pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh tidak normal (tumbuh sangat cepat dan tidak terkendali), menginfiltrasi, dan menekan jaringan tubuh sehingga mempengaruhi organ tubuh . PENGOBATAN KANKER
jenis pengobatan terbagi menjadi 2, ada
yang disebut pengobatan konvensional dan pengobatan alternative. Pengobatan konvensional adalah pengobatan standar untuk kanker yang terdiri dari Operasi, kemoterapi, radioterapi, terapi immunisasi biologi, terapi photodynamic. Kemoterapi adalah penggunaan preparat antineoplastik sebagai upaya untuk membunuh sel-sel tumor dengan mengganggu fungsi dan reproduksi seluler.
Kemoterapi juga dapat memberikan efek
toksik terhadap sel-sel normal sehingga dapat menimbulkan kerusakan organ secara akut maupun kronis. ADR didefnisikan sebagai setiap respon terhadap suatu obat yang berbahaya dan tidak dimaksudkan, serta terjadi pada dosis biasa yang digunakan pada manusia untuk proflaksis, diagnosis, terapi penyakit, atau untuk memodifkasi fungsi fisiologis MUAL DAN MUNTAH
Reaksi mual dan muntah setelah pemberian kemoterapi
merupakan salah satu reaksi yang paling banyak dialami pasien.
Agen-agen antikanker dapat menstimulasi pengeluaran
mediator-mediator seperti 5-hidroksitriptamin, substansi-P dan kolesistokinin sehingga terjadi ikatan dengan reseptornya. Adanya ikatan tersebut menyebabkan adanya stimulus yang dikirimkan menuju otak posterior dimana terdapat medula yang berperan dalam mengkordinasikan refleks emetik KERONTOKAN ATAU ALOPESIA
Rambut merupakan salah satu organ
dengan pembelahan sel yang cepat sehingga dapat dipengaruhi oleh pemberian kemoterapi Alopesia terjadi karena obat-obatan kemoterapi menekan proses mitosis matriks rambut. PERUBAHAN WARNA KUKU
Perubahan warna kuku dapat terjadi satu hingga beberapa
minggu karena adanya aktivasi yang tidak spesifk dari melanosit pada epidermal lapisan basal matriks kuku sehingga terjadi deposit melanin pada kuku yang membuat adanya kehitaman pada kuku. KONSTIPASI
Sitotoksik agen kemoterapi dapat menghambat fungsi
neurologis atau otot saluran cerna, terutama pada usus besar menyebabkan makanan masuk ke usus dengan sangat lambat. Akibatnya air terlalu banyak diserap usus, maka feses menjadi keras dan kering. Menurut Avila (2004), pasien dengan kanker terutama dengan kanker stadium lanjut memiliki beberapa faktor yang menyebabkan konstipasi yaitu penggunaan analgesik opioid, berkurangnya intake makanan dan minuman, mobilitas yang berkurang, usia lanjut dan terkait kondisi keganasan dari kanker itu sendiri. NEUROPATI PERIFER
Neuropati perifer adalah gejala yang disebabkan oleh
kerusakan pada saraf yang lebih jauh dari otak dan sumsum tulang belakang. Gejala yang umum terjadi adalah kesemutan, penurunan kemampuan untuk merasakan tekanan, sentuhan, panas dan dingin, kesulitan menggerakkan jari jari untuk mengambil dan menjatuhkan sesuatu dan kelemahan otot. PENURUNAN BERAT BADAN
Penurunan berat badan bisa terjadi karena beberapa faktor di
antaranya adalah penurunan nafsu makan yang disebabkan oleh mual, muntah, dan mukositis yang dialami oleh penderita kanker dengan kemoterapi. Sebagian besar penderita mengalami penurunan 5% dari berat badan sebelum menjalani kemoterapi. KELELAHAN (FATIGUE)
Fatique dapat di tandai dengan kekurangan energi secara
umum, gangguan kognitif, somnolence dan gangguan mood atau kelemahan otot. Kelelahan dapat terjadi karena anemia dan kebutuhan nutrisi yang kurang yang terjadi akibat penurunan nafsu makan. Efek kemoterapi menyebabkan adanya pelepasan zat-zat sitokin seperti TNF (tumor nekrosis faktor) dan interleukin yang menyebabkan hipotalamus bereaksi dengan menurunkan rasa lapar mengakibatkan pasien kemoterapi mengalami penurunan nafsu makan, sehingga kebutuhan energi dalam tubuh tidak tercukupi. PENURUNAN NAFSU MAKAN
Menurut Cherwin (2012), kurangnya nafsu makan terkait
kanker dapat terjadi karena sinyal rasa lapar yang berasal dari hipotalamus berkurang dan sinyal kenyang yang dihasilkan oleh melacortins diperkuat. Kurangnya nafsu makan juga dapat semakin memburuk saat pasien menerima kemoterapi yang berhubungan dengan mual atau perubahan rasa. PERUBAHAN RASA
Menurut Hong et al (2009), Efek samping dari pengobatan
kanker dan juga kanker itu sendiri dapat menyebabkan disfungsi persepsi sensorik pada pasien. Gangguan rasa dan bau dapat meliputi perubahan ketajaman rasa (ageusiadan hypogeusia), kualitas (dysgeusiadan phantogeusia), gangguan persepsi penciuman, dan sindrom mulut kering (xerostomia). SEKIAN DAN TERIMA KASIH