BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
pasien adalah mempertahankan integritas kulit. Hal ini dapat tercapai dengan
memberikan perawatan kulit yang terencana dan konsisten. Perawatan kulit yang
kulit (Hoff, 1989). Gangguan integritas kulit dapat diakibatkan oleh tekanan yang
lama, iritasi kulit, atau immobilisasi dan berdampak akhir timbulnya luka
dekubitus.
eksternal dalam jangka waktu lama (National Pressure Ulcer Advisory Panel,
kerusakan struktur anatomis dan fungsi kulit normal akibat dari tekanan eksternal
yang berlebihan. Luka dekubitus berkembang dari permukaan luar kulit ke lapisan
dalam (Margolis, 1995). Namun menurut hasil penelitian saat ini, luka dekubitus
juga dapat berkembang dari jaringan bagian dalam seperti fascia dan otot
walaupun tanpa adanya kerusakan pada permukaan kulit yang dikenal dengan
istilah injuri jaringan bagian dalam (Deep Tissue Injury) (Van Rijswijk, 1999).
yang berada di atas kursi atau di atas tempat tidur, seringkali pada inkontinensia
11
Universitas Sumatera Utara
12
dan malnutrisi ataupun individu yang mengalami kesulitan makan sendiri, serta
lama berpotensi besar untuk mengalami dekubitus (Roah, 2000). Menurut Potter
& Perry (2005), ada empat faktor resiko penyebab dekubitus yaitu gangguan input
sensorik, gangguan fungsi motorik, perubahan tingkat kesadaran, gips, traksi, alat
ortotik, dan peralatan lain. Hal ini disebabkan karena jaringan otot dan jaringan
subkutan lebih sensitif terhadap iskemia jaringan akibat tidak adanya darah secara
lokal atau penurunan aliran darah akibat obstruksi mekanika (Pires & Muller,
1991).
prevalensi luka dekubitus bervariasi, tetapi secara umum dilaporkan dari rumah
sakit berada di rentang antara 3% - 11% pasien (Allman, 1989), 14% (Langemo et
al, 1989), 11% (Meehan, 1994), dan 20% (Leshem & skelskey, 1994) dan 2,7%
28% pasien di rumah sakit berpeluang untuk menderita luka dekubitus, dan 2/3
penderita luka dekubitus tersebut terjadi pada pasien berusia lanjut (Pranaka,
1999). Menurut suatu penelitian di Indonesia yang dilakukan oleh Suriadi (2007)
12
Universitas Sumatera Utara
13
Penelitian Cooney & Reuler (1991), di Amerika Serikat ada sekitar 70%
pasien yang mengalami luka dekubitus di rumah sakit terjadi pada minggu
posisi pasien yang tidak berubah (immobilisasi) dalam jangka waktu lebih dari 6
retang 23% (Langemo et al, 1989), 5% (McKnight, 1992), dan 3,5% (Skelskey,
1994). Luka dekubitus juga terjadi dengan frekuensi yang cukup tinggi pada
kemampuan sensorik (Potter & Perry, 2006). Insiden luka dekubitus pada
perawatan dan biaya perawatan rumah sakit (The Agency for Health Care Policy
tingkat keparahan luka dekubitus yang dialami (Maklebust, 1987; Stotts, 1988;
Bryant, 1992).
13
Universitas Sumatera Utara
14
dan IPI RSUP Haji Adam Malik Medan pada tanggal 1 Juni 2009, terdapat pasien
immobilisasi yang berjumlah 451 pasien pada bulan Februari s/d April 2009 yang
berada di ruang rawat inap yaitu RA1 berjumlah 37 pasien, RA2 berjumlah 25
pasien, RA3 berjumlah 9 pasien, RA4 berjumlah 110 pasien, RB2 berjumlah 48
pasien, RB3 berjumlah 63 pasien, dan ICU dewasa berjumlah 159 pasien.
ruangan rawat inap yang bersangkutan pada tanggal 1 Juni 2009 diperoleh data 6
ruang rawat inap RA1 berjumlah 1 pasien, RA3 berjumlah 1 pasien, RA4
mengenai gambaran lama hari rawat dalam terjadinya luka dekubitus pada pasien
2. Pertanyaan Penelitian
3. Tujuan Penelitian
dalam terjadinya luka dekubitus pada pasien immobilisasi di RSUP Haji Adam
Malik Medan.
14
Universitas Sumatera Utara
15
4. Manfaat Penelitian
mengenai gambaran lama hari rawat dalam terjadinya luka dekubitus pada pasien
yang ditentukan.
immobilisasi.
penelitian yang terkait dengan gambaran lama hari rawat dalam terjadinya luka
15
Universitas Sumatera Utara