SKRIPSI
llll!lllilllr.
Ull I
Disusun oleh :
FAKULTAS PSIKOLOGll
1430 H/2009 M
"PERAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGAT ASI
PERILAKU BULL YING SIS\llfA SMA
SKRIPSI
Oleh:
SITI NURBAITI
NIM: 104070002284
Di bawah bimbingan
Pembimbing
:!::rif,;
NIP. 150326891
FAKULTAS PSIKOLOGI
1430 H/2009 M
Pengesahan Panitia Ujian
Sidang Munaqasyah
Anggota
Penguji I Penguji II
JF~'
NIP: '150215283
-4~~J-
Bamban1 Suryadi, Ph.D
I !IP: 150:326891
Pembimbing
~~t-
Bambang Suryadi, Ph.D
NIP: 150326891
ABSTRAK
(F)
Sekolah merupakan tempat bagi para siswa menimba ilmu pengetahuan dan
sudah seharusnya tempat tersebut aman bagi mereka. Namun ternyata,
dibeberapa sekolah masih ditemukan kasus kekerasan yang dilakukan antar
siswa. lstilah kekerasan antar siswa di negara barat, dikenal dengan istilah
bullying. Papalia, et Al dalam Dian P (2007) menyatakan bahwa bullying
adalah perilaku agresif yang disengaja dan berulang untu~; menyerang target
atau korban, yang secara khusus adalah seseorang yang lemah, mudah
diejek dan tidak bisa membela diri. Kasus bullying yang terjadi di sekolah
merupakan masalah penting dan serius, yang harus segera diatasi, karena
bullying membawa banyak dampak negatif terhadap siswa1 itu sendiri maupun
lingkungannya. Salah satu dampak tersebut dapat termanifestasi dalam
bentuk timbulnya kecemasan, rasa minder, malu, perilaku ag;esif atau
bahkan percobaan bunuh diri bagi anak yang rnenjadi korban bullying.
Kenyataan ini cukup memprihatinkan untuk perkernbangan siswa. Maka dari
itu untuk mengatasi permasalahan di atas, di setiap sekolah sudah ada suatu
lembaga atau unit yang menangani setiap permasalahan siswa. Lembaga
yang dimaksud adalah bimbingan konseling.
v
ABSTRACT
(F)
A school is a place where many students study knowledge, and students will
get good knowledge in the good school condition. One of the good school
condition criteria is a safe condition. Because of that, the school should be
safe for students. Nevertheless, in the several schools were still found many
force cases that have been done by students. The term of this case in West,
known as bullying. Papalia, et.al in Dian P (2007) stated that bullying is an
aggressive behavior which is purposely and continuity to attack a target or
victim, especially a weak person who is easy to be mocked and cannot
defend his self from attack. Bullying case happened in the school, was an
important and serious problem that should be solved. Beci3use it cause many
negative impacts toward student' self and environment. One of the impact is
can be manifested in anxiety, shy, aggressive behavior, even suicide trial
which would be done by a child as bullying victim. This reality had enough
anxious for developing student. T'1erefore, the solving the problem above is,
every school must have an institution or unit to handle the student problem.
The institution is guidance and counseling.
This research tend to know the role of guidance and counseling preventively
and curatively in solving bullying behavior of Al-lzhar Senior High School
student at Pondok Labu. The Population in this research was the second
grade students of Senior High School at Al-lzhar Pondok L.abu. It was 128
respondence and Sample 64 respondence.
The research used quantitative approach where the output data was in
numeral the method use descriptive method; a research give describing a
phenomenon as clear as possible without treatment to resHarch object.
Beside that, technique of data analysis used frequency distribution.
vi
The research findings concluded that guidance and counseling at Al-lzhar
Senior High School has conducted its preventive function iin solving bullying
problem with receiving students consultation, giving satisfying service for
students, giving bullying information, explaning about school rules, and giving
a guidance about frenship interstudent ethics. Meanwhile, in curative function,
counselor give a counseling serve for student by individual and group,
receiving students suggestions, giving the service whenever they needed.
The writer concluded that guidance and counseling at Al-lzhar Senior High
School has conucted its function optimally in solving student bullying
behavior. For the next research, the writer hopes to other researchers can do
research the indicators deeper more from the rolr of guidance and counseling
preventively and curatively in solving student bullying behavior.
vii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa
mencurahkan rahmat dan karuniaNYA sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam tidak lupa penulis sampaikan
kepada Rasulullah SAW, keluarganya, para sahabat dan pengikutnya.
1. Bapak Jahja Umar, Ph.D selaku Dekan Fakultas Psikologi, lbu Dra
Fadhilah Suralaga, M.Si selaku Pembantu Dekan Bidang Akademik
beserta jajarannya.
3. Kedua orang tua yang telah memberikan jasa tak terbalaskan bagi
kehidupan penulis baik itu moril dan materil, selama hidup penulis pun
tidak akan pernah dapat membalasnya. Skripsi ini penulis persembahkan
khusus untuk mereka, juga keluarga dirumah mpok' yana, bang oman, k
fairus, bang apit, mpok' uyah, miftah dan untuk keponak:anku Nanda dan
Gazi Rabbani (!ante sayang kalian bgttt .. )
6. Untuk sahabat terbaikku: iyoet, iik, melly Oangatn lupain kenangan manis
pahit kita ya selama ngekost bareng.y."pa' Tarmi & kos pink". Tetap
semangat selesaian skripsinya .. ok)
Penulis
ix
DAFTAR ISi
Halaman
Halaman Judul
Abstrak ................................................................................ iv
Kata Pengantar ............ ... ... ................. .... ... ............. ... .. ....... viii
BABl:PENDAHULUAN
2.2 Bullying
2.2.2 Jenis-jenis Bullying . .. ... ... ... ... ... ... . .. ... . .. ... . .. ... ... 51
3.2.1 Populasi . .. . . . .. . . . . .. . . . . . .. . . . .. . . .. . .. . . . .. . . .. .. . . . . .. . . .. 66
3.2.2 Sampel ... ... ... ... ... ... ... ... ...... ...... ... ... ... ... ... .... 67
3.2.3 Teknik Pengambilan Sampel ... ... . .. ... ... ... ... ... ... . 67
3.4.1 Kuesioner . . . .. .. . . .. . . . .. . . . . .. . .. . . .. . . . . . . . . . .. . . .. . .. .. . . . . 68
3.4.2 Wawancara........ ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 69
3.4 Teknik Penyusunan Angket ... ... ... ... ... ... .. ... ... ... ... ... .... 70
3.4.1 Uji lnstrumen penelitian . .. ... . . . ... . ... ... ... ... . . .. ... 74
3.5 teknik Analisa Data ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 74
3.6 Prosedur Penelitian ... ... ... .. . . .. . .. ... ... ... . . . ... . . . . .. ... . .. . .. .. 76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPI RAN
Daftar Tabel
Tabel 3.1: Kisi-kisi instrument penelitian ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .. 73
Tabel 4.1: Gambaran umum Subjek ... .. . . .. ... .. . ... ... ...... ... . .. ... . .. ... . 78
Tabel 1-9: Peran bimbingan dan konseling secara preventif ... ... ... ... 80
diharapkan bangsa Indonesia dapat mempunyai masa depan yang lebih maju
dan berkembang. Namun saat ini belajar sembilan tahun saja, yaitu sampai
(SMA).
salah satu jenjang pendidikan yang akan mengantarkan mereka pada dunia
kerja. Namun pada kenyataanya, saat ini banyak pelajar yang berperilaku
negatif dan melakukan tindak kekerasan. Hal ini bisa kita lihat dari
pemberitaan berbagai media massa tentang pelajar yang tawuran, dan
S1Jatu hal yang sangat ironis jika setiap tahun ajaran baru, berbagai surat
orientasi siswa seperti ini sudah ada sejak dahulu, dan sampai sekarang
tradisi masa orientasi ini dengan berbagai kegiatan positilf seperti melakukan
penggencetan, gojlok, plonco, stressing, yang kesemuanya itu tentu saja jauh
Para siswa baru menganggap bahwa, kekerasan yang acla saat MOS
dipandang sebagai ajang balas dendam senior pada yuniornya, dan MOS
juga dianggap sebgai ajang untuk mempemalukan para siswa baru dengan
juga seringkali berlanjut di luar masa orientasi dan di luar sekolah, dikenal
2
hormat terhadap senior, larangan berperilaku ngocol bagi siswa yunior di
dimana lokasi terbaik mencari musuh sampai strategi tawuran. Tentu saja
semua ini sudah tidak resmi dari sekolah lagi. Siswa baru yang tidak menurut
pada senior akan dikerjai di luar sekolah, dibilang tidak solider, diancam,
dibentak, diculik, dipukuli bahkan sampai ada yang menewaskan siswa baru,
2008).
salah satu bentuk peristiwa MOS yang dilakukan oleh pelajar senior yang
Salah satu pelajar di sekolah tersebut yang bernama Andi (bukan nama
selama satu tahun ketika ia duduk di bangku kelas satu SMA. Lebih parahnya
lagi, Andi dan teman-temannya bahkan pemah diculik oleh empat kakak
yang diterima Andi adalah ketika dalam penculikan itu ia harus bercerita lucu
antar pelajar di negara barat, sejak tahun 1970 lebih dikenal dengan istilah
bullying. Mungkin agak sulit untuk mencari padanan kata yang tepat dalam
agresi dengan tujuan untuk menyakiti orang lain baik secara fisik maupun
mental. Bullying dapat berupa tindakan fisik, verbal, emosional dan juga
menganggap bahwa mereka yang lemah hanya akan pasrah dan tidak
melawan apabila dikerjai oleh para bully. Para korbannya hanya bisa diam
untuk tidak diperlakukan lebih buruk lagi oleh para bully. ICekuatan yang
dimiliki oleh pelajar senior telah menumbuhkan sikap agresif dalam diri
disimpulkan bahwa bullying adalah suatu tipe dari perilaku agresif, dan
Kasus lain yang terjadi akibat bullying (dalam SEJIWA, 2008) adalah Fifi
Kusrini, seorang gadis 13 tahun, seorang tunas bangsa calon pemilik masa
depan, ternyata tidak berumur panjang. Pada tanggal 15 ,Juli 2005, siswi
4
SMP Negeri 10 Bantar Gebang, Bekasi itu ditemukan tergantung di kamar
namun tidak ada yang tahu persis kenapa ia mengambil keputusan nekad
seperti itu. Satu-satunya petunjuk datang dari sang ayah, yang mengatakan
Dari dua kejadian di atas, dapat dibayangkan betapa bes;ar dampak yang
pendidikan.
oleh semua pihak, guru, orang tua dan siswa (pelaku maupun korban) dan
pihak terkait lainnya, karena perilaku bullying ini bersifat merusak baik korban
maupun pelaku. Maka dari itu segala perilaku negatif yan1~ dilakukan siswa
harus segera diketahui dan diatasi sedini mungkin. Anak yang melakukan
dibanding dengan siswa lain. Sebenamya bukan hanya pihak sekolah seperti
guru yang bertanggung jawab dalam mengatasi perilaku bullying, tetapi orang
tua juga harus berperan dalam mengatasi perilaku negatiif anaknya berupa
perilaku bullying.
diluar rumah, khususnya di sekolah. Saat ini banyak orang tua merasa jika
anaknya berada di sekolah itu merupakan tanggung jawab para guru untuk
mendidik anak. Hal itu terjadi karena kesibukan kedua omng tua mereka
yang bekerja, sehingga orang tua tidak dapat memantau .apa saja tindakan
itu untuk mengatasi permasalahan di atas, di setiap sekolah sudah ada suatu
dan bernilai positif tanpa memakan waktu yang lama, sehingga pada
hubungan timbal balik tersebut dapat berjalan sesuai den9an kegunaan dan
harapan.
Pada penelitian ini, penulis memilih Al-lzhar sebagai objek penelitian dengan
7
dimana siswa yang bernomor absen sama dicampur dalam satu kelompok,
sampai yang paling besar. Dalam kegiatan ini yang diutarnakan adalah
Selain membentuk field day activity, alasan penulis memilih Al-lzhar adalah
(LSM yang peduli dengan masalah bullying) diketahui bahwa Al-lzhar Pondok
Labu adalah salah satu sekolah yang bekerja sama dengan pihak SEJIWA,
sekolah.
Untuk itu dalam penelitian ini penulis ingin mengungkapkan apa peran
Labu?
Labu?
Agar masalah yang diteliti selalu berada dalam jalurnya dan terarah, maka
didik agar anak didik tersebut khususnya anak yang b1~rperilaku bullying
9
dapat memahami dirinya, mengarahkan dirinya dan dapat bertindak
individu.
2. Peran bimbingan dan konseling yang dimaksud adalah bagian utama dari
(kuratif).
Bentuk bullying bisa berupa fisik, psikologis dan gabungan dari keduanya.
10
1.3.2 Perumusan Masalah
Labu.
Teoritis
11
Praktis
1. Dapat dijadikan salah satu acuan bagi guru bimbingani dan konseling,
sekolah
2. Dapat dijadikan bahan masukan bagi konselor sekolah, guru atau wali
kelas, orang tua dan bagi siswa itu sendiri dalam peningkatan
3. Diharapkan dapat membantu para orang tua dan guru agar lebih
kelak terhindar dari perilaku bullying yang dapat men.i!}ikan dirinya sendiri.
1.5Sistematika Penulisan
sistematika penulisan.
12
layanan bimbingan dan konseling, pola umum bimbingan dan konseling,
BAB 3: Metodologi Penelitian, adapun isi bab ini meliputi jenis penelitian,
BAB 4: Presentasi dan Analisa data, bab ini meliputi gambaran umum subjek
berdasarkan usia, jenis kelamin dan asal sekolah. juga deiskripsi data
13
BAB2
KAJIAN TEORI
Dalam bab ini dibahas landasan teori yang akan mengharitarkan kedalam
2002).
2002)
1 A
Definisi bimbingan yang pertama dikemukakan dalam Year's Book Of
process of helping individual throught their own effort to discover and develop
sosial".
Berdasarkan Kurikulurn yang kernudian dikutip oleh Yusuf Gunawan (1987)
diri, rnengarahkan diri dan bertindak serta bersikap sesuai dengan tuntutan
Frak W. Miller dalarn bukunya Guidance, Principle dan Se.rvices yang dikutip
pemahaman diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan ba9i penyesuaian diri
dengan rnernperhatikan rnurid itu sebagai individu dan rnakhluk sosial serta
kesulitan.
bahwa bimbingan dapat dilakukan oleh siapa saja yan9 berminat, asal
dan bantuan atau pertolongan itu merupakan hal yang pokok dalam
memberikan pertolongan kepada anak yang jatuh agar bangkit, tetapi ini
lstilah konseling berasal dari bahasa lnggris "to counsel' yang secara
etimologis berarti "to give advice", atau memberi saran atau nasehat (Hornby
lstilah bimbingan selalu dirangkai dengan istilah konselin~1. Hal ini disebabkan
karena bimbingan dan konseling itu merupakan suatu kegiiatan yang integral.
sebagai berikut:
(Hallan, 2002).
'"
Makna konseling dalam tinjauan terminologi (istilah) banyak dijumpai dalam
antara seorang terapis dengan satu atau lebih klien dimana terapis
klien.
Kemudian muncul English & English yang dikutip oleh Sofyan S \/Vilis (2004)
dengan orang lain, dimana seorang berusaha keras untuk. membantu orang
Menurut Jones yang dikutip oleh Prayitno dan Erman Amti (1999)
bantuan pribadi dan langsung dalam pemecahan masalah itu. Konselor tidak
mereka
baiknya.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa konseling adalah bantuan yang
dengan wawancara dan dengan cara yang sesuai dengan keadaan yang
Pada umumnya, istilah bimbingan dan konseling dianggap identik atau sama
Namun, ada juga pandangan lain yang menyatakan bahwa bimbingan dan
maupun cara kerjanya. Menurut pandangan ini konseling lebih identik dengan
adalah:
merupakan konseling.
2. Pada konseling sudah ada masalah tertentu, yaitu masalah yang dihadapi
Bimbingan dapat diberikan sekalipun tidak ada masalah. Hal ini bukan
berarti bahwa pada bimbingan sama sekali tidak didapati segi kuratif, dan
juga didapati segi preventif, menjaga atau mencegah agar jangan sampai
konselor dengan klien secara face to face. Pada bimbingan tidak demikian
a. Pencegahan
peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul, yang akan
b. Penyembuhan
c. Perbaikan
optimal.
d. Pemeliharaan
e. Pengembangan
dan berkelanjutan.
Sedangkan menurut Hallen (2002) dalam bukunya Bimbingan dan Konseling
a). Pemahaman tentang diri peserta didik sendiri, terutama oleh peserta
didik sendiri, orang tua, guru pada umumnya dan guru pembimbing.
penyembuhan.
4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan adalah fungsi bimbingan dan
siswa lewat program-program yang juga dapat diterima siswa. Selain itu
Dalam hal ini layanan, program dan kegiatan tersebut bert:ujuan untuk
bullying yang sudah terjadi di sekolah bahkan sudah ada korban. Maka
bullying atau korban juga memberikan layanan konseling pada siswa yang
buruknya atau juga sikap hidup yang menjadi sumber timbulnya masalah.
2. Tujuan Bimbingan
Secara garis besar tujuan bimbingan dapat digambarkan dari beberapa teori
yang telah diuraikan diatas, namun untuk lebih jelas peneliti mengutip
maupun sosial.
tersebut:
1. Mengerti dirinya dan lingkungannya. Mengerti diri meliputi pengenalan
kemampuan, bakat khusus, minat, cita-cita dan nilai hidup yang dimiliki
seoptimal mungkin.
lingl<ungan kerja.
Juntika, 2006).
3. Tujuan Konseling
integritas diri, identitas diri dan aktualisasi diri. Pendapat l;:iin tentang tujuan
haruslah mencapai:
1. Effective daily living, artinya setelah selesai proses konseling klien harus
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mantap dan mandiri serta
sehatjasmani dan rohani (Hallan, 2002). Dan ada yang mengatakan bahwa
gaya hidup, kemampuan mengerti dan menerima diri dan orang lain serta
rnernbantunya untuk rnernecahkan rnasalah-rnasalah pribadi yang diternuinya
Ada banyak alasan anak rnel2kukan perilaku bullying di sekolah, bisa karena
pola asuh orang tua yang otoriter, persepsi diri yang salahi, karena tekanan
bersangkutan. Oleh karena itu dengan adanya birnbingan pribadi ini seorang
konselor dapat menggali faktor apa yang rnenjadi penyebab anak berperilaku
Bisa dikatakan bahwa anak yang berperilaku bullying adalah anak yang tidak
Dalarn hal ini birnbingan dan konseling rnempunyai tanggung jawab dalam
hal menumbuhkan kesadaran anak agar lebih mengenal dan berhubungan
dapat menyadari bahwa perilakunya adalah tidak baik dan tidak sesuai
akhirnya membuat mereka lari pada hal-hal negatif seperti membully siswa
lain. Dalam hal ini layanan bimbingan karier cocok diberikan karena biasanya
siswa akan tertarik pada sesuatu yang baru. Layanan bimbingan karier
harus ditempuh. Dengan begitu para siswa sadar akan tantangan hidup yang
akan mereka lewati kedepan, dan mempersiapkan diri sebaik mungkin dari
sekarang.
1. Layanan Orientasi
pembimbing dengan bantuan semua guru dan wali kelas, dengan tujuan
kegiatan lain yang mendukung keberhasilan siswa. Demik:ian juga orang tua
pencegahan.
2. Layanan lnformasi
untuk kepentingan peserta didik (klien). Oleh karena itu saisaran dari layanan
informasi ini bukan saja peserta didik, tetapi juga orang tua atau wali sebagai
orang yang mempunyai pengaruh besar terhadap peserta didik agar mereka
dapat menerima informasi yang amat berguna bagi perkembangan anak-
dan pihak-pihak lain yang dapat memberi pengaruh besar kepada siswa
Menurut buku petunjuk bimbingan dan konseling dalam kurikulum 1994 yang
Berbagai hal yang menyebabkan potensi, bakat dan minat yang tidak
Yaitu bantuan yang diberikan oleh konselor kepada seorang siswa dengan
siswa (Sofyan S Willis, 2004). Oleh karena itu layanan birnbingan kelompok
dinamika kelompok, masalah yang dibahas itu adalah mai;alah pribadi yang
Pola umum bimbingan dan konseling di sekolah sering disebut dengan "BK
dan jabatan).
instrument, baik test maupun non test. Hasil pengumpulan data dihimpun
kepentingan peserta didik (klien). Fungsi utama yang diemban oleh kegiatan
membahas permasalahan yang dialami oleh peserta didik (klien) dalam suatu
forum pertemuan yang cihadiri oleh berbagai pihak yang cliharapkan dapat
dialami eserta didik tertentu dalam suatu forum diskusi yang dihadiri oleh
pihak-pihak terkait seperti guru pembimbing atau guru kelas, wali kelas, guru
mata pelajaran, kepala sekolah, orang tua dan tenaga ahli lainnya yang
4. Kunjungan Rumah
rumahnya. Kegiatan ini memerlukan kerja sama yang penuh antara orang tua
atau wali clan anggota keluarga lainnya dengan guru pemloimbing. Oleh
karena itu fungsi utama bimbingan yang diemban oleh kunjungan rumah
untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah
dari pihak satu ke pihak lainnya. Kegiatan ini memerlukan kerja sama yang
erat dan mantap antara berbagai pihak yang dapat memb1:irikan bantuan atas
penanganan masalah tersebut (terutama kerja sama dalarn hal lain ke tempat
Di sekolah alih tangan kasus dapat diartikan bahwa guru mata pelajaran atau
praktik, wali kelas atau staf sekolah lainnya, atau orang tua mengalih
tangankan ;:;iswa bermasalah kepada guru pembimbing atau guru kelas. Alih
dan tuntas atas masalah yang dialami siswa, dengan jalan memindahkan
penanganan kasus dari satu pihak kepada pihak yang lebih ahli. Fungsi
utama bimbingan yang diemban oleh kegiatan alih tangan kasus ialah
1. Teori Al-Hikmah
Proses aplikasi konseling dengan teori ini dapat dilakukan konselor dengan
Oleh karena itu teori ini tidak dapat dilakukan oleh konselor yang tidak taat,
tidak dekat dengan Allah dan malaikat-Nya, karena teori ini merupakan teori
konseling yang dilakukan para Rasul, Nabi dan Auliya Allah serta
menyangkut problem dan penyakit yang paling berat dan tidak bisa
Teori ini adalah teori bimbingan atau konseling dengan cara mengambil
Rasul dan para Auliya Allah. Dalam penggunaan teori ini k0nselor harus
pelajaran yang sangat bermanfaat bagi klien, selain itu juga sejarah, riwayat
dalam pandangan Allah dan Rasul-Nya; yang mana pelajaran itu dapat
3. Teori Al-Mujadalah
Yang dimaksud teori Mujadalah ialah teori konseling yang terjadi dimana
seorang klien sedang dalam kebirnbangan. Teori ini biasa digunakan ketika
seorang klien ingin mencari suatu kebenaran yang dapat rneyakinkan dirinya,
dari dua hal atau lebih. Teori konseling "Af-Mujadalah bit Ahsan"
menitikberatkan kepada individu yang membutuhkan kekuatan dalam
fitrah (na/uri) Allah yang telah menciptakan manusia menurut na/uri itu, tidak
ada perubahan pada naluri dari Allah itu. /tu/ah agama yang /urus, akan tetapi
tersebut tidak terlepas dari tugas para Nabi yang membirnbing dan
mengarahkan manusia kearah kebaikan yang hakiki dan juga para Nabi
manusia terhindar dari tipu daya syaiton. Hal tersebut tertuang dalam ayat
berikut ini:
kesabaran" (Al-Ashr:13)
yang sebenarnya.
Pada dasarnya konseling dalam Islam adalah salah satu dari berbagai tugas
manusia dalam membina dan membentuk manusia yang ideal. Bahkan bisa
semua Rasul dan Nabi-Nya. Dengan adanya amanat kons;eling inilah, maka
keberadaan Rasul dan Nabi menjadi sangat bermanfaat bagi manusia, baik
pun akhirnya menjadi satu kewajlban bagi tiap individu muslim. Sebagaimana
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang
satunya adalah dalam lingkup konseling agama dan perilaku. Islam meyakini
bahwa setiap anak yang dilahirkan dapat dibentuk menjadi anak yang bail<
atau jahat. Pembentuk utamanya adalah lingkungan dimana ia tinggal. lni
menunjukkan bahwa perilaku seseorang bisa dibentuk dan juga bisa diubah.
2.2 Bullying
lstilah bullying diilhami dari kata bull (bahasa lnggris) yang berarti "banteng"
yang suka menanduk. Pihak pelaku bullying biasa disebut bully (SEJIWA,
2008). Berbagai definisi juga telah banyak diberikan oleh para ahli
also an abuse of power by those carrying out the bullying, which is designed
to cause hurt.
AO
Papalia, et. Al dalam Dian P (2007) menyatakan bahwa bullying adalah
perilaku agresif yang disengaja dan berulang untuk menyerang target atau
korban, yang secara khusus adalah seseorang yang lemah, mudah diejek
(school bullying) maka dapat diambil sebuah pengertian yang diberikan oleh
tindakan intimidasi yang dilakukan pihak yang lebih kuat te1rhadap pihak yang
lebih lemah
Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa bullying adalah
korban.
Sullivan (2000) mengatakan ada beberapa elemen di dalam bullying yaitu:
untuk melukai atau menyakiti orang lain, maksudnya adalah hal yang
anak-anak yang lemah, tidak popular dan tidak mampu ba1las dendam.
Beberapa anak terlihat baik dan ran.ah secara pribadi akan tetapi berprilaku
uang, bekal rnakan siang seorang siswa, jawaban pekerjaan rurnah, atau
atau dalarn kelornpok kecil dan rnernilih orang-orang yang rnereka anggap
rentan untuk rnereka jadikan korban. Tidak ada unsur tradisi dalarn
Lipkins, 2008).
bola. Pernelonco bertindak atas narna suatu kelornpok clan biasanya tidak
berrnaksud rnelukai atau rnendapatkan status pribadi atau suatu barang dari
rneles:arikan hierarki.
lain.
yang jahat dan gerak tubuh yang kasar. Yang tidak langsung
menjelek-jelekan.
Bullying dapat dilakukan dalam salah satu bentuk bentuk cli atas atau
adalah seseorang yang berfisik besar dan kuat, namun bulkan tidak mungkin
pelaku bullying adalah seseorang yang memiliki tubuh yang kecil atau
antara sesama laki-laki lebih keras, lebih kuat, dan lebih a9resif daripada
hubungan pertemanan sesama perempuan. Selain itu, laki-laki lebih sering
perilaku bullying dan perilaku ini banyak terjadi di antara murid di sekolah
sekolah.
Stephenson dan Smith dalam Sullivan (2000) mengatakan bahwa ada tiga
populer.
2. Pelaku dengan tipe pencemas. Memiliki karakteristik sebagai berikut:
Pada umumnya motif utama yang biasanya ditenggarai terdapat pada pelaku
Bully adalah adanya agresifitas. Namun selain itu, ada motif lain yang
mungkin juga dimiliki oleh pelaku bullying, yaitu adanya rasa rendah diri dan
Stephenson, Smith dan Olweus dalam Sullivan (2000), membagi tipe korban
pencemas, memiliki self esteem yang rendah, secara fis;ik lemah dan tidak
bullying dan mereka juga tidak bisa melawan ketika peristiwa itu terjadi.
secara fisik lebih kuat daripada korban dengan tipe pasif, memiliki masalah
dengan kemampuan konsentrasi, memicu amarah atau lketidaksukaan dari
satu pihak, tetapi juga melampiaskan amarahnya terhadap murid lain yang
lebih lemah.
sekolah, selalu merasa kesepian, dan sering membolos sekolah. Apabila kita
melihat lebih jauh lagi maka korban bullying juga dapat memancing timbulnya
dirurnah. Hal tersebut sulit didapatkan jika anak rnenjadi korban bullying,
karena bullying tidak rnernberi rasa arnan dan nyarnan, rnernbuat para korban
bullying rnerasa takut dan terintirnidisai, rendah diri dan sulit untuk
siswa yang rnenjadi korban, bahkan sarnpai berusaha bunuh diri. Bullying
2007).
Secara ernosional, darnpak bullying yang terjadi pada diri fcorban adalah
tirnbul ketakutan, rnarah, rnalu, depresi, tidak berdaya, sakit, sedih, bodoh,
jelek, dan tidak berguna. Sedangkan secara fisik, dampak bullying yang
sering terjadi adalah patah tulang, gigi, kerusakan pada rnata dan bahkan
Beberapa waktu yang lalu masyarakat kita pernah dikejutkan dengan berita
disebabkan oleh kekerasan yang dilakukan oleh seniornya dengaP dalih cara
bukanlah jalan keluar dalam menyelesaikan rnasalah, hal i11i juga dipertegas
pe/ajaran yang baik dan bantah/ah mereka dengan cara yang baik.
tersesat dari jalan-Nya dan Dia/ah yang lebih mengetahui orang-orang yang
diantara sesama. Dan hal tersebut tidak sesuai dengan fim1an Allah yang
berbunyi:
yang dilakukan mahasiswa pada kasus diatas, hal tersebut juga sangatlah
para Sahabat. Penggalan dari potret kepemimpinan beliau dapat kita lihat
lembut kepada mereka (umat Islam) sekiranya Engkau be11aku kasar dan
keras hati kepada mereka, nisc13ya mereka akan berpaling darimu ... "
bullying. Dalam hal ini Islam pun tidak membenarkan adanya perilaku
Allah SWT.
Terkait dengan hal ini, sudah banyak penelitian mengenai peran bimbingan
dan konseling dalam mengatasi permasalahan siswa dan hal tersebut sangat
menarik untuk diteliti, ini terbukti dari beberapa mahasiswa yang telah
dan konseling terhadap prestasi belajar siswa pada MAN a Jakarta Timur,
hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dengan adanya pelaksanaan
permasalahan yang sering ditemui dalam dunia pendidikan. Atas dasar itu
bullying siswa.
bahkan percobaan bunuh diri bagi anak yang menjadi korban bullying.
bullying yang dilakukan oleh peserta didik, maka para pendidik (orang tua,
supaya jangan sampai terjadi perilaku bullying dikalangan siswa. Dan apabila
Perilaku bullying tidak mungkin dapat terselesaikan oleh guru mata pelajaran
atau wali kelas saja, oleh karena itu bantuan dari lmnselor sekolah juga
masyarakat" (Sofyan S Willis, 2004). Namun hal tersebut tidak akan dapat
be~alan dengan dengan baik tar.pa adanya dukungan dari1 berbagai pihak
baik Kepala Sekolah, Wali Kelas dan orang tua siswa itu sendiri.
Dengan adanya konselor di setiap sekolah, diharapkan rnarnpu rnernberikan
layanan baik yang bersifat preventif dan kuratif bagi anak-anak yang
sekolah.
Gambar2.1
BK ~I Fungsi BK I
/
rnaksirnal
~'.
I Kurang rnaksirnal J
L
Perilaku bullying Perilaku bullying
rend ah tinqqi
BAB3
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bagian ini akan diuraikan tentang jenis penelitian yang meliputi
penelitian ini.
memperoleh gambaran umum yang lebih objektif dan lebih terukur yang
diperoleh dari penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif, dimana data dan
Travers dalam Sevilla (1993) tujuan utama dalam metode cleskriptif adalah
tertentu.
masyarakat
berulang untuk menyerang target atau korban, yang secara khusus aclalah
seseorang yang lemah, mudah cliejek clan ticlak bisa membela cliri.
jawaban pacla hasil penyebaran angket kepacla siswa/siswi yang tercliri clari
3.2.1 Populasi
Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki
karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap, yang akan diteliti (dalam Hasan,
ditetapkan dengan baik. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa atau siswi
Alasan peneliti memilih siswa kelas II karena siswa kelas Ill sudah satu tahun
bullying.
3.2.2 Sampel
Untuk data penelitian ini, peneliti hanya akan mengambil sHbagian jumlah
dari populasi yang ada, yaitu yang disebut dengan sampel. Sampel adalah
tidaknya dilihat dari beberapa faktor seperi : kemampuan peneliti dilihat dari
dari setiap subjek; dan besar kecilnya resilm yang ditanggung oleh peneliti.
dari populasi dan untuk populasi sangat kecil pada penel;tian deskriptif
Cara pengambilan sampel dilakukan melalui undian yakni pada kertas kecil-
kecil peneliti menuliskan nomor subjek pada satu l<ertas hingga mencapai
jumlah populasi yaitu 128. Kemudian tiap kertas tersebut digulung dan
gulungan kertas yang terambil itulah yang merupakan nomor subjek sampel
penelitia n.
3.3.1 Kuesioner
fO
arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi,
2006).
Dalam hal ini kuesioner yang disebar bertujuan untuk men9etahui bagaimana
memilihnya.
3.3.2 Wawancara
menggali lebih dalam lagi hasil yang diperoleh dari angket penelitian. Dan
diisi oleh subjek dengan tujuan untuk melengkapi dan menyempurnakan hasil
penelitian.
3.4 Teknik Penyusunan Angket
preventif dan kuratif dalam mengatasi perilaku bullying, maka angket yang
sekolah atau dikenal dengan "bimbingan dan konseling pola 17". Disebut 17
Pola umum bimbingan dan konseling tersebut memiliki fungsi yang berbeda-
beda, berikut ini penulis mengelompokkan apa saja dari bidang bimbingan,
jenis layanan serta kegiatan pendukung dari bimbingan dan konseling yang
sosial, belajar dan karier. Sedangkan yang memiliki fungsi kuratif adalah
layanan konseling individu, layanan konseling kelompok. Konferensi kasus,
Kegiatan bimbingan dan konseling yang memiliki fungsi preventif dan kuratif
adalah uji coba instrumen. Namun sebelum angket penelitian di uji cobakan,
dilakukan pemeriksaan tiap item pertanyaan dalam angket oleh ahli, yang
dalam hal ini adalah konselor SMA Al-lzhar sendiri. Hal ini dilakukan untuk
berikut:
sendiri. Jadi aitem nomor 5 tidak sesuia karena pada d:asarnya yang
mengarahkan saja.
,.,,
2. Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling seperti alih tangan kasus
dan kunjungan rumah (pada item nomor 15 dan 16) kurang sesuai jika
hanya ak2!1 diketahui oleh siswa dan orang tua dari siswa yang
dalam wawancara.
Tabel 3.1
Kisi-kisi instrumen penelitian
~o Aspek lndikator Jumlah Nomor
Item Item
1. peran BK Mengetahui jenis-jenis permasalahan 1 1
dalam siswa
mengatasi Tanggapan siswa tentang kehadiran BK 1 2
perilaku Menerima konsultasi masalah 1 3
bullying Manfaat BK bagi siswa 1 4
(preventif) kualitas pelayanan BK I 5
memberikan informasi mengenai bullyin!~ 1 6
dan cara pencegahannya
memanggil nara sumber untuk 1 7
menjelaskan bahaya atau dampak
bullying
orientasi tata tertib sekolah beserta 1 8
sanksi bagi yang melanggar
memberikan bimbingan mengenai etika 1 9
bergaul
Uji instrumen pada penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 2 SMK lslamiyah
mengisi angket.
Setelah dilakukan uji coba, diketahui bahwa sebagian besar responden tidak
pada saat uji coba, diketahui waktu yang dibutuhkan oleh 1esponden dalam
P= J_ x 100%
N
Keterangan:
P= Angka Persentasi
f= Frekuensi yang diperoleh dari jawaban responden
N= Number Of Cases (jumlah banyaknya responden)
100%= bilangan tetap
a. 100% = seluruhnya
e. 50%= setengahnya
Secara garis besar penelitian ini dilakukan dalam ernpat tahapan, yaitu:
1. Tahap persiapan
siswa.
berjurnlah 64 siswa.
3. Pengolahan Data
bawah ini, yang berupa garnbaran umum frekuensi dari jenis kelarnin, usia
Pondok Labu
Tabel 4.1
Garnbaran umum subjek
berdasarkan jenis kelamin, usia dan asal sekolah
berdasarkan jenis kelamin, terdiri dari 20 atau 31% perempuan dan 44 atau
69% laki-laki. Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa responden dalam
penelitian ini berdasarkan usia, terdiri dari 4 atau 6% siswa yang beroJsia 15
tahun, 56 atau 88% siswa berusia 16 tahun dan 4 atau 6% siswa yang
diketahui, siswa yang berasal dari SMP Al-lzhar sebanyak 44 siswa atau 69%
dan yang bukan berasal dari Al-lzhar adalah 20 siswa atau 31%.
Peran bimbingan dan konseling yang dimaksud disini adalah bagian utama
(kuratif).
Fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat preventif adalah fungsi
ini, birnbingan dan konseling yang ada diharapkan rnarnpu melakukan upaya-
upaya pencegahan pada peserta didik agar rnereka tidak terhindar dari
Dalarn hal ini, peran preventif bimbingan dan konseling SMA Al-lzhar da!arn
Tabel 1
Jenis-jenis masalah yang sering dialami :siswa
dialami siswa sangat beragam. Mulai dari masalah belajar, karir, sosial, dan
konseling sangat diperlukan oleh seluruh siswa SMA Al-lzhar Pondok Labu.
motivasi belajar, perbedaan gaya belajar tiap anal<, serta kurangnya minat
memahami soal ujian, tidak bisa membagi waktu belajar. F~esponden yang
Ditengah beragamnya jenis kesulitan belajar yang dialami oleh siswa, hal
Tabel2
Orang yang dipilih siswa untuk berbagi, ketika mereka memiliki masalah
untuk dijadikan tempat berbagi saat siswa memiliki masalah. lni terlihat dari
19% memilih lain-lain, yaitu mereka yang memilih pacar, cliri sendiri atau
gabungan antara orang tua dan teman sebagai tempat berbagi saat mereka
memiliki masalah.
Hal ini wajar karena, para siswa saat ini berada pada tahap perkembangan
yaitu remaja. Pada tahap ini hubungan anak dan orang tua mencapai titik
terendah dan digantikan oleh posisi teman sebaya yang lebih dominan, hal ini
menyebakan para siswa merasa tidak canggung lagi dan nyaman apabila
Walaupun hasil tabel diatas menunjukkan bahwa tidak ada satupun siswa
yang memilih guru BK, bukan berarti tidak ada peran guru BK disini karena
counseling, yaitu para siswa yang dibentuk oleh guru BK clengan tujuan
maupun sosial. Hal ini karena saat usia remaja, para siswa lebih nyaman
47% menjawab tidak pernah melakukan konsultasi pada guru BK. Terkait
dengan hasil tabel sebelumnya (tabel 4), masih kurangnya kesadaran para
diselesaikan.
Tabel4
Manfaat yang didapatkan siswa dari pelaksanaan program BK di
sekolah
Pada tabel di atas diperoleh data bahwa manfaat dari pelaksanaan program
dengan baik dan bijak", sekitar 14% siswa menjawab "marnpu memahami diri
itu, ada sekitar 17% siswa yang menjawab "tidak bermanfaat". Manfaat dari
minat mereka. Selain itu, siswa juga merasa guru BK selalu mendukung dan
Tabel5
Kualitas pelayanan BK di sekolah menurut para siswa
Pada tabel di atas, diperoleh data bahwa sebagian besar siswa merasa puas
mengarahkan siswa agar menemukan jalan keluar yang tmbaik bagi masalah
mereka, sisw.J juga merasa bahwa guru Bk dapat dijadikan teman bicara
Namun, masih ada sebagian kecil dari responden yang m1:mjawab "tidak
puas" yaitu dengan prosentase sebesar 27%. Beberapa alasan siswa yang
merasa tidak puas dengan pelayanan BK yaitu karena mereka merasa guru
sangat berharga bagi guru BK untuk memperbaiki lagi layanan yang ada.
Tabel6
Pemberian informasi kepada para siswa mengenai bullying serta
bahaya-bahayanya
yang terjadi saat ini masih banyak siswa yang tidak mengetahui apa yang
masih banyak siswa yang melakukan tindakan yang terrnasuk bullying tapi
serta bahayanya, dan hanya sedikit sekali dari responden yang menjawab
mereka mendapat informasi mengenai bullying dari wali k1~las mereka saat
perwalian. Hal ini menunjukkan bahwa, sekolah tersebut rnemiliki tingkat
bullying.
Tabel7
Sumber informasi siswa mengenai bull)1ing
dari berbagai sumber. Lebih dari setengah jumlah responclen menjawab guru
dengan persentase 56%, ada juga yang menjawab orang tua dengan
persentase 6%, dan psikolog sebanyak 11 %. Selain itu ada juga siswa yang
informasi mengenai bullying dari media seperti televisi, ko1ran, atau majalah
juga seminar yang diadakan sekolah. Dari beberapa sumber informasi yang
sekolah lainnya.
Hal ini sejalan dengan pernyataan konselor yang mengatakan bahwa Al-lzhar
telah menjalin kerjasama yang sangat erat dengan Yayasan Semai Jiwa
penanganannya. Oleh karena itu, maka wajar jika sumber informasi terbesar
siswa mengenai bullying didapat mereka dari guru di sekolah, hal ini karena
para guru memiliki kesadaran yang tinggi dan bekal yang (;ukup untuk
Tabel8
Siswa mendapat penjelasan mengenai tata tertib sekolah beserta sanksi
bagi yang melanggamya
Of\
Memberikan penjelasan mengenai tata tertib sekolah beserta sanksi bagi
pernah" akan hal ini. Dalam hal ini, layanan orientasi tersebut dapat dijadikan
perilaku bullying. Karena dengan mengetahui tata tertib te1rsebut para siswa
akan mengetahui apa saja norma yang berlaku sehingga rnereka akan lebih
para siswanya mengenai norma atau tata tertib yang berlaku di sekolah,
Memberikan arahan tentang etika bergaul antar siswa merupakan tugas dari
konseling yang ada diharapkan dapat membatu para siswanya mengenal dan
teman mereka di sekolah. Jika tujuan dari bimbingan sosial tersebut tercapai
maka dengan sendirinya akan terjalin hubungan yang harmonis antar siswa,
dengan begitu perilaku bullying dapat dihindari. Dan ternyata bimbingan ini
telah diberikan oleh guru BK kepada para siswanya. Hal tEirsebut terlihat dari
"pernah". Selain itu ada sebagian kecil dari respond en dengan persentase
Kesimpulan
Pada tabel 5, diperoleh data bahwa sebagian besar responden yaitu 73%
Pada tabel 7, diketahui bahwa lebih dari setengah responden yaitu 56%
dengan penelitian ini, yang dimaksud dengan fungsi bimbingan dan konseling
yang bersifat kuratif yaitu sifat bimbingan dan konseling yang menghasilkan
peserta didik atau bagaimana pelayanan bimbingan dan konseling yang ada
Untuk mengetahui peran bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif dalam
untuk mengungkap fungsi bimbingan dan konseling yang loersifat kurat:f akan
no
Tabel10
lntensitas pemberian layanan bimbingan dan konseling
oleh guru BK di sekolah
layanan bimbingan dan konseling dilakukan setiap ada masalah. Hal ini
terlihat dari jumlah responden yang sebagian besar menjawab "setiap ada
sedangl<an yang menjawab "sebulan sekali" sebanyak 6 siswa atau 9%, dan
yang menjawab "tidak pernah" sebanyak 4 siswa atau 6%. Data ini
dan konseling yang ada, selalu siap rr.elayani para siswa yang membutuhkan
Tabel 11
Pengadaan sanksi dari sekolah bagi siswa yang melakukan bullying
responden dengan persentase 91% menjawab "ada" sanksi dari sekolah bagi
siswa yang melakukan bullying baik secara fisik, verbal atau psikologis.
Namun ada juga responden yang menjawab "tidak ada" d1~ngan prosentase
hanya 9%. Data ini menunjukkan bahwa SMA Al-lzhar memiliki ketegasan
Hal ini sesuai dengan pernyataan guru BK yang mengatakan bahwa, di Al-
lzhar memang ada aturan atau tata tertib tentang larangan berperilaku
yang termasuk bullying sudah ada sejak dulu, hanya perbe.'Claan istilah saja.
SMA Al-lzhar menerapkan sistem point, dimana setiap anak memiliki 100
point yang bisa bertambah juga berkurang. Sedangkan ba9i siswa yang
terbukti melakukan perilaku bullying, point siswa tersebut ~:ami kurangi 30.
Tabel 12
Guru BK memberikan layanan konseling secara kelompok untuk
membahas dan mencari solusi dari permasalahan siswa
para siswa. Hal tersebut terlihat dari jumlah responden dengan persentase
Tabel13
Guru BK memberikan konseling individu jika ada yang
melakukan atau menjadi korban bullyi 11g
para siswa khususnya yang terbukti melakukan bullying. Hal tersebut terlihat
pengaduan dari siswa yang di bully oleh siswa lain, guru BK biasanya tidak
langsung memanggil anak yang dilaporkan sebagai pelaku, karena bisa jadi
yang bersalah.
Tabel14
Guru BK menerima saran/masukan dari para siswa
yaitu, dengan persentase sebesar 47% menjawab "tidak" akan hal ini. Saran
dari para siswa adalah masukan yang sangat berharga bagi guru BK, karena
saran, rnaka para siswa akan lebih !eluasa rnengungkapkan isi hatinya
terutama yang berkaitan dengan layanan birnbingan dan konseling yang ada.
Tabel15
Saran para siswa untuk guru BK daiam menangani
masalah bullying di sekolah
Dari tabel di atas, diperoleh data bahwa saran dari siswa untuk guru BK
Selain itu terdapat beberapa responden yang menjawab selain ketiga pilihan
yang ada yaitu, saran agar guru BK lebih melakukan penclekatan dengan
siswa agar siswa bisa lebih terbuka pada guru, lebih mendengar apa yang
tidak hanya antara senior dan yunior tapi juga teman satu angkatan. Saran-
saran tersebut sangat membantu guru BK dalam mengatasi bullying, karena
saran-saran tersebut datang dari siswa yang mungkin pernah menjadi korban
Kesimpulan
bullying sejalan dengan hasil wawancara yang telah dilakukan. Maksud disini
bertolak belakang dengan hasil wawancara yang penulis lakukan. Hal ini
benar dilakukan oleh guru BK dan upaya tersebutjuga dik1etahui dan dapat
bullying. Maka yang juga menjadi tujuan penelitian ini adalah mengetahui
Labu.
Untuk mengetahui hal tersebut, penulis juga menyusun beberapa aitem
pertanyaan untuk dijawab oleh siswa mengenai jenis-jenis bullying apa saja
yang pernah mereka lakukan, apakah jenis bullying yang bersifat fisik,
verbal/psikologis, atau gabungan antara fisik dan verbal. Pada penelitien ini,
Tabel16
Pendapat siswa mengenai wajar atau tidaknya menampar teman atau
adik kelas yang sok tahu
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh data sebesar 23% pada responden yang
menjawab "ya" dan responder. yang menjawab "tidak" sebesar 77%. Data
untuk menampar jika ada teman atau adik kelas yang sok tahu, hanya ada
sebagian kecil saja yang setuju atau sependapat dengan tindakan tersebut.
Tabel17
Siswa menampar teman atau adik kelas yang sok tahu
pernah menampar teman atau adik kelasnya, hanya ada s1ebagian kecil saja
yang menjawab pernah melakukan tindakan tersebut. Hal ini diketahui dari
Tabel18
siswa merusak barang milik orang yang tidal< disukai
menjawab tidak pernah merusak barang milik orang yang tidak disukai,
namun masih ada sebagian kecil dari responden yang menjawab pernah
melakul<an tindakan tersebut. Hal ini diketahui dari jumlah responden yang
Tabel19
Siswa menendang teman atau adik kelas
menjawab tidak pernah menendang teman atau adik kelasnya, namun masih
ada dari responden yang menjawab pernah melakukan tindakan tersebut. Hal
ini diketah'..li dari jumlah responden yang menjawab "tidak pernah" dengan
45%.
Tabel20
Siswa memalak uang/barang teman atau adik kelas
menjawab tidak pernah memalak uang/barang milik teman atau adik kelas,
namun masih ada sebagian kecil dari respor.den yang menjawab pernah
melakukan tindakan tersebut. He.~ ini diketahui dari jumlah responden yang
Pada tabel di atas, diperoleh data bahwa sebagian besar dari responden
mengatakan bahwa MOS tidak akan seru dan berkesan tanpa disertai
bentakan, omelan dan kegiatan yang sifatnya mengerjai siswa baru, namun
hal tersebut.
Tabel22
Siswa terlibat dalam acara MOS yang disertai benta:kan, omelan dan
mengerjai siswa baru
menjawab tidak pernah memalak uang/barang milik teman atau adik kelas,
namun masih ada sebagian kecil dari responden yang me,njawab pernah
melakukan tindakan tersebut. Hal ini diketahui dari jumlah responden yang
bullying dalam kegiatan MOS sudah berlangsung begitu laima, bahkan lintas
generasi.
Tabel23
Siswa menamai teman atau adik kelas dengan julukan-julukan yang
tidak pantas
Pada tabel di atas, diperoleh data bahwa sebagian besar dari responden
Tabel25
Siswa mengirimkan catatan yang menjelek-jelekkan, pada teman atau
adik kelas
Pada tabel di atas, diperoleh data bahwa sebagian besar dari responden
Pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar dari responden
Tabel27
Siswa memberikan pelajaran berupa fisik (memukull) dan psikologis
(seperti mengucilkanj pada teman atau adik keias
Pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar dari responden
fisik dan psikologis pada teman atau adik kelas mereka. Namun responden
terse but.
Kesimpulan
perilaku bullying yang terjadi di SMA Al-lzhar Pondok Labu adalah bullying
jenis verbal baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini terlihat
salah.
Untuk mengetahui kendala yang dihadapi oleh guru bimbingan dan konseling
disekolah ini mulai dari kepala sekolah, guru atau wali kelas mendukung dan
Kesimpulan
bimbingan konseling SMA Al-lzhar tidak menemui kendala yang berarti dalam
5.1 Kesimpulan
sudah cukup baik, namun belum berjalan maksimal karena dapat dilihat
masih banyak siswa yang masih berperilaku bullying. Oleh karena itu,
masalah bullying.
kepala sekolah SMA Al-lzhar Pondok Labu bersama stat sekolah lainnya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru bimbingan dan konseling SMA
Penelitian ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Multazamah
untuk mencapai pemahaman diri dan pengarahan diri yang dibutuhkan bagi
ditemui oleh siswa, karena keluarga dalam hal ini orang tua adalah contoh
rumah. Orang tua yang tidak perhatian atau peduli terhadap apa yang
dilakukan oleh anaknya dan terlalu memberi kebebasan, hal ini akan
apapun yang mereka inginkan. Orang tua yang baik adalah orang tua yang
dapat berbagi cerita, bisa berteman dengan anak dan bisa membimbing.
memiliki beragam latar belakan~ pola asuh yang berbeda. Sehingga berbagai
mereka. Pada saat inilah peran guru dalam mendidik dan mengajar para
bullying sudah berjalan dan masih dalam proses untuk memperbaiki layanan
dan program BK yang ada khususnya untuk mengatasi pEirilaku bullying yang
dilakukan siswa, dan hal itu tak lepas dari kerja sama antara semua pihak.
melakukan bullying.
5.3 Saran
Untuk Guru BK
1). Diharapkan untuk lebih menjalin kedekatan kepada para siswa, untuk
maksimal.
2). Membuat program atau rencana kegiatan yang dapat lebih menyatukan
lagi antara senior dan yunior, agar terjalin rasa toleram;i yang lebih kuat di
Orang tua
komunikasi yang baik akan sangat membantu anak terhindar dari perilaku
bullying
2. Hendaknya lebih meningkatkan kerja sama dengan 9uru, wali kelas dan
mudah diatasi.
3. Menananmkan pada anak nilai-nilai moral dan agama sejak dini, agar
anak dapat membatasi diri dari hal-hal yang tidak sesuai dengan norma.
dari peran BK yang bersifat preventif, dan kuratif serta memperbanyak item
pertanyaan.
Il ~
DAFT AR PUSTAKA
lakar, Baraja (2004). Psikologi Konseling dan Teknik Konseling. Jakarta: Studi
Press
ad, Juntika Nurihsan dan Akur, Sudianto. (2005). Manajemen Bimbingan dan
Konseling di SMA Kuriku/um 2004. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
1ara, Coloraso (2007). Stop Bullying: Memutus Rantai Kekerasan Anak dari
PraSekolah Hingga SMU. Jakarta: PT Serambi ilmu Semesta
umhur dan Moh. Surya (1975). Bimbingan dan Penyuluhan di Seka/ah. Bandung:
CVILMU
itno dan Erman, Amii. (1999). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Rineka Cipta
Ila, Consuelo G. ,et.al. (1993): Pengantar metode Penelitian. Alimuddin Tewu (terj).
Jakarta : UI Press
oyono. (2007). Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
nsu, Yusuf dan A. Juntika (2006). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung:
PT. Rosdakarya
>si
ana (2004). Peran Bimbingan dan Konseling Dalam Mengatasi Kesu/itan Be/ajar
Siswa SMA Islam An-Nizomiyah. Jakarta: Skripsi Fakultas Psikologi UIN Jakarta
1ati (2007). Pandangan Siswa terhadap Peran Bimbingan dan Konseling Da/am
Mengatasi Tawuran Pe/ajar SMK Baskara. Jakarta: Skripsi Fakultas Psikologi
UIN Jakarta.
1zamah (2006). Peran Bimbingan dan Konseling Terhadap Prestasi Belajar Siswa
MAN 8 Jakarta Timur. Jakarta: Skripsi Fakultas Tarbiyah UIN Syarif Hidatullah.
net
reas (2007). Bullying Dalam Dunia Pendidikan bag. 1: diambil pada 23 Juni 2008.
//popsy.wordpress.com/2007/04/26/%e2%80%9cbullying%e2%130%9d-dalam-
a-pendidikan-bagian-1/
rita lndarini (2007). Awas Bullying di Sekolah: diambil pada 2 Agustus 2008.
//www.detiknews.com/index.php/detik.read/tahun/2007/bulan/04/tgl/29/time/024012
!ws/773879/idkanal/10
1 P. Aldilla, psi (2007). MOS Asyik Tanpa Bullying: diambil pada 12 Juni 2008.
//aryave rdiramadhan i. biogs pot com/2007 /06/vj-1 Ovi2007-mos-asyik-ta npa-
ring. html
1fa (2007). Menghindari Anak Menjadi Pelaku Bullying: diambil pada 3 Juni 2008
//id.shvoong. com/humanities/167 5891-menghindari-anak-menjadi-pelaku-bullying/
Ir OJ
LAMPI RAN
DEPARTEMEN AGAMA
JI. Kerta Mukti No. 5 Cirendeu Jakarta Selatan 15419 Telp. (021) 7433060
Fax. 74714714
A. DataResponden
Nam a
Jenis Kelamin
Ke las
Usia
Asal Sekolah
B. Petunjuk Pengisian
1. Penelitian ini merupakan kegiatan dalam rangka penyusunan skripsi untuk
penyelesaian studi pada Fakultas Psikologi Universitai> Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
2. Mengingat pentingnya penelitian ini sudilah kiranya saudara untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan sejujur-jujurnya
3. Setiap jawaban yang saudara berikan pada penulis merupakan bantuan yang
tak ternilai harganya bagi penelitian ini. Untuk itu penulis ucapkan terima
kasih
4. Bacalah angket ini terlebih dahulu dengan teliti
5. Tulis jawaban anda langsung pada kertas pertanyaan d19ngan memberi tanda
( x)
ltCJ
11. Apakah ada sanksi dari sekolah bagi siswa yang melakukan bullying?
a. ada b. tidak ada
15. Apa saran anda untuk BK dalam menangani perilaku bullying di sekolah?
a. perketat pengawasan di sekolah
d. lain-lain (sebutkan) :
16. Menurut anda apakah menampar teman atau adik kelas yang songong
adalah hal yang wajar?
a. ya b. tidak
18. apakah anda pernah merusak barang milik orang yang tidak anda sukai?
a. pernah b. tidak pernah
19. apakah anda pernah menendang teman atau adik kelas anda?
a. pernah b. tidak pernah
20. apakah anda pernah memalak uang/barang dari adik kelas atau teman
anda?
a. pernah b. tidak pernah
21. Setujukah anda jika teman anda berpendapat bahwa acara MOS tidak
akan seru dan berkesan tanpa disertai bentakan, omelan dan kegiatan lain
yang sifatnya mengerjai siswa baru?
a. setuju b. tidak setuju
22. apakah anda pernah terlibat dalam acara MOS seperti di atas?
a. pernah b. tidak pernah
23. apakah anda pernah menamai teman anda dengan julukan-julukan yang
tidak pantas?
a. pernah b. tidak pernah
24. apakah anda pernah mencela penampilan atau bentuk fisik teman atau
adik kelas anda?
a. pernah b. tidak pernah
26. apakah anda pernah mendiamkan teman atau adik kelas anda karena dia
berbuat salah?
a. pernah b. tidak pernah
Tempat : Ruang BK
Waktu : 11:00WIB
Hasil Wawancara
2. T: Bimbingan apa saja yang biasa anda berikan di sekolah ini? dan
bagaimana metode dalam pemberian bimbingan tersebut? Serta berapa
kali siswa mendapat bimbingan?
J: kami memberikan bimbingan belajar, bimbingan sosial seperti etika
pada setiap anak. Kami juga mengadakan hari karir yang dilaksanakan
5. T: Permasalahan apa yang sering muncul dan sering dialami oleh siswa
dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah ini?
J: sejauh ini belum ada permasalahan yang terlalu serius dalam kegiatan
belajar mengajar, tapi permasalahan yang ada lebih dominan pada
masalah kedisiplinan siswa. Seperti tepat waktu datang ke sekolah, bolos
saat jam pelajaran, juga da!am ha! kerapihan.
8. T: Upaya apa yang guru BK dan sekolah lakukan untuk mengatasi hal
terse but?
J: jika ada pengaduan dari siswa yang merasa di buly siswa lain, kami
tidak langsung memanggil anak yang bersangkutan, karena bisa jadi
pemanggilan tersebut dijadikan alasan siswa untuk mernbully korbannya
lagi. Biasanya kami melakukan koordinasi dahulu dengan pihak wali kelas
untuk memastikan kebenaran dari pengaduan siswa. Jilca ternyata benar
baru kami panggil, lakukan konseling dan penegasan sanksi.
Kami juga membentuk peer counseling, yaitu para siswa yang dibentuk oleh
guru BK dengan tujuan membantu teman-temannya yang mengalami kesulitan di
bidang akademik maupun sosial. Hal ini karena saat usia remaja, para siswa
lebih nyaman berkonsultasi dengan teman sebayanya, seperti curhat. Waiau
tidak bersifat resmi, namun curhat tersebut harus dilakukan secara profesional
dan memperhatikan teknik-teknik konseling yang benar, salah satunya menjaga
kerahasiaan serta memberi solusi yang tepat .
11. T: Apa saja kendala yang anda hadapi dalam pelaksanaan BK di sekolah
ini? serta apa kendala yang dihadapi dalam penanganan bullying?
----~
\
. ' \ / ; , " ' ,.i 'l
' i )\
-~-H- ----~
~-
13. T: apakah ibu pernah mengalihtangankan kasus yang berat kepada pihak
lain?
J: ya pernah, kami mengalihtangankan pada psikolog aitau psikiater untuk
kasus-kasus yang memang tidak bisa kami tangani.
15. T: Adakah program bimbingan preventif dan kuratif di sekolah ini dalam
menangani masalah bullying? Jika ada, bagaimana pelaksanaan dari
program tersebut?
(If
Kami disini juga berkerja sama dengan Yayasan Semai Jiwa Amini (SEJIWA),
yaitu lembaga yang bergerak di bidang pendidikan, dan memiliki perhatian besar
dalam penanganan masalah bullying di Indonesia. Guru-guru Al-lzhar juga
pernah mengikuti semacam pelatihan yang diadal<an oleh SEJIWA, pelatihan
tersebut ditujukan untuk membekali para guru dengan pen9etahuan mengenai
bullying, cara pencegahan dan penanganannya.
Hari/tanggal : Selasal 25 November 2008
Interviewee : M. Risyad
Tempat : Ruang BK
Hasil Wawancara
3. T: Biasanya siapa yang menjadi tempat anda be;bagi masalah yang anda
hadapi?kenapa?
J: biasanya ke orang tua, karena lebih nyaman, lagipula mereka yang
paling mengerti kita seperti apa.
7. T: Apakah anda pernah melihat siswa yang membully siswa lain? atau
apakah anda sendiri pernah melakukan tindakan yang te1rmasuk bullying?
J: kalau membully fisik saya tidak pernah, tapi kalau bullying psikologis
pernah itupun hanya meledek. Jujur, saya pernah mukul temen tapi itu
cuma bercanda guru yang melihat juga langsung menegur saya.
Hasil Wawancara
Tempat : Ruang BK
Hasil Wawancara
J: lya. Kalau masalahnya belajar, nilai turun biasanya guru dari mata
pelajaran yang bersangkutan mengingatkan kita untuk remedial.
7. T: Apakah anda pernah melihat siswa yang membully siswa lain? atau
Apakah anda pernah melakukan tindakan yang termasuk bullying?
J: kalau waktu saya kelas satu sering melihat ada yang membully siswa
lain, tapi setelah saya kelas dua sudah tidak lagi. Tindakan bullying yang
pernah saya lakukan saya pernah merusak benda rnilik orang lain tapi
cuma sekali, yang lain paling hanya mencela.
SURAT KETERANGAN
Nomor ; 571 /SKetr /SNtAI IPL/Xll/2008
idalah benar bahwa nama tersebut telah mengadakan penelitian di SMA Islam Al-lzhar
)ondok Labu Jakarta, dalam rangka mendapatkan bahan skripsi dengan judul "Peran
3imbingan dan Konseling Dalam Mengatasi Perilaku Bullying di Sekolah'', yang dilaksanakan
)ada tanggal 10- 12 November 2008 di SMA Islam Al-lzhar Pondok Labu Yakarta.
L--