Anda di halaman 1dari 34

MATERI KULIAH

TEKNIK METALLURGY

PENGOLAHAN EMAS

NOVERIADY, M.T

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
REFERENSI BACAAN
J. C. Yannopoulos. 1991. The Extractive Metallurgy of Gold-
Springer US.
Mokh Winanto Ajie. 2006. Pengolahan Bijih (Ore) Menjadi
Metal, Pelatihan Mineral Ore Metal (MOM), Yogyakarta.
FIGURE 1. Grinding circuit with semi-autogenous (SAG) mill.
FIGURE 2. Conventional circuit with three-stage crushing and ball-mill
grinding.
Emas di alam terjadi bersama-sama
dengan perak, tembaga, timbal dan zinc.

Mineral utama : Tellurides, Sylvanit,


Calaverite
Teknologi Proses Ekstraksi
Sifat-sifat kimia, Fisik, Mineralogi dari
bijih yang diolah.
Amalgamasi
Cyanidasi
Flotasi
Gravity
Peleburan
Hubungan Min Emas dgn
Pengolahan
Mineral Komposisi Kimia Sifat Yg Menjadi Dasar
Pengolahannya
Native Gold 50-90% Au 1. Warna, bentuk
(sisanya perak atau 2. BJ tinggi (12-20)
tembaga) 3. Ketempaan
4. Membentuk amalgam
5. Larutan dalam larutan
Electrum AuAg (mengd 50% emas) Sama dgn native gold
Tellurides 1. Lambat larut dalam
Sylvanite AuAgTe larutan cyanide.
Calaverite AuTe 2. Dapat di flotasi
Petzite AuAgTe dengan xanthate.
Nagyagite Au(Pb,Sb,Fe)(S,Te) 3. Dapat di rost.
Maldonite AuBi -
Aurostibite AuSb -
Native Amalgam (Au, Ag, Hg) 1. BJ tinggi
2. Membentuk amalgam
Amalgamasi
Umumnya dilakukan untuk bijih atau
konstrat yang berkadar tinggi (>20 gram
per ton).
Ukuran butir relative besar yaitu >74
mikron.
Perolehan sekitar 40-70%.
Amalgamsi adalah proses pembasahan atau
penyelaputan partikel emas oleh air raksa dan
membentuk amalgam (Au-Hg).
Amalgamasi merupan proses ekstraksi emas
yang paling sederhan dan murah, akan tetapi
prini efektif untuk bijih emas kadar tinggi dan
mempunyai ukuran butir kasar (>74 mikron)
dan dalam bentuk emas murni bebas (free
native gold).
Jika partikel terlalu halus atau terselubung
oleh mineral lain, membuat proses amalgamasi
tidak memuaskan.
Kemampuan terbentuknya amalgam juga
dipengaruhi oleh kebersihan permukaan emas,
karena proses amalgamasi sensitif terhadap
faktor-faktor yang mempengaruhi kontak
antar air raksa dengan mas murni.
Proses amalgamasi merupakan proses kimia
fisika apabila amalgamnya dipanaskan, maka
akan terurai menjadi elemen-elemen yaitu air
raksa dan bullion emas.
Amalgam dapat terurai dengan pemanasan
didalam sebuah retort, air raksanya akan
menguap dan dapat diperoleh kembali dari
kondensasi uap air raksa tersebut, sementara
Au-Ag tetap tertinggal didalam retort sebagai
logam.
Pada umumnya recovery emas yang diperoleh dengan
cara amalgamasi tidak terlalu tinggi, bervariasi
antara 40 70%. Hal ini disebabkan antara lain
karena emas murni yang sangat halus akan sukar
terapung dan sukar kontak dengan air raksa.
Disamping itu adanya lapisan oksida yang melapisi
permukaan partikel emas dapat menyebabkan
terhalangnya kontak antara emas dan air raksa,
sehingga emas kehilangan kemampuan untuk
diamalgamasi.
Untuk bijih emas yang mengandung emas bebas
dengan permukaan bersih dan berbutir kasar, cara
amalgamasi cukup efektif untuk merecovery emas,
sehingga kadang-kadang dapat dihasilkan recovery
sebesar 85 95%.
Faktor Yang Mempengaruhi
Proses Amalgamasi (1)
Ukuran partikel emas ukuran partikel emas
yang relatif kasar, yaitu yang berukuran 74
589 mikron adalah ideal untuk proses
amalgamasi.
Permukaan partikel emas dan air raksa
semakin bersih permukaan partikel emas maka
semakin mudah dibasahin oleh air raksa.
Jumlah air raksa yang digunakan semakin
besar jumlah air raksa yang digunakan, maka
kontak antara air raksa dan partikel emas juga
semakin mudah, sehingga recovery akan semakin
tinggi.
A B
Faktor Yang Mempengaruhi
Proses Amalgamasi (2)
Waktu amalgamasi semakin lama
waktu yang digunakan sampai batas
tertentu dalam proses amalgamasi, maka
recovery akan semakin tinggi.
Persen solid persen solid yang
digunakan dalam proses amalgamasi
biasanya sekitar 30 50% solid.
Faktor Yang Mempengaruhi
Proses Amalgamasi (3)
Kecepatan putar amalgamator (gelondong) kecepatan putar
amalgamator perlu ditentukan sehingga tidak terjadi proses bijih
yang ada dalam amalgamator tetap menempel pada dinding
amalgamator karena perputaran amalgamator sama dengan
kecepatan kritis.
Kecepatan kritis adalah kecepatan yang membuat bijih dan
grinding media menempel pada dinding amalgamator, dirumuskan
sbb :
76,2
KK = rpm
0,5

D = diameter amalgamator (feet)


Kecepatan putar yang dipakai biasanya antara 65 80% kecepatan
kritis. Apabila gelondongnya menggunakan batang-batang baja
sebagai grinding media, sebaiknya kecepatan putarnya jangan
sampai lebih dari 65%, sebab grinding akan menjadi tidak teratur.
Gelondong
Faktor Yang Mempengaruhi
Proses Amalgamasi (4)
Mineral-mineral pengganggu sulfida dari Cu,
Pb, dan Zn yang dapat bereaksi dengan
permukaan air raksa sehingga menyebabkan
air raksa kehilangan kemampuan untuk
membasahi partikel emas. Oksida besi dapat
menyulitkan pembasahan air raksa.
Bahan yang perlu ditambahkan CaO, NaOH
(agar pulp bersifat netral atau lebih basa).
Cyanidasi
Umumnya dilakukan untuk bijih oksida
yang mengandung emas dengan kadar
antara 4-10 gram per ton.
Ukuran butir 5-147 mikron.
Prose cyanidasi untuk bijih emas kadar
tinggi biasanya hasilnya tidak
memuaskan, sebab taillingnya masih
berkadar tinggi.
Ekstraksi Emas dgn Proses
Cyanidasi
Keunggulan :
1. Cyanidasi dapat digunakan untuk
mengekstraksi bijih emas kompleks dan
berkadar rendah.
2. Recovery lebih tinggi dari cara lain.
Pelarut Dalam Proses Cyanidasi
1. NaCN (sodium cyanida)
2. KCN (potassium cyanida)
3. Ca(CN) (calcium cyanida)
4. Campuran ketiganya
Reaksi Pelarutan Secara Umum
Tahap Pertama.
4Au +8CN + O + 2HO --> 4Au(CN) + 4OH
4Ag +8CN + O + 2HO --> 4Ag(CN) + 4OH
Reaksi ini dibutuhkan O agar Au dan Ag mudah
terlarut.
Proses Merill Crowe
Tahap kedua.
Merupakan proses pengambilan emas perak dari
larutan kaya dengan menggunakan serbuk Zn.

Reaksi yang terjadi sebagai berikut :


2Zn + 2NaAu(CN) +4NaCN + 2HO --> 2Au + 2NaOH +
2NaZn(CN) + H
2Zn + 2NaAg(CN) +4NaCN + 2HO --> 2Ag + 2NaOH +
2NaZn(CN) + H
Efektif untuk larutan yang mengandung
konsentrasi emas kecil.
Proses Penyerapan dgn Carbon Aktif

Carbon in Pulp (CIP)


Proses penyerapan dengan karbon aktif ini
dapat dilakukan dengan cara pengadukan,
diman pulp masih bercampur dengan tailing
(ampas).
FIGURE 3. Flow diagram of a five-stage carbon-in-pulp (CIP) circuit.
Proses Penyerapan dgn Carbon
Aktif
Carbon in Leach
Proses penyerapan dapat dilakukan dengan
cara aliran atau sirkulasi, dimana tailing
telah dipisahkan baru dimasukkan karbon
aktif.

NB. Karbon aktif yang digunakan biasanya


berukuran +16 mesh 8 mesh.
Emas dan perak diperoleh kembali dari karbon
aktif dengan cara absorbsi kembali,
menggunakan campuran larutan etanol, NaOH,
NaCN pada suhu sekitar 90C dan tekanan
diatas 1 atm.
Hasilnya adalah larutan yang kaya emas dan
perak, yang selanjutnya diambil emasnya
dengan cara elektrolisa.
FIGURE 4 . Carbon-in-leach (CIL) flow sheet.
Faktor Yg Mempengaruhi Proses
Cyanidasi
Kekuatan pelarut
pH larutan (pH=11-12)
Mencegah hydrolisa ion cyanida.
Mencegah dekomposisi cyanida oleh CO dari udara.
Mencegah kehilangan cyanida.
Menetralisir senyawa asam yg terdapat pd bijih.
Waktu pelarutan
Suhu pulp
Konsentrasi 0,25% KCN dgn suhu 0 -100C, kec
pelarutan emas maksimal dicapai pada suhu 85C (Julian &
Smart)
Berdasarkan penelitian Maclaurin dan Barsky
Kecepatan Pelarut

0 1% 2% 3% 0 1% 2% 3%
Kekuatan Pelarut KCN Kekuatan Pelarut NaCN

Gambar. Hubungan konsentrasi sianida


terhadap kecepatan pelarutan emas dan perak
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai