Anda di halaman 1dari 8

ARANI NADHIRA

1102009039 ~ A1

ANALISIS STRATEGI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


TENTANG HAK ASASI MANUSIA
DALAM MENERAPKAN ILMU KESEHATAN DAN KEDOKTERAN
DENGAN STUDI KASUS DI KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat padahakikat
serta keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa serta merupakan
anugerah-Nya yang wajib untuk dihormati, dijunjung tinggi dandilindungi oleh negara,
hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia. HAM sebagai dasar yang telah melekat pada diri manusia yang
bersifat universal,sehingga harus dilindungi, dihormati, dipertahankan dan tidak boleh
diabaikan,ataupun dirampas oleh siapapun, kecuali oleh Undang-Undang.

Kabupaten Aceh Barat Daya terletak antara 3005 -3080 Lintang Utara dan 96023
02 97023 03 Bujur Timur. Adapun batas wilayah Kabupaten Aceh Barat Daya adalah
sebagai berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Seribu Bukit/Gayo Lues.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Selatan dan Samudra
Indonesia.
Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Gayo Lues.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Nagan.

Secara geografis, sebagian besar desa/kelurahan terletak dataran, sisanya terletak


di pantai, lereng dan lembah. Sebanyak 20 desa terletak di kawasan pantai, 3 desa di
kawasan lembah, 2 dikawasan lereng dan sisanya sebanyak 104 desa terletak di dataran.
Bila dilihat dari letak topografinya, letak desa dapat di bagi 2, yaitu datar dan berbukit
dengan rincian 120desa masuk dalam katagori datar dan sisanya sebanyak 9 desa masuk
dalam kategori berbukit. Kabupaten Aceh Barat Daya juga memiliki 9 kecamatan,
diantaranya adalah Kecamatan Babah Rot, Kecamatan Kuala Batee, Kecamatan Susoh,
Kecamatan Blang Pidie, Kecamatan Tangan tangan, Kecamatan Manggeng, Kecamatan
Lembah Sabil, Kecamatan Setia, dan Kecamatan Jeumpa.

Wilayah ini termasuk dalam gugusan pegunungan Bukit Barisan. Dikelilingi


banteng alam yang keras, yaitu Lautan Hindia yang biasanya kurang bersahabat dan
Dataran Tinggi yang terjal curam, tidak menjadikan kabupaten ini terpuruk. Banyak
potensi kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki taraf hidup
masyarakat yang lebih baik tentunya dengan cara kerja keras serta memerlukan
bimbingan dan pembinaan serta pelatihan serta dengan kebutuhan publik.

Komoditi unggulan Kabupaten Aceh Barat Daya adalah sektor pertanian dan jasa.
Pada sektor pertanian,komoditi unggulannya adalah subsektor tanaman perkebunan
dengan komoditi kelapa sawit, kakao, karet, kopi, kelapa, cengkeh, dan nilam. Subsektor
pertanian komoditi yang diunggulkan berupa komoditi jagung dan ubi kayu.

1
ARANI NADHIRA
1102009039 ~ A1

Situs pariwisata diantaranya, yaitu wisata alam dan budaya. Sebagai penunjang
kegiatan perekonomian, di provinsi ini tersedia 1 bandar udara, yaitu Bandara Kuala Batu
Blangpidie.

Kabupaten Aceh Barat Daya memiliki 40 sarana kesehatan umum yang terdiri
atas 12 puskesmas dan 28 puskesmas pembantu yang melingkupi 9 kecamatan.
Sedangkan Rumah Sakit Umum Daerah hanya ada satu yaitu di Padang Meurante Susoh.
Kecamatan Babahrot memiliki sarana kesehatan terbanyak, meliputi 2 puskesmas dengan
ditunjang oleh 6 puskesmas pembantu.

Jumlah Balita tercatat sebanyak 11.554 orang. Sebanyak 2.160 terdapat di


Kecamatan Susoh, menjadikannya kecamatan yang mempunyai jumlah balita terbesar.
Jumlah imunisasi mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, yaitu Tahun 2007
berjumlah 2.549 menjadi 2.384 pada Tahun 2008. Sedangkan Jumlah Bayi yang tercatat
pada Dinas Kesehatan sebanyak 3.014 bayi.

B. Rumusan Masalah

Terdapat konflik mengenai hak asasi manusia (HAM) di Aceh hingga sempat
membuat Provinsi Aceh ingin memerdekakan diri dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Kala itu, terjadi banyak pelanggaran HAM dan banyak masyarakat yang
merasa dirugikan. Salah satunya di bidang kesehatan. Tulisan ini dibuat dengan rumusan,
bagaimana menerapkan ilmu kesehatan dan kedokteran berdasarkan strategi Pendidikan
Kewarganegaraan ditinjau dari kacamata HAM di daerah kabupaten Aceh Barat Daya.

C. Tujuan dan Analisis

Hal dalam rumusan tersebut menjadi bahan pikiran penulis mengenai bagaimana
cara memperjuangkan hak asasi, baik dalam individu maupun interaksi sosial.
Pemerintah pun seharusnya dapat memahami konflik yang terjadi dan mendengarkan
keluhan masyarakat Aceh demi bertindak memberi solusi.

D. Kontribusi Analisis

Dengan menggali pengetahuan dan berita mengenai konflik tersebut, penulis


selanjutnya dapat menuangkan opini terhadap apa yang terjadi, serta menghubungkan
peristiwa dengan hal aktual di sekitar penulis.

E. Metode Analisis

Penulis menggunakan metode studi literatur dalam membuat tulisan ini. Penulis
membaca buku tentang hak asasi manusia dan menelusuri situs-situs internet terkait
peristiwa di Aceh, khususnya di kabupaten Aceh Barat Daya.

2
ARANI NADHIRA
1102009039 ~ A1

BAB II
LANDASAN TEORI

Buku yang penulis angkat adalah bertajuk Agama dan Hak Asasi Manusia yang ditulis
oleh Irfan Abubakar, Karlina Helmanita, Ridwan Al-Makassary, Rita Pranawati, Sholehudin
Aziz, dan Sukron Kamil serat diedit oleh Ahmad Gaus dan Suparto. Buku ini ditulis pada tahun
2009 dan diterbitkan oleh Center for the Study of Religion and Culture (CSRC) Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Judul kelompok penulis adalah tentang HakAsasi Manusia (HAM). Menurut buku
Agama dan Hak Asasi Manusia ini,pengertian dari HAM adalah hak-hak yang telah dimiliki
seseorang sejak lahir dan merupakan pemberian dari Allah SWT. Dasar-dasar HAM tertuang
dalam Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat dan tercantum dalam UUD 1945 Republik
Indonesia pada pasal 27 ayat 1, pasal 28, pasal 29 ayat 2, pasal 30 ayat 1, dan pasal 31 ayat 1.

Contoh HAM adalah:


hak untuk hidup,
hak untuk memperoleh pendidikan,
hak untuk hidup bersama-sama seperti orang lain,
hak untuk mendapat perlakuan yang sama,
hak untuk mendapatkan pekerjaan.

HAM adalah hak-hak yang seharusnya diakui secara universal sebagai hak-hak yang
melekat pada manusia karena hakikat dan kodrat kelahirannya sebagai manusia. Pengakuan atas
adanya hak-hak manusia yang asasi memberi jaminan secara moral maupun hukum kepada
setiap manusia untuk menikmati kebebasan dari segala bentuk penghambaan, penindasan,
perampasan, penganiayaan, atau perlakuan apapun yang menyebabkan manusia itu tak dapat
hidup secara layak sebagai manusia yang dimuliakan Allah SWT.

Prinsip-prinsip HAM yang dijamin secara normatif dalam amandemen kedua UUD 1945
antara lain adalah sebagai berikut:
hak untuk hidup dan mempertahankan hidup dan kehidupannya (pasal 28A),
hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah
(pasal 28B ayat 1),
hak anak untuk kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta ha katas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi (pasal 28B ayat 2),
hak untuk mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasar (pasal 28C ayat 1),
hak untuk mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni, dan budaya (pasal 28C ayat 1),
hak untuk memperjuangkan hak secara kolektif (pasal 28C ayat 2),
ha katas pengakuan, jaminan perlindungan dan kepastian hukum yang adil dan perlakuan
yang sama di depan hukum (pasal 28D ayat 1),
hak untuk bekerja dan mendapatkan imbalan serta perlakuan yang adil dan layak dalam
hubungan kerja (pasal 28D ayat 3),
hak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan (pasal 28D ayat 3),
hak atas status kewarganegaraan (pasal 28D ayat 4),
hak untuk memeluk agama dan beribadah menurut agamanya (pasal 28E ayat 1),
hak memilih pekerjaan (pasal 28E ayat 1),

3
ARANI NADHIRA
1102009039 ~ A1

hak memilih tempat tinggal di wilayah Negara dan meninggalkannya, serta berhak untuk
kembali (pasal 28E ayat 1),
hak kebebasan untuk meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap sesuai hati
nuraninya (pasal 28E ayat 2),
hak kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat (pasal 28E ayat 3),
hak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi (pasal 28F),
hak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda
(pasal 28G ayat 1),
hak atas rasa aman dan perlindungan diri dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau
tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi manusia (pasal 28G ayat 1),
hak untuk bebas dari penyiksaan dan perlakuan yang merendahkan derajat martabat
manusia (pasal 28G ayat 2),
hak untuk hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat (pasal 28H ayat 1),
hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan (pasal 28H ayat 1),
hak untuk mendapat kemudahan dan perlakuan khusus guna mendapatkan persamaan dan
keadilan (pasal 28H ayat 2),
hak atas jaminan sosial (pasal 28H ayat 3),
hak atas milik pribadi yang tidak boleh diambil alih sewenang-wenang oleh siapapun
(pasal 28H ayat 4),
hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut (pasal 28I ayat 1),
hak untuk bebas dari perlakuan diskriminatif atas dasar apapun dan berhak mendapat
perlindungan dari perlakuan diskriminatif tersebut (pasal 28I ayat 2),
hak atas identitas dan hak masyarakat tradisional (pasal 28I ayat 3).

Secara keseluruhan, pencantuman HAM dalam UUD 1945 ini telah mengadopsi banyak
prinsip-prinsip HAM dan instrument-instrumen HAM. Karenanya, kita tidak perlu membedakan
antara nilai-nilai HAM yang universal dengan nilai-nilai kebangsaan Indonesia. Dengan
demikian, jika bangsa Indonesia berkeinginan menjadi bagian dari bangsa yang beradab yang
menghormati kemanusiaan, maka dukungan dan pengakuan atas nilai-nilai universalitas HAM
menjadi sangat penting.

Keberadaan hak-hak asasi manusia sudah melekat dengan sendirinya pada diri manusia
dan tidak ada kekuasaan apapun di dunia yang dapat merampas atau mencabutnya. Karenanya,
HAM bukanlah pemberian negara. Negara justru harus memiliki kewajiban dan bertanggung
jawab untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi hak-hak masyarakat. Salah satunya
adalah di bidang kesehatan dalam rangka mewujudkan kehidupan yang layak.

4
ARANI NADHIRA
1102009039 ~ A1

BAB III
POLA PIKIR

PEMERINTAH MASYARAKAT

KESEHATAN
KEDOKTERAN

UUD 1945

HAK ASASI
MANUSIA

KESEJAHTERAAN
ACEH BARAT DAYA

Pemerintah dan masyarakat bersama-sama terlingkup dalam suatu komunitas yang dalam
hal ini menempati daerah Kabupaten Aceh Barat Daya. Untuk mewujudkan suatu kesejahteraan
dalam lini kesehatan, semua elemen masyarakat harus bekerja sama untuk saling menghormati
hak asasi yang berdasar kepada UUD 1945 Republik Indonesia pada pasal 27 ayat 1, pasal 28,
pasal 29 ayat 2, pasal 30 ayat 1, dan pasal 31 ayat 1.

5
ARANI NADHIRA
1102009039 ~ A1

BAB IV
HASIL ANALISIS

ANALISIS SISTEM KEWARGANEGARAAN TENTANG HAK ASASI MANUSIA


DALAM MENERAPKAN ILMU KESEHATAN DAN KEDOKTERAN
DENGAN STUDI KASUS DI KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

STRATEGI KESEHATAN KABUPATEN


SWOT 1 2
a. Setiap orang mendapat a. Dokter dapat melakukan
fasilitas kesehatan. praktik secara profesional.
b. Setiap orang dapat terjamin b. Dapat mempelajari peta
kesehatannya. penyebaran penyakit.
KEKUATAN I c. Setiap orang berhak atas c. Memberi obat sesuai gejala
pelayanan kesehatan. dan keluhan pasien.
d. Penyakit endemis dapat d. Telah ada 40 sarana
diatasi penyebarannya. kesehatan umum di 9
kecamatan.
a. Masih banyak masyarakat a. Kurangnya pengetahuan
yang belum bisa mengakses mengenai suatu penyakit.
fasilitas. b. Tidak mengetahui apa saja
b. Letak fasilitas kesehatan diagnosis banding suatu
KELEMAHAN II yang kurang strategis. penyakit.
c. Kurang tersedianya obat c. Memilih-milih dalam hal
yang dibutuhkan. menangani pasien.
d. Menurunnya jumlah d. Kurangnya profesi dokter
imunisasi pada tahun 2008. dan tenaga medis.

a. Program kerja bakti a. Mendahulukan pasien yang


bersihkan lingkungan. lebih gawat.
b. Menjaga kebersihan b. Memastikan semua pasien
lingkungan agar sehat. dilayani dengan baik.
PELUANG III c. Memberi kritik membangun c. Menyediakan obat-obatan
pada instansi kesehatan. yang memadai.
d. Meningkatkan pengadaan d. Melaksanakan amanah dari
jumlah imunisasi dan vaksin. pasien untuk
menyembuhkan.
ANCAMAN IV a. Penyakit mewabah. a. Dapat terjadi malpraktik
b. Orang miskin tidak kedokteran.
mendapat pelayanan b. Kemampuan dokter yang
kesehatan. kurang terampil.
c. Pemakaian obat yang telah c. Kesalahan diagnosis pada
kadaluarsa. pasien dapat berakibat fatal.
d. Meminum obat tidak sesuai d. Pasien merasa dirugikan,
dengan instruksi dari dokter, dokter dituntut pasien.
penyakit pasien tidak
6
ARANI NADHIRA
1102009039 ~ A1

sembuh.

7
ARANI NADHIRA
1102009039 ~ A1

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
a. Setiap orang berhak atas pelayanan kesehatan.
b. Telah ada 40 sarana kesehatan di 9 kecamatan di Kabupaten Aceh Barat Daya.
c. Menurunnya jumlah imunisasi pada tahun 2008.
d. Dokter dapat melakukan praktik secara profesional.

B. Saran
a. Adakan penyuluhan kesehatan untuk masyarakat.
b. Meningkatkan pengadaan jumlah imunisasi dan vaksin.
c. Dokter hendaknya mendahulukan pasien yang keadaannya lebih gawat.
d. Penyediaan obat yang lebih memadai.

DAFTAR PUSTAKA

http://acehbaratdayakab.bps.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=92:bbm&catid=42:statistik&Itemid=95
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Aceh_Barat_Daya
http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/id/displayprofil.php?ia=1112
Mauna, Boer 2000.Hukum Internasional: Pengertian Peranan dan Fungsi Dalam Era
DinamikaGlobal.Bandung: Alumni. hal 601

Anda mungkin juga menyukai