PEMBIMBING :
dr. Sutanto, Sp.B (K) BD
PENYUSUN :
Willy Yant 2011.061.161
Michael Widjaja 2011.061.162
Gevanski H Maturbongs 2011.061.165
Marlin M Puteri 2011.061.166
Vincent Hans Limbri 2012.061.015
BAB I
STATUS PASIEN
I. Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Usia : 32 tahun
Alamat : Jln. Ekor Kuning RT 003/004
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Status : Belum menikah
Masuk RS : 26 Juli 2013
II. Anamnesis
Keluhan utama : benjolan yang keluar dari lubang pantat sejak 3 tahun SMRS.
Keluhan tambahan : - Nyeri saat pasien BAB
- BAB berdarah
Pasien mengeluh adanya benjolan yang keluar dari lubang pantat sejak 3 tahun
SMRS. Benjolan dirasakan keluar saat pasien BAB dan dapat masuk kembali setelah
BAB. Pasien juga mengeluhkan adanya BAB berdarah dan terasa nyeri hanya saat BAB.
Darah berwarna merah segar, keluar dengan menetes. Darah tidak bercampur dengan
kotoran. Lendir (-). BAB berdarah tidak banyak dan tidak muncul setiap kali BAB.
Sejak 1 bulan SMRS benjolan yang keluar tidak dapat masuk sendiri dan harus
dibantu dengan tangan untuk memasukkan kembali benjolan tersebut. Pasien merasakan
nyeri pada benjolan terutama saat duduk dan saat BAB. BAB berdarah dirasakan
semakin banyak dan lebih sering dari sebelumnya.
Riwayat Kebiasaan
Kebiasaan merokok 1 bungkus/hari.
Kebiasaan makan pasien bervariasi, terdiri dari nasi, sayur, dan lauk.
Pekerjaan pasien terbiasa mengangkat karung pasir, batu bata, dan bahan bangunan
lain.
Ht 15% 40-54%
26 Juli 2013
V. Diagnosis Kerja
Laki-laki, 32 tahun, dengan:
-Hemoroid interna grade III + Anemia ringan
-TB paru dalam pengobatan 1 bulan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Definisi
Hemoroid (wasir, piles, ambeien) adalah suatu pelebaran vena di dalam
pleksus hemoroidalis yang bukan merupakan keadaan patologis.
Hemoroid dibedakan menjadi hemoroid interna dan eksterna. Hemoroid
interna adalah pleksus vena hemoroidalis superior di atas garis mukokutan dan ditutupi
oleh mukosa. Hemoroid interna ini merupakan bantalan vaskuler di dalam jaringan
submukosa pada rektum sebelah bawah. Hemoroid sering terdapat pada 3 posisi primer,
yaitu kanan-depan, kanan-belakang, dan kiri-lateral. Hemoroid yang lebih kecil terletak
diantara ketiga letak primer tersebut.
Hemoroid eksterna merupakan pelebaran dan penonjolan pleksus hemoroid
inferior yang terdapat di sebelah distal garis mukokutan di dalam jaringan di bawah
epitel anus. Kedua pleksus hemoroid, interna dan eksterna, saling berhubungan secara
longgar dan merupakan awal dari aliran vena yang kembali bermula dari rektum
sebelah bawah dan anus. Pleksus hemoroid interna mengalirkan darah ke vena
hemoroidalis superior dan selanjutnya ke vena porta. Sementara pleksus hemoroid
eksterna mengalirkan darah ke peredaran sistemik melalui daerah perineum dan lipat
paha ke vena iliaka.
III. Epidemiologi
V. Klasifikasi.
Gambar 3. Proses terjadinya hemorrhoid eksterna dan
interna
VI. Manifestasi Klinis
VII. Diagnosis
Pemeriksaan fisik sebaiknya meliputi inspeksi saat mengedan, pemeriksaan
rectal touche dan anoskopi. pemeriksaan rectal touche dapat memberikan penilaian ada
tidaknya kelainan hemorrhoid interna dan eksterna, kekuatan tonus otot, dan
mengeksklusi lesi lain, terutama neoplasma. Pemeriksaan anoskopi adalah pemeriksaan
yang definitif, namun dapat dilakukan proctosigmoidoskopi untuk mengeksklusi
adanya inflamasi pada bagian proksimal atau neoplasma. Kolonoskopi atau barium
enema dapat ditambahkan apabila kelainan hemorrhoidnya kurang menonjol,
riwayatnya tidak khas, atau pasien berumur diatas 40 tahun atau memiliki resiko tinggi
terkena kanker kolon.
Pemeriksaan Penunjang.
1. Pemeriksaan Feces : apabila ditemukan adanya darah dan lendir, perlu dicurigai
adanya disenteri amoeba
2. Serum aglutinasi terhadap amoeba
3. Anuskopi dan rektoskopi sebagai penegak diagnosis pasti
Diagnosis banding
VIII. Tatalaksana
a. Tatalaksana Nonoperatif
Pada kebanyakan pasien, gejala hemoroid dapat dikurangi dengan beberapa
cara, yaitu menghindari mengejan berlebihan, dan mengkonsumsi makanan tinggi
serat untuk mempermudah proses defekasi. Pemberian suplemen serat dapat
mengurangi gejala pendarahan secara signifikan dalam 30-45 hari.
Pada hemorrhoid internal stadium II dan III dapat dilakukan beberapa
tindakan seperti skleroterapi, koagulasi inframerah, probe penghangat dan
elektrokoagulasi bipolar, prosedur yang paling sering digunakan adalah ligasi
dengan gelang karet (Rubber band ligation). Rubber band ligation dapat dilakukan
tanpa sedasi melalui anoskop dengan menggunakan ligator.
DAFTAR PUSTAKA
1. Courtney M. Townsend JR M.D, et al. Sabiston Textbook of Surgery. Edisi ke-17. USA :
Elsevier. 2004
2. F. Charles Brunicardi, et al. Schwartzs Principles of Surgery. Edisi ke-9. USA : Mc-
Graw Hill Companies. 2010