Anda di halaman 1dari 18

a.

Kepala Daerah

No Foto Nama Mulai Jabatan Akhir Jabatan Keterangan

1. Tursandi 16 Februari 2001 12 September Pejabat Gubernur,

Alwi 2001 Dilantik oleh

Mendagri dan

Otonomi Daerah

Surjadi Soedirdja

Fadel
2. 1. 12 September 1. 17 Januari 1. Pasangan Ir.
Muhamma
2001 2007 Fadel Muhammad
d
dan Ir. Gusnar

Ismail MM

adalah pasangan

Gubernur-Wakil

Gubernur periode

2. 17 Januari 2007 2. 21 Oktober 2001-2006

2009
2. Pasangan Ir.

Fadel Muhammad

dan Ir. Gusnar

Ismail MM

adalah pasangan

Gubernur-Wakil

Gubernur periode

18
2007-2012. Ini

merupakan

periode ke-2

pasangan ini.

Diangkat menjadi
3.
gubernur karena

Gusnar Fadel Muhammad


26 Oktober 2009 16 Januari 2012
Ismail diangkat sebagai

Menteri Kelautan

dan Perikanan RI.

19
4.

Rusli Sekarang Pertahanan


16 Januari 2012
Habibie

b. Wilayah Administrasi

Provinsi Gorontalo terbagi menjadi lima kabupaten dan satu kota. Masing-masing

wilayah administrasi tersebut terbagi lagi menjadi beberapa wilayah administrasi di

bawahnya, yaitu kecamatan, desa/kelurahan. Pada tahun 2013, Provinsi Gorontalo terdiri dari

77 kecamatan dan 735 desa/kelurahan.

c. Rencana pemekaran daerah otonom baru

Sekarang ini, pemekaran daerah otonom baru (DOB) di Provinsi Gorontalo tinggal

menunggu ketukan palu sidang paripurna DPR RI pada akhir bulan Mei 2014. Hal ini terkait

setelah disetujuinya daerah pemekaran baru Kabupaten Panipi, Kabupaten Boliyohuto dan

Kabupaten Gorontalo Barat oleh DPD RI. Disisi lain, Pemerintah Provinsi juga sedang

merencanakan pembentukan daerah otonom baru yang nantinya akan berstatus sebagai kota

madya, yaitu: kecamatan Marisa di kabupaten Pohuwato, kecamatan Anggrek di Kabupaten

Gorontalo Utara dan kecamatan Limboto di kabupaten Gorontalo. Ketiga daerah ini akan

diusahakan menjadi daerah otonom karena memiliki potensi yang besar di Provinsi

Gorontalo. Kecamatan Marisa dinilai memiliki kegiatan ekonomi masyarakat yang maju dan

terus berkembang dengan sumber pendapatan pada Hasil Pertambangan. Sementara itu,

Kecamatan Anggrek dinilai layak menjadi Kota dengan adanya Pelabuhan. Pelabuhan

20
Anggrek sekarang sedang berada pada tahap pengerjaaan proyek pengembangan pelabuhan

sesuai yang direncanakan dalam MP3EI. Pelabuhan Anggrek dalam perencanaan MP3EI

akan menjadi Pelabuhan Nusantara berskala Internasional. Demi mendukung pengembangan

kecamatan Anggrek, Depo Pertamina yang terletak di Kota Gorontalo sekarang sedang dalam

proses pemindahan ke kawasan Pelabuhan Anggrek. hal ini demi mempercepat arus ditribusi

Pertamina dari yang sebelumnya harus berputar menuju Teluk Tomini, kini dapat langsung

menuju pelabuhan di Laut Sulawesi. Sedangkan kecamatan Limboto dari aspek historis dan

perkembangan memenuhi syarat menjadi Kota Madya karena selain daerah ini menjadi

bagian dari kejayaan Kerajaan kembar bersaudara Gorontalo-Limboto atau Limboto-

Gorontalo yang diikat oleh perjanjian kekerabatan "Duluwo Limo Lo Pohala'a", wilayah ini

juga menjadi pusat pendidikan dan kebudayaan di Provinsi Gorontalo. Hal ini tentunya akan

membuat ketiga daerah ini sudah sangat layak untuk dijadikan Kota Madya (daerah otonom

baru) di Provinsi Gorontalo. Jika pembentukan daerah otonom baru terwujud paling cepat

pada tahun 2017 mendatang, maka Provinsi Gorontalo akan terbagi atas Kota Gorontalo,

Kota Limboto, Kota Marisa, Kota Anggrek, Kabupaten Gorontalo (Ibukota: Isimu),

Kabupaten Bone Bolango (Ibukota: Suwawa), Kabupaten Boalemo (Ibukota: Tilamuta),

Kabupaten Pohuwato (Ibukota: Paguat), Kabupaten Gorontalo Utara (Ibukota: Kwandang),

Kabupaten Panipi (Ibukota: Tabongo), Kabupaten Boliyohuto (Ibukota: Tolangohula) dan

Kabupaten Gorontalo Barat (Ibukota: Lemito). Total nantinya Provinsi Gorontalo akan

terbagi dalam 12 wilayah Kota dan Kabupaten. Pergeseran Ibukota Kabupaten akan terjadi

jika benar adanya pembentukan daerah otonom baru seperti yang telah disebutkan

sebelumnya diatas. Daerah yang mengalami pergeseran Ibukota yaitu Kabupaten Gorontalo,

dimana ibukotanya akan berada di Kecamatan Isimu. Sedangkan ibukota Kabupaten

Pohuwato akan berada di Kecamatan Paguat.

21
1. Kabupaten dan Kota

Pada awal berdirinya Provinsi Gorontalo, daerah otonom ini hanya terdiri dari 2 kabupaten

dan 1 kota. Namun, setelah adanya pemekaran, maka Provinsi Gorontalo kini terdiri dari 5

kabupaten dan 1 kota, yaitu sebagai berikut :

Kabupaten/Kota Ibu kota Dasar Hukum Luas (km2) Persentase


Kabupaten Boalemo Tilamuta UU No.50 Tahun 1999 1.736,61 13,97%
Kabupaten Bone Bolango Suwawa UU No.6 Tahun 2003 1.891,49 15,21%
Kabupaten Gorontalo Limboto UU No.29 Tahun 1959 2.143,48 17,24%
Kabupaten Gorontalo Utara Kwandang UU No.11 Tahun 2007 2.141,86 17,22%
Kabupaten Pohuwato Marisa UU No.6 Tahun 2003 4.455,60 35,83%
Kota Gorontalo Gorontalo UU No.38 Tahun 2000 65,96 0,53%

2. Kecamatan dan Desa/Kelurahan

Wilayah administrasi Provinsi Gorontalo terdiri atas 77 kecamatan dan 735

desa/kelurahan yang tersebar di semua kabupaten/kota sebagai berikut:

Kabupaten/Kota Jumlah Kecamatan Jumlah Desa/Kelurahan


Kabupaten Boalemo 7 86
Kabupaten Bone Bolango 18 165
Kabupaten Gorontalo 19 207
Kabupaten Gorontalo Utara 11 123
Kabupaten Pohuwato 13 104
Kota Gorontalo 9 50
Total 77 735

Nama Ibukota Kabupaten/Kota dan Jarak Ke Ibukota Provinsi

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Gorontalo

Kabupaten/Kota Nama Kota Tinggi (km)


Kabupaten Boalemo Tilamuta 105

22
Kabupaten/Kota Nama Kota Tinggi (km)
Kabupaten Gorontalo Limboto 16
Kabupaten Pohuwato Marisa 158
Kabupaten Bone Bolango Suwawa 14
Kabupaten Gorontalo Utara Kwandang 57
Kota Gorontalo Gorontalo 0

E. SISTEM PEREKONOMIAN

Semenanjung Gorontalo merupakan salah satu jalur perdagangan di Indonesia sejak

zaman dahulu. Gorontalo sudah menjadi salah satu wilayah yang menjadi jalur perdagangan

di Indonesia sejak zaman dulu. Potret aktivitas perdagangan di pelabuhan Provinsi Gorontalo

pada zaman dulu. Perekonomian di Provinsi Gorontalo sekarang ini menjadi salah satu

perekonomian yang paling pesat perkembangannya di Indonesia. Sektor pertanian, perikanan

dan jasa adalah sektor yang di andalkan di Provinsi ini karena memiliki kontribusi yang besar

bagi pendapatan asli daerah. Dalam rangka mewujudkan Provinsi Gorontalo sebagai Provinsi

Agropolitan, maka berbagai upaya terus dilakukan. Pemerintah Provinsi melakukan berbagai

macam program pembangunan, diantaranya melalui perbaikan infrastruktur sebagai pilar

pemacu pembangunan, penyediaan sarana produksi pertanian, penyediaan dana penjamin,

peningkatan SDM pertanian, memperlancar pemasaran dengan jaminan harga dasar dan lain

lain, serta dengan menyusun berbagai program, seperti:

1. Pengembangan tanaman pangan, di versifikasi pangan dan ketahanan pangan daerah;


2. Pengembangan agropolitan menuju satu jutaan ton jagung;
3. Pengembangan agro bisnis;
4. Peningkatan peran dan fungsi kelembagaan petani melalui pembedayaan masyarakat

pertanian.

Dalam mengembangkan potensi dan keanekaragaman sumber daya alam di Provinsi

Gorontalo, terdapat beberapa peluang investasi untuk dikembangkan, seperti: investasi di

23
bidang agro bisnis (pertanian dan perkebunan), termasuk juga agro industri (nata de coco,

minyak kelapa dan Dubuk santan) serta di bidang pertambangan (emas, granit, dll.). Prioritas

pengembangan selama lima tahun ke depan diproyeksikan pada komoditi jagung dengan luas

areal produksi jagung tahun 2004 seluas 35.692,450 ha, dengan jumlah produksi sebanyak

323,065 ton dan untuk jagung louning sendiri telah berhasil di ekspor sebesar 9.148 ton. Dari

luas wilayah Provinsi Gorontalo seluas 1.221.544 ha, untuk areal potensial pertanian seluas

463.649,09 ha atau 37,95%, tetapi yang baru di manfaatkan seluas 148.312,78 ha (32%) atau

masih terdapat peluang pengembangan lahan 315.336,31 ha.

Wilayah Provinsi Gorontalo merupakan daerah agraris dengan keadaan topografi datar,

berbukit-bukit sampai dengan bergunung sehingga berbagai jenis tanaman pangan dapat

tumbuh dengan baik di daerah ini. Luas lahan kering adalah 215.845,00 ha. Sedangkan rawa-

rawa (tegalan) seluas 1.580,00 ha, Luas areal produksi padi pada tahun 2006 yaitu 45.027 ha

dengan jumlah produksi tahun 2006 sebanyak 197.600,94 ton dan mengalami peningkatan

jika dibandingkan dengan tahun 2005 yang mempunyai luas areal 37.831 ha dengan jumlah

produksi sebanyak 164.168 ton. Luas areal produksi kedelai pada tahun 2006 adalah 5.217 ha

dengan jumlah produksi 6.767,21 ton, mengalami peningkatan jika dibandingkan pada tahun

2005 yang mempunyai luas areal produksi 2.677 ha dengan jumlah produksi 3.738 ton. Luas

areal produksi kacang tanah pada tahun 2006 adalah 2.825 ha dengan jumlah produksi

3.316,79 ton meningkat jika dibandingkan pada tahun 2005 yang mempunyai luas areal 4.335

ha dengan jumlah produksi mencapai 5.371 ton. Luas areal produksi ubi kayu pada tahun

2006 adalah seluas 853 ha dengan jumlah produksi mencapai 9.742,0 ton. Luas areal

produksi Singkong dan umbi-umbian seluas 894,70 dengan jumlah produksi sebanyak 10.041

ton. Luas areal produksi sayur-sayuran pada tahun 2006 adalah 3.674 ha dengan jumlah

produksi mencapai 74,44 ton/ha. Jika dilihat dari data luas kawasan hutan Provinsi Gorontalo

24
pada tahun 2004 berdasarkan TGHK (Tata Guna Hutan Kesepakatan), maka luas kawasan

hutan Provinsi Garontalo seluas 826.378,12 ha, yang terdiri dari: hutan lingdsing seluas

165.488,67 ha, hutan konservasi seluas 20.135,60 ha, hutan produksi terbatas seluas

342.449,55 ha, dan hutan produksi seluas 100.684,45 ha. Dari seluruh luas hutan tersebut

hasil kayu yang di dapat mencapai total 14.808.000 m.

Kawasan laut di Provinsi Gorontalo, terutama di Teluk Gorontalo atau Teluk Tomini,

menyimpan banyak potensi alam karena merupakan satu satu teluk yang dilalui garis

khatulistiwa. Perikanan dan kelautan merupakan sektor unggulan bagi Provinsi Gorontalo

yang memiliki garis pantai yang cukup panjang. Garis pantai wilayah Utara dan Selatan

masing masing memiliki panjang sekitar 270 kilometer dan 320 kilometer. Potensi sumber

daya perikanan di Provinsi Gorontalo berada di tiga perairan, yakni Teluk Tomini (Teluk

Gorontalo), Laut Sulawesi, dan Zone Ekonomi Eksklusif (ZEE) Laut Sulawesi. Sayangnya,

tingkat pemanfaatan perikanan tangkap baru 24,05% atau 19.771 ton per tahun. Potensi

kelautan lainnya yang menjadi unggulan, yaitu budi daya rumput laut yang didukung

program Gerakan Menanam Rumput Laut (Gemar Laut), sementara pemanfaatan lahannya

baru mencapai sekitar 850 ha dengan produksi 4.250 ton/ha/tahun.

Provinsi Gorontalo memiliki letak geografi yang strategis untuk perekonomian nasional,

kerana memiliki jalur perdagangan yang langsung berhadapan dengan negara-negara tetangga

seperti Filipina, Malaysia, Brunei Darussalam, Hongkong, Taiwan, Jepang, dan Korea

Selatan. Selain itu Provinsi Gorontalo juga merupakan salah satu daerah yang menjadi pintu

masuk jalur perdagangan dari benua Amerika ke negara - negara di Asia Pasifik, seperti

Brunei Darussalam, Singapura, dan Malaysia. Tidaklah berlebihan jika Pemerintah Pusat

menilai bahwa Provinsi Gorontalo menjadi salah satu tulang punggung penggerak roda

ekonomi, pendidikan dan kebudayaan di Kawasan Timur Indonesia. Adapun usaha yang telah

25
dikembangkan di provinsi gorontalo diantaranya dalam potensi pertanian, potensi perikanan,

dan potensi industri dan energi.

Potensi Pertanian

Tanaman bahan makanan terdiri dari padi dan palawija.Tanaman padi dan palawija yang

dibudidayakan di Provinsi Gorontalo meliputi padi sawah, jagung,ubi kayu,ubi jalar,kacang

ked elai, kacang hijau, dan kacang tanah. Luas panen padi (sawah dan ladang) tahun 2011

adalah 52.811 hektar dengan luas panen terbesar berada di Kabupaten Gorontalo seluas

23.238 hektar. Luas panen jagung di Provinsi Gorontalo adalah seluas 135.754 hektar. Untuk

luas panen jagung terbesar berada di Kabupaten Pohuwato dengan 47 persen dari total luas

panen jagung provinsi. Komoditas tanaman sayur-sayuran yang ada di Provinsi Gorontalo

adalah bawang merah, daun bawang, bayam, buncis, kangkung, ketimun, cabai, sawi, terong,

kacang panjang, kubis, labu siam, dan tomat. Diantara tanaman-tanaman tersebut, cabai

merupakan komoditas utama sayur-sayuran.Luas panen cabai adalah 2.056 hektar dengan

produksi sebanyak 9.640 ton. Sedangkan jenis buah-buahan yang diproduksi pada tahun 2011

yaitu durian, mangga, nangka, anas, pepaya, pisang, dan rambutan.Di antara buah-buahan

tersebut, mangga menjadi komoditas utama dengan produksi setahun terbanyak yaitu 4.420

ton.

Potensi Perikanan

Jumlah rumah tangga perikanan di Provinsi Gorontalo tahun 2011 adalah sebanyak 8.471

rumah tangga, atau meningkat 1,86 persen dibandingkan tahun 2010 yang berjumlah 8.316

rumah tangga. Menurut jenisnya, perikanan dibedakan menjadi perikanan laut dan perikanan

26
darat. Sebagian besar produksi perikanan dihasilkan oleh perikanan darat dengan cara

budidaya. Produksi budidaya perikanan sebesar 129.820,5 ton atau sebesar 62,9 persen dari

keseluruhan produksi ikan di tahun 2011 yaitu sebesar 206.189,5 ton.

Potensi Industri dan Energi

Jumlah Perusahaan Industri Besar dan Sedang di Provinsi Gorontalo pada tahun 2011

tercatat sebanyak 22 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 7.828 orang. Sebagian

besar kebutuhan listrik di Provinsi Gorontalo dipenuhi oleh PT. PLN. Pada tahun 2011, daya

tersambung setiap bulan rata-rata sebesar 115,81 MW. Sementara itu, listrik terjual setiap

bulan rata-rata sebesar 19.965,35 MWh. Ketersediaan air bersih sangat dibutuhkan

masyarakat.Pada tahun 2011, banyaknya air minum yang disalurkan kepada 41.708

pelanggan sebesar 11.788.891 m3.

F. KEBUDAYAAN

a. Simbol Daerah

Seperti halnya daerah lain di Nusantara, Provinsi Gorontalo pun memiliki simbol

pemaknaan harkat dan martabat, baik itu melalui Hewan ataupun Tumbuhan. Adapun Simbol

atau Lambang Khas daerah Gorontalo yaitu:

Burung Maleo

27
Burung Maleo
Sayap Burung Maleo
Ukiran Bambu berkepala Buaya
Pohon Pinang

b. Arsitektur

Ciri khas Suku Gorontalo (Hulontalo) dapat diidentifikasi melalui desain arsitektur yang

masih bisa kita jumpai melalui dekorasi atap rumah maupun ukiran khas seperti di daerah

lain di Indonesia. kita dapat mengidentifikasi karakter/lambang khas arsitektur Gorontalo

melalui:

Bentuk Atap menyerupai "Pelana", dimana ciri khas dari Rumah Gorontalo (Bele)

adalah atap segitiga bersusun dua. Pada atap bagian pertama (bagian atas) lebih kecil

daripada atap kedua (di bawah dari atap pertama). Atap yang paling atas

melambangkan keteguhan Orang Gorontalo terhadap keesaan Tuhan dan

menempatkan agama diatas segalanya. Sedangkan atap kedua, melambangkan

keteguhan Orang Gorontalo terhadap Adat Istiadat serta Budaya yang mengalir deras

didalam darah dan kesehariannya.


Bentuk Rumah Panggung (Bele), Rumah orang Gorontalo pada dasarnya sama

dengan daerah lain di pulau Sulawesi yakni berbentuk Rumah Panggung. Filosofi

dari Rumah Panggung Orang Gorontalo dianalogikan seperti bentuk tubuh manusia

yang terdiri dari kepala, badan dan kaki. Jumlah Kamar biasanya hanya terdiri dari

Kamar Anak Laki-laki yang berada di paling depan, Kamar Utama berada di tengah

Rumah dan kamar anak perempuan berada di belakang. Dalam menerima tamu pun

bila tamu laki-laki yang bukan mahramnya hanya diperbolehkan bertamu di

beranda/teras rumah, sedangkan bila tamu perempuan yang bukan mahramnya harus

diterima di dalam ruang pada ruang keluarga yang berada di tengah Rumah. Hal ini

28
dimaksudkan untuk menghindari fitnah dari pertemuan laki-laki dan perempuan yang

bukan mahramnya.
Tiang Pelaminan yang memiliki batok kelapa bersusun-susun, tiang ini sangat identik

dengan suku Gorontalo karena bentuknya yang unik dan mudah diingat. Bila

melihatnya kita dapat langsung mengasosiasikannya dengan Adat Pernikahan Suku

Gorontalo. Tiang khas Gorontalo ini sekarang dapat kita jumpai di bundaran Tugu

Bandar Udara Djalaludin, Bundaran Selamat Datang (Hulontalo Indah) bahkan

adapula yang menggunakannya sebagai ornamen pagar rumah dan pagar gedung

instansi pemerintah.
Gapura Gorontalo (Alikusu), Gapura Gorontalo atau dalam bahasa daerah disebut

Alikusu merupakan salah satu arsitektur khas Gorontalo yang dapat kita jumpai di

gerbang masuk kantor instansi pemerintah maupun swasta. di gerbang masuk rumah

ibadah (Mesjid), Rumah Dinas Pemerintah serta di gerbang masuk jalan raya.

Bentuknya yang khas dulunya dibuat dari bambu, namun seiring perkembangan

zaman "Alikusu" (Gapura Gorontalo) telah dibuat dari bahan baku besi maupun

alumunium agar tahan lama dan bisa digunakan setiap hari.

Lambang/identitas/karakter Suku Gorontalo yang tercermin dari gaya arsitektur lokal

menjadi nilai budaya yang sangat tinggi dan luhur untuk dilestarikan. Adanya gaya

arsitektural yang khas ini akan jauh lebih baik bila diserap kedalam perencanaan tata

bangunan instansi pemerintah maupun tata bangunan masyarakat agar tidak punah

ditelan derasnya gaya arsitektur minimalis dewasa ini.

c. Rumah Adat
a) Rumah Adat Dulohupa

29
Rumah adat Dulohupa merupakan sebuah Rumah Adat Gorontalo yang berbentuk

panggung dengan bentuk atap yang artistik dan pilar-pilar kayu sebagai hiasannya. kedua

tangganya terletak di sisi kiri dan kanan merupakan gambaran tangga adat di sebut totihu.

Dimana Rumah Adat ini berfungsi sebagai Balai Musyawarah Adat Bandayo Dulohupa.

Nama Dulohupa berarti mufakat untuk memprogramkan rencana pembangunan daerah dan

mengatasi setiap permasalahan. Di dalam Rumah Adat ini digelar perlengkapan upacara adat

perkawinan berupa pelaminan, busana adat pengantin dan hiasan lainnya.

30
b) Bantayo Po Boide

Rumah adat Gorontalo yang satu ini bisa dijumpai berdiri gagah di depan rumah dinas

Bupati Gorontalo. Dalam artian harfiah, kata Bandayo berarti gedung atau juga bisa diartikan

sebagai bangunan. Sementara kata Pomboide atau Po Boide berarti sebagai tempat untuk

bermusyawarah. Jadi, meski merupakan dua bangunan berbeda, namun Doluhapa dan

Bandayo Pomboide memiliki fungsi yang kurang lebih sama. Dahulu, Bandayo Pomboide ini

digunakan sebagai tempat pelaksanaan pagelaran budaya khas Gorontalo. Berbeda dari

Doluhapa, bagian dalam si Bandayo Pomboide ini memiliki banyak sekat sehingga ada

beragam ruangan dengan fungsi yang juga beragam.

c) Rumah Adat Gobel

Rumah adat Gobel adalah salah satu rumah adat yang berlokasi di Tapa, Bone Bolango.

d. Falsafah Hidup

Selain menjadi salah satu suku tertua di Nusantara, Suku Gorontalo pun menjadi salah

satu dari 19 daerah adat di Nusantara. Oleh karenanya, pasti memiliki kearifan lokal yang

luhur. Seperti peradaban lainnya, Masyarakat Gorontalo memiliki falsafah hidup yang di

pegang erat dan diyakini teguh dalam kehidupan sampai sekarang, diantaranya adalah:

Aadati hula-hula to Sara', Sara' hula-hula to Kuru'ani (Adat bersendikan Syara',

Syara' bersendikan Al-Quran)


Mohuyula (Bahu membahu atau Bergotong royong)
Mopotuwawu Kalibi, Kauli, wawu Pi'ili (Menyatukan Hati, Perkataan, dan

Perbuatan)
Batanga Pomaya, Nyawa Podungalo, Harata Potombulu (Jasad membela tanah air,

Jiwa dipertaruhkan, Harta bagi kemaslahatan orang banyak)

31
Lo Iya Lo Ta Uwa, Ta Uwa Loloiya, Bo'odila Polusia Hilawo (Pemimpin itu penuh

dengan Kewibawaan, Maka tidaklah dirinya Sewenang-wenang)

e. Bahasa daerah

Pada dasarnya terdapat banyak bahasa daerah di Gorontalo. Namun hanya tiga bahasa

yang cukup dikenal masyarakat di wilayah ini, yaitu Bahasa Gorontalo, Bahasa Suwawa

(disebut juga Bahasa Bonda), dan Bahasa Atinggola (Bahasa Andagile). Dalam proses

perkembangannya Bahasa Gorontalo lebih dominan sehingga menjadi lebih dikenal oleh

masyarakat di seantero Gorontalo. Saat ini Bahasa Gorontalo telah dipengaruhi oleh Bahasa

Indonesia dan Bahasa Melayu Manado, sehingga kemurnian bahasanya agak sulit diperoleh

dalam penuturan Orang Gorontalo. Demi menjaga kelestarian bahasa daerah, maka

diterbitkanlah Kamus Bahasa Gorontalo-Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Suwawa-Bahasa

Indonesia serta Kamus Bahasa Atinggola-Bahasa Indonesia. Selain itu, telah berhasil

diterbitkan dan disetujui oleh Kementerian Agama Republik Indonesia perihal penerbitan Al-

Qur'an yang dilengkapi terjemahan bahasa Gorontalo (Al-Qur'an terjemahan Hulontalo).

Disamping itu, pendidikan muatan lokal Bahasa Gorontalo masih terus dipertahankan untuk

dijadikan bahan ajar di Sekolah Dasar. Meskipun Catatan Buku Tua Gorontalo yang ada di

masyarakat sepenuhnya ditulis menggunakan Aksara Arab Pegon (Aksara Arab Gundul)

akibat dari afiliasi agama Islam dengan Adat Istiadat, Gorontalo sebenarnya memiliki aksara

lokal sebagai identitas kesukuan yang sangat tinggi nilainya, yaitu "Aksara Suwawa-

Gorontalo". Adapun contoh penggunaan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari yang

harus tetap dilestarikan:

Permisi.... = Tabi' ....


Silahkan... = Toduwolo ....
Terima Kasih... = Odu'olo ...
Iya ... = Jo ... (Kata Jo digunakan oleh laki-laki saat menjawab sesuatu)

32
Iya ... = Saaya ... (huruf 'a' diawal dibaca panjang, kata Saaya digunakan oleh

perempuan saat menjawab sesuatu.

f. Kerajinan Tangan

Setiap daerah pasti memiliki ciri khasnya masing-masing. begitu pula dengan jazirah

semenanjung Gorontalo. Masyarakat Gorontalo memiliki ciri khas "sandang" atau pakaian

bersama aksesoris yang melengkapinya. Adapun kerajinan tangan khas masyarakat Gorontalo

yaitu:

1. Upiya Karanji atau Songkok Gorontalo, songkok ini terbuat dari anyaman rotan dan

sangat nyaman digunakan karena memiliki sirkulasi udara yang sangat baik. Presiden

RI ke-4, Bapak Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal dengan Gusdur pun

setia menggunakan Songkok Gorontalo ini.


2. Sulaman Karawo atau Sulaman Kerawang, Sulaman khas Gorontalo ini menjadi

kekayaan budaya tersendiri dan bernilai seni tinggi. Kini sulaman Karawo tidak

hanya diminati di dalam negeri namun juga di luar negeri.


3. Batik Gorontalo, Batik Gorontalo pada dasarnya sama dengan Batik pada umumnya,

yang membedakannya hanya pada motif atau corak yang dimuat pada kain batik itu

sendiri.

33
g. Senjata tradisional
Wamilo
Bitu'o (sejenis Keris)
Sabele (sejenis Parang atau Lilang)
Travalla

h. Pakaian Adat
Bili'u
Mukuta

i. Alat Musik Tradisional


Polopalo
Gambusi

j. Tradisi
Walima / Dikili
Malam Tumbilotohe

k. Tarian Adat

Tari Dana dana Tari Elengge


Tari Saronde Tari Tanam Padi
Tari Langga Tari Sabe
Tari Tulude Tari Mopohuloo / Modepito

34

Anda mungkin juga menyukai