Anda di halaman 1dari 15

31

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 4 Medan dengan waktu
pelaksanaan pada tahun ajaran 2016/2017 di kelas X semester genap.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian


3.2.1 Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua peserta didik kelas X SMA
Negeri 4 Medan pada semester genap T.A. 2016/2017 yang terdiri dari 15 kelas.
3.2.2 Sampel Penelitian
Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling, sampel
diambil dari populasi, yaitu sebanyak dua kelas. Satu kelas dijadikan sebagai
kelas eksperimen yaitu kelas yang diajar menggunakan model pembelajaran
inkuiri terbimbing dan satu kelas lagi dijadikan sebagai kelas kontrol, yaitu kelas
yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional.

3.3 Variabel Penelitian


3.3.1 Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model inkuiri terbimbing dan
pembelajaran konvensional.
3.3.2 Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas X pada
materi pokok Getaran Harmonis.
3.3.3 Variabel Moderator
Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi baik memperlemah
atau memperkuat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dimana
dalam penelitian ini yang merupakan variabel moderator adalah pemahaman
konsep awal.
32

3.4 Jenis dan Desain Penelitian


3.4.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian quasi eksperimen yaitu merupakan
penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu
yang dikenakan pada subjek yaitu siswa.
3.4.2 Desain Penelitian
Penelitian ini melibatkan dua kelas yang diberi perlakuan yang berbeda,
yaitu kelas eksperimen menggunakan model inkuiri terbimbing dan kelas kontrol
menggunakan pembelajaran konvensional. Cara untuk mengetahui hasil belajar
fisika siswa yakni dilakukan dengan memberikan tes. Desain penelitian yang
digunakan adalah control group pretest-posttest. Rancangan penelitian ini
ditunjukkan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Control Group Pretest-Posttest Design
Kelas Pretes Perlakuan Postes
Eksperimen T1 X1 T2
Kontrol T1 X2 T2
(Arikunto, 2012)
Keterangan :
T1 = Tes awal (pretes)
T2 = Tes akhir (postes)
X1 = Pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing
X2 = Pembelajaran dengan pembelajaran konvensional
Penelitian ini menggunakan desain penelitian Anava dua jalur. Desain
Anava dua jalur ditunjukkan pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Desain Penelitian Anava Dua Jalur
Model Pembelajaran (A)
Pemahaman Rata-rata
Inkuiri
Konsep Awal (B) Konvensional (A1)
Terbimbing (A2)
Tinggi (B1) A1B1 A2B1 B1
Rendah (B2) A1B2 A2B2 B2
Rata-rata A1 A2
(Sugiyono, 2016)
33

Keterangan:
A1B1: Hasil belajar fisika kelompok siswa yang diberi perlakuan pembelajaran
konvensional dengan memiliki pemahaman konsep awal tinggi
A2B1: Hasil belajar fisika kelompok siswa yang diberi perlakuan pembelajaran
model inkuiri terbimbing dengan memiliki pemahaman konsep awal tinggi
A1B2: Hasil belajar fisika kelompok siswa yang diberi perlakuan dengan
pembelajaran konvensional dan memiliki pemahaman konsep awal rendah
A2B2: Hasil belajar fisika kelompok siswa yang diberi perlakuan dengan
pembelajaran inkuiri terbimbing dan memiliki pemahaman konsep awal
rendah.
A1 : Rata-rata hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan model konvensional
A2 : Rata-rata hasil belajar fisika siswa yang diajar dengan model inkuiri
terbimbing
B1 : Rata-rata hasil belajar fisika siswa yang mempunyai pemahaman konsep
awal tinggi
B2 : Rata-rata hasil belajar fisika siswa yang mempunyai pemahaman konsep
awal rendah

Kriteria tingkat pemahaman konsep awal siswa dalam penelitian ini

dikatakan memiliki pemahaman konsep awal tinggi dan pemahaman konsep awal

rendah. Cara menentukan kedudukan siswa dilakukan dengan melihat standar

deviasi yakni pengelompokan atas 2 ranking (Arikunto, 2012:298). Langkah-

langkah dalam menentukan kedudukan siswa dalam 2 rangking adalah sebagai

berikut:

a. Menjumlahkan skor semua siswa


b. Mencari nilai rata-rata (mean) dan simpangan baku (standar deviasi)
c. Menentukan batas-batas kelompok,
Kelompok pemahaman konsep awal tinggi, semua siswa yang mempunyai
skor sebanyak skor rata-rata plus satu standar deviasi ke atas
34

Kelompok pemahaman konsep awal rendah, semua siswa yang mempunyai


skor -1 standar deviasi dan yang kurang dari itu.
3.5 Prosedur Penelitian
Adapun langkah langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.5.1 Tahap Awal (Persiapan dan Perencanaan)
Kegiatan yang dilakukan meliputi:
a. Membuat surat persetujuan dosen pembimbing.
b. Menentukan masalah, judul, lokasi, dan waktu penelitian.
c. Menentukan populasi dan sampel
d. Melakukan observasi langsung dengan memberikan angket kepada siswa
dan wawancara pada guru fisika di SMA Negeri 4 Medan.
e. Menyusun dan mengembangkan perangkat pembelajaran serta instrumen
penelitian.
3.5.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan yang dilakukan meliputi:
a. Memvalidkan tes/instrumen penelitian
b. Melaksanakan pretes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk
mengetahui kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa.
c. Melakukan analisa data pretest yaitu uji normalitas, uji homogenitas, dan uji
perbedaan nilai rata-rata data tes awal siswa pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol.
d. Memulai pembelajaran di kelas eksperimen menggunakan model inkuiri
terbimbing dan kontrol menggunakan pembelajaran konvensional.
e. Memberikan postes kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk
mengetahui kemampuan akhir (hasil belajar) siswa setelah diberikan
perlakuan.

3.5.3 Tahap Akhir Penelitian (Pengumpulan dan Pengolahan Data)


Setelah seluruh perlakuan dalam penelitian ini selesai maka seluruh data
tersebut dapat dikumpulkan dan kemudian dilakukan:
35

a. Melakukan pengolahan data postes yaitu: uji normalitas, uji homogenitas


dan uji hipotesis. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan Anava dua
jalur dibantu dengan program SPSS 17.0 pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol
b. Menganalisis hasil yang diperoleh dari pengolahan data
c. Menyimpulkan hasil penelitian

3.6 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian merupakan alat ukur yang digunakan dalam penelitian.
Instrumen dalam penelitian ini adalah tes pemahaman konsep dan tes hasil belajar.
3.6.1 Instrumen Pemahaman Konsep
Tes pemahaman konsep dalam penelitian ini terdiri dari sepuluh soal
berbentuk tes pilihan berganda yang diberikan di awal penelitian sebelum
pembelajaran diberikan baik kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pemberian tes
ini bertujuan untuk melihat bagaimana pemahaman konsep siswa mengenai
getaran, gerak melingkar, hukum Hooke, dan hukum kekekalan energi sebelum
masuk ke materi getaran harmonis. Kisi-kisi soal pemahaman konsep dapat dilihat
pada Tabel 3.3
Tabel 3.3 Kisi-kisi Pemahaman Konsep
Pemahaman konsep
No Materi Pokok Jumlah
p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7
1 Getaran 1, 4,10 2 3,9 7
2 Gerak melingkar 7 1
3 Hukum Hooke 8 1
4 Hukum kekekalan energi 5 6 1
Jumlah 2 1 1 1 2 1 1 10
Keterangan : (Anderson & Krathwohl, 2001)
p1 : Menafsirkan p4 : Merangkum p7 : Menjelaskan
p2 : Mencontohkan p5 : Menyimpulkan
p3 : Mengklasifikasikan p6 : Membandingkan

3.6.2 Instrumen Tes Hasil Belajar


Instrumen tes hasil belajar siswa yang digunakan dalam penelitian ini
berjumlah 20 soal dalam bentuk pilihan berganda dengan lima pilihan. Sebelum
dilakukan penelitian, tes yang telah disusun terlebih dahulu diuji validitasnya. Tes
36

tersebut dituangkan dalam bentuk tabel kisi-kisi tes hasil belajar seperti
ditunjukkan pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar
Ranah Kognitif
No Sub Materi Pokok Jumlah
C1 C2 C3 C4 C5 C6
1. Getaran Harmonis pada
1,2 3,4,5 6 20 7
Bandul
2. Getaran Harmonis pada
8, 9, 14 3
Pegas
3. Persamaan simpangan, 10,
11,
kecepatan, percepatan, dan 7 12,13, 15 18 10
19
energi getaran harmonis 16, 17
Jumlah 2 6 2 7 1 2 20
Keterangan : (Anderson & Krathwohl, 2001)
C1 : Mengingat C3 : Mengaplikasikan C5 : Mengevaluasi
C2 : Memahami C4 : Menganalisis C6 : Mencipta

Kriteria penilaian untuk setiap soal yang dijawab benar dengan skor 1 dan
salah skor 0. Selanjutnya jumlah total skor dari setiap siswa dikonversikan ke
dalam bentuk nilai dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

skor yang diperoleh


Nilai = x 100
skor maksimum

3.7 Teknik Analisis Tes


3.7.1 Validitas Isi
Validitas isi adalah validitas yang berkenaan dengan kesanggupan alat
penilaian dalam mengukur isi yang seharusnya, artinya tes tersebut mampu
mengungkapkan isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Instrumen
yang telah disusun kemudian divaliditaskan kepada ahli (dosen). Bidang telah
yang dianalisis oleh validator antara lain: materi soal, konstruksi dan bahasa
dalam setiap item. Validator akan melihat setiap item untuk dianalisis sehingga
didapatkan gambaran secara umum setiap tes hasil belajar.
37

3.7.2 Reliabilitas
Rumus yang digunakan untuk menentukan koefisien reliabilitas yaitu
menggunakan rumus K-R.20 (Arikunto, 2012:115) yaitu:

n S pq
2
r11 =
n 1 S2
Dengan:
R11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
P = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q=1-p)
pq = jumlah hasil perlakuan antara p dan q
n = jumlah item
S = standar deviasi dari tes
3.7.3 Taraf Kesukaran
Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya
setiap soal itu. Rumus yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran tes
masing-masing item tes yaitu:
B
P= (Arikunto, 2012:223)
JS
Dengan:
P = indeks kesukaran
B = jumlah siswa yang menjawab benar
JS = jumlah seluruh siswa
Adapun kriteria nilai taraf kesukaran dapat dilihat pada Tabel 3.5
Tabel 3.5 Kriteria Nilai Taraf Kesukaran
Nilai Kriteria
0,00 0,30 sukar
0,31 0,70 sedang
0,71 1,00 mudah
(Arikunto, 2012:225)

3.7.4 Daya Pembeda Tes


Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal yang membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah.
Rumus yang digunakan untuk menentukan daya beda masing-masing item tes
yaitu:
38

B A BB
D= = PA-PB (Arikunto, 2012:228)
JA JB

Dengan :
D = daya pembeda
BA = jumlah benar pada kelompok atas
BB = jumlah benar pada kelompok bawah
JA = jumlah siswa pada kelompok atas
JB = jumlah siswa pada kelompok bawah

Adapun kriteria nilai daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.6
Tabel 3.6 Kriteria Nilai Daya Pembeda
Nilai Kriteria
0,00 0,20 jelek
0,21 0,40 cukup
0,41 0,70 baik
0,71 1,00 baik sekali
(Arikunto, 2012:232)

3.8 Teknik Analisis Data


3.8.1. Wawancara Guru
Data yang diperoleh dari hasil wawancara dianalisis secara deskriptif.
Wawancara guru digunakan melengkapi latar belakang masalah dalam penelitian.
Pendukung data hasil angket siswa adalah data wawancara guru. Masalah yang
diselidiki bukan hanya berasal dari siswa saja melainkan dari guru juga agar
diketahui penyebab timbulnya permasalahan.
3.8.2. Angket Siswa
Berdasarkan angket data diperoleh dengan menghitung jumlah pemilih tiap-
tiap pilihan pada setiap pertanyaan. Data yang diperoleh berupa informasi-
informasi yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas penulis dalam
proposal penelitian, dalam hal ini hasil belajar fisika siswa. Data yang diperoleh
secara deskripsi dijabarkan penulis sebagai sumber pembahasan pada latar
belakang masalah penelitian.
39

3.8.3. Tes Hasil Belajar


3.8.3.1. Menghitung Mean dan Standar Deviasi.
Menghitung mean dan standar deviasi skor tes awal dan akhir pembelajaran
pada kedua kelompok eksperimen dan kontrol, menurut Sudjana (2005:94)
digunakan rumus:
n
i

i 1 n
n Xi 2 Xi
2

S
nn 1
Dengan:
X = Rata-rata skor
Xi = Jumlah Skor
n = Jumlah Subjek
S = Standar deviasi
3.8.3.2. Uji Normalitas
Data dalam penelitian ini berbentuk data nominal, maka digunakan uji
Lilliefors. Langkahlangkah yang dilakukan sebagai berikut:
a. Pengamatan X 1 , X 2 , ,X n dijadikan angka baku Z 1 , Z 2 , , Z n dengan
menggunakan rumus :
XX
Z1 = (Sudjana, 2005:466)
S
Dengan :
X = rata rata nilai hasil belajar
S = standar deviasi
b. Untuk bilangan baku dihitung dengan menggunakan daftar distribusi normal
baku dan kemudian dihitung peluang dengan rumus :
F (Z i ) = (Z Z i )

c. Menghitung proporsi S (Z i ) dengan rumus :

Banyak Z1 , Z 2 ,.....Z n , yang Z1


S (Zi) =
n
d. Menghitung selisih F (Zi) S (Zi), kemudian menentukan harga mutlaknya.
e. Mengambil harga mutlak yang paling besar dari selisih itu disebut Lhitung.
Selanjutnya pada taraf signifikan = 0,05 dicari harga Ltabel pada daftar nilai
40

kritis L untuk uji Lilliefors. Kriteria pengujian ini adalah apabila Lhitung< Ltabel
maka berdistribusi normal.

3.8.3.3. Uji Homogenitas


Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui data mempunyai varians yang
homogen atau tidak, rumus yang digunakan adalah :
S12
Fhitung = 2 (Sudjana, 2005:249)
S2
Dengan :
S 12 = varians terbesar
S 22 = varians terkecil
Kriteria pengujian : terima Ho jika data berasal dari populasi yang homogen
jika (1)(1 1) < < 1( dengan = 0,05. Disini adalah taraf
2 1 1,2 1)

nyata untuk pengujian.

3.8.4 Hasil Observasi Sikap dan Keterampilan


Data hasil observasi akan dianalisis dengan memberi nilai pada setiap
kriteria yang dibuat pada rubrik penilaian yang ditunjukkan pada Tabel 3.7 dan
Tabel 3.8. Setiap kriteria memiliki skor maksimum empat. Hal ini dimaksudkan
untuk mendapatkan nilai sikap dan keterampilan selama pelaksanaan
pembelajaran di kelas yang diberi perlakuan berupa model pembelajaran inkuiri
terbimbing.
Tabel 3.7. Rubrik Penilaian Sikap
Aspek yang dinilai Deskriptor Penilaian
1. Kerja sama Membagi tugas secara merata dalam kelompok
Menghargai perbedaan pendapat teman
Tidak memonopoli saat praktikum
Bekerjasama merancang alat dan bahan saat praktikum
2. Tanggung Jawab Berani mengakui kesalahan apabila melakukan kesalahan
dalam praktikum
Siap diberikan sangsi apabila tugas tidak dikerjakan
Berani mengakui dan mengganti alat apabila ada kerusakan
alat saat praktikum
Selalu menjaga kebersihan dan ketertiban pada saat
melakukan praktikum
41

Aspek yang dinilai Deskriptor Penilaian


3. Disiplin Masuk ke dalam kelas/laboratorium tepat waktu
Mengantarkan tugas tepat waktu
Mengikuti setiap kegiatan praktikum
Selalu berpakaian rapi
4. Percaya diri Percaya diri dalam memaparkan data hasil pengamatan
Percaya diri dalam melakukan praktikum
Percaya diri dalam menyampaikan kesimpulan atau
penyelesaian masalah yang dibuktikan melalui praktikum pada
pelaporan hasil praktikum
Percaya diri untuk menjawab pertanyaan dari siswa lainnya
5. Rasa ingin tahu Mau bertanya jika masih belum mengerti
Mencari literatur sebelum pelajaran dimulai
Mau bertanya tentang hal yang bertentangan dalam hati
maupun pikiran
Mau melakukan hal baru yang berbeda dan bersifat positif
6. Teliti Mencatat hasil pengamatan dengan benar
Melakukan dan mengamati percobaan dengan baik dan benar
Mampu menjabarkan hasil pengamatan
Merangkai alat dan bahan dengan baik dan benar
(Kurikulum 2013)
Tabel 3.8. Rubrik Penilaian Keterampilan
Aspek yang dinilai Deskriptor Penilaian
Mampu memilih alat dan bahan praktikum dengan benar
Mampu menggunakan alat dan bahan praktikum dengan benar
Perencanaan Mampu membedakan fungsi dari setiap alat dan bahan
percobaan praktikum yang akan digunakan dengan benar
Mengetahui gambaran praktikum sebelum praktikum
dilakukan
Melakukan praktikum sesuai dengan prosedur kerja
Melakukan praktikum dengan memperhatikan keselamatan
diri sendiri maupun orang lain
Melakukan
percobaan Melakukan praktikum sesuai dengan waktu, kondisi, serta alat
dan bahan yang tersedia dengan tepat
Membersihkan meja praktikum setelah selesai melakukan
praktikum
Mampu menyajikan hasil praktikum dengan baik
Mampu menjawab pertanyaan siswa lain sehubungan dengan
Menyajikan hasil hasil praktikum
percobaan Mampu menyusun laporan hasil praktikum dengan baik
Mampu menjawab pertanyaan dalam LKPD dengan baik dan
benar
(Kurikulum 2013)
42

Penilaian sikap dan keterampilan dalam proses belajar siswa dilakukan


dengan cara memberi tanda centang () pada kolom yang tersedia di lampiran
sesuai dengan fakta yang diamati. Rumus untuk menentukan nilai nilai sikap
dalam proses belajar siswa yaitu:
Skor yang diperoleh
Nilai 100
Skor maksimum
Untuk menentukan taraf penilaian sikap dan keterampilan dalam proses
belajar siswa dengan nilai yang dicapai adalah dengan menggunakan kriteria
sebagai berikut:

3.8.5. Uji Hipotesis


3.8.5.1 Uji Kemampuan Awal/Pretes
Uji kesamaan rata-rata pretes (uji hipotesis dua pihak)
Uji hipotesis dua pihak dengan menggunakan uji t digunakan untuk
mengetahui kesamaan kemampuan awal siswa pada kedua kelompok sampel.
Hipotesis yang diuji berbentuk :
Ho : 1 2
Ha : 1 2
Keterangan :
1 2 : Kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen sama dengan
kemampuan awal siswa pada kelas kontrol.
1 2 : Kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen tidak sama dengan
kemampuan awal siswa pada kelas kontrol.
Syarat dari uji t adalah data harus berdistribusi normal dan homogen.
Menguji hipotesis menggunakan uji t dengan rumus, yaitu :

X1 X 2
t
1 1
S
n1 n2

Dimana S adalah varians gabungan yang dihitung dengan rumus :


n1 1S12 n2 1S 22
S
2

n1 n2 2
43

Kriteria pengujian adalah : terima Ho jika 11 < < 11 dimana


2 2

t11 / 2 didapat dari daftar distribusi t dengan dk = n1+n2-2 dan 0,05 . Untuk
harga t lainnya Ho ditolak.
Analisis data yang menunjukkan bahwa 11 < < 11 , maka
2 2

hipotesis Ho diterima, berarti kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen


sama dengan kemampuan awal siswa pada kelas kontrol. Dan jika analisis data
menunjukkan harga t yang lain, maka Ho ditolak dan terima Ha, berarti
kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen tidak sama dengan kemampuan
awal siswa pada kelas kontrol.

3.8.5.2 Uji Kemampuan Akhir/Postes


Hipotesis dibuktikan dengan menggunakan anava dua jalur untuk
menganalisis ada tidaknya pengaruh dari beberapa kelompok yang dibandingkan
serta mencari ada tidaknya interaksi antara variabelvariabel yang diteliti.
Langkah-langkah perhitungan anava dua jalur (Sugiyono, 2016:186) adalah
sebagai berikut:
a. Menghitung Jumlah Kuadrat Total (JKT), dengan rumus:

X 2

JK T X
2 T
T
N
b. Menghitung Jumlah Kuadrat Kolom (JKA), dengan rumus:

a X X 2 2


A T
JK A
nA
i 1 N
c. Menghitung Jumlah Kuadrat Baris (JKB), dengan rumus:

b X X 2 2


B T
JK B
i 1 nB N

d. Menghitung Jumlah Kuadrat Interaksi (JKAB), dengan rumus:

X X
ab
2 2

JK A JK B
AB T
JK AB
i 1 n AB N
44

e. Menghitung Jumlah Kuadrat Dalam (JKD), dengan rumus:


ab X AB 2
JK D X AB
2

i 1 n AB

f. Menghitung derajat kebebasan (dk), untuk
a) dk kolom dk A k 1
b) dk baris dk B b 1
c) dk int eraksi dk kolom dk baris dk A dk B
d) dk dalam dk d N dk B
e) dktotal N 1

g. Menghitung Rerata Jumlah Kuadrat (RJK) untuk masing-masing sumber


varians, yaitu dengan membagi JK dengan dk:
JK A
a) RJK A
dk A
JK B
b) RJK B
dk B
JK AB
c) RJK AB
dk AB
JK D
d) RJK D
dk D

Semua nilai yang diperoleh di atas disusun dalam tabel Anava yang
ditunjukkan pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9. Ringkasan Anava Dua Jalur
Sumber varians JK Db RJK Fo
RJK A
Antar A JK A k 1 RJK A
RJK D
RJK B
Antar B JK B b 1 RJK B
RJK D
RJK AB
Inter AB JK AB (k 1)(b 1) RJK AB
RJK D
Dalam JK D N kb RJK D -
Total - N 1 - -
(Sugiyono, 2016)
45

Kriteria pengujiannya adalah jika Fhitung Ftabel pada taraf signifikan

dengan db yang sesuai, maka H0 ditolak, sedang jika Fhitung Ftabel maka H0

diterima. Pengujian hipotesis statistiknya :


a) Ho: A1 = A2: Tidak terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa yang
diajarkan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan
pembelajaran konvensional.
Ha: A1 A2: Terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa yang diajarkan
dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan pembelajaran
konvensional.
b) Ho: B1 = B2: Tidak terdapat perbedaan hasil belajar fisika yang memiliki
pemahaman konsep tinggi.
Ha: B1 B2: Terdapat perbedaan hasil belajar fisika yang memiliki
pemahaman konsep tinggi.
c) Ho: A >< B = 0 : Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran inkuiri
terbimbing dan pembelajaran konvensional dan pemahaman konsep awal
dalam mempengaruhi hasil belajar.
Ha: A >< B 0 : Terdapat interaksi antara model pembelajaran inkuiri
terbimbing dan pembelajaran konvensional dan pemahaman konsep awal
dalam mempengaruhi hasil belajar.

Anda mungkin juga menyukai