Abdomen
I : Datar
A : Bising usus (+) 3-4x/menit
P : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
P : Timpani seluruh kuadran, nyeri ketok (-)
Ekstremitas : Akral hangat, capillary refill time< 2 detik, kekuatan motorik
5555/5555
Pemeriksaan Penunjang:
- Pemeriksaan Sputum BTA
- Pemeriksaan Rontgen Thorax PA
Daftar Pustaka :
1. Sudoyo w, Setiyohadi B, Alwi I,dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III.
Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu enyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia;2006.
2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Penanggulangan
Tuberkulosis. Ed ke-2. Jakarta: Departemen Kesehatan;2007.
Hasil Pembelajaran :
- Mendiagnosis kasus Tuberkulosis paru secara klinis
- Mengenali etiologi, faktor risiko, patogenesis, dan komplikasi tuberkulosis paru
- Mempelajari tatalaksana tuberkulosis paru
- Edukasi pasien mengenai kepatuhan berobat
Rangkuman hasil pembelajaran portofolio :
1. Subjektif :
Pasien mengeluh batuk berdahak sejak 3 minggu yang lalu. Batuk dirasakan terus menerus
dan makin lama makin memberat. Kadang pasien merasakan nyeri di dada sebelah kanan
terutama ketika pasien batuk. Sesak disangkal oleh pasien. Dahak berwarna putih kental,
tidak terdapat darah. Pasien juga merasakan demam. Demam dirasakan naik turun. BAK dan
BAB tidak ada keluhan. Nafsu makan pasien baik namun berat badan pasien turun sekitar 3
kg dibandingkan dengan satu bulan sebelumnya. Riwayat kontak dengan orang yang
mengalami gejala yang sama disangkal.
2. Objektif :
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis.
Tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 84x/menit, frekuensi pernapasan 24x/menit, dan suhu
tubuh 37,30C. Pada pemeriksaan fisik didapatkan ronki pada kedua lapang paru.
3. Assessment :
Berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan fisik maka dapat disimpulkan bahwa pasien
didiagnosis dengan Tuberkulosis Paru.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Tuberkulosis merupakan infeksi paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium
tuberculosis.
Epidemiologi
Indonesia adalah negeri dengan prevalensi TB ke-3 tertinggi di dunia setelah China dan India.
Berdasarkan laporan Riskesdas tahun 2007, prevalensi tubrkulosis paru klinis secar nasional
sebesar 0,99%.
Patogenesis
Sebagian besar kuman tuberkulosis menyerang paru, tetapi dapat juga menyerang organ lain.
Kuman tuberkulosis ditularkan melalui percikan daak yang dikeluarkan oleh pasien
tuberkulosis BTA positif pada saat batuk atau bersin. Daya penularan seorang pasien
ditentukan oleh konsentrasi percikan dalam udarayang mengandung kuman tuberkulosis dan
lamanya seorang terpajan terhadap percikan tersebut. Percikan yang mengandung kuman
tuberkulosis ini dapat menetap dalam udara bebas sela 1-2 jam, tergantung pada ada tidaknya
sinar ultraviolet, ventilasi, dan kelembaban. Dalam keadaan gelap dan lembab kuman dapat
bertahan hingga berbulan-bulan.
Bila partikel infeksi terhisap oleh orang yang sehat, kuman akan menempel pada saluran
napas atau jaringan paru. Pertama-tama kuman akan dihadapi oleh netrofil, kemudian baru
makrofag. Kebanyakan partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh makrofag keluar degan
bantuan sistem mukosilier. Kuman yang menetap dalam paru akan berkembang biak dalam
sitoplasma makrofag. Kuman yang bersarang dalam paru-paru akan membentuk asrang
tuberkulosis yang disebut sarang primer atau fokus Ghon. Dari sarang primer akan tmbul
peradangan saluran kelenjar getah bening menuju hilus (limfangitis lokal) dan juga diikuti
pembesaran kelnjar getah bening hilus (limfadenitis regional). Sarang primer,
limfangitislokal, dan limfadenitis regional ini disebut kompleks primer. Kompleks primer ini
dapat sembuh, sembuh dengan meninggalkan cacat, atau menimbulkan komplikasi.
Gambaran Klinis
Keluhan yang dirasakan pasien tuberkulosis dapat bermacam-macam. Keluhan yang
terbanyak adalah :
-Batuk berdahak/batuk darah
-Demam subfebril
-Sesak napas
-Nyeri dada
-Malaise
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan sputum BTA
2. Pemeriksaan radiologis
3. Pemeriksaan darah
Diagnosis
Diagnosis tuberkulosis paru dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis, kelainan dalam
pemeriksaan fisik, radiologis dan bakteriologis. Diagnosis pasti tuberkulosis paru adalah
dengan menemukan kuman Mycobacterium tuberculosis dalam sputum atau jaringan paru
secara biakan. Berikut alur diagnosis tuberkulosis paru:
Tata Laksana
Pengobatan tuberkulosis bertujuan untuk menyembuhan pasien, mencegah kematian,
mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan, dan mencegah terjadinya resistensi
kuman terhadap Obat Anti Tuberkulosis (OAT). Pengobatan tuberkulosis dilakukan dengan
prinsip-prinsip sebagai berikut:
-OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat dalam jumlah cukup dan
dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan.
-Dilakukan pengawasan langsung
-Diberikan dalam 2 tahap, intensif dan lanjutan.
Panduan OAT lini pertama
a. Kategori 1 (2RHZE/4H3R3)
b. Kategori 2 (2RHZES/RHZE/5H3R3E3)
4. Planning
- OAT KDT Fase awal 1x4 tablet (7 hari)
- Vitamin B6 1x1 tablet
Edukasi
Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit yang diderita dan mengenai obat-obat yang
akan diberikan agar pasien patuh meminum obat dalam pengobatan seama 6 bulan.