Anda di halaman 1dari 9

RESUME TEKNIK REAKTOR KIMIA

A. Unit Operation (Cleaning)


Chemical cleaning Oxidation Reactor
Di dalam reaktor oksidasi, paraxylene, asam asetat, katalis (cobalt asetat dan mangan
asetat) serta promotor katalis (HBr) yang telah di campur dalam feed preparation tank
di reaksikan dengan oksigen dengan cara mengalirkan udara melalui 6 nozzle, dimana
udara berasal dari proses kompresi oleh kompresor. Dari reaksi ini terbentuk Crude
Terepgtalic Acid (CTA). Selain menghasilkan produk CTA, di dalam reaktor juga terjadi
reaksi samping yaitu dengan terbentuknya 4-CBA (Carboxy Benzaldehyd) dan juga
metil asetat.

Oxydation Reactor 2D-1731

Tabel Physical Properties Oxydation Reactor 2D-1731


Physical Properties Satuan
Design Tipe Vertical Vessel
Kapasitas 206550 Kg/jam
Impeller 2 Stages Turbine
Material Carbon steel + Ti GR2
Clad
0
Kondisi Operasi Temperatur = 210 C
Design Tekanan = 20 Kg/cm2G
0
Kondisi Operasi Temperatur 195 C
Tekanan 14,1 Kg/cm2G
Effisiensi 85 %

Analisa Permasalahan pada Hydrogenation Reactor 2D-1831 serta jenis Chemical


Cleaning yang cocok digunakan :
a. Karena oxydation reactor ini digunakan untuk mereaksikan paraxylene, asam
asetat sebagai pelarut, katalis (cobalt asetat dan mangan asetat) serta promotor
katalis (HBr) dengan oksigen, maka pasti masih ada slurry yang tertinggal pada
dinding reaktor dan dapat menyebabkan kerak. Oleh karena itu dilakukan
chemical cleaning dengan Removal of oil and fats, drying of heat insulating
material with alkaline boiling process, karena kerak yang ditimbulkan karena
pengaruh asam dan suhu tinggi maka digunakan chemical cleaning berupa basa
dan removal of drying of heat insulating material.
b. Dilihat dari jenis metal yang digunakan pada design oxydation reactor maka
dibebaskan menggunakan jenis chemical cleaning tipe apa saja karena jenis
metal titanium kuat jika terkena asam kuat ataupun basa kuat.
c. Karena proses cleaning dilakukan didalam reaktor yang berukuran relatif besar
dengan luas permukaan yang cukup lebar maka cara cleaning dilakukan dengan
menyemprotkan bahan kimia ke dalam reaktor.

B. Chemical Reactor
Reaktor kimia adalah sebuah alat industri kimia , dimana terjadi reaksi bahan
mentah menjadi hasil jadi yang lebih berharga.
Tujuan pemilihan reaktor adalah :
1. Mendapat keuntungan yang besar
2. Biaya produksi rendah
3. Modal kecil/volume reaktor minimum
4. Operasinya sederhana dan murah
5. Keselamatan kerja terjamin
6. Polusi terhadap sekelilingnya (lingkungan) dijaga sekecil-kecilnya
Pemilihan jenis reaktor dipengaruhi oleh :
1. Fase zat pereaksi dan hasil reaksi
2. Tipe reaksi dan persamaan kecepatan reaksi, serta ada tidaknya reaksi samping
3. Kapasitas produksi
4. Harga alat (reactor) dan biaya instalasinya
5. Kemampuan reactor untuk menyediakan luas permukaan yang cukup untuk
perpindahan panas

Jenis-jenis reaktor
A. Berdasarkan bentuknya
1. Reaktor tangki
Dikatakan reaktor tangki ideal bila pengadukannya sempurna, sehingga
komposisi dan suhu didalam reaktor setiap saat selalu uniform. Dapat dipakai
untuk proses batch, semi batch, dan proses alir.
2. Reaktor pipa
Biasanya digunakan tanpa pengaduk sehingga disebut Reaktor Alir Pipa.
Dikatakan ideal bila zat pereaksi yang berupa gas atau cairan, mengalir didalam
pipa dengan arah sejajar sumbu pipa.
B. Berdasarkan prosesnya
1. Reaktor Batch
Biasanya untuk reaksi fase cair
Digunakan pada kapasitas produksi yang kecil
Keuntungan reactor batch:
-Lebih murah dibanding reactor alir
-Lebih mudah pengoperasiannya
-Lebih mudah dikontrol
Kerugian reactor batch:
- Tidak begitu baik untuk reaksi fase gas (mudah terjadi
kebocoran pada lubang pengaduk)
- Waktu yang dibutuhkan lama, tidak produktif (untuk
pengisian, pemanasan zat pereaksi, pendinginan zat hasil, pembersihan
reactor, waktu reaksi)
2. Reaktor Alir (Continous Flow)
Ada 2 jenis:
a. RATB (Reaktor Alir Tangki Berpengaduk)
Keuntungan:
Suhu dan komposisi campuran dalam
rerraktor sama
Volume reactor besar, maka waktu
tinggal juga besar, berarti zat pereaksi lebih lama bereaksi di reactor.
Kerugian:
Tidak effisien untuk reaksi fase gas dan reaksi yang bertekanan tinggi.
Kecepatan perpindahan panas lebih rendah dibanding RAP
Untuk menghasilkan konversi yang sama, volume yang dibutuhkan RATB
lebih besar dari RAP.
b. RAP

Dikatakan ideal jika zat pereaksi dan hasil reaksi mengalir dengan kecepatan
yang sama diseluruh penampang pipa.
Keuntungan :
Memberikan volume yang lebih kecil daripada RATB, untuk konversi yang
sama
Kerugian:
1. Harga alat dan biaya instalasi tinggi.
2. Memerlukan waktu untuk mencapai kondisi steady state.
3. Untuk reaksi eksotermis kadang-kadang terjadi Hot Spot (bagian yang
suhunya sangat tinggi) pada tempat pemasukan . Dapat menyebabkan kerusakan
pada dinding reaktor.
3. Reaktor semi batch
Biasanya berbentuk tangki berpengaduk

C. Jenis reaktor berdasarkan keadaan operasinya


1. Reaktor isotermal.
Dikatakan isotermal jika umpan yang masuk, campuran dalam reaktor, aliran
yang keluar dari reaktor selalu seragam dan bersuhu sama.
2. Reaktor adiabatis.
Dikatakan adiabatis jika tidak ada perpindahan panas antara reaktor dan
sekelilingnya.
Jika reaksinya eksotermis, maka panas yang terjadi karena reaksi dapat
dipakai untuk menaikkan suhu campuran di reaktor. ( K naik dan rA besar
sehingga waktu reaksi menjadi lebih pendek).
3. Reaktor Non-Adiabatis

D. Reaktor Gas Cair dengan Katalis Padat


1. Packed/Fixed bed reaktor (PBR).
Terdiri dari satu pipa/lebih berisi tumpukan katalis stasioner dan dioperasikan
vertikal. Biasanya dioperasikan secara adiabatis.

2. Fluidized bed reaktor (FBR)


Reaktor dimana katalisnya terangkat oleh aliran gas reaktan.
Operasinya: isotermal.
Perbedaan dengan Fixed bed: pada Fluidized bed jumlah katalis lebih
sedikit dan katalis bergerak sesuai kecepatan aliran gas yang masuk serta
FBR memberikan luas permukaan yang lebih besar dari PBR
E. Fluid-fluid reaktor
Biasa digunakan untuk reaksi gas-cair dan cair-cair.
1. Bubble Tank.

2. Agitate Tank

3. Spray Tower

Pertimbangan dalam pemilihan fluid-fluid reaktor.


1. Untuk gas yang sukar larut (Kl <) sehingga transfer massa kecil maka Kl harus
diperbesar .Jenis spray tower tidak sesuai karena kg besar pada Spray Tower
2. Jika lapisan cairan yang dominan, berarti tahanan dilapisan cairan kecil maka Kl
harus diperbesar
jenis spray tower tidak sesuai.
3. Jika lapisan gas yang mengendalikan (maka Kg <)
jenis bubble tank dihindari.
4. Untuk gas yang mudah larut dalam air
jenis bubble tank dihindari.

C. Separation
Struktur umum sistem pemisahan :
1. Jika keluaran reaktor adalah cair, kita asumsikan bahwa kita hanya perlu sistem
pemisahan cairan. Sistem ini meliputi kolom distilasi, unit ekstraksi, distilasi
azeotrop, dll. Namun biasanya tidak akan ada unit absorber, adsorber.

2. Jika keluaran reaktor adalah campuran dua fasa, kita dapat menggunakan
reaktor sebagai pembagi fasa (atau menempatkan flash drum setelah reaktor).
Kita mengalirkan cairan ke sistem pemisahan cairan. Jika reaktor diopersikan di
atas temperature air pendingin, kita biasanya mendinginkan aliran uap reaktor
sampai 100oF dan membagi fasa aliran tersebut
Jika temperatur rendah dari cairan yang diflash kita temukan mengandung lebih
banyak reaktan (dan tidak ada komponen produk yg terbentuk sebagai
intermediate dalam reaksi rantai), selanjutnya kita mendaur ulang (recycle)
cairan tersebut ke reaktor (seperti refluk kondenser). Jika temperatur rendah dari
cairan yang diflash mengandung sebagian besar produk, kita mengirim aliran ini
ke sistem pemulihan uap. Tapi jika aliran keluaran reaktor hanya sedikit
mengandung uap, kita sering mengirim keluaran reaktor secara langsung ke
sistem pemisahan cairan (seperti distilasi).

3. Jika keluaran reaktor semuanya adalah uap, kita mendinginkan sampai 100 oF
(temperatur cooling water) dan kita berusaha mencapai pemisahan fasa (phase
split) atau mengkondensaskan semua aliran ini. Cairan terkondensasi dikirim ke
sistem pemulihan cairan, dan uap dikirim ke sistem pemulihan uap. Jika
pemisahan fasa tidak ditemukan, kita melihat apakah kita dapat memberi
tekanan reaktor sehingga fasa terbagi tersebut diperoleh. (kita melihat apakah
tekanan tinggi dapat dicapai dengan hanya menggunakan pompa pada aliran
umpan cairan, dan kita mengecek untuk melihat bahwa tekanan tidak
berpengaruh terhadap distribusi produk). Jika pemisahan fasa masih belum
diperoleh, Jika pemisahan fasa masih belum diperoleh, selanjutnya kita
pertimbangkan kemungkinan menggunakan tekanan tinggi dan condenser parsial
yang direfrigerasi. Pada kasus tidak terdapat pemisahan fasa yang dapat
diperoleh tanpa refregerasi, kita juga pertimbangkan kemungkinan mengirim
aliran keluaran reaktor secara langsung ke sistem pemulihan uap.

Anda mungkin juga menyukai