Anda di halaman 1dari 11

AUDIT KINERJA

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur matakuliah Audit Manajemen

Disusun Oleh:

Kelompok 10 Kelas CA

Ahmad Haidar (145020300111036)

Medy Syari Khalifah A. R. (145020307111055)

Yosua Eka Timesa (145020300111055)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017
Audit Kinerja Manajemen

Pemegang kunci dalam aspek kehidupan suatu organisasi atau perusahaan


adalah kelompok manajemen perusahaan tersebut. Berhasil tidaknya suatau
organisasi atau perusahaan ditentukan oleh kinerja kelompok manajemen.
Kegagalan perusahaan dalam mencapai tujuan atau sasaran yang telah
ditetapkannya merupakan suatu kegagalan atau ketidak berhasilan kelompok
manajemen, terutama manajemen puncak. Manajemen puncak tidak memfokuskan
dirinya dalam pengetahuan, ketrampilan waktu, dan tenaga mereka untuk hal-hal
yang bersifat operasional, namun manajemen puncak lebuh memfokuskannya
untuk kepentingan yang bersifat strategis. Tetapi dalam hal tertentu manajemen
puncak harus memperhatikan hal-hal yang bersifat teknis operasional, karena
manajemen puncak merupakan penggerak perusahaan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkannya.

Tiga aspek yang bermuara pada kinerja manajerial yang dapat dan
harus dijadikan sebagai sasaran audit kinerja manajerial ialah :

a. Kemampuan manajemen memerankan perannya.


b. Ketangguhan manajemen menyelenggarakan berbagai fungsi manajerial.
c. Keterampilan memimpin perusahaan yang dihadapkan kepada berbagai
tantangan, baik yang sifatnya eksternal maupun internal

Audit Kinerja Manajerial Disoroti Dari Kemampuan Memainkan Berbagai


Perannya Secara Efektif

Dalam menghadapi dunia yang penuh dengan dinamika dan perubahan yang
berlangsung dengan cepat, manajemen suatu perusahaan dituntut untuk memiliki
kemampuan untuk memainkan peran yang beraneka ragam, tidak hanya interaksi
dengan berbagai komponen dalam perusahaan melainkan interaksi dengan pihak
luar perusahaan. Berbagai peran itu dapat dikata gorikan menjadi tiga jenis, yaitu :
(a) peran yang bersifat interpersonal, (b) peran yang bersifat informasional, (c)
peran sebagai pengambil keputusan.

Peran yang bersifat interpersonal


Peran ini timbul karena sangat penting pihak manajemen memelihara
hubungan dengan berbagai pihak didalam dan diluar perusahaan. Peranan
interpersonal tampak dalam tiga bentuk, yaitu : (a) penanan dalam kegiatan yang
bersifat seremonial, (b) peranan sebagai atasan, serta peranan sebagai penghubung.

Peranan dalam kegiatan yang bersifat seremonial. Kegiatan utama


manajemen biasanya berfokus pada kegiatan yang berkontribusi untuk
meningkatkan kinerja perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkannya,
namun pihak manajemen juga perlu melakukan kegiatan periferal. Periferal
merupakan kegiatan yang tidak memberikan kontribusi secara langsung pada
peningkatan kinerja perusahaan. Dalam kehidupan suatu perusahaan pasti ada
kegiatan yang bersifat seremonial dan mengharapkan manajemen memainkan
peranannya itu. Peranan ini penting karena dapat meningkatkan hubungan
manajemen dengan masyarakat. Meskipun manajemen harus berkorban waktu,
biaya, tenaga, pihak manajemen tidak dapat menghindar dari peranan seremonial.
Karena jika menghindar, maka akan muncul dampak negative bagi perusahaan dan
akan berdampak baik jika peran tersebut dimainkan dengan baik.

Peranan dalam kegiatan seremonial secara eksternal dapat berupa hadir pada
pesta pernikahan putera atau puteri relasi perusahaan, memenuhi undangan pesta
ulang tahun dikeluarga pemasok, bermain golf dengan mitra kerja, menerima atau
mengirimkan undangan makan siang atau makan malam dengan pimpinan lembaga
keuangan. Secara internal dapat berupa memimpin uparaca penyerahan hadiah dan
plaket penghargaan pada karyawan yang akan meninggalkan perusahaan karena
mencapai usia pension, menghibur keluarga karyawan yang sedang terkena
musibah. Peran yang tidak kalah penting adalah menghadiri kegiatan seremonial
yang diselenggarakan oleh pemerintah, seperti memenuhi undangan menghadiri
perayaan hari-hari bersejarah nasional. Audit kinerja manajerial akan mengungkap
fakta apakah keterlibatan manajemen dalam berbagai kegiatan itu wajar atau tidak,
diperlukan atau tidak dan apakah pengorbanan yang diberikan dapat dipertanggung
jawabkan secara moral, etika, dan praktik-praktis bisnis yang tepat atau tidak.

Peran selaku atasan.sebagai kelompok pimpinan perusahaan, manajemen


puncak memainkan peran yang beraneka ragam dan sekaligus menentukan dalam
menjalankan roda perusahaan. Manajemen berperan dalam menentukan arah dari
semua kegiatan yang harus diselenggarakan oleh berbagai komponen atau seatuan
kerja dalam perusahaan yang bersangkutan. Dalam pencapaian tujuan perusahaan,
manajemen puncak yang :

1. Merumuskan strategi induk yang kemudian dirinci oleh para manajer yang
menduduki jabatan manajerial yang lebih rendah menjadi strategi
fungsional dan strategi operasional.
2. Memilih dan menentukan bentuk atau tipe organisasi yang akan digunakan
sebagai wadah seluruh kegiatan perusahaan secara melembaga.
3. Mencatat dasr-dasar filsafat dalam pengelolaan perusahaan.
4. Menentukan kultur perusahaan yang menjadi perekat berbagai komponen
dan pemberi arah perilaku semua karyawan perusahaan.
5. Memilih system manajemen sumber daya manusia termasuk system
imbalan baik yang bersifat intrinsic maupun ekstrinsik.
6. Mengidentifikasi dan menggali sumber dana permodalan.
7. Memilih dan menerapkan gaya manajerial tertentu yang dipandang tepat
bagi perusahaan.

Salah satu sasaran audit kinerja manajerial, peranan itu perlu disoroti secara
tajam untuk melihat apakah peranan para atasan dimainkan dengan pendekatan
situasional atau tidak.

Peran sebagai penghubung. Terlepas dari bentuk perusahaan sebagai suatu


badan hokum, manajemen puncak berperan sebagai penghubung perusahaan
dengan berbagai pihak di luar perusahaan seperti instansi pemerintahan, pengadilan
dan berbagai pihak lainnya. Pemeliharaan hubungan dengan berbagai pihak di luar
perusahaan bukan hanya tanggung jawab manajemen puncak saja, tetapi
manajemen fungsionalpun ikut memainkan peran itu meskipun hanya terbatas pada
bidang yang dikelolanya. Audit kinerja manajerial ditujukan pada penelitian apakah
hubungan kerja yang bersifat interaktif dan interdependent terpelihara dengan baik
atau tidak dan langkah-langkah apa yang perlu diambil jika terdapat masalah.

Peran yang Bersifat Informasional


Perkembangan dunia bisnis menunjukkan dengan jelas bahwa efisiensi,
efektivitas, dan produktivitas perusahaan sangat dipengaruhi oleh cara dan teknek
yang digunakan oleh manajemen dalam mengelola dan menggunakan informasi.
Sehingga manajemen dituntut untuk memiliki kemampuan yang tinggi untuk
memilih informasi yang diperlukan guna mendukung penyelenggaraan berbagai
kegiatan manajerialnya. Dengan berkembangnya teknologi informasi yang
berlangsung cepat, hal ini memudahkan para manajer untuk mendapatkan informasi
yang dibutuhkannya. Audit manajemen dalam bidang ini dirasakan penting karena
para manajer diharapkan mampu memainkan paling sedikit tiga perana dalam
penanganan dan pemanfaatan informasi, yaitu : (a) sebagai pemantau informasi, (b)
penanggung jawab penyebarluasan informasi, dan (c) juru bicara perusahaan.

Peranan selaku pemantau arus informasi. Manajemen harus memantau


informasi yang diterima dari luar perusahaan harus segera dikelompokkan menjadi
informasi yang relevan dan penting untuk dimiliki dan informasi yang hanya
merupakan sampah yang akumulasinya tidak bermanfaat bagi kepentingan berbagai
komponen atau satuan kerja dalam perusahaan. Dengan kata lain, manajemen
memainkan peranan sebagai pusat informasi bagi perusahaan yang dipimpinnya.

Penyebarluasan informasi. Ada beberapa cara yang dapat digunakan oleh


berbagai pihak untuk menyampaikan informasi kepada manajemen yang pada
intinya mengambil dua bentuk, yaitu tertulis dan lisan. Penyampaian informasi
tertulis juga menggunakan berbagai cara seperti korespondensi, penggunaan teleks,
melalui faksimil, electronic mail atau dengan world wide web jika perusahaan
sudah mempunyai alamat dijaringan itu. Penyampaian informasi secara lisan dapat
berbentuk pembicaraan langsung dengan tatap muka atau melalui telepon.

Peranan selaku juru bicara perusahaan. Salah satu peran penting yang
dilakukan oleh manajemen puncak ialah mewakili perusahaan dalam menghadapi
berbagai pihak di luar perusahaan, seperti instansi pemerintah, asosiasi perusahaan
sejenis, penyandang dana, dan pihak lain yang mempunyai kepentingan berinteraksi
dengan perusahaan. Peranan itu dimainkan untuk memberikan penjelasan tentang :
(a) rencana kerja perusahaan, (b) kebijakan yang telah ditetapkan, sedang ditempuh
dan dirumuskan di masa depan, (c) situasi yang dihadapi perusahaan, (d) kondisi
yang diperkirakan akan dihadapi di mana mendatang, dan (e) hasil yang diraih.
Peranan Selaku Pengambil Keputusan

Seorang manajer memiliki peran lain yakni sebagai pengambil keputusan. Hal
ini dikarenakan seorang manajer adalah pemimpin dari perusahaan atau divisi,
sehingga seorang manajer harus mampu untuk mengambil keputusan yang
strategis. Pengambilan keputusan merupakan upaya sadar, sistematik dan rasional
guna memastikan bahwa semua hal yang terjadi dalam perusahaan memang seperti
yang direncanakan oleh manajer tersebut dan tidak semata mata karena unsur
kesengajaan.

Peranan Selaku Wirausahawan

Perusahaan yang modern tidaklah dikelola oleh seorang pemilik perusahaan


secara langsung. Seorang pemilik perusahaan atau para pemegang saham
cenderung mendelegasikan tugas tersebut kepada seseorang yang menurut mereka
cakap dan dapat melakukan tugas serta tanggung jawab sesuai dengan kepentingan
para pemilik atau pemegang saham. Manajer dalam hal ini ibarat seorang nahkoda
kapal, karena jalanya perusahaan bergantung pada kemampuan manajer tersebut.
Seorang manajer selaku wirausahawan harus mampu mempertahankan atau bahkan
mengembangkan perusahaan dalam persaingan yang ada. Selain itu manajer
tersebut harus selalu siap untuk menghadapi semua tantangan serta memiliki visi
tentang masa depan perusahaan dan memiliki pemikiran yang sejalan dengan
pemilik atau pemegang saham.

Peranan Selaku Peredam Krisis

Krisis merupakan suatu hal yang membawa kemunduran bagi perusahaan.


Dalam penangananya diperlukan tindakan preventif atau tindakan pencegahan.
Dengan melakukan pencegahan terhadap hal hal yang memiliki kemungkinan
untuk menjadi sebuah masalah yang membawa perusahaan kedalam masa krisis,
maka perusahaan tersebut dapat meminimalkan resiko. Namun pada kenyataanya,
penyebab krisis bukan berasal dari faktor internal, tetapi juga faktor eksternal.
Apabila krisis tersebut berasal dari internal, maka hal tersebut mungkin akan dapat
diminimalkan dengan menggunakan tindakan preventiv. Sebaliknya jika berasal
dari eksternal, maka pencegahan hanya akan memberikan sedikit kontribusi,
sehingga seorang manajer harus mampu mengambil keputusan strategis untuk
menangani masalah tersebut supaya perusahaan dapat bertahan dalam kondisi krisis
tersebut.

Peranan Selaku Pembagi Sarana, Prasarana, Dana, dan Daya

Peran ini menuntut seorang manajer untuk berlaku adil terhadap semua unit
atau divisi/fungsional. Tuntutan tersebut sering kali dilontarkan karena tiap unit
bisnis atau fungsional merasa bahwa unit atau divisi mereka merupakan bagian
yang sangat penting dari pada yang lainya. Hal ini akan memberikan dampak yang
negatif dalam perusahaan apabila tidak segera ditangani.

Alasan diatas merupakan alasan bagi manajer supaya mampu membentuk


atau menanamkan sebuah pola pikir bahwa perusahaan tersebut merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan saling membentuk sistem yang
terintegrasi. Dalam pembagian sarana, prasarana, dana, dan daya, sebaiknya
seorang manajer mampu menentukan mana yang memerlukan prioritas untuk
diberikan sumber daya yang lebih jika dibandingkan dengan yang lain. Hanya saja,
hal tersebut harus sesuai dengan porsi yang wajar.

Peranan Selaku Perunding

Peranan selaku perunding merupakan peran yang mengharuskan seorang


manajer untuk pandai dalam berkomunikasi. Peran ini akan membawa sebuah
perusahaan untuk mencapai pengorbanan yang minimal. Hal tersebut terjadi apabila
seorang manajer dengan atas nama perusahaan melakukan perundingan dengan
pemasok, maka apabila terjadi komunikasi yang baik atau perundingan berjalan
dengan lancar, tidak menutup kemungkinan bahwa perusahaan akan mendapatkan
kualitas bahan baku yang baik, pengiriman tepat pada waktunya dan dengan biaya
yang lebih rendah. Perundingan yang dilakukan oleh seorang manajer tidak hanya
dengan pemasok, tetapi juga penyandang dana, serikat pekerja, lembaga keuangan,
lembaga pemerintahan, dan lain sebagainya.
Peran manajer yang demikian banyak dan penting untuk meningkatkan
efektifitas, efisiensi, serta produktifitas demikianlah yang menjadi alasan bahwa
kinerja manajerial (manajer) perlu untuk dilakukan audit. Audit ini bertujuan untuk
mencapai efisiensi, efektifitas, serta produktivitas dalam perusahaan atau bagian
yang merupakan tanggung jawab dari manajer yang bersangkutan.

Audit Kinerja Dalam Penyelenggaraan Fungsi Fungsi Manajerial.

Sasaran audit dalam dalam penyelenggaraan fungsi fungsi manajerial akan


mencakup beberapa hal, antara lain : perencanaan; pengorganisasian, penumbuhan;
pemeliharaan motivasi para karyawan; pengawasan; dan penilaian.

1. Sasaran audit dalam fungsi perencanaan.


Perencanaa merupakan hal yang paling dasar dalam suatu perusahaan.
Tahap awal perusahaan dalam melakukan aktivitas operasional akan selalu
dimulai dari perencanaan. Pembuatan rencana harus dibuat secermat
mungkin untuk meminimalisasi resiko kegagalan atas rencana yang dibuat
dan biasanya seorang manajemen tidak membuat perencanaan seorang diri,
melainkan memerintahkan beberapa orang yang spesialis dengan hal
tersebut dan manajemen akan menerima konsep tersebut dan selanjutnya
manajemen akan memberlakukan konsep tersebut untuk dijadikan sebuah
perencanaan perusahaan. Karena perencanaan merupakan hal mendasar
guna tercapainya sebuah tujuan perusahaan dan hal tersebut menjadi salah
satu tanggung jawab seorang manajer, maka proses perencanaan atau
kemampuan manajemen dalam membuat rencana menjadi salah satu
sorotan dalam audit manajemen.
2. Penyelenggaraan fungsi pengorganisasian sebagai sasaran audit.
Sorotan sudit manajemen yang kedua adalah mengenai pengorganisasian.
Pengorganisasian merupakan upaya lanjutan yang dilakukan guna
melaksanakan perencanaan. Dalam sebuah pengorganisasian, seorang
manajer akan dihadapkan pada permasalahan untuk memilih struktur
organisasi yang paling tepat guna tercapainya efisiensi, efektifitas dan
produktifitas perusahaan.
Salah satu masalah yang terjadi dalam beberapa struktur organisasi adalah
cara berfikir yanng berkotak. Maksudnya adalah salah satu departemen atau
fungsi beranggapan bahwa bagianya merupakan bagian yang penting dalam
operasional perusahaan, dengan adanya pemikiran yang demikian akan
menimbulkan konflik yang bisa membawa perusahaan menuju
kemunduran. Oleh karena itu, dapat diberlakukan pendekatan kesisteman.
Pendekatan ini berpandangan bahwa interdependensi dan interelasi antara
semua komponen dan satuan kerja harus terpelihara dengan baik. Fungsi
dari audit manajemen dalam pengorganissian adalah memeriksa apakah
pendekatan tersebut dapat terealisasi atau tidak.
3. Penyelenggaraan fungsi motivasi sebagai sasaran audit.
Dalam sebuah perusahaan, manusia merupakan sebuah unsur yang paling
penting. Hal ini dikarenakan, terselenggaranya sebuah pererncanaan akan
bergantung pada seseorang atau manusia yang menjalankan dan
mensukseskan perencanaan tersebut, oleh karena itu seorang manajer harus
mampu untuk menjaga motivasi yang ada dalam diri seorang karyawan
supaya karyawan tersebut dapat berkerja dengan aman, nyaman, dan tetap
bersemangat. Tugas manajer adalah memastikan terjadinya hal tersebut.
oleh karena itu, sorotan audit manajemen yang selanjutnya adalah berfokus
pada praktik manajemen dalam pengelolaan sumber daya manusia dalam
perusahaan.
4. Penyelenggaraan fungsi pengawasan sebagai sasaran audit.
Pengawasan merupakan sebuah kegiatan untuk memastikan antara program
yang dibuat oleh manajer dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan
perusahaan. Karena alasan tersebut, pengawasan dirasa memiliki andil yang
besar dalam pencapaian tujuan perusahaan sehingga pengawasan menjadi
salah satu sorotan audit.
5. Penyelenggaraan fungsi evaluasi sebagai sasaran audit.
Evaluasi merupakan kegiatan penilaian. Hal ini memiliki artian bahwa
peranan manajer untuk menilai suatu program apakah program tersebut
berjalan dengan efektif dan efisien atau justru sebaliknya atau hanya
memerlukan perbaikan dibeberapa lini atau sub sistem menjadi hal yang
sangat penting. Dengan adanya suatu penilaian atau evaluasi akan memiliki
manfaat untuk kedepan supaya masalah yang terjadi sebelumnya tidak
dilakukan lagi dikemudian hari. Dengan demikian audit akan turut serta
dalam menyoroti kegiatan tersebut guna tercapainya efektifitas, efisiensi
dan produktifitas perusahaan.

Keterampilan Memimpin Sebagai Sasaran Audit Kinerja Manajerial.

Sebelumnya sasaran atau sorotan audit dipandang dari segi peran dan
penyelenggaraan fungsi, kali ini sorotan audit adalah dari segi keterampilan dalam
memimpin. Manajer selaku pejabat penting dalam perusahaan memiliki peranan
yang sangat penting, oleh karena alasan tersebut keterampilan pemimpin menjadi
salah satu sorotan audit, namun sebelum membahas lebih dalam sebaiknya perlu
diketahui mengenai teori kepemimpinan. Teori kepemimpinan dapat dibedakan
menjadi tiga jenis yaitu :

1. Teori yang menyoroti kepemimpinan yang efektif.


Kepemimpinan yang efektif memiliki ciri ciri yang ideal, namun ciri ciri
tersebut tidak semuanya dimiliki oleh seorang manajer. Beberapa pakar
beranggapan bahwa dengan semakin lama seseorang menduduki sebuah
posisi yang penting atau jabatan manajer, seseorang tersebut diharapkan
makin memiliki semua ciri ciri dari seorang pemimpin yang efektif.
Namun dalam kenyataanya, kepemimpinan yang efektif dengan didasarkan
pada ciri ciri yang diuraikan dalam sebuah buku karangan Siagian tersebut
belum memiliki kesepakatan yang kuat diantara para pakar.
2. Teori Perilaku atau Gaya Manajerial.
Dalam teori ini, pemimpin akan dikatakan sebagai pemimpin yang baik
apabila pemimpin tersebut dapat menyeimbangkan antara orientasi tugas
dengan orientasi manusia. Hal tersebut dikenakan, dalam sebuat
pelaksanaan operasi perusahaan atau program sangat diperlukan penentuan
mengenai orientasi mana yang sebaiknya digunakan, apakah orientasi tugas
atau justru orientasi manusia. Namun dalam sebuah penentuan orientasi
yang digunakan sebainya jgan pernah mengabaikan salah satu unsur
tersebut.
3. Teori yang Menonjolkan Kepemimpinan yang Situasional.
Teori ini berpendapat bahwa pemimpin sebaiknya bisa mengambil langkah
atau gaya kepemimpinan yang disesuaikan dengan kondisi yang ada dalam
perusahaan serta kondisi luar perusahaan. Pemilihan cara atau metode
dalam memimpin akan sangat mempengaruhi jalanya perusahaan.
Dalam melakukan audit kinerja manajerial, seorang audit akan menggunaka
beberapa teknik. Antara lain :
1. Wawancara auditor dengan pihak pihak tertentu (DK, Pemegang
saham, pemodal, dll);
2. Melakukan perbandingan antara kinerja manajer yang diaudit dengan
manajer lain yang mengelola perusahaan yang sejenis dalam satu
kawasan;
3. Menilai kinerja manajerial berdasarkan teori dan prinsip prinsip
ilmiah;
4. Meneliti efektifitas pelaksanaan keputusan yang diambil di lapangan;
5. Pemantauan terhadap suasana kerja dalam perusahaan;
6. Analisis informasi mengenai tingkat perputaran pegawai;
7. Evaluasi catatan pertikaian dengan perburuhan dan solusi yang diambil;
8. Pandangan para pesaing;
9. Perolehan informasi dari penyandang dana; dan
10. Pengumpulan informasi dari pejabat pemerintanh yang menangani
sektor industri tempat perusahaan bergerak.

Anda mungkin juga menyukai