1
1. Narasumber berjumlah 3 orang laki-laki yaitu Aris Sutiyono
dari Forum PRB DIY, Lulus S dari BPBD Kabupaten Jepara
dan Juli E. Nugroho dari Forum PRB Jateng. Sedangkan
moderator 1 orang laki-laki yang berasal dari LPBI NU
Pusat yaitu M. Wahib.
Lokasi Kegiatan: Paringgitan Pendopo Rumah Dinas Bupati Kab. Jepara, Jln. R.A.
Kartini No. 1
Waktu Kegiatan Kamis 21 Juli 2016 mulai jam 08.00 s/d 15.30 WIB
Ringkasan Tujuan Kegiatan.
Rencana Kegiatan 1. Untuk meningkatkan pemahaman para pemangku kepentingan
(Pemkab, DPRD, masyarakat, dan lembaga usaha) tentang
penanggulangan bencana.
2. Untuk menumbuhkan kesadaran para pemangku kepentingan
dalam melakukan penanggulangan bencana dan upaya
pengurangan risiko bencana yang terarah dan terpadu.
3. Untuk mensosialisasikan program Penguatan Kapasitas
Pemerintah dan Masyarakat Daerah dalam Kesiapsiagaan untuk
Respon Bencana yang Cepat dan Efektif kerjasama antara LPBI NU
dengan DFAT kepada para pemangku kepentingan.
Keluaran/Hasil Kegiatan.
1. Adanya pertemuan konsolidasi antar pemangku kepentingan
terkait penanggulangan bencana di tingkat kabupaten.
2. Adanya komitmen para pemangku kepentingan untuk melakukan
konsolidasi, koordinasi dan sinergi dalam penanggulangan
bencana dan pengurangan risiko bencana di tingkat kabupaten.
3. Adanya rumusan aksi bersama (rekomendasi) para pemangku
kepentingan dalam melakukan konsolidasi, koordinasi dan sinergi
dalam penanggulangan bencana dan pengurangan risiko bencana
di tingkat kabupaten.
4. Adanya dukungan dari para pemangku kepentingan terhadap
Penguatan Kapasitas Pemerintah dan Masyarakat Daerah dalam
Kesiapsiagaan untuk Respon Bencana yang Cepat dan Efektif kerjasama
antara LPBI NU dengan DFAT.
Langkah teknis & strategis dalam perencanaan kegiatan
1. Penyiapan Term of Reference atau kerangka acuan untuk
kegiatan
2. Kordinasi dengan BPBD Kabupaten Jepara, BPBD Provinsi
Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten Jepara
3. Penyiapan perlengkapan dan peralatan untuk kegiatan
4. Penyiapan tempat kegiatan
5. Pelaksanaan kegiatan
6. Pelporan hasil kegiatan
Pelaksanaan - Rincian Pelaksanaan Kegiatan:
Kegiatan Kegiatan workshop pengurangan risiko bencana dilakukan
dengan round down acara sebagai berikut:
Pembukaan
2
Sambutan:
- Sambutan pertama dari Ketua PC NU Jepara yang
diwakili oleh Bpk. KH. Adib Khoruzzaman, S.Ag. Dalam
sambutanya disampaikan bahwa adanya perbedaan
persoalan kebencanaan. PCNU selaku bagian dari
pelaksanaan kegiatan mengucakan selamat kepada
peserta dan permohonan maaf atas kekurangan selama
pelaksanaan. Memohon maaf kepada peserta karena
ketidak hadiran ketua PCNU Jepara.
- Sambutan yang kedua dari Ketua LPBI NU Pusat yang
diwakili oleh Bpk. H. Ali Yusuf dalam sambutanya
disampaikan bahwa workshop ini bertujuan
memperkuat hubungan, koordinasi dan sinergi dalam
penanggulangan bencana adalah sangat penting.
- Sambutan yang ketiga dari Bupati Jepara Jepara yang
diwakili oleh Bpk. Drs. H. Akhmad Junaidi, M.Si dalam
sambutanya disampaikan bahwa karena hari kamis
maka sambutan harus menggunakan bahasa jawa
untuk melestarikan bahasa jawa karena sudah banyak
anak-anak yang sudah lupa menggunakan bahasa
jawa. Permohonan maaf karena Bapak Bupati tidak
dapat hadir karena persiapan penerimaan adipura
kirana. Pemerintah kabupaten Jepara mengucapkan
terima kasih kepada PC LPBI NU atas terselenggaranya
kegiatan workshop yang kerjasama dengan LPBI NU
pusat dan DFAT. Semoga kegiatan bisa dilanjutkan
untuk kepentingan dan kebaikan masyarakat di
Kabupaten Jepara yang mempunyai luas wilayah 104
km persegi. Menurut IRBI Jepara pada posisi 6 untuk
indeks bencana dan nomor 21 secara nasional.
Sedangkan tingkat karisedenan nomor 1 paling tinggi.
Jepara mempunyai bermacam-macam bencana pada
tahun 2015 ada 113 bencana mulai banjir, tanah
longsor, angin rebut dan lain-lain.
3
risiko bencana. Dan tahapan dalam penanggulangan bencana
dimulai dari pencegahan dan mitigasi, kesiapsiagaan, rehab
renkon, dan pra bencana. Dalam penanggulangan bencana
harus selalu memperhatikan asas dan prinsip. Asas dalam
penanggulangan bencana diantaranya kemanusiaan,
kesamaan, keadilan, keseimbangan, ketertiban, keamanan,
kelestarian dan ilmu pengetahuan. Sedangkan prinsip dalam
penanggulangan bencana diantaranya cepat, tepat,
koordinasi, berdaya guna, transparansi, kemitraan,
pemberdayaan, non diskriminasi dan non politisi.
4
dalam penanggulangan bencana dan perbedaan antara
musibah dan bencana. Dijawab oleh bapak Lulus dan Bapak
Aris bahwa ketiga pilar dalam penanggulangan bencana harus
saling terkait karena masing masing pilar tersebut saling
mendukung. Dan perbedaan musibah merupakan kejadian
luar biasa yang menimpa individu sedangkan bencana
menimpa orang banyak. Tetapi disampaikan juga bahwa
musibah bisa menimbulkan suatu bencana.
5
workshop.
- Rapat yang kelima dilaksanakan pada hari/tanggal
Rabu, 20 Juli 2016 yang diikuti oleh Tim Lokal dan
pengurus PC LPBI NU Jepara berjumlah 13 orang
cheking administrasi dan perlengkapan kegiatan
workshop.
6
fisik yang bertujuan meminimalisir risiko apabila terjadi
bencana, dilakukan pada situasi normal sebelum terjadi
bencana dengan melibatkan banyak pemangku kepentingan,
Semakin tinggi kapasitas yang dimiliki maka semakin kecil
risiko yang dihadapi apabila terjadi bencana.
Materi yang kedua tentang penanggulangan Bencana
disampaiakan oleh Lulus S dari BPBD Kabupaten Jepara.
Selama ini pandangan masyarakat terhadap bencana adalah
kedaruratan dan kedermawanan mulai saat ini harus sudah
dirubah menjadi pandangan yang holistik yaitu pengurangan
risiko bencana. Dan tahapan dalam penanggulangan bencana
dimulai dari pencegahan dan mitigasi, kesiapsiagaan, rehab
renkon, dan pra bencana. Dalam penanggulangan bencana
harus selalu memperhatikan asas dan prinsip. Asas dalam
penanggulangan bencana diantaranya kemanusiaan,
kesamaan, keadilan, keseimbangan, ketertiban, keamanan,
kelestarian dan ilmu pengetahuan. Sedangkan prinsip dalam
penanggulangan bencana diantaranya cepat, tepat,
koordinasi, berdaya guna, transparansi, kemitraan,
pemberdayaan, non diskriminasi dan non politisi.
Dan materi yang ketiga adalah pentingnya forum
pengurangan risiko bencana yang disampaikan oleh Juli E.
Nugroho dari Forum PRB Jateng. Disampaikan oleh
narasumber bahwa Akibat bencana berdampak memundurkan
kembali kemajuan sosial-ekonomi dan membuat jutaan
penduduk menjadi miskin atau membuat penduduk miskin
semakin miskin. Untuk menghadapi tantangan kedepan
terkait PRB, upaya mensinergikan berbagai pelaku atau
penggiat kebencanaan dari lintas sektor sangat diperlukan
agar penanggulangan bencana berjalan efektif. Secara luas
Forum PRB dapat didefinisikan sebagai suatu paguyuban
pemangku kepentingan dan para pihak, bersama-sama
berbagi kepentingannya dalam mengurangi risiko yang
ditimbulkan oleh bencana. Dimana tujuan forum PRB adalah
membangun suatu rasa kesatuan, tanggung jawab bersama
dan mengkoordinasikan program-program pengurangan risiko
bencana melalui berbagai aspek yang dibangun melalui proses
inklusif yang melibatkan semua pihak. Yang mempunyai
beberapa manfaat diantaranya memberikan kesempatan bagi
masyarakat sipil, khususnya Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM), Organisasi Masyarakat Berbasis Agama/Profesi/Lokal,
Perguruan Tinggi, Media dan Lembaga Usaha di daerah untuk
berdialog dan berkontribusi untuk memajukan proses PRB
dalam konteks pembangunan daerah.
7
Sedangkan tujuan yang terakhir adalah menyosialisasikan
kegiatan pengurangan risiko bencana kepada masyarakat.
8
Faktor penghambat/ Internal
kendala 1. Koordinasi internal organisasi yaitu pengumpulan anggota
LPBI NU Jepara karena acara siring dilaksanakan malam
hari sehingga anggota yang perempuan sering tidak hadir
dan juga banyak anggota yang sudah bekerja.
2. Belum memiliki peralatan untuk pengerjaan administrasi
seperti komputer, printer, alat tulis menulis.
Eksternal
1. Koordinasi dengan stake holder dan rasa kepedulian
dengan kegiatan seperti DPRD karena banyaknya tugas
dewan sehingga tidak bisa koordinasi.
2. Ijin penggunaan tempat di Ruang Rapat I setda harus
dibatalkan karena ada acara lain yang menggunakan
tempat tersebut.
Langkah yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dan
kendala internal adalah:
1. Meningkatkan kordinasi dengan anggota dengan selalu
menggundang anggota untuk mengikuti rapat
2. Menyewa peralatan untuk mendukung pengerjaan
administrasi
Sedangkan yang dilakukan untuk mengatasai hambatan dan
kendala eksternal adalah dengan selalu mangajak koordinasi
pihak terkait serta meminta bantuan dari PC NU dan BPBD
Kabupaten Jepara untuk membantu koordinasi.
9
bahwa yang memiliki tanggung jawab terkait dengan
bencana adalah seluruh elemen masyarakat. Sehingga
dalam penanganan bencana tidak hanya menjadi
tanggungjawab salah satu pihak saja melainkan
tanggungjawab semua komppnen masyarakat atau semua
pihak. Peserta juga belum memahami tentang peralatan
yang standar untuk penanganan bencana dan narasumber
menyampaikan peralatan yang nyaman bagi para relawan
untuk membantu korban bencana diantaranya life jacket.
10
RKTL
Adanya dukungan dari para pemangku kepentingan
terhadap penguatan kapasitas hasilnya dapat dilihat
dari dukungan Pemkab Jepara untuk pelaksanaan
kegiatan ini dan komponen yang lain seperti BPBD,
Bappeda, Disdikpora, LH, PMI, organisasi relawan,
organisasi masyarakat dan lainya. Dari Pemkab Jepara
bersedia membuka kegiatan workshop dan pemangku
kepentingan lainnya telah bersedia hadir untuk meneria
informasi tentang penguatan kapasitas dalam
kesiapsiagaan bencana.
Faktor pendukung Internal
Kekompakan anggota LPBI NU saat kegiatan
Perhatian yang tinggi dari PC NU Jepara terhadap kegiatan ini.
Hal tersebut dapat dilihat diantaranya saat tim local
mengalami kesulitan perihal penggunaan tempat yang semula
berada di Ruang rapat I Setda Jepara tiba tiba tidak
diperbolehkan. Dari tim local langsung menyampaikan
kendala tersebut kepada pengurus PC NU. Setelah informasi
tersebut ketua PC NU Kab Jepara langsung mengontak Bapak
Bupati Jepara. Beberapa jam kemudian tim local dihubungi
dari Bagian Setda bahwa kami diperbolehkan untuk
menggunakan ruang paringgitan Pendopo Bupati Jepara.
Eksternal
Fasilitasi dari Pemkab Jepara untuk kegiatan workshop
pengurangan risiko bencana (PRB) sebagai contoh: bentuk
dukungan pemkab Jepara terhadap kegiatan ini adalah
dengan kesediaan Bapak Bupati untuk membuka workshop,
yang kedua kesediaan Bapak sekda untuk menandatangani
undangan, dan bagian umum untuk memberikan tempat
worshop di pringgitan.
Peran serta aktif BPBD Jepara dalam membantu
mengkomunikasikan dengan Bapak Sekda terkait kegiatan
workshop agar membantu pelaksanaannya dan selalu
mengarahkan tim local terkait pelaksanaan kegiatan
Keterlibatan SKPD sebagai peserta aktif pada kegiatan ini
terbukti dengan banyaknya SKPD yang hadir dan ikut
berperan aktif dalam kegiatan diskusi.
Faktor penghambat/ Internal
kendala 1. Koordinasi internal organisasi yaitu pengumpulan anggota
LPBI NU Jepara karena acara siring dilaksanakan malam
hari sehingga anggota yang perempuan sering tidak hadir
dan juga banyak anggota yang sudah bekerja.
2. Belum memiliki peralatan untuk pengerjaan administrasi
seperti komputer, printer, alat tulis menulis.
Eksternal
Saat awal kegiatan hampir gagal karena ternyata
tempat di pendopo digunakan oleh pihak lain, namun
ternyata bisa pindah ke pringgitan karena pelaksanaan
kegiatan berdekatan dengan hari libur sehingga
komunikasi dengan Setda untuk tempat tergaggu.
Kemudian di bantu Koordinasikan oleh Ketua PC NU
Jepara dan akhirnya memperoleh tempat di Paringgitan
Saat yang sama bupati tidak bisa mermbuka karena
bersamaan dengan acara penerimaan piala adi pura
kirana. Dan yang paling mencengang karena pada saat
11
itu ada informasi penetapan Bupati Jepara sebagai
tersangka dalam kasus korupsi Banpol.
12