKM dalam berbagai tahap yaitu : a) Permulaan b)
Latihan c) Pengembangan d) Pendewasaan e) Penutupan
d. Membimbing GKM untuk mengadakan pertemuan kelompok secara
periodic sekurang-kurangnya sekali dalam satu minggu guna mencari
masalah pokok dan mencari pemecahan masalah tersebut hingga tuntas.
e. Memberikan cara-cara menetapkan judul/masalah, mencari penyebab
(diagram tulang ikan), pemecahan masalah (8 langkah 7 alat), pembuatan
risalah dan presentasi
f. Memberikan saran-saran pemecahan masalah apabila terjadi kemacetan
g. Mencari ide-ide
h. Melakukan evaluasi terhadap hasil GKM dalam rangka
penyempurnaan/seleksi kelompok GKM, dan untuk melaksanakan tindak
lanjut program selanjutnya.
i. Mengorganisir pertemuan-pertemuan informal
j. Mendampingi kelompok GKM selama mengikuti Konvensi.
k. Membuat laporan kegiatan GKM kepada Koordinator Fasilitator
Seorang Fasilitator adalah yang telah memperoleh pelatihan Fasilitator
dan memiliki pengetahuan tentang pekerjaan dalam organisasi perusahaan
industri/perusahaan dagang, antara lain :
a. Operasi dari perusahaan industri/dagang
b. Jasa produksi
c. Hubungan dengan penjualan/pembelian
d. Manajemen perusahaan

2. Ketua Gugus,
dengan tugas :
a. Membuat rencana untuk pertemuan
b. Membangkitkan semangat kegiatan kelompok

10
c. Menyimpulkan
d. Menjaga kontinuitas kerja kelompok dengan cara memelihara koordinasi
yang harmonis
e. Menyimpulkan hal apa yangharus dilakukan untuk pertemuan berikutnya
f. Bertanggung jawab atas catatan-catatan kegiatan kelompok yang
dipimpinnya dengan menggunakan sebuah agenda (Recording & Filling)
dan membuat segala sesuatunya menjadi jelas dengan menggunakan flip
charts
g. Bekerja berdasarkan masalah para anggota dan kritik terhadap kelompok
h. Menjaga agar rapat-rapat berjalan dalam jalur (tata tertib) yang benar
i. Menjadi perantara utama (Key Link) antara kepentingan anggota
kelompok dan atasan (manajemen).
j. Bertanggungjawab atas kekompakan kelompok.
k. Mengatur waktu secara baik serta memulai dan mengakhiri pertemuan
tepat pada waktunya
l. Perlihatkan kesungguhan hati dan perhatian yang penuh terhadap proses
kendali mutu

3. Anggota Gugus,
dengan tugas :
a. Menghadiri semua pertemuan kelompok dan menyenangi pekerjaan
b. Mempelajari metoda statistik dalam rangka penerapan Delta (8 langkah
dan 7 alat).
c. Hadir dalam setiap pertemuan tepat pada waktunya serta mengikuti
peraturan tata tertib dan kebijaksanaan GKM
d. Berpartisipasi aktif dalam memecahkan masalah
e. Mempromosikan program GKM dan membantu menarik anggota baru
masuk gugus

4. Pimpinan Organisasi
Peranan Pimpinan organisasi adalah sebagai pengarah yang meliputi kegiatan:
a. Memberi pengarahan kepada karyawan tentang manfaat GKM dan
mempromosikan program GKM
b. Menentukan arah dan tujuan pembentukan GKM
c. Menyusun wadah organisasi dan menyiapkan sarana GKM
d. Memberikan petunjuk pelaksanaan GKM
e. Mendorong kegiatan-kegiatan GKM
f. Memilih dan mengangkat fasilitator

11
g. Memotivator seluruh kegiatan GKM
h. Menghadiri pertemuan dan meninjau secara tetap
i. Menjaga agar program tetap menarik dan menyenangkan bagi anggota
gugus
j. Mendapatkan bahan latihan dan menambahkan bahan baru untuk
mempertinggi pengetahuan/wawasan bagi para anggota GKM
k. Menilai dan memberikan hadiah dan penghargaan

BAB III
PENUTUP

A. Penutup

12
Gugus Kendali Mutu adalah suatu sistim dalam manajemen usaha yang
ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas dan mutu produksi, dalam
rangka meningkatkan daya-saing produk yang dihasilkan.
Tujuan GKM ini adalah untuk mendayagunakan seluruh asset yang dimiliki
perusahaan / instansi terutama sumber daya manusianya secara lebih baik, guna
meningkatkan mutu dalam arti luas.
Penerapan GKM secara konsisten pada perusahaan akan sangat bermanfaat
bagi semua pihak, antara lain : Perbaikan mutu dan peningkatan nilai tambah,
peningkatan produktivitas sekaligus penurunan biaya, peningkatan kemampuan
menyelesaikan pekerjaan sesuai target, peningkatan moral kerja dengan
mengubah tingkah laku, peningkatan hubungan yang serasi antara atasan dan
bawahan, peningkatan ketrampilan dan keselamatan kerja, peningkatan kepuasan
kerja, dan pengembangan tim (gugus kendali mutu).

DAFTAR PUSTAKA

13
Prof. Dr. Ir. Marimin, M.Sc. 2004. Teknik Dan Aplikasi Pengambilan Keputusan
Kriteria Majemuk. Jakarta: Salemba Empat.
https://id.scribd.com/doc/314361404/GMP-Dan-GKM-Paper-Wastu

14

Anda mungkin juga menyukai