Disusun oleh :
Nim : 5202414078
Rombel : 2
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pertamina
Tambang Minyak Sumatera Utara kepada Indonesia. Daerah perminyakan ini adalah
bekas daerah konsesi BPM sebelum Perang Dunia Kedua. Pada masa revolusi fisik,
tambang minyak ini hancur total. Lapangan-lapangan minyak di daerah lain di Indonesia
dapat dikuasai kembali oleh Belanda dan pihak asing berdasarkan hak konsesi, namun
lapangan minyak di Sumatera Utara dan Aceh dapat dipertahankan bangsa Indonesia.
minyak tanah, LPG, LNG, dan petrokimia. Ini adalah produsen minyak mentah terbesar
kedua di Indonesia setelah Chevron Pacific Indonesia (yang merupakan anak perusahaan
yang sepenuhnya dimiliki oleh Amerika Chevron, salah satu perusahaan terkemuka energi
Pertamina melakukan operasi sendiri atau terlibat dalam kemitraan dalam bentuk operasi
bersama dengan Badan Operasi Bersama (JOB), Kontrak Operasi Bersama (JOC) dan
Kontrak Bantuan Teknis (TAC). Selain eksplorasi, produksi dan transmisi minyak dan
gas, Pertamina juga semakin menekan di Indonesia coalbed methane dan panas bumi
potensial. Penurunan produksi minyak Indonesia dalam beberapa tahun terakhir juga
Total E&P Indonesia adalah salah satu kontraktor bagi hasil migas (minyak dan gas
bumi) terbesar di Indonesia. Perusahaan asal Perancis ini juga tercatat sebagai produsen
gas terbesar di Indonesia dan memasok sekitar 60% dari kebutuhan kilang LNG Bontang.
Sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) BPMIGAS, Total E&P Indonesie
memproduksi migas dari lapangan Bekapai, Handil, Tunu dan Peciko yang berada di
wilayah Total E&P Indonesie didirikan di Jakarta, 14 Agustus 1968, dengan lapangan
Lapangan awal mereka di bekapai dan Handil kala itu, diperkuat dengan
ditemukannya lapangan Tambora di tahun 1974 dan Tunu di tahun 1977. Lapangan Tunu
yang dikembangkan di tahun 90-an menjadi penyumbang utama supply gas bagi Total
E&P Peciko, yg ditemukan ditahun 1983 dan mulai berproduksi di Desember 1999, turut
menguatkan posisi Total E&P Indonesie sebagai produsen LNG terbesar di Indonesia.
Total E&P Indonesie didirikan di Jakarta, 14 Agustus 1968, dengan lapangan awal
saat itu diseputar delta mahakam. Lapangan awal mereka di bekapai dan Handil kala itu,
diperkuat dengan ditemukannya lapangan Tambora pada tahun 1974 dan Tunu pada
tahun 1977. Lapangan Tunu yang dikembangkan pada tahun 90-an menjadi penyumbang
utama supply gas bagi Total E&P Indonesie hingga kini. Peciko, Selain TOTAL E&P
Indonesie, TOTAL SA sebagai perusahaan induk dari TEPI, TOTAL, SA juga memiliki
C. Shall
Sejarah Royal Dutch Shell di Indonesia telah dimulai lebih dari 120 tahun yang lalu
sejak penemuan sumber minyak pertama di Pangkalan Brandan, Sumatera Utara. Shell
saat ini memiliki pangsa pasar yang kuat di sektor hilir di Indonesia. Shell merupakan
Bakar untuk Umum (SPBU) di Indonesia dan menjadi perusahaan minyak internasional
(IOC) terdepan dengan 65 lokasi operasi SPBU di Jabodetabek dan Surabaya. Pada tahun
2006, Shell memulai bisnis bahan bakar komersial, marine dan bitumen di Indonesia,
menyediakan produk olahan minyak dan dukungan teknis terkait untuk sektor
Shell juga diakui sebagai perusahaan internasional terkemuka dengan pangsa pasar
bermotor dan konsumen industri. Bekerja sama dengan mitra lokal, Shell memberikan
investasi yang signifikan untuk membangun infrastruktur rantai pasokan bahan bakar di
Indonesia.
Fasilitas penyimpanan bahan bakar di Gresik dan Pulau Laut, fasilitas gudang
Cirebon merupakan contoh dari kerjasama yang sukses antara Shell dengan perusahaan-
Malaysia telah didirikan pada 17 Agustus 1974. Petronas atau minyak bumi Nasional
1974, dengan termaktubnya Akta Kemajuan Petroleum, Petronas telah diberi hak, kuasa,
kebebasan dan keistimewaan di dalam menangani dan memajukan sumber minyak bumi
di Malaysia.Individu yang bertanggung jawab untuk mendirikan Petronas adalah Tan Sri
Tengku Razaleigh Hamzah yang ketika itu terpengaruh dengan perolehan perusahaan
BAB II
PEMBAHASAN
B. TOTAL
C. SHALL
D. PETRONAS
BAB III
KESIMPULAN
Bahan bakar memiliki beberapa keuntumgan, baik ditinjau dari segi teknik maupun
dari segi ekonomi. Setiap bahan bakar mempunyai karakteristik dan nilai pembakaran yang
mana sifat yang kurang menguntungkan dapat disempurnakan dengan jalan menambahkan