GERIATRI
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FROZEN
SHOULDER AKIBAT DIABETES MILITUS DI RSUD
PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
Disusun oleh :
2016/2017
LAPORAN EARLY CLINICAL EXPOSURE (ECE)
GERIATRI
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FROZEN
SHOULDER AKIBAT DIABETES MILITUS DI RSUD
PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
Disusun oleh :
Telah Distejui
Pada Tanggal :
Mengetahui
Ketua Prodi S1 Fisioterapi
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang mana telah memberikan
kesehatan dan kesempatan kepada kami untuk melaksanakan Early Clinical
Exposure dan menyelesaikan Laporan Early Clinical Exposure ini dengan lancar.
Makalah ini dengan judul PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA
KASUS FROZEN SHOULDER AKIBAT DIABETES MILITUS DI RSUD
PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL disusun sebagai syarat utama untuk
menyelesaikan serangakaian tugas akhir Early Clinical Exposure di semester 4.
Dalam penyusunan makalah ECE (Early Clinical Exposure) ini, penulis
mendapat banyak dukungan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ECE ini bisa selesai. Penulis menyadari akan adanya
kekurangan dan kesalahan yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman penulis, sehingga makalah ECE ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak
yang nantinya akan bermanfaat untuk perbaikan makalah ECE ini
Yogyakarta,...mei 2017
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan Penulis
1. Untuk mengetahui manfaat short wave diathermy dan efek kepada
pasien yang mengalami frozen shoulder.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh infra red terhadap
penurunan spasme pasien.
3. Untuk mengetahui cara dalam pemberian intervensi fisioterapi dengan
terapi latihan pada penderita frozen shoulder untuk mengurangi nyeri,
meningkatkan lingkup gerak sendi serta meningkatkan kemampuan
fungsional pasien .
BAB II
PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI KASUS
2. Etiologi
Frozen Shoulder adalah penyakit kronis yang ditandai dengan adanya
keterbatasan gerak pada saat gerakan aktif maupun pasif yang disertai dengan
nyeri pada sendi glenohumeral dengan penyebab yang tidak diketahui pasti atau
idopatik dan mungkin penyebab yang lainnya yaitu imunologi, inflamasi,
biokimia dan perubahan endokrin (Donatelli, 2004).
3. Anatomi fungsional
Shoulder kompleks terdiri dari empat sendi yaitu (1) sendi glenohumeral ,
(2) sendi sternoclavicula, (3) sendi scapulothoracic , dan (4) sendi
acromioclavicula dimanna semua berkontribusi untuk mencapai berbagai gerakan
bahu sekitar 120 derajat gerakan fleksi dan abduksi pada bahu untuk aktifitas
fungsional.
4. Patologi
Patologinya dikarakteristikan dengan adanya kekakuan kapsul sendi oleh
jaringan fibrous yang padat dan selular. Berdasarkan susunan intra articular
adhesion, penebalan sinovial akan berlanjut ke keterbatasan articular cartilago.
Berkurangnya cairan sinovial pada sendi sehingga terjadi perubahan kekentalan
cairan tersebut yang menyebabkan penyusutan pada kapsul sendi, sehingga sifat
ekstensibilitas pada kapsul sendi berkurang dan akhirnya terjadi perlekatan.
Tendinitis bicipitalis, calcificperitendinitis, inflamasi rotator cuff, frkatur atau
kelainan ekstra articular seperti angina pectoris, cervical sponylosis, diabetes
mellitus yang tidak mendapatkan penanganan secara tepat maka kelama-lamaan
akan menimbulkan perlekatan atau dapat menyebabkan adhesive
capsulitis. Adhesive capsulitis dapat menyebabkan patologi jaringan yang
menyebabkan nyeri dan menimbulkan spasme, degenerasi juga dapat
menyebabkan nyeri dan dapat menimbulkan spasme.
Frozen shoulder dapat pula terjadi karena ada penimbunan kristal kalsium
fosfat dan karbonat pada rotator cuff. Garam ini tertimbun dalam tendon, ligamen,
kapsul serta dinding pembuluh darah. Penimbunan pertama kali ditemukan pada
tendon lalu kepermukaan dan menyebar keruang bawah bursa subdeltoid sehingga
terjadi rardang bursa, terjadi berulang-ulang karena tekiri terus-menerus
menyebabkan penebalan dinding bursa, pengentalan cairan bursa, perlengketan
dinding dasar dengan bursa sehingga timbul pericapsulitis adhesive akhirnya
terjadi frozen shoulder (Kisner 1996)
5. Tanda dan gejala klinis
Gejala paling pada penderita dengan keluhan frozen shoulder umumnya
adalah sakit pada bahu dan terbatasnya jangkauan gerakan pada bahu sehingga
mengalami kesulitan untuk menggerakkan bahu dan melakukan berbagai aktivitas
sehari-hari seperti mengulurkan tangan, memakai baju, dan gerakan di atas kepala
seperti menyisir rambut. Gerakan juga terbatasi pada gerakan pasif dan aktif.
Ada 3 tahapan bahu beku, diantaranya: Tahap Pembekuan (Tahap 1). Ini
adalah tahap paling sakit dan gerakan bahu juga terbatas. Tahap ini biasanya
berlangsung 6-12 minggu. Tahap Beku (Tahap 2). Rasa sakit berkurang dalam
tahap ini, namun kekakuan tetap ada. Tahap ini biasanya berlangsung 4 hingga 6
bulan. Tahap Melumer (Tahap 3). Pada stadium akhir, gerakan pada tangan secara
perlahan membaik setelah jangka waktu lama. Tahap ini dapat berlangsung lebih
dari 1 tahun.
6. Prognosis
Prognosis frozen shoulder mempunyai prognosis yang baik bila terapi
yang diberikan tepat dan adekuat. Latihan sedini mungkin mempengaruhi
kesembuhan karena immobilisasi yang terlalu lama menimbulkan jaringan
fibrous yang akan membatasi gerak (Sujudi, 2001).
7. Patient savety
Near Miss atau Nyaris Cedera (NC) merupakan suatu kejadian akibat
melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil (omission), yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius
tidak terjadi, karena keberuntungan (misalnya,pasien terima suatu obat kontra
indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat), pencegahan (suatu obat dengan overdosis
lethal akan diberikan, tetapi staf lain mengetahui dan membatalkannya sebelum
obat diberikan), dan peringanan (suatu obat dengan overdosis lethal diberikan,
diketahui secara dini lalu diberikan antidotenya).
FROZEN SHOULDER
EFEK IR:
EFEK SWD:
MENGURANGI
Mengurangi
Pelaksanaan fisioterapi SPASME,
nyeri,
MENGURANGI
MERILEKSASIK Modalitas NYERI,
AN OTOT, o IR MELANCARKAN
o SWD PEREDARAN
Terapi latihan DARAH
EFEK TERAPI
o Aktif movement
LATIHAN:
o Pasif movement
MENAMBAH LGS
o resisited
TUJUAN
Adanya nyeri tekan pada otot sekitar bahu, nyeri gerak kesegala arah,
adanya keterbatasan lingkup gerak sendi bahu kiri untuk gerakan eksorotasi,
endorotasi, fleksi, ekstensi, adbuksi dan adduksi
C. Penatalaksanaan Fisioterapi
1. Identitas Pasien
Dari hasil anamesis yang berhubungan dengan kasus ini didapatkan hasil
sebagai berikut, Pasien bernama Bp.Suroso Hadi, berusia 62 tahun, jenis kelamin
laki-laki, agama islam, pekerjaan: pensiunan PNS, bakualan wetan patalan jetis
2. Keluhan Utama
Hasil yang diperoleh adalah pasien mengeluh kaku dan nyeri bahu kanan
dan kiri terutama saat digerakan
3. Pemeriksaan Fisioterapi
.
4. Problematika Fisioterap
Adanya nyeri tekan pada otot sekitar bahu, nyeri gerak kesegala arah,
terutama fleksi dan abduksi bahu kanan adanya keterbatasan lingkup gerak sendi
bahu kanan dan kiri untuk gerakan fleksi dan abduksi.
5. Pelaksanaan Terapi
Tujuan yang hendak dicapai pada kondisi ini adalah mengurangi nyeri,
meningkatkan lingkup gerak sendi, dan mengembalikan kemampuan fungsional
pasin
BAB III
STATUS KLINIS
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil dari penatlaksanaan fisioterapi pada frozen shoulder akibat capsulitis adhesiva
dengan menggunakan modalitas short wave diathermy dan terapi latihan didapatkan hasil
berupa:
1. Adanya penurunan nyeri gerak pada bahu kiri dari 6.5 menjadi 5.
2. Adanya penurunan nyeri tekan padabahu kiri dari 6,5 menjadi 5,3.
3. Adanya peningkatan LGS pada bahu kanan menjadi lebih tinggi saat melakukan
B. Saran
1. Kepada pasien
Kerjasama antara terapis dan pasien harus selalu ditingkatkan serta adanya
keseriusan dan kesungguhan pasien untuk bisa sembuh dengan melakukan latihan
yang telah dicontohkan terapis dirumah secara rutin
2. Kepada fisioterapi
Dalam memberikan pelayanan harus sesuai dengan standar yang telah baku
dalam prosedur yang berlaku agar mendapatkan hasil yang memuaskan.