Anda di halaman 1dari 7

PORTOFOLIO TUBERKULOSIS PARU

Topik :Tuberkulosis Paru


Tanggal (Kasus) : 14 Maret 2015 Nama Peserta : dr. Gevanski H.Maturbongs
Tanggal Presentasi : 4 September 2015 Nama Pendamping : dr. Rudy Cahyono Sp.KJ
Tempat Presentasi : RUMKITAL dr. Soedibjo Sardadi
Obyektif Presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
DiagnostikManajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi : Perempuan usia 33 tahun dengan batuk berdahak 3 minggu
Tujuan :Membahas diagnosis dan tatalaksana yang tepat mengenai kasus ini
Bahan Bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara Membahas : Presentasi dan diskusi Diskusi Email Pos
Nama/Usia : Ny.I/33 tahun Alamat : Entrop
Data Pasien : Agama : Kristen Masuk IGD : 14 Maret 2015
Status : Menikah
Data utama untuk bahan diskusi :Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis
1. Keluhan Utama :
Batuk berdahak sejak 3 minggu yang lalu.
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien mengeluh batuk berdahak sejak 3 minggu yang lalu. Batuk dirasakan terus menerus
dan makin lama makin memberat. Kadang pasien merasakan nyeri di dada sebelah kanan
terutama ketika pasien batuk. Sesak disangkal oleh pasien. Dahak berwarna putih kental,
tidak terdapat darah. Pasien juga merasakan demam. Demam dirasakan naik turun. BAK dan
BAB tidak ada keluhan. Nafsu makan pasien baik namun berat badan pasien turun sekitar 3
kg dibandingkan dengan satu bulan sebelumnya.
3. Diagnosis / Gambaran Klinis :
Suspek Tuberkulosis Paru
4. Riwayat Pengobatan : Pasien belum pernah berobat sebelumnya
5. Riwayat Kesehatan :
Riwayat penyakit asma (-), penyakit jantung (-), penyakit kanker (-), penyakit ginjal (-),
kencing manis(-), darah tinggi (-), penyakit autoimun (-), penyakit vaskuler (-), alergi (-)
6. Riwayat Keluarga : Tidak terdapat keluarga yang mengalami gejala yang sama
7. Riwayat Pekerjaan : Ibu rumah tangga
8. Lain lain :
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Frekuensi Nadi : 84 x/menit (teratur, kuat dan penuh)
Frekuensi Pernapasan : 24 x/menit
Suhu aksila : 37,30C
Berat Badan : 55 kg
Kepala:
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-,refleks cahaya +/+, pupil isokor
3 mm/ 3 mm
Telinga : MAE+/+, sekret -/-
Hidung : Deformitas -, septum nasi di tengah, sekret +/+
Mulut : Mukosa bibir basah, tonsil T2/T2, faring tidak hiperemis
Leher : Trakea di tengah, KGB tidak teraba membesar
Paru :
I : Simetris dalam keadaan statis dan dinamis
P : Stem fremitus kanan dan kiri sama, pergerakan napas simetris
P : Sonor pada kedua lapang paru
A : Bunyi napas vesikuler, ronki+/+, wheezing -/-
Jantung
I : Ictus cordis tidak terlihat
P : Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicularis sinistra
P : Batas jantung dalam batas normal
A : Bunyi jantung I dan II reguler, murmur-, gallop-

Abdomen
I : Datar
A : Bising usus (+) 3-4x/menit
P : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
P : Timpani seluruh kuadran, nyeri ketok (-)
Ekstremitas : Akral hangat, capillary refill time< 2 detik, kekuatan motorik
5555/5555

Pemeriksaan Penunjang:
- Pemeriksaan Sputum BTA
- Pemeriksaan Rontgen Thorax PA

Daftar Pustaka :
1. Sudoyo w, Setiyohadi B, Alwi I,dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III.
Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu enyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia;2006.
2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Penanggulangan
Tuberkulosis. Ed ke-2. Jakarta: Departemen Kesehatan;2007.
Hasil Pembelajaran :
- Mendiagnosis kasus Tuberkulosis paru secara klinis
- Mengenali etiologi, faktor risiko, patogenesis, dan komplikasi tuberkulosis paru
- Mempelajari tatalaksana tuberkulosis paru
- Edukasi pasien mengenai kepatuhan berobat
Rangkuman hasil pembelajaran portofolio :
1. Subjektif :
Pasien mengeluh batuk berdahak sejak 3 minggu yang lalu. Batuk dirasakan terus menerus
dan makin lama makin memberat. Kadang pasien merasakan nyeri di dada sebelah kanan
terutama ketika pasien batuk. Sesak disangkal oleh pasien. Dahak berwarna putih kental,
tidak terdapat darah. Pasien juga merasakan demam. Demam dirasakan naik turun. BAK dan
BAB tidak ada keluhan. Nafsu makan pasien baik namun berat badan pasien turun sekitar 3
kg dibandingkan dengan satu bulan sebelumnya. Riwayat kontak dengan orang yang
mengalami gejala yang sama disangkal.
2. Objektif :
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis.
Tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 84x/menit, frekuensi pernapasan 24x/menit, dan suhu
tubuh 37,30C. Pada pemeriksaan fisik didapatkan ronki pada kedua lapang paru.

3. Assessment :
Berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan fisik maka dapat disimpulkan bahwa pasien
didiagnosis dengan Tuberkulosis Paru.

TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Tuberkulosis merupakan infeksi paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis.

Epidemiologi
Indonesia adalah negeri dengan prevalensi TB ke-3 tertinggi di dunia setelah China dan India.
Berdasarkan laporan Riskesdas tahun 2007, prevalensi tubrkulosis paru klinis secar nasional
sebesar 0,99%.

Patogenesis
Sebagian besar kuman tuberkulosis menyerang paru, tetapi dapat juga menyerang organ lain.
Kuman tuberkulosis ditularkan melalui percikan daak yang dikeluarkan oleh pasien
tuberkulosis BTA positif pada saat batuk atau bersin. Daya penularan seorang pasien
ditentukan oleh konsentrasi percikan dalam udarayang mengandung kuman tuberkulosis dan
lamanya seorang terpajan terhadap percikan tersebut. Percikan yang mengandung kuman
tuberkulosis ini dapat menetap dalam udara bebas sela 1-2 jam, tergantung pada ada tidaknya
sinar ultraviolet, ventilasi, dan kelembaban. Dalam keadaan gelap dan lembab kuman dapat
bertahan hingga berbulan-bulan.
Bila partikel infeksi terhisap oleh orang yang sehat, kuman akan menempel pada saluran
napas atau jaringan paru. Pertama-tama kuman akan dihadapi oleh netrofil, kemudian baru
makrofag. Kebanyakan partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh makrofag keluar degan
bantuan sistem mukosilier. Kuman yang menetap dalam paru akan berkembang biak dalam
sitoplasma makrofag. Kuman yang bersarang dalam paru-paru akan membentuk asrang
tuberkulosis yang disebut sarang primer atau fokus Ghon. Dari sarang primer akan tmbul
peradangan saluran kelenjar getah bening menuju hilus (limfangitis lokal) dan juga diikuti
pembesaran kelnjar getah bening hilus (limfadenitis regional). Sarang primer,
limfangitislokal, dan limfadenitis regional ini disebut kompleks primer. Kompleks primer ini
dapat sembuh, sembuh dengan meninggalkan cacat, atau menimbulkan komplikasi.

Gambaran Klinis
Keluhan yang dirasakan pasien tuberkulosis dapat bermacam-macam. Keluhan yang
terbanyak adalah :
-Batuk berdahak/batuk darah
-Demam subfebril
-Sesak napas
-Nyeri dada
-Malaise

Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan sputum BTA
2. Pemeriksaan radiologis
3. Pemeriksaan darah

Diagnosis
Diagnosis tuberkulosis paru dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis, kelainan dalam
pemeriksaan fisik, radiologis dan bakteriologis. Diagnosis pasti tuberkulosis paru adalah
dengan menemukan kuman Mycobacterium tuberculosis dalam sputum atau jaringan paru
secara biakan. Berikut alur diagnosis tuberkulosis paru:
Tata Laksana
Pengobatan tuberkulosis bertujuan untuk menyembuhan pasien, mencegah kematian,
mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan, dan mencegah terjadinya resistensi
kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT). Pengobatan tuberkulosis dilakukan dengan
prinsip-prinsip sebagai berikut:
-OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam jumlah cukup dan
dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan.
-Dilakukan pengawasan langsung
-Diberikan dalam 2 tahap, intensif dan lanjutan.
Panduan OAT lini pertama
a. Kategori 1 (2RHZE/4H3R3)
b. Kategori 2 (2RHZES/RHZE/5H3R3E3)

4. Planning
- OAT KDT Fase awal 1x4 tablet (7 hari)
- Vitamin B6 1x1 tablet

Edukasi
Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit yang diderita dan mengenai obat-obat yang
akan diberikan agar pasien patuh meminum obat dalam pengobatan seama 6 bulan.

Jayapura, 4 September 2015


Peserta, Pendamping,

dr. Gevanski H. Maturbongs dr. Rudy Cahyono, Sp.KJ

Anda mungkin juga menyukai