BAB III
METODE PENELITIAN
Keterangan:
A1B1: Hasil belajar fisika kelompok siswa yang diberi perlakuan pembelajaran
konvensional dengan memiliki pemahaman konsep awal tinggi
A2B1: Hasil belajar fisika kelompok siswa yang diberi perlakuan pembelajaran
model inkuiri terbimbing dengan memiliki pemahaman konsep awal tinggi
A1B2: Hasil belajar fisika kelompok siswa yang diberi perlakuan dengan
pembelajaran konvensional dan memiliki pemahaman konsep awal rendah
A2B2: Hasil belajar fisika kelompok siswa yang diberi perlakuan dengan
pembelajaran inkuiri terbimbing dan memiliki pemahaman konsep awal
rendah.
A1 : Rata-rata hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan model konvensional
A2 : Rata-rata hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan model inkuiri
terbimbing
B1 : Rata-rata hasil belajar fisika siswa yang mempunyai pemahaman konsep
awal tinggi
B2 : Rata-rata hasil belajar fisika siswa yang mempunyai pemahaman konsep
awal rendah
dikatakan memiliki pemahaman konsep awal tinggi dan pemahaman konsep awal
berikut:
tersebut dituangkan dalam bentuk tabel kisi-kisi tes hasil belajar seperti
ditunjukkan pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar
Ranah Kognitif
No Sub Materi Pokok Jumlah
C1 C2 C3 C4 C5 C6
1. Getaran Harmonis pada
1,2 3,4,5 6 20 7
Bandul
2. Getaran Harmonis pada
8, 9, 14 3
Pegas
3. Persamaan simpangan, 10,
11,
kecepatan, percepatan, dan 7 12,13, 15 18 10
19
energi getaran harmonis 16, 17
Jumlah 2 6 2 7 1 2 20
Keterangan : (Anderson & Krathwohl, 2001)
C1 : Mengingat C3 : Mengaplikasikan C5 : Mengevaluasi
C2 : Memahami C4 : Menganalisis C6 : Mencipta
Kriteria penilaian untuk setiap soal yang dijawab benar dengan skor 1 dan
salah skor 0. Selanjutnya jumlah total skor dari setiap siswa dikonversikan ke
dalam bentuk nilai dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
3.7.2 Reliabilitas
Rumus yang digunakan untuk menentukan koefisien reliabilitas yaitu
menggunakan rumus K-R.20 (Arikunto, 2012:115) yaitu:
n S pq
2
r11 =
n 1 S2
Dengan:
R11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
P = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q=1-p)
pq = jumlah hasil perlakuan antara p dan q
n = jumlah item
S = standar deviasi dari tes
3.7.3 Taraf Kesukaran
Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya
setiap soal itu. Rumus yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran tes
masing-masing item tes yaitu:
B
P= (Arikunto, 2012:223)
JS
Dengan:
P = indeks kesukaran
B = jumlah siswa yang menjawab benar
JS = jumlah seluruh siswa
Adapun kriteria nilai taraf kesukaran dapat dilihat pada Tabel 3.5
Tabel 3.5 Kriteria Nilai Taraf Kesukaran
Nilai Kriteria
0,00 0,30 sukar
0,31 0,70 sedang
0,71 1,00 mudah
(Arikunto, 2012:225)
B A BB
D= = PA-PB (Arikunto, 2012:228)
JA JB
Dengan :
D = daya pembeda
BA = jumlah benar pada kelompok atas
BB = jumlah benar pada kelompok bawah
JA = jumlah siswa pada kelompok atas
JB = jumlah siswa pada kelompok bawah
Adapun kriteria nilai daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.6
Tabel 3.6 Kriteria Nilai Daya Pembeda
Nilai Kriteria
0,00 0,20 jelek
0,21 0,40 cukup
0,41 0,70 baik
0,71 1,00 baik sekali
(Arikunto, 2012:232)
S
nn 1
Dengan:
X = Rata-rata skor
Xi = Jumlah Skor
n = Jumlah Subjek
S = Standar deviasi
3.8.3.2. Uji Normalitas
Data dalam penelitian ini berbentuk data nominal, maka digunakan uji
Lilliefors. Langkahlangkah yang dilakukan sebagai berikut:
a. Pengamatan X 1 , X 2 , ,X n dijadikan angka baku Z 1 , Z 2 , , Z n dengan
menggunakan rumus :
XX
Z1 = (Sudjana, 2005:466)
S
Dengan :
X = rata rata nilai hasil belajar
S = standar deviasi
b. Untuk bilangan baku dihitung dengan menggunakan daftar distribusi normal
baku dan kemudian dihitung peluang dengan rumus :
F (Z i ) = (Z Z i )
kritis L untuk uji Lilliefors. Kriteria pengujian ini adalah apabila Lhitung< Ltabel
maka berdistribusi normal.
X1 X 2
t
1 1
S
n1 n2
n1 n2 2
43
t11 / 2 didapat dari daftar distribusi t dengan dk = n1+n2-2 dan 0,05 . Untuk
harga t lainnya Ho ditolak.
Analisis data yang menunjukkan bahwa 11 < < 11 , maka
2 2
X 2
JK T X
2 T
T
N
b. Menghitung Jumlah Kuadrat Kolom (JKA), dengan rumus:
a X X 2 2
A T
JK A
nA
i 1 N
c. Menghitung Jumlah Kuadrat Baris (JKB), dengan rumus:
b X X 2 2
B T
JK B
i 1 nB N
X X
ab
2 2
JK A JK B
AB T
JK AB
i 1 n AB N
44
ab X AB 2
JK D X AB
2
i 1 n AB
f. Menghitung derajat kebebasan (dk), untuk
a) dk kolom dk A k 1
b) dk baris dk B b 1
c) dk int eraksi dk kolom dk baris dk A dk B
d) dk dalam dk d N dk B
e) dktotal N 1
Semua nilai yang diperoleh di atas disusun dalam tabel Anava yang
ditunjukkan pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9. Ringkasan Anava Dua Jalur
Sumber varians JK Db RJK Fo
RJK A
Antar A JK A k 1 RJK A
RJK D
RJK B
Antar B JK B b 1 RJK B
RJK D
RJK AB
Inter AB JK AB (k 1)(b 1) RJK AB
RJK D
Dalam JK D N kb RJK D -
Total - N 1 - -
(Sugiyono, 2016)
45
dengan db yang sesuai, maka H0 ditolak, sedang jika Fhitung Ftabel maka H0