Anda di halaman 1dari 35

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN


PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Oleh :
H. AWANG FAROEK ISHAK

TAHUN 2009

i
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkah dan
rahmat-Nya buku mengenai Strategi Pembangunan Daerah Perbatasan di
Provinsi Kalimantan Timur dapat terselesaikan. Buku ini diharapkan untuk
dapat memberikan pandangan dan rencana ke depan bagi masyarakat Indonesia,
khususnya masyarakat Kalimantan Timur mengenai rencana Pembangunan
Daerah Perbatasan.

Kalimantan Timur yaitu Kabupaten Nunukan, Malinau dan Kutai Barat yang
berbatasan langsung dengan Negara Malaysia (Sabah dan Serawak). Luas
Daerah Perbatasan mencapai 88.513,08 km2 atau 42,42% dari luas wilayah
Provinsi Kalimantan Timur. Namun kondisi dan keterbatasan sarana dan
prasarana di daerah perbatasan membuat pembangunannya masih tertinggal.
Oleh sebab itu menciptakan daerah perbatasan yang lebih maju sebagai beranda
Kalimantan Timur merupakan kebutuhan yang mendesak.

Dalam Penulisan Buku ini, saya sangat berharap kerjasama oleh semua pihak
untuk mengejar ketertinggalan penanganan daerah perbatasan sehingga
program-program pembangunan di kawasan perbatasan lebih konkrit,
bersinergi, akuntabel, dan menyentuh kebutukan masyarakat perbatasan dan
sekaligus dapat mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Akhir kata atas
perhatian yang besar kami mengucapkan terima kasih yang tulus.

H. AWANG FAROEK ISHAK

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Kondisi Wilayah ............................................................................... 1
B. Kondisi Sosial Budaya ..................................................................... 2
C. Kondisi Perekonomian ..................................................................... 6
D. Kondisi Infrastruktur Wilayah Perbatasan ....................................... 8
1. Perhubungan Darat ...................................................................... 8
2. Perhubungan Udara ..................................................................... 9
3. Perhubungan Sungai .................................................................... 11
E. Lintas Batas dan Pengamanan di Perbatasan Antar Negara di
Kalimantan Timur ........................................................................... 13
F. Potensi Sumberdaya Alam ............................................................... 16
1. Sumberdaya Hutan ...................................................................... 16
2. Sumberdaya Mineral dan Energi ................................................. 21
3. Potensi Wisata ............................................................................. 22
BAB II : PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS
1. Keterbatasan Infrastruktur Wilayah ................................................. 26
2. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Relatif Masih Tertinggal ....... 27
3. Keamanan Wilayah Perbatasan Relatif Masih Rawan ..................... 27
4. Status Kawasan Hutan ....................................................................... 28
5. Kelembagaan .................................................................................... 29
BAB III : ALTERNATIF KEBIJAKAN DAN LANGKAH LANGKAH
KEGIATAN............................................................................................................... 30

iii
BAB I
PENDAHULUAN
GAMBARAN UMUM WILAYAH PERBATASAN
KALIMANTAN TIMUR

A. Kondisi Wilayah
Wilayah perbatasan di Provinsi Kalimantan Timur
terletak diantara 4o 25 Lintang Utara -20 25 Lintang Selatan
dan 1130 44 Bujur Timur 1190 00 Bujur Barat. Disebelah
Barat berbatasan dengan Negara Bagian Serawak dan
Sabah (Malaysia), serta dengan Provinsi Kalimantan Barat,
dan Kalimantan Tengah. Di sebelah timur berbatasan
dengan Selat Makassar dan Laut Sulawesi, serta di sebelah
Selatan berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Selatan.
Wilayah perbatasan Kalimantan Timur Meliputi 3 (tiga)
Kabupaten yaitu; Kutai Barat, Malinau, dan Nunukan, serta
meliputi sebanyak 41 kecamatan dan 553 desa/kelurahan.
Sebanyak 13 kecamatan diantaranya berbatasan langsung
dengan Negeri Sabah dan Serawak yang meliputi sebanyak
249 desa. Kecamatan yang berbatasan langsung dengan
negeri sabah dan serawak yaitu; Kecamatan Long Apari
dan Long Pahangai di Kabupaten Kutai Barat, Kayan ulu,
Kayan Hilir, Kayan Selatan, Bahau Hulu dan Pujungan di
Kabupaten Malinau serta Krayan, Krayan Selatan, Lumbis,
Sebuku, Nunukan dan Sebatik di Kabupaten Nunukan.
Wilayah perbatasan tersebut merupakan perbatasan
daratan kecuali di kecamatan nunukan yang mempunyai
perbatasan laut dengan Kota Tawao di Negeri Sabah,
dengan panjang garis perbatasan keseluruhan mencapai
1.038 km.

Luas wilayah perbatasan kerseluruhan yang


meliputi Kabupaten Kutai Barat, Malinau dan Nunukan
mencapai 88.513,08 km2 atau 42,42 % dari luas wilayah
Provinsi Kalimantan Timur. Dari luas wilayah perbatasan
tersebut, 56,14 % atau seluas 49.689,83 km2 merupakan
wilayah 13 kecamatan yang terletak sejajar dengan garis

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN


PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
1
perbatasan antar negara yang berbatasan langsung dengan
Negeri Sabah dan Serawak.
Topografi wilayah perbatasan Kalimantan Timur di
khususnya pada kawasan pedalaman pada umumnya
merupakan perbukitan dan pegunungan yang terjal dengan
kelerengan rata-rata 40 % meliputi kecamatan Lumbis,
Mentarang, Kayan Hilir, Kayan Hulu, Kayan Selatan, Long
Pahangai dan Long Apari, kecuali kawasan yang
berdekatan dengan pantai dan daerah aliran sungai yang
meliputi kecamatan Sebatik, Nunukan dan Sebuku terdapat
bagian wilayah yang datar.

Luas Wilayah Kabupaten Perbatasan


LUAS LUAS WILAYAH
KABUPATEN KABUPATEN KECAMATAN %
(KM2) PERBATASAN
KUTAI BARAT 31.628,70 8.911,00 28,17
MALINAU 42.620,70 28.713.14 67.37
NUNUKAN 14.263,68 12.065,59 84,59
JUMLAH 88.513,08 49.689,83 56.14

Jumlah Kecamatan dan Desa di Kabupaten Perbatasan


JUMLAH
PERBATASAN
KABUPATEN KESELURUHAN
KEC. DESA KEC. DESA
KUTAI BARAT 21 223 2 21
MALINAU 12 107 5 29
NUNUKAN 8 223 6 199
JUMLAH 41 553 13 249

B. Kondisi Sosial Budaya

Jumlah penduduk di 3 (tiga) kabupaten perbatasan


tahun 2006 sebanyak 342.833 jiwa dengan kepadatan rata-
rata 3,87 jiwa/km2. Sebanyak 122.423 jiwa penduduk atau
sebesar 35,79 % tinggal pada 13 kecamatan perbatasan.

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN


PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
2
Kabupaten Malinau merupakan kabupaten yang
berpenduduk paling jarang dengan kepadatan rata-rata
hanya 1,37 jiwa/km2. Jumlah penduduk miskin secara relatif
terbanyak adalah di Kabupaten Malinau dengan jumlah
penduduk miskin sebesar 52,23 %, kemudian Kabupaten
Nunukan sebesar 51,71%, dan Kutai Barat sebesar 26,06
%. Secara absolut jumlah penduduk miskin terbanyak
adalah Kabupaten Nunukan sebanyak 61.388 jiwa,
kemudian Kutai Barat sebanyak 42.991 jiwa, kemudian
Malinau sebanyak 30.926 jiwa.
Sebaran penduduk lebih banyak terkonsentrasi
pada ibukota kabupaten serta daerah aliran sungai dimana
aksessibitas perdagangan, komunikasi dan transportasi
lebih mudah. Sedangkan pada kawasan pedalaman di
perbatasan pada umunya relative sedikit, karena kawasan
pedalaman di perbatasan Kalimantan Timur merupakan
kasawan yang terisolir dengan sarana dan prasana
transportasi yang sangat terbatas. Kecamatan yang
menjadi konsentrasi penduduk di wilayah perbatasan
adalah Kecamatan sebatik dengan kepadatan rata-rata
119,23 jiwa/km2, Nunukan 28,65 jiwa/km2, Barong Tongkok
26,71 jiwa/km2, Melak 18,69 jiwa/km2, Malinau 29,52
jiwa/km2. Sedangkan wilayah yang mempunyai kepadatan
terendah dengan kepadatan lebih kecil dari 3 jiwa/km2
adalah; kecamatan Krayan Selatan, Lumbis, Long Bagun,
Long Pahangai, Long Apari, Kayan Hulu, Sungai Boh,
Kayan Hilir, Pujungan, Malinau Selatan, Mentarang.

Gambaran Penduduk Kabupaten Perbatasan


Tahun 2007
Jumlah Ratarata Penduduk Penduduk Proporsi
Kabupaten Penduduk Kepadatan Kec. Perbatasan/ Penduduk
Kabupaten (Jw/Km2) Perbatasan Kab (%) Perbatasan
Kutai Barat 157.187 5.10 9.117 5,19 7.36
Malinau 56.107 1,41 12.015 18,04 8,72
Nunukan 125.421 9,04 102.735 4,14 83.92
Jumlah 339.375 3,96 123.867 36,68 100,00

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN


PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
3
Mayoritas penduduk di wilayah perbatasan adalah
suku Dayak dari suku dayak besar Apokayan, khususnya
penduduk yang bermukim di wilayah pedalaman
perbatasan, seperti ; di Kecamatan Long Apari, Long
Pahangai, Kayan Hilir, Kayan Hulu, Kayan Selatan, Bahau
Hulu, Mentarang, Krayan, Krayan Selatan, dan Lumbis.
Sedangkan di wilayah perbatasan pantai pesisir yaitu di
Kecamatan Nunukan dan Sebatik didominasi oleh suku
bugis, kemudian suku melayu, dan suku lainnya sebagai
minoritas. Suku Dayak dan Melayu di Indonesia ini memiliki
tali persaudaraan dengan suku yang sama di Negara
Bagian Serawak dan Sabah, Malaysia. Hubungan sosial
antara masyarakat di perbatasan Kalimantan Timur dan
masyarakat diperbatasan Sabah dan Serawak masih
sangat kuat, yang disebabkan oleh hubungan kekerabatan
dan kekeluargaan masih dalam satu garis keturunan.
Demikian pula halnya dengan suku melayu yang bermukim
di sekitar Nunukan dan Sebatik yang mempunyai hubungan
keluarga dengan masyarakat perbatasan di perbatasanan
Sabah. Meskipun terdapat keragaman suku, namun
penduduk di wilayah ini masih memegang teguh adat
istiadat yang berlaku dan merupakan kesepakatan yang
telah terbentuk secara turun temurun, hal ini dapat ditandai
dengan keberadaan lembaga adat yang cukup berperan
dalam mengatur tatanan sosial dan interaksi sosial
masyarakat setempat, serta masih diberlakukannya hukum-
hukum adat. Suku dayak di wilayah perbatasan pada
umumnya beragama Kristen, kecuali di Kecamatan
Nunukan dan Sebatik pada umumnya beragama Islam.
Mata pencaharian masyarakat di perbatasan
Kalimantan Timur masih didominasi oleh sektor pertanian
pangan subsisten yaitu pertanian tradisional dengan sistem
ladang berpindah (shifting cultivation) dan pemungutan
hasil hutan dan ikutannya. Kecuali di kecamatan Nunukan
dan Sebatik, selain tanaman pangan, juga perkebunan
kelapa sawit, kakao, perikanan laut, dan sektor
perdagangan.
Bagi masyarakat Nunukan dan Sebatik, sektor
perdagangan merupakan sektor yang cukup penting yaitu

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN


PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
4
kegiatan perdagangan lintas batas ke negeri sabah melalui
Kota Tawao. Perdagangan lintas batas tidak hanya
memperdagangkan produksi hasil dari kawasan perbatasan
saja, namun meliputi juga berbagai produk hasil dari daerah-
daerah di luar kawasan perbatasan. Dengan adanya hubungan
pola perdagangan lintas batas ini, barang-barang dari
Indonesia yang masuk ke Sabah terutama kayu bantalan, kayu
balak, kayu gergajian (papan) serta rotan mentah, dan hasil
perkebunan dan perikanan. Di samping itu barang-barang
lainnya yang masuk ke Sabah seperti kayu malam, sabun,
pakaian, kerupuk, gula merah, permen, battery, pasta gigi,
udang kering dan udang basah serta lain sebagainya.
Sementara itu barang-dari sabah yang masuk melewati
nunukan dan sebatik terutama adalah wafer, soft drink,
pakaian bekas, telur ayam, biskuit, amonium nitrate, mie instan
dan barang-barang lain. Kegiatan perdagangan lintas batas ini
dilakukan oleh perorangan dengan menggunakan perahu oleh
nelayan-nelayan dan penduduk perbatasan tanpa
pemberitahuan ekspor barang (PEB) dan pemberitahunan
impor barang (PIB).
Perdagangan lintas batas di kawasan perbatasan
Kalimantan Timur dewasa ini cukup besar jika dilihat dari
volume maupun nilainya. Kawasan perbatasan sebagai
pelintasan arus keluar masuk barang dan jasa tampaknya
sudah mulai menjadi pusat aktivitas perdagangan.
Tingginya arus keluar masuk barang dan manusia di
perbatasan ini tidak dapat dihindari karena adanya kegiatan
ekonomi dan perdagangan antara kedua negara. Adanya
permintaan (demand) terhadap barang ataupun jasa dari
Kalimantan Timur oleh Sabah, demikian juga permintaan
terhadap barang dari Sabah, akan menimbulkan
pergerakan perdagangan di kawasan perbatasan tersebut.
Kegiatan ekonomi lintas batas perbatasan selain itu
perdangangan komoditi adalah pergerakan jasa, dalam hal
ini lalu lintas tenaga kerja Indonesia yang bekerja Serawak
dan Sabah yang cukup tinggi intensitasnya. Jumlah TKI
yang bekerja di Serawak dan Sabah yang melintas lewat
pos lintas batas cukup tinggi. Dari data yang tersedia
jumlah WNI yang melintas PPLB Nunukan mencapai

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN


PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
5
belasan ribu orang setiap bulannya. Sebagian besar dari
WNI yang melintas ini merupakan TKI yang bekerja di
Sabah.

C. Kondisi Perekonomian
Kondisi Makro ekonomi Kabupaten perbatasan
Kalimantan Timur dapat dilihat dari indikator utama, yaitu
nilai PDRB menurut harga berlaku dengan migas tahun
2006.
Dari ketiga Kabupaten perbatasan di Kalimantan
Timur, maka Kutai Barat menunjukkan nilai PDRB yang
tertinggi sebesar 2,52 trilyun rupiah pada tahun 2006,
kemudian Nunukan sebesar 1,20 trilyun rupiah, dan yang
terendah adalah Malinau sebesar 485,13 milyar rupiah.

Nilai PDRB Perbatasan Kalimantan Timur Tahun 2007


PERTUMBUHAN
KABUPATEN PDRB
RATA-RATA
Kutai Barat 3.977.909.000.000 11,20
Malinau 1.041.792.000.000 2,71
Nunukan 2.451.546.000.000 7,03
JUMLAH 7.471.248.000.000 6,98

Dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi rata-rata dari


tahun 20032006, maka Kabupaten Kutai Barat mengalami
laju pertumbuhan ekonomi rata-rata yang paling tinggi yaitu
sebesar 11,.20 % per tahun, kemudian Kabupaten Nunukan
dengan laju pertumbuhan rata-rata sebesar 7,03 % per
tahun dan Kabupaten Malinau sebesar 2,71 % per tahun.
Sementara itu pendapatan per kapita penduduk
Kabupaten Kutai Barat paling tinggi yaitu sebesar 18,01
Juta Rupiah. Tetapi dilihat dari tingkat pertumbuhan rata-
rata per tahun, maka Kabupaten Nunukan mengalami
pertumbuhan pendapatan per kapita yang paling tinggi
sebesar 26,67 per tahun, kemudian Kutai Barat sebesar
13,74 % per tahun dan Malinau sebesar 11,46 % per tahun.

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN


PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
6
Perkembangan Pendapatan Per Kapita Kabupaten
Perbatasan Kalimantan Timur Tahun 2007

Pendapatan
Kabupaten
Perkapita
Kutai Barat 25.201.042
Nunukan 18.567.968
Malinau 19.546.535

Struktur perekonomian keseluruhan pada 3 (tiga)


Kabupaten perbatasan Kalimantan Timur didominasi oleh
sektor pertambangan, pertanian, dan perdagangan. Sektor
pertanian merupakan leading sektor perekonomian di
Kabupaten Malinau dengan kontribusi sebesar 39,59%,
kemudian sektor perdagangan, jasa dan bangunan. Kutai
Barat didominasi oleh sektor pertambangan dengan
kontribusi sebesar 497,52%, kemudian sektor pertanian,
dan bangunan. Demikian pula halnya dengan Kabupaten
Nunukan yang mengandalkan sektor pertambangan dengan
kontribusi sebesar 57,82%, dan sektor pertanian
memberikan kontribusi sebesar 20,98%.

Struktur Perekonomian Kab. Perbatasan Tahun 2007

No. Sektor Usaha Kubar Malinau Nunukan


1 Pertanian 18,48 39,59 20,98
2 Pertambangan 47,52 4,07 57,82
3 Industri Pengolahan 1,86 0,07 0,03
4 Listrik, gas, air minum 0,18 0,22 0,49
5 Bangunan 19,13 15,70 4,19
6 Perdagangan, Hotel & 6,00 17,23 10,08
Restauran
7 Angkutan & 1,53 2,63 2,03
Komunikasi
8 Keuangan, persewaan 2,03 0,40 0,12
& Jasa Prshan
9 Jasa-jasa 3,27 20,08 4,26
100 100 100

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN


PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
7
D. Kondisi Infrastruktur Wilayah Perbatasan
1. Perhubungan darat
Rencana jalan
di wilayah perbatasan
Kalimantan Timur
merupakan bagian dari
jalan lintas Kalimantan
Poros Utara yang
meliputi jalan lintas
batas negara sebagai jalan koridor perbatasan dan
ruas jalan yang menghubungkan antar kecamatan-
kecamatan diwilayah perbatasan dan pedalaman.
Ruas-ruas tersebut jalan koridor perbatasan dimulai
dari Tanjung Selor Malinau Simanggaris Batas
Negara Nunukan, dan jalan lingkar sebatik.
Sedangkan ruas jalan ke kakawasan perbatasan dan
pedalaman adalah Malinau Long Bawan Long
Midang Batas Negara Long Nawang Long
Ampung Sungai Barang Mahak Baru Long
Bagun Long Pahangai long Apari. Ruas jalan
perbatasan yang sudah dbangun sampai dengan
tahun 2007 adalah jalan lintas negara dari Malinau ke
Pos Lintas Batas Darat (PLBD) simanggaris
serudong sepanjang 465 km yang bersumber dari
dana APBN. Kondisi permukaan jalan adalah;
beraspal sepanjang 108,92 km (23,42 %), aggregat
217,5 km (46,77 %) dan jalan tanah sepanjang 138
km (29,80 %).
Jalan perbatasan lainnya yang sudah
eksisting adalah; Jalan Poros Malinau Paking yang
menghubungkan Kabupaten Malinau Long Bawan
(Kabupaten Nunukan) telah dibangun jalan sepanjang
10 km dari panjang total 35 km, jalan poros Long
Nawang Pos Perbatasan dengan Serawak
(Panggung-Tapak Mega) sepanjang 32 km, jalan
poros Long Nawang- Long Ampung sepanjang 25 km,
jalan poros Long Ampung Sungai Barang Mahak
Baru sepanjang 7 km dari panjang total 87 km.

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN


PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
8
Pembangunan jalan tersebut bersumber dari dana
APBD Provinsi dan APBD Kabupaten Malinau dengan
kondisi jalan tanah.
Sedangkan
ruas jalan perbatasan
di Kabupaten Kutai
barat di mulai dari
Long Bagun Long
Pahangai Long
Lunuk Long Apari
Lasan Tuyan
(perbatasan Serawak) sepanjang 297 km, sampai
dengan tahun 2007 hanya sepanjang 15 km yang
eksisting yaitu poros Long Bagun Long Pahangai
yang bersumber dari dana subsidi pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur dan APBD Kabupaten Kutai Barat,
dengan kondisi beraspal sepanjang 7 km, dan jalan
tanah sepanjang 8 km. Sedangkan selebihnya masih
dalam tahap pengkajian. Sementara itu, ruas jalan
perbatasan di Kabupaten Nunukan yang
menghubungkan Kecamatan Krayan Krayan Selatan
dengan perbatasan sabah di Long Bawan Long
Pasia dan dengan Serawak di Lembudud/Long Layu
Bario sebagai alternative jalan Long Bawan Long
Midang Bekalaan belum tersentuh samasekali, kecuali
jalan lingkar Krayan sepanjang 125 km yang
mengubungkan desa-desa di Kecamatan Krayan dan
Krayan Selatan sudah terbangun sebagian. Kemudian
Jalan Lingkar di Kecamatan Nunukan sepanjang
54,60 km masih dalam tahap penyelesaian, serta jalan
lingkar di Kecamatan Sebatik sepanjang 58,50 km
telah selesai hanya memerlukan peningkatan.

2. Perhubungan Udara
Perhubungan udara selama ini merupakan
alternative terakhir untuk membuka isolasi wilayah
perbatasan yang belum terjangkau perhubungan darat
maupun sungai, dengan kapasitas yang sangat
terbatas dan relative mahal.

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN


PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
9
Di wilayah perbatasan Kalimantan Timur
banyak terdapat lapangan terbang perintis yang hanya
dapat di darati oleh pesawat berbadan kecil. Secara
keseluruhan di Kalimantan Timur terdapat 10 Bandar
Udara dan 6 Bandar Udara diantaranya berada di
Wilayah perbatasan serta terdapat 61 Lapangan
terbang perintis dengan jenis landasan
Clay/Grass/Gravel/Cmpact-ed Sand dan dalam
kondisi yang kurang terpelihara.
Di Kabupaten
Nunukan terdapat 3
(tiga) Bandara Nunukan
yaitu Bandara Tanjung
Harapan di Kecamatan
Nunukan, Bandara
Yavai semaring di Long
Bawan, dan Bandara Binuang, long layu di Krayan
Selatan.
Bandara Nunukan dengan panjang landas
pacu 1.100 meter dan hanya dapat didarati pesawat
type ATR.42, sehingga untuk meningkatkan kapasitas
landasan agar dapat didarati jenis pesawat Fokker
100 idealnya diperlukan perpanjangan landasan
menjadi 1.400 meter.
Bandara Yuvai Semaring di Long Bawan
Kecamatan Krayan dengan panjang landas pacu 900
m, dan hanya dapat didarati jenis pesawat C-212
masih diperlukan perpanjangan landas pacu,
mengingat di wilayah ini hanya mengandalkan
tranportasi udara sebagai sarana perhubungan
menuju pusat pemerintahan Kabupaten.
Bandara Binuang, Long Layu dan PaUpan di
Kecamatan Krayan Selatan dengan landasan tanah
perkerasan dengan panjang landas pacu 650 meter,
juga merupakan satu-satunya sarana perhubungan
dengan wilayah lain.
Di Kabuparen Malinau terdapat 13 lapangan
terbang perintis dengan jenis landasan tanah
perkerasan (Clay/Grass) dengan jenis pesawat

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN


PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
10
Cessna-206, kecuali Bandara Long Ampung dengan
landasan aspal beton dan RA, Bessing di Malinau
dengan jenis landasan aspal Hotmix yang dapat
didarati jenis pesawat CN-235, Twin Otter, BN dan
Cessna 185. Sedangkan di Kabupaten Kutai Barat
terdapat 2 buah Bandar Udara yaitu ; di kecamatan
Melak yang dapat didarati jenis pesawat Cassa 212
atau Twin Otter, dan lapangan terbang Data Dawai di
Long Lunuk Kecamatan Long Pahangai yang dapat
didarati jenis pesawat BN-2A.

3. Perhubungan Sungai
Beberapa wilayah pedalaman diperbatasan
selama ini masih mengandalkan transportasi sungai
sebagai urat nadi perhubungan ke Ibukota Kabupaten
dan antar wilayah kecamatan, mengingat belum
tersedianya sarana transportasi darat dan udara.
Trasportasi sungai ke
wilayah pedalaman di
perbatasan sangat
mahal dengan waktu
tempuh berhari-hari,
serta melintasi banyak
jeram dengan tingkat
kesulitan yang tinggi,
sehingga mengandung resiko yang tinggi pula.
Meskipun demikian, masyarakat setempat tidak punya
pilihan lain untuk mendapatkan jenis transportasi yang
termurah dan termudah. Kecamatan-Kecamatan yang
masih mengunakan jalur transportasi sungai adalah
Kecamatan Long Pahangai, Long Apari di Kabupaten
Kutai Barat dengan jalur pulang pergi dari Ibukota
Kabupaten Melak Long Bagun Long Pahangai
Long Apari dengan waktu tempuh kurang lebih 2 hari
perjalanan. Rute Melak Long Bagun mengunakan
Kapal Motor dengan waktu tempuh 1 (satu) hari
reguler, kemudian dilanjutkan rute Long Bagun Long
Pahangai Long Apari menggunakan Long Boat 2
(dua) Mesin dengan waktu tempuh kurang lebih 6

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN


PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
11
(enam) jam perjalanan (carter) melewati banyak jeram
(Riam) antara lain adalah Riam Udang dan Panjang
yang terkenal ganas. Jalur ini tidak dapat dilintasi
pada saat musim kemarau, karena airnya dapat
mengering dan juga sangat berbahaya pada saat air
terlalu tinggi. Kecamatan di Kabupten Nunukan yang
masih tergantung dengan tranportasi sungai adalah
kecamatan Lumbis dan Sebuku menggunakan long
boat dengan system carter untuk kepentingan umum.
Sedangkan di Kabupaten Malinau untuk
menghubungkan antar kecamatan Kayan Hilir
Kayan Hulu Kayan Selatan juga pada umumnya
menggunakan transportasi sungai dengan tempuh
masing-masing 2 (dua) jam menggunakan mesin
ketinting (ces). Di kabupaten Nunukan terdapat
pelabuhan/dermaga yang merupakan pelabuhan laut
yaitu; Pelabuhan Tunon Taka untuk melayani
penumpang (spead boat) dan kapal besar (PELNI),
barang dan kargo, sebagai pelayaran antar pulau dan
luar negeri (Tawao).
Selain itu telah
dibangun Pelabuhan
Lahmijung sebagai
Pelabuhan Pos Lintas
Batas Laut (PLBL)
yang menjadi bagian
kesepakatan kerjasama SOSEK MALINDO.
Kemudian pelabuhan penyeberangan Ferry (ASDP)
direncanakan pembangunannya di Sungai Jepun. Di
Kabupaten Malinau trerdapat 2 kecamatan yang pada
umumnya menggunakan trasnportasi sungai adalah
kecamatan Pujungan dan Bahau Hulu, meskipun
perhubungan udara sudah ada, tetapi kapasitasnya
sangat terbatas.

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN


PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
12
E. Lintas Batas dan Pengamanan di Perbatasan Antar
Negara di Kalimantan Timur

Lalu lintas (exit/entry point) masyarakat di


perbatasan Indonesia Malaysia (Kalimantan Timur
Sabah dan Serawak) baik darat maupun laut yang telah
terjadi selama ini dan menjadi kesepakatan di dalam
hubungan kerjasama Indonesia Malaysia adalah;
a. Desa Long Nawang Kecamatan Kayan Hulu berjarak
15 km keperbatasan Serawak yang dapat ditempuh
dengan kendaran roda 4 dengan kondisi jalan tanah.
b. Desa Apau Ping Kecamatan Pujungan berjarak 10 km
ke perbatasan Serawak menggunakan jalan setapak.
c. Long Layu di Kecamatan Krayan untuk masyarakat
Long Layu, Lembudud, dan sekitarnya, berjarak 10 km
keperbatasan Serawak dengan kondisi jalan setapak
d. Long Midang di Kecamatan Malinau untuk masyarakat
Long Midang, Long Bawan, Pa Betung dan sekitarnya
yang berjarak 15 km keperbatasan Sabah dan
Serawak.
e. Nunukan dan Sungai Pancang untuk masyarakat
kecamatan Nunukan, Sungai Pancang dan Sekitarnya
ke Kota Tawao Negeri Sabah, melalui jalur laut.
f. Labang, Tau Lumbis untuk masyarakat Lumbis
dengan jarak 15 km keperbatasan Sabah
mengunakan jalan setapak.
g. Lasan Tuyan Kecamatan Long Apari untuk
masyarakat Long Apari berjarak 20 km ke perbatasan
sabah menggunakan jalan setapak.
h. Sei. Manggaris untuk masyarakat sei. Manggaris
berjarak 20 km ke Pos Lintas Batas Darat (PLBD)
perbatasan Sabah menggunakan kendaran roda 4
kondisi jalan aspal dan agrerat.

Pada tahun 2007, jumlah


pelintas batas dari Malaysia
ke Kalimantan Timur
sebanyak 128.423 orang,
dan dari Kalimantan Timur ke

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN


PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
13
Malaysia sebanyak 181.551 orang. Sedangkan jumlah
Tenaga Kerja Indonesia yang dideportasi tahun 2007
sebanyak 1.115 orang. Untuk menjaga dan mengawasi
keamanan di wilayah perbatasan Kalimantan Timur dengan
Sabah dan Serawak khususnya perbatasan darat yang
berkaitan dengan kegiatan illegal logging dan keamanan
territorial, telah dibangun pos-pos keamanan di lokasi-lokasi
strategis meskipun dengan jumlah dan dukungan peralatan
yang masih terbatas.
Di wilayah perbatasan Nunukan dengan panjang
garis perbatasan darat kurang lebih 400 km telah dibangun
18 Pos Keamanan yang berjarak 2 km dari garis
perbatasan. Sementara itu di wilayah perbatasan Kutai
Barat dengan panjang garis perbatasan 52,3 km dan
Malinau yang mempunyai panjang garis perbatasan 408
km, hanya terdapat satu Pos Keamanan serta 1 (satu) Pos
Mobile di Lasan Tuyan yang dibangun melalui anggaran
APBD Kutai Barat. Dilain pihak, Pemerintah Malaysia telah
membangun 4 Pos Keamanan di wilayah tersebut yang
dilengkapi dengan infrastruktur pendukung. Setiap Pos
terdapat satu peleton dengan jumlah anggota 25-30 prajurit
TNI dengan persenjataan M16.

Operasi keamanan wilayah


perbatasan di Kalimantan
Timur di laksanakan oleh TNI
dengan menggelar operasi
pengamanan sepanjang
tahun, yaitu melakukan
patroli jarak dekat dan patroli
jarak jauh. Patroli jarak dekat dilaksanakan dalam radius 5
km dari Pos Perbatasan, dan patroli jarak jauh menuju
desa-desa di wilayah perbatasan atau patroli sambung
desa. Melalui program kerjasama antara Korem 091/ASN
dengan Brigif 5 dan 9 Bim Tentara Diraja Malaysia (TDM)
yang tergabung dalam wadah Tim Perancang Operasi darat
(POD) melakukan operasi bersama dengan bentuk
kegiatannya antara lain; pembuatan Pos Gabungan TNA
dan TDM di perbatasan Sei. Manggaris, penempatan

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN


PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
14
perwakilan masing-masing perwakilan di Samrinda dan
Kinibalu, patroli bersama, pertukaran informasi
permasalahan perbatasan. Patroli koordinasi antara TNI
dan TDM ditentukan pada titik koordinasi yang telah
disepakati bersama yaitu;
a. Di wilayah Long Midang yaitu antara Pos TNI di Long
Midang dan Pos TDM di bakalalan, dengan titik
koordinasi di lajuang.
b. Di wilayah Lembudud, yaitu antara Pos TNI di
Lembudud dan Pos TDM di Bareo, dengan titik
koordinasi di Raang Mekang.
c. Di wilayah Nunukan yaitu antara Pos TNI di Nunukan
dan Pos TDM di Wallace Bay.

Selain itu, telah dipasang pula patok-patok


disepanjang garis perbatasan RI Malaysia sebanyak
19.328 buah patok dengan kondisi 270 buah hilang, 48
buah rusak, 6 buah miring, 5 buah patah, 4 buah retak, 2
buah lepas, 2 buah tertimbun, dan buah roboh. Patok
perbatasan yang terpasang terdiri dari 4 (empat) type, yaitu
; Type A berjarak 300 km, Type B berjarak 50 km, Type C
berjarak 5 km dan Type D berjarak 100-200 meter. Ukuran
Patok berbeda menurut typenya masing-masing. Patok type
A berjumlah 7 buah, type B sebanyak 76 buah, type C
sebanyak 535 buah, type D sebanyak 18.710 buah.
Hasil operasi keamanan di perbatasan yang
dilakukan pada tahun 2008 sebagai berikut;
a. Pos gabungan bersama Simanggaris oleh Yonif
623/BWU telah menangkap 7 orang yang melakukan
kegiatan mebuka perkebunan kelapa sawit pada
tanggal 7 Juni 2008 di wilayah Semaja Kabupaten
Nunukan dengan dukomen yang kurang lengkap.
b. Satgas pengamanan perbatasan Yonif 623/BWU Pos
Simantipal telah menangkap 2 orang pelaku yang
membawa 2 pick-up dan senjata api jenis penabur
serta 2 kotak amunisi merk IMS Mega (9046-U)
buatan Malaysia pada tanggal 22 Januari 2008 di
wilayah Mensalong Kabupaten Malinau

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN


PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
15
c. Satgas Pengamanan Perbatasan Yonif 623/BWU Pos
Gabungan Bersama Simanggaris telah menangkap 6
orang pelaku pembalakan liar dengan 1 unit KM.
Samudera serta 40 m3 kayu di sungai Sebakis
Nunukan pada tanggal 5 Februari 2008.

F. Potensi Sumber Daya Alam


Potensi sumber daya alam di kabupaten
perbatasan cukup besar yang dapat dimanfaatkan sebagai
modal dasar pembangunan wilayah perbatasan meliputi;
sumber daya hutan, sumber daya mineral dan energi,
objek wisata, perikanan.

1. Sumber daya hutan


Sumber daya hutan yang tersedia cukup luas
yang meliputi kawasan budidaya non-kehutanan
(KBNK)), kawasan budidaya kehutanan (KBK), dan
kawasan lindung (KL).
Berdasarkan
paduserasi tahun
1999, luas kawasan
hutan di kawasan
perbatasan adalah
8.763.726 ha, yang
terdiri dari (KBNK)
seluas 1.707.180 ha, KBK seluas 4.133.194 ha,
Kawasan lindung seluas 2.917.860 ha. Bila
dibandingkan dengan luas hutan di Kalimantan Timur
seluas 20.039.500 ha, maka 43,73 % luas hutan
berada pada wilyah perbatasan. Kabupaten Malinau
memberikan kontribusi yang paling luas sebesar
kurang lebih 4,19 juta ha, kemudian Kutai Barat 3,16
juta ha, dan Nunukan 1,40 juta ha. Selain itu terdapat
pula kekayanan flora dan fauna yang diantaranya
banyak yang tergolong langka serta berbagai hasil
hutan ikutan lainnya yang juga mempunyai nilai
ekonomis yang tinggi, seperti dammar, gaharu, sarang
burung, rotan dan lain-lain.

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN


PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
16
Di Wilayah perbatasan Kalimantan Timur
terdapat kawasan khusus yaitu kawasan lindung
Taman Nasional Kayan Mentarang yang melintasi
wilayah kabupaten Nunukan dan Malinau dengan
memiliki luas wilayah lebih kurang 1,35 juta Ha dan
terletak dalam wilayah Kecamatan Kayan Hilir,
Pujungan, Krayan, Mentarang dan Lumbis. Taman
nasional ini berbentuk panjang dan menyempit, dan
mengikuti batas internasional dengan Negara bagian
Sabah dan Sarawak, Malaysia. Posisinya terletak di
antara 20 dan 40 LU dari khatulistiwa. Taman
Nasional Kayan Mentarang merupakan kawasan
konservasi terbesar di Pulau Kalimantan dan
termasuk salah satu yang terbesar di wilayah Asia
Pasifik.
Taman Nasional Kayan Mentarang terletak di
punggung pegunungan yang membentang dari timur
laut ke barat laut di sepanjang perbatasan Malaysia
Indonesia sampai wilayah Kalimantan Tengah. Bagian
rangkaian pegunungan tempat taman nasional berada
biasanya disebut sebagai pegunungan BelayanKaba.
Elevasi daerah-daerah di wilayah taman nasional
bervariasi mulai dari 300 m hingga lebih dari 2000 m,
akan tetapi informasi secara pasti tentang topografi
kawasan tersebut masih belum ada.
Lembah Kayan yang relatif rendah dan
berbukit-bukit merupakan perkecualian dari topografi
lain di wilayah taman nasional yang umumnya agak
curam. Sekitar 50 % dari wilayah taman nasional
memiliki elevasi lebih dari 1000 m. Gunung Siho (G.
Menjoh) dengan ketinggian lebih kurang 2.000 m
terletak di tengah Taman nasional Kayan Mentarang.
Kemiringan lereng di kawasan taman nasional
umumnya lebih dari 40 %. Lembah Kayan mempunyai
kemiringan lereng umumnya lebih dari 40 %, sehingga
digunakan sebagai kawasan lindung.
Kayan Mentarang memiliki paling sedikit 18
tipe habitat darat utama berdasarkan kombinasi
substrat dan ketinggian. Hal ini tampak pada struktur

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN


PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
17
dan komposisi jenis vegetasi. Habitat padang rumput
dan hutan sekunder merupakan akibat gangguan
kegiatan manusia. Vegetasi bervariasi pada tiap
habitat tergantung dari posisi topografi (misalnya
puncak, sekitar sungai dan lain-lain). Penyebaran
satwa tidak tergantung pada tipe habitat. Banyak jenis
tersebar luas di beberapa habitat sementara jenis-
jenis lainnya hanya ditemukan pada bagian-bagian
tertentu dari suatu habitat. Kawasan ini memiliki
sejumlah tipe habitat aquatik yang menggenang
maupun yang mengalir, yang didominasi oleh aliran
sungai bagian paling hulu dan sedikit aliran sungai
pada gunung diatas ketinggian 1.000 meter. Meskipun
sangat jarang, terdapat juga beberapa danau kecil
dan danau air payau, termasuk rawa-rawa gambut di
beberapa tempat yang tinggi.
Hutan Kayan Mentarang memiliki sejumlah
tumbuhan khas termasuk berbagai varietas anggrek
epifit dan berbagai jenis rotan. Tumbuhan Kantung
Semar (Nepenthes) ditemukan di hutan kerangas
daerah rawa pada elevasi tinggi. Hutan pegunungan
juga merupakan tempat bagi Rhododendron, sebuah
famili tumbuhan berbunga yang biasanya ditemukan
di bagian utara dataran Asia.
Masyarakat suku dayak yang tinggal di dalam
dan sekitar hutan TNKM secara tradisional
memanfaatkan pohon dan tumbuhan hutan untuk
kepentingan kontruksi rumah, peralatan, sumber
makanan, obat-obatan
dan produk komersial.
Gaharu, kayu yang
harum yang berasal dari
pohon-pohon beberapa
jemnis aquilaria yang
terinfeksi jamur, telah
secara besar-besaran dipanen pada tahun-tahun
terakhir oleh masyarakat lokal dan pendatang, karena
mencapai harga tinggi di pasaran internasional.
Sebelumnya, jenis rotan yang lebih bernilai mendapat

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN


PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
18
tekanan yang sama tapi saat ini kurang dicari
sehubungan dengan jatuhnya harga di pasaran.
Survei terhadap masyarakat yang tinggal di dalam dan
di sekitar taman nasional menunjukkan bahwa
diantara hasil hutan non kayu yang biasa diambil,
hanya ajenis aquilaria yang mengandung gaharu yang
yang telah mengalami penurunan (Eghenter, 1999).
Hutan juga memainkan peran penting pada pertanian
gilir balik. Pohon pohon ditebang, dikeringkan di
bawah panas matahari dan dibakar untuk persiapan
penanaman, guna untuk meningkatkan sinar matahari
yang sampai ke tanah, meningkatkan kesuburan
tanah dan membunuh hama serangga dan tumbuhan
pengganggu.
Kekayaan fauna Kalimantan berasal dari
Asia, tetapi beberapa jenis mempunyai kesamaan
dengan fauna dari Sulawesi dan pulau-pulau lain di
Kawasan Bioregion Wallacea. Lebih dari 150 jenis
mamalia (dari 223 yang telah diketahui di Borneo)
termasuk yang telah terdokumentasi di Kayan
Mentarang dalam survei-survei yang dilakukan pada
akhir-akhir ini, dan yang diperkirakan ditemukan bila
daerah ini disurvei secara menyeluruh. Kebanyakan
survei telah dilakukan pada elevasi-elevasi rendah
dan di sekitar batas taman nasional. Survei-survei
telah dikonsentrasikan pada mamalia besar dan
diharapkan akan ditemukan lebih banyak jenis lagi bila
survei-survei mendatang dikonsentrasikan pada jenis
jenis kecil, nokturnal (aktif pada malam hari) dan yang
hidup di dalam tanah.
Banyak jenis mamalia endemik Kalimantan
(44 jenis) telah terdokumentasi. Beberapa diantara
jenis jenis ini bersama dengan jenis non endemik lain
berstatus terancam punah menurut daftar merah
IUCN. Mamalia yang paling mendapat perhatian
secara ilmiah adalah primata dan jenis yang besar
dan karismatik.
Kurang lebih 16.000 jiwa masyarakat suku
Dayak yang memiliki lebih dari 12 kelompok bahasa

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN


PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
19
yang yang berbeda bermukim dalam kurang lebih 50
desa di dalam dan sekitar Taman Nasional Kayan
Mentarang. Luas lahan dari 10 wilayah adat yang
beberapa diantaranya berada di dalam taman
nasional adalah 2 juta ha lebih sedikit, dan rata-rata
kepadatan penduduknya 0,74 jiwa per km2. Ada juga
penduduk dalam jumlah besar yang tinggal dan
menetap sementara untuk beberapa waktu hanya
untuk mengeksploitasi sumber daya hutan. Sebagian
besar kaum laki-laki yang berumur 20-40 tahun
menuntut hak menggunakan hasil hutan karena
hubungan dengan keluarga yang masih tinggal di
pedalaman. Meningkatnya kondisi kesehatan dan
standar ekonomi secara menyeluruh yang lebih tinggi
dari garis kemiskinan di pedalaman, telah mendukung
meningkatnya jumlah penduduk di kawasan taman
nasional selama sepuluh tahun terakhir.
Populasi penduduk di dalam kawasan telah
berfluktuasi pada dekade terakhir ini, dengan
perpindahan keluar yang signifikan pada tahun-tahun
60-an, 70-an dan 1980-an dari beberapa daerah
dengan alasan untuk mencari peluang ekonomi dan
fasilitas yang lebih baik di daerah pesisir. Ledakan
perdagangan hasil hutan bermula pada awal tahun
1990-an menghentikan arus keluar penduduk dari
taman nasional, dan sebagian dari penduduk yang
telah keluar kembali lagi ke tanahnya semula.
Tampaknya perpindahan kembali ini akan berlanjut.
Seluruh kawasan TNKM telah dihuni sejak
sekitar tiga abad yang lalu oleh kelompok masyarakat
suku Dayak termasuk Kenyah. Lundayeh, Tagel,
Saben, Punan dan Kayan. Kira-kira 16.000 jiwa
penduduk suku Dayak yang terdiri dari 12 kelompok
bahasa yang berbeda saat ini menghuni 50 desa di
dalam dan di sekitar taman nasional, yang terbagi ke
dalam 10 wilayah adat. Mayoritas dari penduduk ini
beragama Kristen Protestan dan sebagian kecil
Katolik.

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN


PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
20
Dalam kegiatan sehari-hari dan pengelolaan
sumber daya alam, masyarakat di dalam dan di
sekitar taman nasional masih taat pada peraturan
adat. Lembaga-lembaga adat beserta kepala adatnya
adalah lembaga tradisional di mana masalah-masalah
masyarakat disampaikan dan diselesaikan. Terdapat
10 wilayah adat d dalam dan di sekitar kawasan yang
masing-masing dipimpin oleh lembaga adat di bawah
kepemimpinan kepala adat.
Dalam setahun jumlah wisatawan yang
mengunjungi taman nasional Kayan Mentarang kira-
kira sebanyak 25 orang. Untuk meningkatkan
kunjungan ke TNKM sangat sulit karena lokasinya
yang terpencil dari pusat kota dan jalan, serta sangat
mahal untuk dikunjungi, selain kurangnya prasarana
dan faktor fisik serta hidupan liar yang kharismatik
yang bisa digunakan untuk menarik perhatian
pengunjung internasional. Oleh karenanya dapat
dikatakan bahwa menyaksikan keanekaragaman
satwa di kawasan, merupakan tantangan karena pada
umumnya satwa-satwa di dalam hutan sangat susah
terlihat dimana banyak jenis yang sangat suka
menyendiri, aktif pada malam hari atau hidup di
daerah terpencil. Hutan-hutan di kawasan, sungai dan
budaya masyarakat Dayak adalah aset pariwisata
penting dari TNKM, tetapi kemungkinan tidak akan
menarik wisatawan dalam jumlah besar pada waktu
dekat.

2. Sumber Daya Mineral dan Energi


Potensi sumber
daya mineral di wilayah
kabupaten perbatasan
cukup banyak baik jumlah
maupun jenisnya. Potensi
tersebut sebagaian bersifat
indikatif dan sebagian lagi
sudah terdeteksi. Potensi sumber daya mineral
tersebut meliputi ; emas, besi, timah hitam dan seng,

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN


PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
21
batu gamping, gypsum, batu pasi, batu bara, sirtu,
andesit/dioret, koral, batu garam, pasir kuarsa, kaolin,
bond clay, antimoit, perak, intan, kristal kuarsa,
lempung, batuan beku, granit, batu apung, kerakal,
selisified wood. Potensi yang sudah terdetiksi antara
lain ; emas sebanyak 176 ton di Kutai Barat, batu
gamping 654 ribu ton di Malinau, 25 ribu ton di
Nunukan, 12,32 juta ton di Kutai Barat, batu bara
sebanyak 13,46 juta ton di Kutai Barat, sirtu sebanyak
2,50 juta ton Nunukan, 6,01 juta ton di Kutai Barat,
pasir kuarsa sebanyak 1 milyar ton di Nunukan.

3. Potensi Wisata
Di kawasan
perbatasan banyak
terdapat beberapa
potensi wisata yang
belum dikembangkan
dan dapat dijadikan
salah satu sumber dana
bagi daerah. Potensi wisata di kawasan perbatasan ini
antara lain berupa wisata alam (ecotourism) yaitu
berupa wisata hutan, sungai, jeram dan wisata bahari
yang dipadukan dengan wisata budaya.

a. Wisata alam
Jenis objek wisata alam yang dapat
dikembangkan adalah ;
Air terjun Sungai Binusan, jaraknya 7 km
di sebelah Selatan Kota Nunukan (Dusun
sungai Binusan).
Wisata Pantai Firdaus (Encing), jaraknya
8 km dari Kota Nunukan (Dusun Sungai
Fatimah).
Wisata Pantai Sedadap, jaraknya 5 km
dari Kota Nunukan (Dusun Sedadap).
Wanawisata dan kebun binatang
Mambunut, jaraknya 7 km dari Kota
Nunukan

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN


PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
22
Wanawisata yang didominasi oleh vegetasi
spesifik hutan dataran rendah, seperti
pohon meranti, bengkirai dan ulin yang
mengelilingi Desa Pembeliangan.
Agrowisata tambak dan ombak laut di
Pulau Tinabasan.
Wisata Pantai Batu Lamampu dan festival
budaya masyarakat Bugis rantau di pesisir
setiap tahun sekali, terletak di Desa
Tanjung Karang, kecamatan sebatik
Agrowisata Sungai Nyamuk, terletak di
Desa Sungai Nyamuk, kecamatan sebatik
Air terjun Tao Lun, terletak kelompok Desa
Patal, kecamatan lumbis
Arung Jeram Sungai Lumbis dari Tao
Lumbis ke Desa Labang, kecamatan
lumbis.
Ekowisata Kayan Mentarang, membujur
dari perbatasan Kabupaten Nunukan
dengan Sabah Malaysia di bagian Utara
sampai ke Kecamatan Kayan Hulu di
Kabupaten Malinau dengan negara bagian
Serawak Malaysia di Selatan.
Gunung Batu Sicien (Sicen), termasuk
dalam kawasan ekowisata Kayan
Mentarang tepatnya di Desa Tanjung pasir.
Goa Kelelawar, termasuk dalam kawasan
ekowisata Kayan Mentarang tepatnya di
Desa Tanjung Pasir.
Kuburan batu, goa penyimpanan tulang
dan pembusukan mayat, serta benda-
benda pusaka yang bernilai seni dan magis
(guci, gong, mandau, dll), termasuk dalam
kawasan ekowisata Kayan Mentarang
tepatnya di tepi hulu Sungai Krayan.
Batu berukir ParuAting, terletak di areal
Taman Nasional Kayan Mentarang,
tepatnya di tepi hulu Sungai Krayan.

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN


PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
23
Air Terjun Ruab Sebiling, terletak di Desa
BaLiku daerah Krayan Hulu.
Hulu Giram Sungai Krayan.
Pembuatan garam Gunung, terletak di hulu
Sungai Main Desa Long Layu, Binuang,
Ba Liku dan PaKebuan.
Daerah Sungai Kayan yang sangat
terkenal dengan arung jeram yang sangat
terjal terdapat di Data Dian yang
merupakan ibu kota Kecamatan Kayan
Hilir.
Suku Dayak Kenyah Lepo Jalau yang
memiliki lamin adat dan seni budaya yang
juga terkenal sangat rajin berladang.
Buah jeruk sunkis yang terdapat di Long
Uro.
Danau Jempang terletak di Kecamatan
Jempang dan Danau Semayang terletak di
Desa Semayang.
Anggrek alam terdapat di Kersik Luway
antara lain: Anggrek hitam
(Coelogynepandurata), Erya Vania, Erya
Floribuda, Coelogyne dan Rocus Soini dan
Bulpophylum Mututina.
Objek wisata Air terjun Jantur Gemuruh
terletak di Desa Mapan.

b. Wisata Budaya
Wisata
budaya berupa
kekayaan nilai nilai
tradisional yang
masih melekat
secara kuat dalam
kehidupan sehari-
hari. Objek wisata
budaya setempat yang ada antara lain ;

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN


PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
24
Rumah betang panjang (long house) serta
kesenian tradisional dari masing-masing
anak suku yang ada di perbatasan
Wisata budaya yang menampilkan
berbagai jenis tari suku Dayak Murud yang
sangat menarik, antara lain tari gong, tari
koqoi dan tari samajau di kecamatan
lumbis
Wisata budaya yang menampilkan
berbagai seni budaya suku Dayak Lun
Dayeh, baik seni musik maupun seni tari
(Bambu, Kecapi, Perang, Pusan dan
Busaq Baku) di Desa Long Bawan di
kecamatan krayan
Pusat budaya kesenian bukan adat dalam
terdapat di Long Nawang (Ibukota
Kecamatan Kayan Hulu). Daerah ini
mempunyai bukti sejarah adanya bekas
tangga jajahan dan makam tentara
Belanda.
Suku Punan terdapat di desa Sambudurut
kecamatan Malinau, yang dikenal dengan
ketangkasan berburu serta ahli membuat
sumpit dan racun sumpit serta tikar rotan.
Museum Mencimai terdapat desa
Mencimai dan lamin sebagai pusat seni
suku Dayak Tunjung yang terdapat di desa
Mencimai, Eheng, Engkuni, dan Benung,
kutai barat
Upacara adat yang terkenal: Lamelah
Tenan. Laliq Iqal, Hudoq Apah terdapat di
Desa Tering, Kutai Barat.

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN


PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
25
BAB II
PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS

Permasalahan dan Isu-Isu Strategis

Permasalahan wilayah perbatasan antar negara di


Kalimantan Timur dikelompokkan menjadi 3 (tiga) masalah
utama sebagai isu strategis yaitu; keterbatasan infrastruktur
wilayah, tingkat kesejahteraan masyarakat relatife masih
rendah, dan keamanan wilayah perbatasan.

1. Keterbatasan Infrastruktur Wilayah


Kondisi insfrastruktur perbatasan antar negara di
Kalimantan Timur belum cukup memadai untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi di
wilayah tersebut, baik
infrastruktur jalan, perhubungan
udara, maupun sungai.
Infrastruktur jalan yang sudah
tersedia belum secara
keseluruhan dapat
menghubungkan antar kabupaten maupun antar kecamatan
di wilayah perbatasan. Sehingga beberapa kecamatan di
wilayah perbatasan masih relative tersisolasi. Sementara
itu perhubungan udara sebagai satu-satunya alternative
untuk mebuka isolasi wilayah perbatasan masih dalam
kapasitas yang sangat terbatas. Sedangkan sarana
transportasi sungai yang biasa digunakan masyarakat
pedalaman di perbatasan memerlukan waktu yang cukup
lama dengan biaya transportasi yang cukup mahal, dan
tidak semua kecamatan di perbatasan dapat dihubungkan
melalui sungai. Hal yang menjadi kendala utama dalam
mobilisasi barang maupun orang, sehingga ketersediaan
kebutuhan pokok masyarakat menjadi terbatas dengan
harga yang cukup mahal dibandingkan dengan harga
barang di Ibukota Kabupaten. Oleh karena itu masyarakat
di beberapa kecamatan wilayah perbatasan masih sangat
tergantung dengan negara tetangga untuk memperoleh
kebutuhan pokok, terutama dalam situasi tertentu seperti

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN


PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
26
kerusakan pesawat dan kesulitan bahan bakar avgas, serta
larangan atau pembatasan penjualan barang kebutuhan
pokok yang diperketat oleh pemerintah Malaysia, yang
menyebabkan masyarakat perbatasan di kabupaten
Nunukan dan Malinau mengalami kesulitan untuk
memperoleh kebutuhan pokok yang biasanya
diperdagangkan di wilayah perbatasan.

2. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Relatif Masih


Tertinggal
Kabupaten di wilayah
perbatasan Kalimantan Timur
termasuk dalam kategore
daerah tertinggal yang
ditetapkan oleh Kementrian
Negara Pembangunan Daerah
Tertinggal. Tingkat kemiskinan
yang tertinggi di Kalimantan Timur secara relative berada
di wilayah perbatasan, khususnya di kecamatan perbatasan
di Kabupaten Malinau. Mata pencaharian utama
masyarakat di wilayah pedalaman perbatasan masih
bertumpu pada sektor pertanian tradisional (subsisten)
dengan sistem ladang berpindah (shifting cultivation), dan
hasil hutan ikutan lainnya. Sedangkan sektor perdagangan
dan sektor-sektor ekonomi lainnya belum cukup
berkembang, kecuali disekitar kecamatan Nunukan dan
Sebatik yang mempunyai aksessibiltas yang lebih baik

3. Keamanan Wilayah Perbatasan Relatif Masih


Rawan
Keamanan wilayah perbatasan antar negara di
Kalimantan Timr mencakup keamanan territorial dan
keamanan sumber daya
alam.
Keamanan
wilayah territorial berada
pada garis batas perairan
laut Nunukan antara
dengan Kota Tawau di

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN


PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
27
Sabah disekitar Blok Ambalat dan Karang Unarang yang
hingga saat ini masih dalam sengketa dan sedang dalam
tahapan perundingan tingkat pemerintah pusat antara
Indonesia dan Malaysia. Sementara itu diwilayah
perbatasan darat antara Kalimantan Timur dengan Sabah
dan Serawak masih terjadi kegiatan illegal loging, meskipun
operasi keamanan di wilayah tersebut sudah ditingkatkan.
Kerugian negara yang disebabkan oleh kegiatan illegal
loging selama ini diperkirakan telah mencapai trilyunan
rupiah. Wilayah perbatasan Kalimantan Timur juga di
sinyalir merupakan pintu masuk dari penyusupan bahan-
bahan terlarang seperti narkoba dan bahan-bahan lain yang
dapat digunakan untuk kejahatan. Permasalahan
keamanan di wilayah perbatasan antar negara di
Kalimantan Timur juga sangat terkait masalah demarkasi,
karena sampai saat Ini penetapan patok batas wilayah
antar negara belum dapat dituntaskan. Dari 1.038 km
panjang garis perbatasan antar negara Kalimantan Timur
terdapat 5 titik di wilayah perbatasan yang belum dapat
disepakati antara pemerintah Malaysia dan Indonesia
dengan rangan jarak (ranges) + 10 km . Keberadan Pos
Pengamanan yang sudah tersedia di wilayah perbatasan
Kalimantan Timur belum cukup memadai untuk
mengamankan wilayah perbatasan yang demikian luas dan
secara geografis mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi.
Jumlah Pos Keamanan hanya 23 Pos Keamanan yang
berjarak antara 50-100 km antar pos dengan sarana dan
prasarana pendukung yang sangat minim.

4. Status Kawasan Hutan


Pada umumnya wilayah perbatasan masih
merupakan kawasan hutan budi daya kehutanan dan hutan
lindung antara lain Taman Nasional Kayan Mentarang
dengan luas mencapai sejuta ha. Hal ini menjadi benturan
kepentingan dengan berbagai rencana pemerintah daerah
untuk melaksanakan berbagai kegiatan program
pembangunan seperti perkebunan dan pembangunan jalan
diperbatasan, karena harus mendapat izin dari Menteri
Kehutanan. Sehubungan dengan hal tersebut dalam

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN


PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
28
Rencana Tata Ruang Wilayah Kalimantan Timur telah
diusulkan untuk melakukan Revisi terhadap pemanfaatan
hutan dari hutan budi daya menjadi kawasan budi daya
non kehutanan.

5. Kelembagaan
Koordinasi program pembangunan wilayah
perbatasan masih bersifat sporadis, karena di laksanakan
oleh banyak departemen di tingkat pusat antara lain ;
Depdagri, Deplu, Polhukam, Bappenas, Menkokesra,
Dephan, Kementrian Daerah Tertinggal. Sementara itu
pelaksanaan program masih bersifat sektoral menurut
kepentingan masing-masing sektor.
Hal ini menyebabkan program pembangunan di wilayah
perbatasan kurang bersinergi dan kurang terarah sesuai
dengan kebutuhan masyarakat perbatasan, sehingga
program pembangunan wilayah perbatasan selama ini
kurang memberikan dampak terhadap pemecahan masalah
di perbatasan secara menyeluruh.

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN


PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
29
BAB III
ALTERNATIF KEBIJAKAN DAN LANGKAH-
LANGKAH KEGIATAN

Alternatif kebijakan dan langkah-langkah kegiatan


yang perlu dilakukan sebagai upaya pemecahan masalah,
mengacu pada isu-isu strategis sebagaimana yang telah
diuraikan diatas yang selama ini menjadi kendala dalam
pembangunan di wilayah perbatasan Kalimantan Timur.
1. Meningkatkan aksessibilitas di wilayah perbatasan
dengan melakukan pembangunan infrastruktur
perhubungan darat dalam rangka membuka isolasi
wilayah perbatasan. Pembangunan infrastruktur jalan
dapat dilakukan secara bertahap dengan memprioritas
pembangunan pada ruas-ruas jalan utama yang

menghubungkan antar kecamatan dengan ibukota


kabupaten.
Pembangunan insfrastruktur jalan merupakan
prasyarat utama untuk meningkatkan perekonomian
masyarakat di wilayah perbatasan, terutama sektor
perdagangan dan sektor ekonomi lainnya seperti
pertanian dan perkebunan.yang potensinya cukup besar.
Dalam jangka panjang telah direncanakan pembanunan
jalan koridor perbatasan sepanjang 1.038 km dari
simanggaris di Kecamatan Nunukan menuju Long

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN


PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
30
Midang Kabupaten Malinau sampai ke perbatasan
dengan Kalimantan Barat di Kutai Barat.
2. Menuntaskan jalan Trans Kalimantan Lintas utara dan
ruas-ruas jalan perbatasan melalui sumber dana APBN,
APBD Provinsi, dan APBD Kabupaten yang
dilaksanakan menurut kewenangan dan status jalan.
Ruas ruas jalan yang perlu ditangani lebih lanjut
meliputi ;
Sekatak Buji (Bulungan Malinau Mensalong
Tikung Alang Simanggaris Serudong -
Simanggaris Kandungan Nunukan.
Jalan Lingkar Sebatik
Malinau Tanjung Lapang Pulau Sapi Alango
Malinau Mentarang Paking Long Bawan
Long Midang Batas Negara (Long Pasia)
Long Bagun Long Pahangai Long Boh - Mahak
Baru Sungai Barang Long Ampung.
3. Meningkatkan kapasitas lapangan terbang Long
Ampung, Long Bawan, dan Data Dawai sebagai pusat
pelayanan komunikasi dan transportasi udara bagi
masyarakat di perbatasan.
4. Menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di
perbatasan yang berbasis pada sektor pertanian pangan
dan perkebunan menurut kesesuaian dan daya dukung
lahan. Di wilayah perbatasan Kalimantan Timur, terdapat
sebanyak 14 titik kuat yang mempunyai prospek untuk
dijadikan sebagai simpul-simpul ekonomi baru yaitu ;

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN


PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
31
Long Bawan, Krayan Selatan, Long Berini, Long
Pujungan, Mahak Baru, Sebatik, Nunukan, Simanggaris,
Sebuku, Mensalong, Labang, Long Nawang, Long
Ampung, Long Pahangai, Long Apari, dan Tiong Ohang.
Meningkatkan komitment dan kerjasama antar
daerah maupun antar negara di bidang sosial ekonomi
dan keamanan wilayah perbatasan, sehingga tercipta
iklim pembangunan yang kondosif di wilayah perbatasan.
5. Mengupayakan terbentuknya kelembagaan yang secara
khusus menangani kegiatan pembangunan wilayah
perbatasan, sehngga lebih focus, transparan, efektif,
efisien dan lebih akuntabel.
6. Meningkatkan kegiatan operasi keamanan di wilayah
perbatasan baik darat maupun laut serta peningkatan
sarana dan prasarana pendukungnya.
7. Terbangunnya pos-pos lintas batas dengan dilengkapi
infrastruktur dan perlengkapan pendukung yang
memadai.

STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN


PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
32

Anda mungkin juga menyukai