Anda di halaman 1dari 1

3.

Pengaruh pemberian kortikosteroid pada diagnosis infeksi ada hubungannya


dengan prosedur bedah saraf. Kortikosteroid yang digunakan umumnya
adalah untuk mengurangi peradangan dan pembengkakan yang
berhubungan dengan bedah saraf. Namun, pasien sering tanpa gejala saat
menerima deksametason dosis tinggi. Ketika dosis deksametason diturunkan,
pasien selanjutnya mungkin mengalami peradangan pada membran yang
melapisi sistem saraf pusat seperti leher kaku dan sakit kepala. Selanjutnya,
kortikosteroid dapat mengurangi adanya respon demam. Dengan demikian,
pasien yang diberikan dengan kortikosteroid ini mungkin tanpa gejala tetapi
beresiko besar untuk mengalami gram negatif syok septic yang berakibat
kematian. Diperlukan beberapa tes untuk mengujinya di antaranya adalah
tes darah dan urin, tes sampel tinja, tes dahak jika pasien mengalami batuk
berdahak, rontgen dada, dan CT scan.
Pemberian kortikosteroid dan penggunaan fenitoin dapat mengacaukan
diagnosis infeksi. Hal ini karena riwayat pasien temporal arteritis diduga
karena penyakit autoimun dan menyebabkan demam.

4. Untuk kepastiannya darah harus diambil untuk melihat adanya bakteri atau
tidak. Pasien R.G. menunjukkan kemungkinan beberapa tempat infeksi.
Namun produksi berlebihan dari dahak yang berwarna kuning-hijau,
takipnea, dan foto toraks berubah dapat mengarahkan sumber dari paru-
paru. Pasien juga diduga mengalami urosepsis yaitu sepsis yang di sebabkan
oleh suatu mikrobakteria yang berasal dari saluran urogenitalia hal ini yang
menyebabkan pasien mengalami eritema, oliguria serta disuria. Nyeri perut,
bising usus tidak ada perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai