Anda di halaman 1dari 7

PORTOFOLIO STATUS EPILEPTIKUS

Topik :Status Epileptikus


Tanggal (Kasus) : 16 Agustus 2015 Nama Peserta : dr. Gevanski H.Maturbongs
Tanggal Presentasi : 4 September 2015 Nama Pendamping : dr. Rudy Cahyono Sp.KJ
Tempat Presentasi : RUMKITAL dr. Soedibjo Sardadi
Obyektif Presentasi :
Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
DiagnostikManajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi : Anak umur 1 tahun, kejang-kejang sejak 5 menit sebelum ke RS
Tujuan :Membahas diagnosis dan tatalaksana yang tepat mengenai kasus ini
Bahan Bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara Membahas : Presentasi dan diskusi Diskusi Email Pos
Nama/Usia : An.M/1 tahun Alamat : Entrop
Data Pasien : Agama : Kristen Masuk IGD : 16 Agustus 2015
Status : - No. RM : 109470
Data utama untuk bahan diskusi :Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis
1. Keluhan Utama :
Pasien kejang sejak 5 menit sebelum ke RS
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dibawa oleh orang tuanya ke UGD dalam keadaan kejang. Pasien sudah kejang di
rumah kurang lebih 5 menit. Kejang seluruh tubuh dan keluar busa dari mulut pasien. Selama
kejang pasien tidak sadarkan diri. Terdapat demam, batuk dan pilek sejak siang. Pasien saat ini
masih rutin mengkonsumsi obat asam valproat. Selama di UGD pasien masih tetap kejang
walaupun sudah diberikan diazepam supposutoria sebanyak 3 kali. Kejang berlangsung hingga
lebih dari 30 menit.
3. Diagnosis / Gambaran Klinis :
Status epileptikus
4. Riwayat Pengobatan :Pasien sering berobat karena kejang, pasien baru keluar rumah sakit 3
hari yang lalu. Selama ini rutin konsumsi asam valproat dan fenitoin.
5. Riwayat Kesehatan :
Riwayat persalinan spontan pervaginam, berat badan lahir 3100 gram. Tidak terdapat penyakit
kongenital saat lahir.Riwayat asma (-), alergi (-). Pasien meiliki riwayat kejang sejak usia 5
bulan yang dipicu oleh demam. Namun pasien pernah kejang tanpa didahului oleh demam.
6. Riwayat Keluarga :Riwayat kejang dalam keluarga disangkal
7. Riwayat Pekerjaan :-
8. Lain lain :
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum : Tampak sakit berat
Kesadaran : GCS E2MxV2
Tekanan Darah :-
Frekuensi Nadi : 120 x/menit (teratur, kuat dan penuh)
Frekuensi Pernapasan : 36 x/menit
Suhu aksila : 380C
Berat Badan : 10 kg
Kepala:
Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-,refleks cahaya +/+, pupil isokor
3 mm/ 3 mm
Telinga : MAE+/+, sekret -/-
Hidung : Deformitas -, septum nasi di tengah, sekret +/+
Mulut : Mukosa bibir basah, keluar busa dari mulut pasien
Leher : Trakea di tengah, KGB tidak teraba membesar, kaku kuduk (-)
Paru :
I : Simetris dalam keadaan statis dan dinamis
P : Stem fremitus kanan dan kiri sama, pergerakan napas simetris
P : Sonor pada kedua lapang paru
A : Bunyi napas vesikuler, ronki-/-, wheezing -/-
Jantung
I : Ictus cordis tidak terlihat
P : Ictus cordis teraba di ICS V linea midclavicularis sinistra
P : Batas jantung dalam batas normal
A : Bunyi jantung I dan II reguler, murmur-, gallop-

Abdomen
I : Datar
A : Bising usus (+) 3-4x/menit
P : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
P : Timpani seluruh kuadran, nyeri ketok (-)
Ekstremitas : Akral hangat, capillary refill time< 2 detik

Pemeriksaan Penunjang:
1. Pemeriksaan Darah Lengkap
2. Pemeriksaan malaria
3. Pemeriksaan elektrolit dan Analisa gas darah

Daftar Pustaka :
1. Soetomenggolo TS, Ismael S. Buku Ajar Neurologi Anak Ed. Pertama. Jakarta:BP
IDAI.1999.
2. Harsono. Epilepsi.Edisi pertama. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.2001.
Hasil Pembelajaran :
- Mempelajari tatalaksana kegawatdaruratan status epileptikus
- Mendiagnosis kasus status epileptikus
- Mengenali etiologi, faktor risiko, patogenesis, dan komplikasi asma bronkial

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio


1. Subjektif :
Pasien datang dibawa oleh orang tuanya ke UGD dalam keadaan kejang. Pasien sudah kejang
di rumah kurang lebih 5 menit. Kejang seluruh tubuh dan keluar busa dari mulut pasien.
Selama kejang pasien tidak sadarkan diri. Terdapat demam, batuk dan pilek sejak siang.
Pasien saat ini masih rutin mengkonsumsi obat asam valproat. Selama di UGD pasien masih
tetap kejang walaupun sudah diberikan diazepam supposutoria sebanyak 3 kali. Kejang
berlangsung hingga lebih dari 30 menit. Pasien sering berobat karena kejang, pasien baru
keluar rumah sakit 3 hari yang lalu. Selama ini rutin konsumsi asam valproat dan fenitoin.
Pasien memiliki riwayat kejang sejak usia 5 bulan.
2. Objektif :
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit berat, kesadaran GCS E2MxV2. Nadi
120x/menit, frekuensi pernapasan 36x/menit, dan suhu tubuh 380C. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan busa keluar dari mulut.

3. Assessment :
Berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan fisik maka dapat disimpulkan bahwa pasien
didiagnosis Status Epileptikus.

TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Status epileptikus adalah keadaan dimana terjadinya dua atau lebih rangkaian kejang tanpa
adanya pemulihan kesadaran di antara kejang atau aktivitas kejang yang berlangsung lebih dari
30 menit. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa jika seseorang mengalami kejang persisten
atau seseorang yang tidak sadar kembali selama lima menit atau lebih harus diperimbangkan
sebagai status epileptikus.

Epidemiologi
Pada sepertiga kasus, status epileptikus merupakan gejala yang timbul pada epilepsi berulang.
Sepertiga kasus terjadi pada pasien yang didiagnosa epilepi, biasanya karena ketidakteraturan
dalam memakan obat anti konvulsan. Mortalitas yang berhubungan dengan aktivitas kejang
sekitar 1-2%, tetapi mortalitas yang berhubungan dengan penyakit yang menyebabkan status
epileptikus kira-kira 10%.

Etiologi dan Patofisiologi


Status epileptikus dapat disebabkan oleh berbagai hal. Secara klinis dan berdasarkan EEG, status
epileptikus dibagi menjadi lima fase. Fase pertama terjadi mekanisme kompensasi, seperti
peningkatan aliran darah otak dan cardiac output, peningkatan oksigenase jaringan otak,
peningkatan tekanan darah, peningatan laktat serum, peningkatan glukosa serum, dan penurunan
pH yang disebabkan karena asidosis laktat. Perubahan saraf reversibel pada fae ini. Setelah 30
menit, terjadi perubahan ke fase kedua dimana kemampuan tubuh beradaptasi menjadi
berkurang. Kerusakan saraf ireversibel pada fase ini. Pada fase ketiga aktivitas kejang berlanjut
megarah pada terjadinya hipertermia, perburukan pernapasan, dan peningkatan kerusakan yang
ireversibel. Akivitas yang berlanjut diikuti oleh mioklonus selama tahap keempat, ketika
peningkatan pernapasan yang buruk memerlukan mekanisme ventilasi. Keadaan ini diikuti oleh
penghentian dari seluruh klinis aktivitas kejang pada tahap kelima, tetapi kehilangan saraf dan
kehilangan otak berlanjut.
Etiologi status epileptikus :
1. Alkohol
2. Anoksia
3. Withdrawal Antikonvulsan
4. Penyakit cerebrovaskular
5. Epilepsi kronik
6. Infeksi SSP
7. Toksisitas obat-obatan
8. Metabolik
9. Trauma
10. Tumor

Pemeriksaan Penunjang
-Pemeriksaan Darah Lengkap
-Pemeriksaan EEG jika tersedia
-Pemeriksaan elektrolit
-Pemeriksaan Analisa Gas Darah

Penatalaksanaan
Status epileptikus merupakan salah satu kondisi neurologis yang membutuhkan anamnesa yang
akurat, pemeriksaan fisik, prosedur diagnostik, dan penanganan sesegera mungkin dan harus
dirawat pada ruang intensif (ICU). Lini pertama dalam penanganan status epileptikus
menggunakan benzodiazepin. Benzodiazepin yang paling sering digunakan yaitu Diazepam,
Lorazepam, dan Midazolam. Bila kejang masih berlangsung dapat dilanjutkan dengan pemberian
Fenitoin dengan dosis 10-15 mg/kgBB.

4. Planning
- Oksigen via masker 4-6 lpm
- Bersikan airway dari sekresi yang berlebih dengan suction
- Diazepam supposutoria 5 mg
- IVFD D51/2NS 40 tpm mikro
- Fenobarbital 150 mg bolus
-rawat di ruang ICU
Edukasi
-Menjelaskan kepada orang tua pasien mengenai kondisi pasien dan penanganan yang telah dan
akan dilakukan.
-Menjelaskan mengenai prognosis pasien

Konsultasi
Dilakukan konsultasi ke dokter spesialis anak.

Rujukan
Perlu dilakukan rujukan apabila kejang tidak membaik setelah diberikan obat antikonvulsan dan
perlu dilakukan perawatan di ruang ICU yang dilengkapi dengan ventilator.

Jayapura, 4 September 2015


Peserta Pendamping

dr.Gevanski H.Maturbongs dr. Rudy Cahyono, Sp.KJ

Anda mungkin juga menyukai