Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat akibat tertentu)
pada / sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu / buah kehamilan belum
mampu untuk hidup di luar kandungan. Abortus insipiens adalah abortus yang
sedang berlangsung, dengan ostium sudah terbuka dan ketuban yang teraba,
kehamilan itu tidak dapat dipertahankan lagi. (Prof.Dr.Rustam M.MPH Sinopsis
Obstetri 1)
Diperkirakan frekwensi keguguran spontan berkisar 10 15%. Namun
demikian, frekuensi keguguran yang pasti sulit / sukar ditentukan. Hal itu
disebabkan sebagian keguguran spontan hanya disertai gejala dan tanda ringan
sehingga wanita tidak datang ke dokter / RS.
Pada kasus ini hendaknya penolong dapat memberikan pertolongan yang
tepat dan optimal, sehingga penderita tidak sampai mengalami komplikasi
sehingga dapat mengurangi terjadinya angka kematian ibu. Pada kasus abortus
insipiens ini, janin sudah tidak dapat diselamatkan maka jaringan fetus yang keluar
harus benar benar bersih dalam rahimnya agar tidak menimbulkan komplikasi.
Alasan penulis mengambil kasus abortus insipiens karena sebelumnya
penulis belum pernah menemukan kasus seperti ini dan penulis berharap
mendapatkan tambahan ilmu untuk membuat asuhan kebidanan.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada pasien dengan
abortus insipiens.

2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat melaksanakan pengkajian data pada pasien dengan abortus
insipiens.
b. Mahasiswa dapat menginterpretasi masalah yang terjadi pada pasien.
c. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa/ masalah potensialpada kasus
abortus insipiens.
d. Mahasiswa mampu menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera kasus
abortus insipiens.
e. Mahasiswa mampu menyusun rencana asuhan yang menyeluruh pada pasien
abortus insipiens.
f. Mahasiswa mampu melaksanakan langsung asuhan/implementasi abortus
insipiens
g. Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi abortus insipiens
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Definisi
Abortus adalah pengeluaran atau ekstraksi janin atau embrio yang berbobot
500 gram atau kurang, dari ibunya yang kira kira berumur 20 sampai 22 minggu
kehamilan (Moore, 2001). Abortus adalah keluarnya janin sebelum mencapai
viabilitas. Dimana masa gestasi belum mencapai usia 22 minggu dan beratnya
kurang dari 500gr (Liewollyn, 2002).
Abortus insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat tetapi
hasil konsepsi masih dalam uterus. Dalam hal ini rasa mules menjadi lebih sering
dan kuat perdarahan bertambah. Pengeluaran hasil konsepsi dapat dilaksanakan
dengan kuret vakum atau dengan cunam ovum, disusul dengan kerokan.
Abortus yang sedang berlangsung dengan ostium sudah terbuka dan
kebutuhan yang teraba, kehamilan ibu tidak dapat dipertahankan lagi.
Perdarahan ringan hingga sedang pada kehamilan muda dimana hasil
konsep masih berada didalam cavum uteri. Kondisi ini menunjukkan proses
abortus sedang berlangsung dan akan berlangsung menjadi abortusincomplit dan
komplit (Prawiroradjo,2002).

B. Etiologi
Sebab-sebab abortus tersebut antara lain:
1. Etiologi dari keadaan patologis
Abortus spontan terjadi dengan sendiri atau yang disebut dengan
keguguran.Prosentase abortus ini 20% dari semuajenis abortus. Sebab-sebab
abortus spontan yaitu :
a. Faktor Janin
Perkembangan zigot abnormal. Kondisi ini menyebabkan kelainan
pertumbuhan yang sedemikian rupa sehingga janin tidak mungkin hidup
terus. Abortus spontan yang disebabkan oleh karena kelainan dari ovum
berkurang kemungkinannya kalau kehamilan sudah lebih dari satu bulan,
artinya makin muda kehamilan saat terjadinya abortus makin besar
kemungkinan disebabkan oleh kelainan ovum. Beberapa sebab abortus
adalah :
1) Kelainan kromosom
Pada umumnya kelainan kromosom yang terbanyak mempengaruhi
terjadinya aborsi adalah Trisomi dan Monosomi X. Trisomi autosom
terjadi pada abortus trisemester pertama yang disebabkan oleh
nondisjuntion atau inversi kromosom. Sedangkan pada monosomi X (45,
X) merupakan kelainan kromosom tersering dan memungkinkan lahirnya
bayi perempuan hidup (sindrom Turner).
2) Mutasi atau faktor poligenik
Dari kelainan janin ini dapat dibedakan dua jenis aborsi, yaitu aborsi
aneuploid dan aborsi euploid. Aborsi aneuploid terjadi karena
adanya kelainan kromosom baik kelainan struktural kromosom atau pun
komposisi kromosom. Sedangkan pada abortus euploid, pada
umumnyanya tidak diketahuai penyebabnya. Namun faktor pendukung
aborsi mungkin disebabkan oleh : kelainan genetik, faktor ibu, dan
beberapa faktor ayah serta kondisi lingkungan. (Williams,2006)
b. Faktort ibu
Berbagai penyakit ibu dapat menimbulkan abortus misalnya :
1) Infeksi yang terdiri dari:
a) Infeksi akut
- Virus, misalnya cacar, rubella, dan hepatitis.
- Infeksi bakteri, misalnya streptokokus.
- Parasit, misalnya malaria.
b) 2 Infeksi kronis
- Sifilis, biasanya menyebabkan abortus pada trimester kedua.
- Tuberkulosis paru aktif.
2) Keracunan, misalnya keracunan tembaga, timah, air raksa, dll.
3) Penyakit kronis, misalnya :
a) hipertensi jarang menyebabkan abortus di bawah 80 minggu,
b) nephritis
c) diabetes angka abortus dan malformasi congenital meningkat pada
wanita dengan diabetes. Resiko ini berkaitan dengan derajat control
metabolic pada trisemester pertama.
d) anemia berat
e) penyakit jantung
f) toxemia gravidarum yang berat dapat menyebabkan gangguan
sirkulasi pada plasenta
4) Trauma, misalnya laparatomi atau kecelakaan dapat menimbulkan
abortus
5) Kelainan alat kandungan hipolansia, tumor uterus, serviks yang pendek,
retro flexio utero incarcereta, kelainan endometriala, selama ini dapat
menimbulkan abortus.
6) Hubungan seksual yang berlebihan sewaktu hamil, sehingga
menyebabkan hiperemia dan abortus
7) Uterus terlalu cepat meregang (kehamilan ganda,mola)
c. Pemakainan obat dan faktor lingkungan
1) Tembakau
merokok dapat meningkatkan resiko abortus euploid. Wanita yang
merokok lebih dari 14 batang per hari memiliki resiko 2 kali lipat
dobandingkan wanita yang tidak merokok.
2) Alkohol
abortus spontan dapat terjadi akibat sering mengkonsumsi alkohol
selama 8 minggu pertama kehamilan.
3) Kafein
Konsumsi kopi dalam jumlah lebih daari empat cangkir per hari tampak
sedikit meningkatkan abortus spontan
4) Radiasi
5) Kontrasepsi
Alat kontrasepsi dalam rahim berkaitan dengan peningkatan insiden
abortus septik setelah kegagalan kontasepsi.
6) Toxin lingkungan
pada sebagian besar kasus, tidak banyak informasi yang menunjukkan
bahan tertentu di lingkungan sebagai penyebab. Namun terdapat
buktibahwa arsen, timbal, formaldehida, benzena dan etilen oksida dapat
menyebabkan abortus (barlow, 1982)
d. Faktor Imunologis
1) Autoimun
2) Alloimun
e. Faktor ayah
Translokasi kromosom pada sperma dapat mnyebabkan abortus.
(william,2006)

C. Pemeriksaan ginekologi:
1. Inspeksi Vulva
Perdarahan pervaginam ada atau tidak jaringan hasil konsepsi, tercium bau
busuk dari vulva.
2. Inspekulo
Perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri terbuka atau sudah tertutup, ada atau
tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan berbau
busuk dari ostium.
3. Colok vagina
Porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam
cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri
saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, cavum douglas tidak
menonjol dan tidak nyeri.

D. Komplikasi
1. Perdarahan (haemorrogrie)
2. Perforasi
3. Infeksi dan tetanus
4. Payah ginjal akut
5. Syok, yang disebabkan oleh syok hemoreagrie (perdarahan yang banyak) dan
syok septik atau endoseptik (infeksi berat atau septis)
6. Pada missed abortion dengan retensi lama hasil konsepsi dapat terjadi kelainan
pembekuan darah
E. Pemeriksaan penunjang
1. Tes Kehamilan
Positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah abortus
2. Pemeriksaaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
3. Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion
F.Diagnosa Kebidanan
1. Resiko syok hemorrhagic b.d perdarahan
2. Gangguan aktivitas b.d kelemahan, penurunan sirkulasi
3. Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d kerusakan jaringan intrauteri
4. Resiko tinggi infeksi b.d perdarahan, kondisi vulva lembab
5. Cemas b.d kurang pengetahuan

BAB III
TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN
Tanggal : 9-06-2014
Jam : 15.30 WIB
A. DATA SUBYEKTIF
1. Biodata
Nama ibu : Ny.N Nama suami : Tn. P
Umur : 24 tahun Umur : 26 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMU Pendidikan : SMU
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Wagir RT 2/1 Alamat : Wagir RT 2/1
2. Alasan datang
Ibu mengatakan jatuh di kamar mandi, keluar darah banyak dari kemaluannya,
perutnya terasa mules dan ibu merasa lemah serta cemas keluar gumpalan-gumpalan
darah pada jam 12.00, kemudian ibu langsung datang ke bidan jam 15.30 ditemani
suami karena perutnya semakin nyeri dan darah keluar terus.
3. Keluhan utama
Ibu mengatakan perutnya terasa mules dan mengeluarkan banyak darah dari
kemaluannya sejak 3 jam yang lalu.
4. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit asma, tumor, TBC, dan penyakit
kelamin.
5. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak menderita penyakit asma, TBC, penyakit kelamin dan tumor.

6. Riwayat kesehatan keluarga


Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti
asma, kencing manis, paru-paru, penyakit kelamin, keturunan kembar.
7. Riwayat perkawinan
Nikah : 18 tahun
Umur pertama nikah : 22 tahun
Lama : 2 tahun
8. Riwayat Haid
Menarche : 18 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 6-7 hari
Disminorrhoe : -
Warna/ bau : merah segar, bau anyir
Jumlah : hari 1-2, 3 tella, 3-4 2 tella, hari 5-6 I tella, hari 7 bercak-bercak
Flous albus : kadang-kadang, terakhir mens, tidak berwarna, tidak
berbau dan tidak gatal
HPHT : 19-04-2014
9. Pola kebiasaan sehari-hari
Sebelum Hamil Selama Hamil
Nutrisi Makan 3 x sehari, porsi biasa, Makan 3 x sehari, porsi kecil,
terdiri dari 1 piring nasi, 1 potong terdiri dari piring nasi,
ikan, 1 potong tempe, 1 mangkok potong ikan, 1 pootng tempe,
sayur dan buah kadang-kadang, kuah sayur, buah kadang-
minum air putih 6-7 gelas kadang, minum air putih 4-5
sehari, kadang-kadang teh. x sehari.
Eliminasi BAK teratur 4-5 x sehari, warna BAK 3-4 kali sehari, warna
kuning jernih, bau khas, tidak ada kuning jernih, bau khas.
keluhan. BAB 1 x sehari, warna
BAK 1 x tiap hari, warna kuning kuning, lembek, bau khas.
lembek, bau khas, tidak ada
keluhan
Aktifitas Sehari-hari melakukan pekerjaan Sehari-hari melakukan
rumah tangga seperti mencuci, pekerjaan rumah, mencuci ,
memasak, membersihkan rumah, memasak, membersihkan
tidak olahraga. rumah, jalan-jalan pagi setiap
hari.
Istirahat Tidur siang 2 jam, tidur malam Tidur siang 2 jam, tidur
6 jam, tidurnya tidak terganggu. malam 7 jam, tidurnya
agak terganggu.
Kebersihan Mandi 2 x sehari, gosok gigi 3 x, Mandi 2 x sehari, gosok gigi
ganti pakaian 1 x, ganti pakaian 3 x, ganti pakaian dalam 3 x,
dalam 2 x, keramas 2 hari sekali keramas 3 x seminggu, ganti
baju 2 x sehari
Kebiasaan Tidak merokok, tidak minum Tidak merokok, minum jamu,
jamu, tidak minum minuman tidak minum minuman keras,
keras dan suami merokok, bila suami merokok
sakit berobat ke puskesmas
Seksual 2 x 3 x seminggu -
Rekreasi Setahun sekali -

10. Data Psikososial


Psikologis : Ibu mengatakan cemas dengan keadaan diri dan bayinya serta
banyaknya darah yang keluar.
Sosial : Hubungan dengan suami baik, suami mengantarkan ibu ke bidan,
hubungan dengan mertua dan tetangga baik-baik saja.

11. Sosial budaya


Ibu tidak percaya takhayul, masih melaksanakan tradisi selamatan sebagai tanda
syukuran, ibu bisa berobat ke puskesmas
12. Data Spiritual
Ibu beragama Islam dan tat menjalankan ibadah sholat lima waktu.

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
KU : baik
Kesadaran : composmentis
TTV : Tekanan darah : 100/80 mmHg
Nadi : 96 x/ menit
Suhu : 36,5 C
Pernapasan : 20 x / menit
BB sebelum hamil : 45 kg/ 44 kg
TB : 158 cm
TP : 26-1-2015
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
- Kepala : simetris, tidak ada benjolan abnormal, rambut tidak rontok, bersih
tidak berketombe
- Wajah : simetris, pucat, tidak ada chloasma gravidarum
- Mata : simetris, tidak ada conjungtivitis, sklera tidak ikterus, conjungtiva
tidak anemis.
- Hidung : simetris, tidak ada polyp, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak
ada pengeluaran sekret.
- Telinga : simetris, tidak ada serumen dan benda asing
- Mulut : simetris, mukosa bibir tidak kering, tidak ada caries gigi.
- Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe dan vena
jugularis
- Dada : payudara simetris, putting susu menonjol, payudara bersih,
tidak ada benjolan abnormal.
- Perut : bersih, datar, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada bekas
operasi.
- Genetalia : tidak ada varises, tidak ada oedema, tampak darah, tidak
berbau
- Anus : tidak ada hemmoroid
- Ekstremitas : simetris, gerakan normal, tidak oedem, tidak ada varises
- Integumen : bersih, lembab
b. Palpasi
- Payudara : kenyal, tidak ada benjolan abnormal, tidak nyeri tekan
- Perut : tidak teraba adanya benjolan abnormal, nyeri tekan pada bagian
atas sympisis.
- Ekstremitas : tidak oedem, tidak varises.
c. Auskultasi
- Thorak : tidak ada wheezing, ronchy dan tidak ada kelainan
- Abdomen : bising usus positif, normal 16-20 x / menit
- Djj : Dopler negatif
d.Perkusi
- Abdomen : tidak kembung
- Tungkai : reflek patella kanan/ kiri positif
e. Pemeriksaan Penunjang jam 13.45 WIB
Plano tes : positif
f. Pemeriksaan dalam tanggal 09-06-2014 jam 15.35 (dilakukan oleh bidan) Ostium
uteri terbuka, tidak ada jaringan, besar uterus lebih kecil dari UK, tidak nyeri
saat porsio digoyang, kavum douglas tidak menonjol dan tidak nyeri,
perdaahan dari kavum uteri.
II. INTERPRETASI DATA
Dx : Ny. N GI P0000 Ab000 UK 7 minggu 2 hari dengan abortus insipiens
Ds : Ibu mengatakan keluar banyak darah dari dari kemaluannya dan perut
terasa nyeri / mules serta keluar gumpalan darah pada jam 12.00,
HPHT 19-04-14
Do : KU : lemah
TD : composmentis
Nadi : 100/80 mmHg
Suhu : 36,5 C
RR : 20 x / menit
Inspeksi:
- Conjungtiva tidak anemis
- Tidak ada benjolan abnormal pada abdoment
- Tidak oedem dan tidak varises pada kaki dan genetalia
- Tampak darah pada genetalia
Palpasi :
- Tidak teraba benjolan abnormal pada payudara dan abdoment
- Tidak nyeri tekan pada abdoment
Auskultasi :
- Bising usus positif
- Djj negatif
Perkusi : tidak kembung
Pemeriksaan penunjang : plano test positif
Pemeriksaan dalam :
- Ostium uteri terbuka
- tidak ada jaringan
- besar uterus lebih kecil di umur kehamilan
- CV tidak menonjol dan tidak nyeri
- Terdapat perdarahan di kavum uteri
Masalah yang terjadi
1. Nyeri sehubungan dengan keluarnya darah
Ds : Ibu mengatakan nyeri pada bagian perutnya
Do :
- KU lemah
- Kesadaran composmentis
- TTV : TD : 100/80 mmHg
Nadi : 96 x / menit
RR : 20 x / menit
- Wajah ibu tampak pucat
- Ibu sering mengeluh
- Tidak nyeri tekan pada perut
- Ibu tampak menyeringai
2. Cemas sehubungan dengan keadaan janin dalam kandungannya
Ds : Ibu mengatakan cemas dengan keadaan janinnya
Do :
- Ibu kelihatan gelisah
- Wajah tampak pucat
- Ibu banyak mengeluh (bertanya-tanya)

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


Potensial terjadi perdarahan
Ds : -
Do :
- Darah yang keluar 360-500 cc/menit
- TTV : TD : 90/60 mmHg 30/90 mmHg
Nadi : 64-100 x / menit
RR : 16-24 x / menit
Suhu : 36,2 37,5 C
- Nyeri tekan pada bagian perut
- Pusing hebat
- Conjungtiva anemis

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


- Observasi keadaan pasien
- Konsul dokter tindakan apa yang akan dilakukan
- Persiapan pasien dan persiapan alat
- Motivasi ibu agar ibu tetap tenang
V. INTERVENSI
Dx : Ny N P0000 Ab000 UK 7 minggu 2 hari dengan abortus insipiens
Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan, komplikasi tidak terjadi
Kriteria hasil:
- KU baik
- TD : 120/80 mmHg
- Nadi : 74-86 x/ menit
- Suhu : 36,5C 37,2C
- RR : 16-20 x / menit
- Jaringan keluar lengkap
- Jaringan benar-benar sudah keluar
- Perdarahan berangsur angsur berhenti

Intervensi :
1. Lakukan pendekatan terapeutik pada klien
R/ klien lebih kooperatif dengan tindakan yang dilakukan petugas
2. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
R/ dengan menjelaskan hasil pemeriksaan agar ibu dan keluarga tahu tentang
kondisinya saat ini

3. Jelaskan kepada ibu dan keluarga untuk meminta persetujuan (SIO) tindakan
Medik
R/ Agar ibu dan keluarga mengerti dan setuju atas rencana pelaksanaan induksi
4. Persiapan perlengkapan alat dan obat-obatan yang dibutuhkan
R/ dengan melakukan persiapan terlebih dahulu akan mempermudah
apabila terjadi masalah saat persalinan
5. Cuci tangan di bawah air mengalir dengan sabun 5 menit
R/ menghambat pertumbuhan kuman sebesar 80 % dan mencegah terjadinya
infeksi.
6. Lakukan persiapan alat dan bahan
R/ mempermudah pelaksanaan tindakan
7. Lakukan persiapan klien dan lingkungan
R/ mempermudah pelaksanaan tindakan dan menjaga privasi klien
8. Pakai sarung tangan dan bersihkan vulva dengan kapas savlon
R/ mencegah terjadinya infeksi
9. Berikan ibu ergomefiin 0,2 mg intramuskuler (dapat diulang setelah 15 menit bila
perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral
R/ merangsang kontraksi ibu
10. Eksplorasi ulang untuk memastikan tidak ada sisa jaringan yang tertinggal
R/ mencegah terjadinya perdarahan
11. Observasi keadaan px, lakukan penanganan yang sesuai bila terjadi komplikasi
R/ untuk mengetahui kemajuan yang terjadi
12. Observasi kontraksi uterus
R/ kemungkinan perdararahan
13. Bereskan semua alat dan sarung tangan ke dalam larutan desinfektan
R/ mencegah terjadinya infeksi dan membunuh 80 % kuman HIV dan hepatitis.
14. Cuci tangan dengan sabun dan air, lalu keringkan dengan handuk
R/ mencegah terjadinya infeksi/ penularan penyakit

15 Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan makan yang bergizi
R/ untuk mengembalikan keadaan umum ibu Masalah yang terjadi

Rasa nyeri sehubungan dengan banyaknya darah yang keluar


Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan ibu tidak merasakan nyeri lagi pada
perutnya dan perdarahan berhenti
Kriteria hasil :
- Nyeri berkurang
- Ibu dapat duduk dan berdiri enak tanpa keluhan
- Wajah tidak pucat
Intervensi :
1. Tentukan lokasi dan sifat nyeri timbul
R/ identifikasi kebutuhan khusus dan jelaskan bahwa hal tersebut adalah
psikologis
2. Dorong ibu untuk melakukan teknik relaksasi dan imajinasi
R/ untuk mengatasi rasa nyeri
3. Tingkatkan nutrisi ibu
R/ menambah nilai gizi sebagai proses penyembuhan
4. Beri obat analgetika
R/ menghilangkan rasa nyeri

Cemas sehubungan dengan keadaan janinnya


Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan ibu tidak cemas lagi dan mau menerima
apa yang sudah terjadi
Kriteria hasil
- Ekspresi ibu santai
- Ibu tampak tegar
- Ibu tidak banyak mengeluh

Intervensi :
1. Beri dukungan psikologis
R/ agar ibu lebih tenang
2. Dampingi dan beri semangat dari orang-orang terdekatnya seperti suami dan
keluarga
R/ meningkatkan kepercayaan diri ibu.
Identifikasi masalah potensial : potensial terjadi perdarahan

Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan, perdarahan tidak terjadi


Kriteria hasil :
- TD : 90/60 120/80 mmHg
- Nadi : 76-84 x /menit
- RR : 16-20 x / menit
- Suhu : 36,5 37,2 C
- Kontraksi uterus baik
- Perdarahan > 360 cc / menit
- KU baik
- Kesadaran : composmentis
- Conjungtiva tidak anemis
Intervensi :
1. Suntikkan ergometrin
R/ mencegah perdarahan
2. Observasi TTV dan perdarahan
R/ mengetahui parameter tubuh
3. Jelaskan tentang terjadinya perdarahan
R/ meningkatkan pengetahuan dan ibu lebih kooperatif
4. Berikan dukungan psikologis pada ibu dan keluarga
R/ meningkatkan kepercayaan diri ibu dan keluarga.

VI. IMPLEMENTASI
Dx : Ny. N P0000 Ab000 UK 7 minggu 2 hari dengan abortus Insipiens
Implementasi :
1. Lakukan pendekatan terapeutik pada klien
R/ klien lebih kooperatif dengan tindakan yang dilakukan petugas
2. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
R/ dengan menjelaskan hasil pemeriksaan agar ibu dan keluarga tahu tentang
kondisinya saat ini
3. Jelaskan kepada ibu dan keluarga untuk meminta persetujuan (SIO) tindakan
medik
R/ Agar ibu dan keluarga mengerti dan setuju atas rencana pelaksanaan induksi
4. Persiapan perlengkapan alat dan obat-obatan yang dibutuhkan
R/ dengan melakukan persiapan terlebih dahulu akan mempermudah
apabila terjadi masalah saat persalinan
5. Cuci tangan di bawah air mengalir dengan sabun 5 menit
R/ menghambat pertumbuhan kuman sebesar 80 % dan mencegah terjadinya
infeksi.
6. Lakukan persiapan alat dan bahan
R/ mempermudah pelaksanaan tindakan
7. Lakukan persiapan klien dan lingkungan
R/ mempermudah pelaksanaan tindakan dan menjaga privasi klien
8. Pakai sarung tangan dan bersihkan vulva dengan kapas savlon
R/ mencegah terjadinya infeksi
9. Berikan ibu ergomefiin 0,2 mg intramuskuler (dapat diulang setelah 15 menit bila
perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral
R/ merangsang kontraksi ibu
10. Eksplorasi ulang untuk memastikan tidak ada sisa jaringan yang tertinggal
R/ mencegah terjadinya perdarahan

11. Observasi keadaan px, lakukan penanganan yang sesuai bila terjadi komplikasi
R/ untuk mengetahui kemajuan yang terjadi
12. Observasi kontraksi uterus
R/ kemungkinan perdararahan
13. Bereskan semua alat dan sarung tangan ke dalam larutan desinfektan
R/ mencegah terjadinya infeksi dan membunuh 80 % kuman HIV dan hepatitis.
14. Cuci tangan dengan sabun dan air, lalu keringkan dengan handuk
R/ mencegah terjadinya infeksi/ penularan penyakit
15. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan makan yang bergizi
R/ untuk mengembalikan keadaan umum ibu

Masalah : Rasa nyeri sehubungan dengan keluarnya darah


Implementasi :
1. Menentukan lokasi sifat nyeri yang timbul
2. Mendorong untuk melakukan teknik relaksasi dan imajinasi : menarik napas
panjang, ibu mampu melakukan sendiri
3. Menganjurkan untuk makan 4 sehat 5 sempurna setiap kali makan
4. Menganjurkan untuk minum obat secara teratur.

Masalah : cemas sehubungan dengan keadaan janinnya


Implementasi :
1. memberikan dukungan psikologis
2. mendampingi ibu dan memberi semangat : ibu ditemani suami dan keluarganya.
3) Identifikasi masalah potensial : potensial terjadi perdarahan
Implementasi :
1. memasang infus dan suntikkan ergometrin secara IM (90)
2. mengobservasi TTV : TD 100/80 mmHg, Nadi : 86 x / menit, Suhu : 36,5 C
3. menjelaskan tentang terjadinya perdarahan dan syok yaitu dikarenakan terdapat
sisa placenta harus dikuretase serta kontraksi uterus yang jelek.
4. memberikan dukungan psikologis pada ibu dan keluarga.

VII. EVALUASI
Tanggal : 09-06-2014
Jam : 17.00 WIB
Dx : Ny.N P0000 Ab100 dengan abortus insipiens
S : Ibu mengatakan dirinya sudah dilakukan tindakan
O :
- KU : baik
- TD : 120/80 mmHg
- Nadi : 84 x / menit
- RR : 16 x / menit
- Suhu : 36,5 C
- Kontraksi uterus baik
- Jaringan sudah keluar
- Besarnya uterus sebesar normal
A : Ny N dengan abortus inkomplet normal
P :
- anjurkan untuk kontrol 3 hari lagi / jika ada keluhan
- minum obat secara teratur
1) Masalah : Rasa nyeri sehubungan dengan banyaknya darah yang keluar
S : Ibu mengatakan nyeri pada perutnya berkurang
O :
- KU baik
- Kesadaran composmentis
- TTV : TD : 100/80 mmHg
Nadi : 84 x / menit
Suhu : 36,5C
RR : 18 x / menit
- Wajah tidak tampak pucat
- Sedikit nyeri tekan pada perut
- Perdarahan 200 cc
A : masalah nyeri pada Ny.N teratasi sebagian
P : anjurkan untuk istirahat dan minum obat

2) Masalah : Cemas sehubungan dengan keadaan janinnya


S : Ibu mengatakan sudah agak tenang dan mau menerima keadaannya
O :
- Ibu tampak tegar
- Tidak pucat
- Ibu tidak banyak mengeluh
A : masalah cemas pada Ny.N teratasi
P :-
3) Identifikasi masalah potensial : potensial terjadi perdarahan
S :-
O : - perdarahan > 360 cc
- TD : 100/80 mmHg
- Nadi : 84 x / menit
- RR : 16 x / menit
- Suhu : 36, 5 C
- tidak nyeri perut bagian bawah
- tidak pusing
- conjungtiva tidak anemis
- kontraksi uterus baik
- ibu tidak pucat
A : masalah potensial perdarahan pada Ny.N tidak terjadi
P :-

Anda mungkin juga menyukai