Disusun Oleh :
Disusun Oleh:
( ) ( )
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Prakek Keluarga dengan judul ”Asuhan
Keperawatan Keluarga Tn.I dengan Salah Satu Anggota Keluarga Menderita Asma Di RT 02 Dukuh
VI Sonosewu Ngestiharjo Kasihan Bantul Yogyakarta.
Laporan ini di sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas Praktek Keluarga program Diploma III
Keperawatan Akademi Keperawatan “YKY” Yogyakarta.
Dalam menyusun Laporan Praktek Keluarga ini penulis banyak mendapat bimbingan dari pihak-pihak
terkait.tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Nuryandari, SKM.M.Kes selaku Direktur Akademi Keperawatan “YKY” Yogyakarta
2. Ibu Wahyu Ratna, SKM.M.Kes selaku pembimbing praktek keluarga
3. Bapak Andang Supriyanto, selaku ketua RT 01 yang telah memberikan tempat untuk singgah
selama praktek keluarga ini sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
4. Semua pihak dan teman-teman seperjuangan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
yang telah memberikan bantuan, sehingga dapat terselesaikan Laporan Praktek Keluarga ini.
Penulis menyadari keterbaatasan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman dalam penyusunan
Laporan praktek Keluarga ini sehingga masih banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik
yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Semoga Laporan Praktek Keluarga ini dapat bermanfaat bagi penulis, pembaca, serta dapat digunakan
sebagai wacana tambahan ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu keperawatan keluarga.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asma adalah obstruksi jalan nafas yang bersifat reversibel, terjadi ketika bronkus
mengalami inflamasi/peradangan dan hiperresponsif. (Reeves, 2001). Asma dapat terjadi pada
sembarang golongan usia, sekitar setengah kasus terjadi pada anak-anak dan sepertiga lainnya
terjadi sebelum usia 40 tahun (Smeltzer, 2002).
Asma merupakan salah satu penyakit kronik yang penting di dunia, dengan sekitar 300
juta penduduk dunia adalah penyandang asma.Penyakit asma masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Selama 15 tahun terakhir kasus asma di
Negara maju dan Negara berkembang meningkat pesat. Asma menjadi lima besar penyebab
kematian di dunia karena prevalensnya mencapai 17,4%. Data dari WHO pada tahun 2005
menunjukkan ada 2.550.000 penderita meninggal karena asma dan saat ini penderita asma di
dunia sebanyak 300.000.000 . Beban penyakit asma di Asia Tenggara sangat berat yaitu 1 dari
4 orang penderita asma dewasa tidak bekerja pada tahun yang lalu, dan 1 dari 3 anak yang
menderita asma absen sekolah pada tahun lalu karena kekambuhan asma. Sementara orang
dewasa risiko kehilangan hari kerja selama lebih dari 6 hari karena asma mencapai 19,2%. Di
Indonesia, asma masuk dalam sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian, dengan jumlah
penderita pada tahun 2002 sebanyak 12.500.000. Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2005
mencatat 225.000 orang meninggal karena asma. Prevalensi asma di Indonesia untuk daerah
pedesaan 4,3% dan perkotaan 6,5%. Di Yogyakarta sendiri angkanya sekitar 16,4%.
Jumlah penderita Asma di Dukuh VI Sonosewu Ngestiharjo Kasihan Bantul
Yogyakarta mencapai 12 %. Hal ini perlu mendapat perhatian khusus, karena penanganan
kasus asma belum maksimal. Oleh karena itu, penulis lewat praktek keperawatan keluarga ini
mencoba untuk memberikan asuhan keperawatan kepada penderita asma semaksimal mungkin.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan keluarga Tn.I dengan gangguan
sistem peernafasan: asma di Dukuh VI Sonosewu Ngestiharjo Kasihan Bantul Yogyakarta
wilayah kerja Puskesmas Kasihan II.
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa menengetahui dan mampu:
a. melakukan pengkajian pada keluarga Tn.I dengan salah satu anggota keluarga
menderita asma
b. melakukan analisa data pada keluarga Tn.I dengan salah satu anggota keluarga
menderita asma
c. Merumuskan diagnosa keperawatan pada keluarga Tn.I dengan salah satu anggota
keluarga menderita Asma
d. Menyusun perencanaan keperawatan pada keluarga Tn.I dengan saah satu anggota
keluarga menderita asma
e. Melakukan tindakan/implementasi keperawatan pada keluarga Tn.I dengan saah satu
anggota keluarga menderita asma
f. Melakuan evaluasipada keluarga Tn.I dengan saah satu anggota keluarga menderita
asma
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian Keluarga
Menurut Friedman (1998) dalam Suprajitno (2004) mendefinisikan bahwa keluarga
adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterkaitan aturan dan
emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari
keluarga. Pakar konseling keluarga dari Yogyakarta, Sayekti (1994) menulis bahwa keluarga
adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang
berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang
sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam
sebuah rumah tangga. Menurut UU No. 10 tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan
dan pembangunan keluarga sejahtera, keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri dari suami-isteri, atau suami-isteri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan
anaknya. Ketiga pengertian tersebut mempunyai bahwa dalam keluarga terdapat ikatan
perkawinan dan hubungan darah yang tinggal bersama dalam satu atap (serumah) dengan
peran masing-masing serta keterkaitan emosional.
Menurut Burges (1963)dalam Santun Setiawati dan Agus Citra Dermawan (2007),
memberikan pandangan tentang definisi keluarga yang berorientasi kepada tradisi, yaitu :
a. Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan
ikatan adopsi.
b. Anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga atau
jika mereka hidup secara terpisah mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut
sebagai rumah mereka.
c. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran-peran
sosial keluarga seperti halnya peran sebagai suami istri, peran sebagai ayah dan ibu,
peran sebagai anak laki-laki dan anak perempuan.
d. Keluarga bersama-sama menggunakan kultur yang sama yaitu : kultur yang diambil
dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.
12
Menurut Bailon dan Aracelis Maglaya (1989)keluarga adalah dua atau lebih dari
individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan, atau pengangkatan
dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi sama lain di dalam peranannya
masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
2. Tipe Keluarga
Sri Setyowati dan Arita Murwani (2008) dalam bukunya Asuhan Keperawatan
Keluarga Konsep dan Aplikasi Kasus, menyebutkan tipe keluarga terdiri dari :
a. Tipe Keluarga Tradisional
1) Keluarga inti, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri, dan anak
( kandung atau angkat).
2) Keluarga besar, yaitu keluarga inti ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai
hubungan darah, misalnya : kakek, nenek, keponakan, paman, bibi.
3) Keluarga Dyad, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri tanpa
anak.
4) Single Parent, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari stu orang tua (ayah/ibu)
dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh perceraian atau
kematian.
5) Single adult, yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seseorang dewasa
(misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja atau
kuliah).
6) The Childress Family, yaitu keluarga tanpa anak kerena terlambat menikah dan
untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan mengejar karir atau
pendidikan.
b. Tipe Keluarga non Tradisional
1) The unmarriedteenege mather
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa
nikah.
2) The stepparent family
Keluarga dengan orang tua tiri.
3) Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara
hidup bersamabdalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang
sama : sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok atau membesarkan anak
bersama.
4) The non marital heterosexual cohibitang family
Keluarga yang hidup bersama dan berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
5) Gay and lesbian family
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana suami-istri
(marital partners)
6) Cohibitng couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan
tertentu
7) Group marriage family
Beberapa orang dewasa menggunakan alat-alat rumah tangga bersama yang saling
merasa sudah menikah, berbagai sesuatu termasuk sexual dan membesarkan
anaknya.
8) Group network family
Keluarga inti yang dibatasi set aturan atau nilai-nilai, hidup bersama atau berdekatan
satu sama lainnya dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama,
pelayanan, dan tanggung jawab membesarkan anaknya.
9) Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau saudara didalam
waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan
untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
10) Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena
krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem
kesehatan mental.
11) Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang-orang muda yang mencari ikatan
emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetap berkembang dalam
kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
3. Struktur Keluarga
Menurut Johan R dan Leny R (2010) dalam bukunya Keperawatan Keluarga
menyatakan struktur keluarga yang ada di Indonesia, yaitu :
1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.
2. Matrilineal : keluarga sedarah terdiri dari sanak saudara beberapa generasi dimana
hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu.
4. Patrilokal : seseorang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan
suami istri.
Dalam buku Asuhan Keperawatan Keluarga Suprajitno (2004) menyatakan tentang
struktur keluarga, gambaran keluarga melaksanakan fungsi keluarga di masyarakat
sekitarnya, dan empat elemen struktur keluarga, yaitu :
1. Struktur peran keluarga, menggambarkan peran masing-masing anggota keluarga dalam
keluarga sendiri dan perannya dilingkungan masyarakat atau peran formal dan informal.
2. Nilai atau norma keluarga, menggambarkan nilai dan norma yang dipelajari dan diyakini
oleh keluarga, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan.
3. Pola komunikasi keluarga, menggambarkan bagaimana cara dan pola komunikasi ayah-
ibu (orang tua), orang tua dengan anak, anak dengan anak, dan anggota keluarga lain
(pada keluarga besar) dengan keluarga inti.
4. Struktur kekuatan keluarga, menggambarkan kemampuan anggota keluarga untuk
mempengaruhi dan mengendalikan orang lain untuk mengubah prilaku keluarga yang
mendukung kesehatan.
4. Fungsi Keluarga
Santun Setiawati dan Agus Citra Dermawan (2008) dalam bukunya Penuntun Praktis
Asuhan Keperawatan Keluarga menyatakan Fungsi keluarga menurut Friedman (1986)
adalah :
a. Fungsi Afektif
Fungsi Afektif adalah fungsi internal keluarga sebagai dasar kekuatan keluarga.
Didalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling mendukung dan saling menghargai
antar anggota keluarga.
b. Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan proses interaksi dalam keluarga.
Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan tempat individu untuk belajar
bersosialisasi.
c. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan
menambah sumber daya manusia.
d. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk menambah kebutuhan seluruh anggota
keluarganya yaitu : sandang, pangan dan papan.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan adalah fungsi keluarga untuk mencegah terjadinya masalah
kesehatan dan merawat anggota keluarga yang mengalami masalah keluarga.
5. Tahap Perkembangan dan Tugas Keluarga
Menurut Suprajitno (2004) dalam bukunya Asuhan Keperawatan Keluarga
menyebutkan tahapan-tahapan perkembangan keluarga, tahap-tahap perkembangan
kehidupan keluarga yang paling banyak digunakan adalah delapan model perkembangan
siklus kehidupan keluarga, yaitu: :
2. Wawancara
Suatu pembicaraan terarah, percakapan dengan maksud pengumpulan data, dan dapat
dilakukan secara formal dan informal, dimana perlu tekhnik khusus, dan otoritas yang
kita gunakan sesedikit mungkin, misalnya pemeriksaan fisik, mental, sosial budaya,
ekonomi, kebiasaan, lingkungan dan sebagainya.
3. Studi dokumentasi
Mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan materi pembahasan seperti data
dari puskesmas, data perkembangan kesehatan anak (KMS), kartu keluarga dan catatan-
catatan kesehatan lainnya
4. Pemeriksaan fisik
Cara pengumpulan data melalui inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi serta
pemeriksaan tanda-tanda vital.
Proses keperawatan keluarga terdiri pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi yang selalu terdokumentasi. Secara terperinci, proses keperawatan
yaitu :
1. Pengkajian
Menurut Nursalam (2008) dalam bukunya Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep
dan Praktik dinyatakan, pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk
mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien. Tahap pengkajian merupakan dasar
utama dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu.Oleh karena
itu pengkajian yang benar, akurat, lengkap dan sesuai dengan kenyataan sangat penting dalam
merumuskan suatu diagnosis keperawatan dan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai
dari American Nursing Assosiation (ANA).
Menurut Suprajitno (2004) dalam bukunya Asuhan Keperawatan Keluarga, menyatakan
beberapa hal yang perlu dilakukan pada pengkajian, yaitu::
a. Membina hubungan yang baik anatara perawat dan klien (keluarga) merupakan modal
utama untuk melaksanakan asuhan keperawatan. Hubungan tersebut dapat dibentuk
dengan menerapkan strategi perawat untuk memberikan bantuan kepada klien untuk
memenuhi kebutuhan kesehatannya.
1) Diawali dengan perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah.
2) Menjelaskan tujuan kunjungan.
3) Meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah untuk membantu keluarga
menyelsaikan masalah kesehatan yang ada.
4) Menjelaskan luas kesanggupan bantuan perawat yang dapat dilakukan, dan
menjelaskan kepada keluarga tentang tim kesehatan lainnya yang menjadi jaringan
perawat.
b. Pengkajian ini berfokus sesuai data yang diperoleh dari unit layanan kesehatan.
c. Pengkajian lanjutan, yaitu : tahap pengkajian untuk memperoleh data yang lebih lengkap
sesuai masalah kesehatan keluarga yang berorientasi pada pengkajian awal. Disini perawat
mengungkapkan keadaan keluarga hingga penyebab dari masalah kesehatan yang paling
mendasar.
Menurut suprajitno (2004) dalam bukunya Asuhan Keperawatan Keluarga, data yang
dikajian dalam asuhan keperawatan keluargayaitu :
d) Suku bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya
suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan.
e) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh kepercayaan yang dapat mempengaruhi
kesehatan.
e) Karateristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasikan dengan melihat luas rumah, tipe rumah,
jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan
rumah tangga, jenis septic tank, jarak septic tank dengan sumber air, sumber
air minum yang digunakan serta denah rumah.
3) Struktur keluarga
a) Pola komunikasi
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga.
c) Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara formal
maupun informal.
4) Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif
Gambarananggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga,
dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya,
b) Fungsi sosialis
Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga,
sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan perilaku.
d) Fungsi reproduksi
Fungsi reproduksi keluarga berapa jumlah anak, bagaimana keluarga
merencanakan jumlah anggota keluarga, metode apa yang digunakan keluarga
dalam upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga.
e) Fungsi ekonomi
Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan,
sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat dalam
upaya peningkatan status kesehatan keluarga.
c) Strategi koping
Strategi apa yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
6) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga.Metode yang digunakan
pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.
7) Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas
kesehatan yang ada.
b. Analisa data
Bailon dan Maglay (1989) dalam bukunya Perawatan Kesehatan Keluarga menyatakan
tiga norma perkembangan kesehatan, yaitu :
a. Penilaian (skoring) diagnosis keperawatan menurut Bailon dan Maglaya (1978) sebagai
berikut :
NO Kriteria Skor
Bobot
1 Sifat Masalah
Tidak/kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2 1
-Krisis atau keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah
Dengan mudah 2
Hanya sebagian 1 2
Tidak dapat 0
3 Potensial masalah untuk dicegah
Tinggi 3
Cukup 2 1
Rendah 1
4 Menonjolkan masalah
Masalah berat, harus segera ditangani 2
Ada masalah, tetapi tidak segera 1 1
ditangani
Masalah tidak dirasakan 0
2. Penyebab
Faktor Ekstrinsik (asma imunologik / asma alergi)
-Reaksi antigen-antibodi
-Inhalasi alergen (debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang)
Faktor Intrinsik (asma non imunologi / asma non alergi)
-Infeksi : parainfluenza virus, pneumonia, mycoplasmal
-Fisik : cuaca dingin, perubahan temperature, kelelahan
-Iritan : kimia
-Polusi udara : CO, asap rokok, parfum
-Emosional : takut, cemas dan tegang
-Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi faktor pencetus.(Suriadi, 2001 : 7)
-
3. Tanda Dan Gejala
a. Stadium dini
1) Faktor hipersekresi yang lebih menonjol
2) Batuk dengan dahak bisa dengan maupun tanpa pilek
3) Rochi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang timbul
4) Whezing belum ada
5) Belum ada kelainan bentuk thorak
6) Ada peningkatan eosinofil darah dan IG E
7) BGA belum patologis
Asidosis respirato
5. Pemeriksaan Penunjang
Spirometri
Uji provokasi bronkus
Pemeriksaan sputum
Pemeriksaan cosinofit total
Uji kulit
Pemeriksaan kadar IgE total dan IgE spesifik dalam sputum
Foto dada
Analisis gas darah
6. Pengkajian
a. Awitan distres pernafasan tiba-tiba
- Perpanjangan ekspirasi mengi
- Penggunaan otot-otot aksesori
- Perpendekan periode inpirasi
- Sesak nafas
- Restraksi interkostral dan esternal
- Krekels
d. Kurang pengetahuan
Tujuan : Pengetahuan miningkat
KH : - Menyatakan pemahaman kondisi / proses penyakit dan tindakan.
- Mengidentifikasi hubungan tanda / gejala yang ada dari proses penyakit dan
menghubung dengan faktor penyebab.
- Melakukan perubahan pola hidup dan berparisipasi dalam program
pengobatan.
Intervensi:
- Jelaskan proses penyakit individu dan keluarga
- Instrusikan untuk latihan nafas dan batuk efektif.
- Diskusikan tentang obat yang digunakan, efek samping, dan reaksi yang tidak
diinginkan
- Beritahu efek bahaya merokok dan nasehat untuk berhenti merokok pada klien
atau orang terdekat
- Berikan informasi tentang pembatasan aktivitas.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian
7. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Perawatan Keluarga
1) Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah
Keluarga Tn.I mengatakan An.M terdiagnosa Asma sejak berumur 5 bulan.
Keluarga Tn.I mengatakan bahwa penyakit asma merupakan suatu masalah dan
penyakit keturunan yang bisa kapan saja kambuh.Keluarga Tn.I mengatakan
bila anaknya kecapekan atau menderita batuk pilek asmanya langsung kambuh,
sedangkan suaminya bila terlalu kecapekan juga langsung kambuh.Keluarga
Tn.I mengatakan belum tahupengertian, tanda dan gejala, penyebab, makanan
yang dianjurkan dan tidak dianjurkan serta lingkungan yang sehat untuk
penderita asma. Jenis makanan yang dikonsumsi An.M sama dengan anggota
keluarga yang lain. Keluarga Tn.I tampak menggelengkan kepala saat ditanya
tentangpengertian, tanda dan gejala, penyebab, makananyang dianjurkan dan
tidak dianjurkan , dan lingkungan yang sehat untuk penderita asma.
2) Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan
Keluarga Tn.I mengatakan An.Mtidak diperiksakan ke pelayanan kesehatan
secara rutin, hanya kalau merasa sakit atau mendapat serangan asma langsung
diperiksan ke dokter dan tidak berani memberikan obat bebas. Berbeda dengan
An.M, keluarga Tn.I mengaku bila Tn.I mendapat serangan asma tidak
langsung periksa ke dokter, melainkan dengan cara istirahat dan mengolesi
minyak di dadanya.Ny.I mengatakan sering menyarankan periksa ke pelayanan
kesehatan kalau kambuh tetapi Tn.I tidak mau.
7 th 3 th 2 th asma
Keterangan
: laki-laki : klien
2) Ny.I
Kepala berbertuk mesochepal, rambul lurus, kulit kepala tidak berketombe,
rambut tampak rontok, rambut kering, visus 6/6 dan tidak menggunakan kaca
mata, sclera tampak berwarna putih, konjungtiwa tampak pucat, tidak tampak
cloasma gravidarum, hidung antara kiri dan kanan simetris, tidak ada secret yang
keluar, mukosa bibir tidak ada stomatitis, bibir kering, gigi tidak ada yang
tanggal, telinga simetris antara kiri dan kanan, tidak ada serum yang keluar dari
telinga, tidak teraba pembesarn kelenjar tyroid dan limfe, tidak tampak kelemahan
pada kedua anggota gerak. Tanda-tanda vital saat pengkajian:
TD : 130/80 mmHg TB :148 cm=1,48 m
Nadi : 82 x/menit BB : 57 kg
57
RR : 18 x/menit IMT : =27,02
(1,48)²
Status gizi Obesitas
3) An.S
Kepala : rambut bersih, tidak berketombe, betuk kepala mesochepal
Mata : bentuk simetris antara kanan dan kiri, konjungtiva tidak anemis, sclera
tidak ikterik, tidak menggunakan alat bantu seperti kacamata.
Hidung : bentuk simetris, fungsi pembau baik, tidak ada polip, tidak ada secret.
Telinga : bentuk simetris antara kanan dan kiri, tidak menggunakan alat bantu
dengar
Mulut : membrane mukosa tampak lembab, tidak terdapat stomatitis, tampak
caries gigi bagian atas
Leher : tidak tampak pembesaran kelenjar Tyroid
Dada :
Inspeksi : bentuk dada normo chest
Palpasi : tidak teraba nyeri tekan, tidak ada ketinggalan gerak,
taktil fremitus kanan=kiri
Perkusi : terdengar sonor
Auskultasi : suara paru terdengar vesikuler, tidak terdengar suara
jantung taambahan
Ekstremitas :
Atas : anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan
Bawah : anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan
Tanda-tanda vital:
Nadi : 80 x/menit TB : 110 cm
Respirasi : 20 x/menit BB : 17 kg
17−22,9
Suhu : 36,5°C Z score : =¿ -1,6
26,5−22,9
Status Gizi Baik (-2 SD s/d +2 SD)
4) An.T
Kepala : rambut bersih, tidak berketombe, betuk kepala mesochepal
Mata : bentuk simetris antara kanan dan kiri, konjungtiva tidak anemis, sclera
tidak ikterik, tidak menggunakan alat bantu seperti kacamata.
Hidung : bentuk simetris, fungsi pembau baik, tidak ada polip, tidak ada secret.
Telinga : bentuk simetris antara kanan dan kiri, tidak menggunakan alat bantu
dengar
Mulut : membrane mukosa tampak lembab, tidak terdapat stomatitis, tidak
tampak caries gigi
Leher : tidak tampak pembesaran kelenjar Tyroid
Dada :
Inspeksi : bentuk dada normo chest
Palpasi : tidak teraba nyeri tekan, tidak ada ketinggalan gerak,
taktil fremitus kanan=kiri
Perkusi : terdengar sonor
Auskultasi : suara paru terdengar vesikuler, tidak terdengar suara
jantung taambahan
Ekstremitas :
Atas : anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan
Bawah : anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan
Tanda-tanda vital :
Nadi : 84 x/menit TB : 80 cm
Respirasi : 20 x/menit BB : 11 kg
11−13,9
Suhu : 36°C Z score: =1,8
15,5−13,9
Status Gizi Baik (-2 SD s/d +2 SD)
5) An.M
Kepala : rambut bersih, tidak berketombe, betuk kepala mesochepal
Mata : bentuk simetris antara kanan dan kiri, konjungtiva tidak anemis, sclera
tidak ikterik, tidak menggunakan alat bantu seperti kacamata.
Hidung : bentuk simetris, fungsi pembau baik, tidak ada polip, tidak ada secret.
Telinga : bentuk simetris antara kanan dan kiri, tidak menggunakan alat bantu
dengar
Mulut : membrane mukosa tampak lembab, tidak terdapat stomatitis, tidak
tampak caries gigi
Leher : tidak tampak pembesaran kelenjar Tyroid
Dada :
Inspeksi : bentuk dada normo chest, tidak sesak nafas
Palpasi : tidak teraba nyeri tekan, tidak ada ketinggalan gerak,
taktil fremitus kanan=kiri
Perkusi : terdengar sonor
Auskultasi : suara paru terdengar vesikuler, tidak terdengar suara
jantung tambahan
Ekstremitas :
Atas : anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan
Bawah : anggota gerak lengkap, tidak ada kelainan
Tanda-tanda vital :
Nadi : 90 x/menit TB :60 cm
Respirasi : 25 x/menit BB : 10 kg
10−12,6
Suhu : 36°C Z score: =2
13,9−12,6
Status Gizi baik (-2 SD s/d +2 SD)
7. Pendidikan
No Nama Pendidikan Pendidikan Non Tamat/belum Ket
Anggota Formal Formal tamat/tidak
Keluarga tamat
1. Tn.I SLTA - Tamat -
2. Ny.I SLTA - Tamat -
3. An.S SD - Belum tamat -
8. Budaya
Keluarga Tn.I mengatakan dirinya asli keturunan jawa, sedangkan suaminya keturunan
Tiong Hoa.Keluarga Tn.I mengatakan tidak adat istiadat dari masing-masing kebudayaan
yang bertentangan dengan kesehatan. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa
Indonesia. Disekitar tempat tinggal Tn.I kebanyakan berasal dari suku Jawa.
9. Agama/Spiritual Keluarga
Keluarga Tn.I mengaku beragama Islam dan tidak taat beribadah.Keluarga Tn.I
mengatakan tidak ada mitos-mitos ataupun kepercayaaan yang dapat mempengaruhi
kesehatan.
U
dapur
WC
Sumur gali kamar
2. Perabot rumah
Keluarga Tn.I mengatakan alat-alat masak menggunakan kompor gas.Keluarga Tn.I
mengatakan tempat penyimpanan peralatan dapur diletakkan di rak kecil.Perabot rumah
tangga sudah tertata rapi.
3. Pengelolaan Sampah
Keluarga Tn.I mengatakancara pembuangan sampah langsung di tempat pembuangan
sampah akhir. Tetapi sebelum di buang di tempat pembuangan sampah akhir, keluarga Tn.I
mengatakan sampah-sampah di masukkan tempat pembuangan sampah sementara yang
terletak di depan rumah.Jarak tempat pembuangan sampah dengan sumber air minum ± 2
meter.
4. Sumber Air
Sumber air keluarga Tn.I berasal dari sumur gali. Jarak sumber air minum dengan bak
penampungan limbah (septic tank) ± 6 meter. Tidak tampak pencemaran air, kualitas air
jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa.
5. Jamban Keluarga
Keluarga Tn.I memiliki jamban keluarga dengan jenis jamban angsa latrine.Letak jamban
berada di luar rumah.Jarak jamban dengan sumber air minum kurang dari 10 meter dan
tidak terawat.
6. Pembuangan air limbah
Jenis air limbah adalah limbah rumah tangga dan di tempatkan pada bak penampungan
limbah. Jarak bak penampungan air limbah dengan sumber air minum kurangg dari 10
meter.Letak di belakang rumah.
7. Kandang Ternak
Keluarga Tn.I mengatakan tidak memiliki kandang ternak.
8. Kamar mandi
Keluarga Tn.I memiliki kamar mandi sebanyak satu kamar mandi, terletak di luar rumah,
tempat penampungan air menggunakan ember dengan kondisi terbuka dan dikuras tiap
hari.
9. Halaman rumah
Keluarga Tn.I tidak memiliki halaman rumah.
10. Lingkungan rumah
Rumah keluarga Tn.I berada di perbatasan antara kota dengan desa. Jarak dengan tetangga
berhimpitan, suasana ramai, lokasi dekat rumah.
11. Fasilitas sosial, pendidikan dan kesehatan
a. Fasilitas pendidikan : SD
Jarak dari rumah : 2km
b. Fasilitas perdagangan : warung
Jarak dari rumah :100 m
c. Fasilitas kesehatan : Puskesmas
Jarak dari rumah :± 800 m
d. Fasilitas peribadatan : masjid
Jarak dari rumah : ±500 m
e. Fasilitas lainnya : terminal
Jarak dari rumah :± 5 km
DS: Ketidakmampuan
- Keluarga Tn.I mengatakan bila anaknya kecapekan atau keluarga Tn.I
menderita batuk pilek asmanya langsung kambuh, mengenal
sedangkan suaminya bila terlalu kecapekan juga penyakit asma
langsung kambuh. pada An.M
- Keluarga Tn.I mengatakan belum tahupengertian, tanda
dan gejala, penyebab, makanan yang dianjurkan dan
tidak dianjurkan serta lingkungan yang sehat untuk
penderita asma. Jenis makanan yang dikonsumsi An.M
sama dengan anggota keluarga yang lain.
DO:
- KeluargaTn.I tampak menggelengkan kepala saat
ditanya tentangpengertian, tanda dan gejala, penyebab,
makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan, dan
lingkungan yang sehat untuk penderita asma.
DS: Ketidakmampuan
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak diperiksakan ke keluarga Tn.I
pelayanan kesehatan secara rutin, hanya kalau merasa mengambil
sakit atau mendapat serangan asma langsung diperiksan keputusan pada
ke dokter dan tidak berani memberikan obat bebas. An.M
DO: -
DS: Ketidakmampuan
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling sering keluarga Tn.I
mengkonsumsi nasi, sayur bayam dengan lauk telur. merawat An.M
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling senang makan yang sakit asma
telur.
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak pernah jajan es,
kalaupun jajan ya cuma es krim.
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M minum obat hanya
kalau sakit yaitu salbuven 3x25 mg. Dan apabila
serangan asmanya sudah sembuh obat salbuven 3x25
mg dari dokter disuruh untuk berhenti. Keluarga Tn.I
mengatakan An.M tidak rutin kontrol, terakhir kali
memeriksakan anaknya pada bulan Desember 2011.
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M lebih sering bermain
di rumah dengan kakak-kakaknya dibandingkan dengan
teman-temannya.
DO:
- Obat An.M masih tampak belum habis
- An.M tampak asyik berlarian kesanan kemari dengan
kakak-kakaknya
DS: Ketidakmampuan
- Keluarga Tn.I mengatakan Tn.I adalah seorang perokok keluarga
aktif dan sering merokok di dalam rumah. Dalam sehari menciptakan
tidak habis satu bungkus. lingkungan yang
- Disamping itu, keluarga Tn.I juga mengatakan kondusif bagi
kebersihan lingkungan sangat mendukung kesehatan, An.M
akan tetapi rumah masih kurang sehat seperti tidak
memiliki ventilasi sehingga terasa pengap, dan juga
tidak memiliki jendela sehingga cahaya matahari tidak
langsung masuk ke rumah.
DO:
- Luas bangunan rumah 12 m²
- Ventilasi tidak ada
- Tidak mempunyai jendela
- Sinar matahari tidak masuk ke dalam rumah
DS: Potensial
- Keluarga Tn.I mengatakan kedua balita sudah diberikan peningkatan
tablet vitamin A. tumbuh
- keluarga Tn.I mengatakan tidak ada makanan pantangan kembang balita
pada kedua balita. di keluarga Tn.I
- Keluarga mengatakan kedua balitanya sudah
diimunisasi dasar lengkap
DO:
- Kesimpulan hasil pengkajian DDST An.M pada hari
Rabu, 9 Mei 2012 adalah normal.
- Pertumbuhan dan perkembangan An.T sesuai KMS
normal di atas garis merah, sedangkan An.M pas garis
merah.
- Perhitungan Status Gizi balita menurut Z score An.I dan
An.M tergolong status gizi baik .
- Status kesehatan An.T dan An.M saat ini dalam
keadaan sehat
- Umur An.M = 2 tahun
BB=60 cm
TB=10 kg
DS Risiko terjadinya
TBC di keluarga
- keluarga Tn.I juga mengatakan kebersihan lingkungan Tn.M
sangat mendukung kesehatan, akan tetapi rumah masih
kurang sehat seperti tidak memiliki ventilasi sehingga
terasa pengap, dan juga tidak memiliki jendela sehingga
cahaya matahari tidak langsung masuk ke rumah.
DO:
- Luas bangunan rumah 12 m²
- Langit-langit tertutupternit
- Ventilasitidak ada
- Jendela tidak mempunyai jendela.
- Pencahayaansinar matahari tidak masuk ke dalam
rumah
III. SKALA PRIORITAS
Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asmapada An.M di keluarga Tn.I
Jumlah 4
Jumlah 3 1/3
Sifat Masalah: ancaman 2/3 x1 2/3 Rumah yang pengap, tidak ada
ventilasi udara, dan tidak dapat
jendela dapat berisiko terjadi
penyakit TBC
Factor penghambaat
- sumber dana keluarga
untukpembangunan rumah
tidak ada
- status kepemilikan rumah
numpang
- kelurga Tn.I belum tahu
bahwa kondisi rumah tidak
ada ventilasi, jendela, dan
pengap dapat menyebabkan
timbulnya penyakit TBC
DO:
KeluargaTn.I tampak menggelengkan kepala saat ditanya tentangpengertian, tanda dan
gejala, penyebab, makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan, dan lingkungan yang
sehat untuk penderita asma.
b. Ketidakmampuan keluarga Tn.I mengambil keputusan pada An.M ditandai dengan:
DS:
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak diperiksakan ke pelayanan kesehatan secara
rutin, hanya kalau merasa sakit atau mendapat serangan asma langsung diperiksan ke
dokter dan tidak berani memberikan obat bebas.
DO:-
c. Ketidakmampuan keluarga Tn.I merawat An.M yang sakit asma ditandai dengan:
DS:
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling sering mengkonsumsi nasi, sayur bayam
dengan lauk telur.
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling senang makan telur.
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak pernah jajan es, kalaupun jajan ya cuma es
krim.
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M minum obat hanya kalau sakit yaitu salbuven
3x25 mg. Dan apabila serangan asmanya sudah sembuh obat salbuven 3x25 mg dari
dokter disuruh untuk berhenti. Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak rutin kontrol,
terakhir kali memeriksakan anaknya pada bulan Desember 2011.
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M lebih sering bermain di rumah dengan kakak-
kakaknya dibandingkan dengan teman-temannya.
DO:
- Obat An.M masih tampak belum habis
- An.M tampak asyik berlarian kesanan kemari dengan kakak-kakaknya
d. Ketidakmampuan keluarga menciptakan lingkungan yang kondusif bagi An.M ditandai
dengan:
DS:
- Keluarga Tn.I mengatakan Tn.I adalah seorang perokok aktif dan sering merokok di
dalam rumah. Dalam sehari tidak habis satu bungkus.
- Disamping itu, keluarga Tn.I juga mengatakan kebersihan lingkungan sangat
mendukung kesehatan, akan tetapi rumah masih kurang sehat seperti tidak memiliki
ventilasi sehingga terasa pengap, dan juga tidak memiliki jendela sehingga cahaya
matahari tidak langsung masuk ke rumah.
DO:
- Luas bangunan rumah 12 m²
- Ventilasi tidak ada
- Tidak mempunyai jendela
- Sinar matahari tidak masuk ke dalam rumah
2. Risiko terjadinya TBC di keluarga Tn.M ditandai dengan :
DS :
- keluarga Tn.I juga mengatakan kebersihan lingkungan sangat mendukung kesehatan,
akan tetapi rumah masih kurang sehat seperti tidak memiliki ventilasi sehingga terasa
pengap, dan juga tidak memiliki jendela sehingga cahaya matahari tidak langsung
masuk ke rumah.
DO:
- Luas bangunan rumah 12 m²
- Langit-langit tertutupternit
- Ventilasitidak ada
- Jendela tidak mempunyai jendela.
- Pencahayaansinar matahari tidak masuk ke dalam rumah
DO:
- Kesimpulan hasil pengkajian DDST An.M pada hari Rabu, 9 Mei 2012 adalah normal.
- Pertumbuhan dan perkembangan An.T sesuai KMS normal di atas garis merah,
sedangkan An.M pas garis merah.
- Perhitungan Status Gizi balita menurut Z score An.I dan An.M tergolong status gizi
baik .
- Status kesehatan An.T dan An.M saat ini dalam keadaan sehat
- Umur An.M = 2 tahun
BB=60 cm
TB=10 kg
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Nama Kepala Keluarga : Tn.I
No Diagnosa Keperawatan Intervensi Implementasi Evaluasi
Tujuan Rencana Tindakan
1. Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada Tupan: - Kontrak waktu Rabu, 16 Mei 2012 Kamis, 17 Mei 2012
An.M di keluarga Tn.I berhubungan dengan: Keefektifan Manajemen dengan keluarga Jam 20.00 wib Jam 11.30 wib
a. Ketidakmampuan keluarga Tn.I mengenal Regimen Terapeutik
- Beri pendidikan
Melakukan kontrak waktu dengan S:
penyakit asma pada An.M ditandai dengan: Asma di Keluarga Tn.I keluarga - Ny.I mengatakan bahwa”
Tupen 1: kesehatan kepada Ttd
DS: sekarang saya sudah tahu
Setelah dilakukan keluarga tentang leni
- Keluarga Tn.I mengatakan bila anaknya mbak tentang penyakit
tindakan keperawatan asma,
kecapekan atau menderita batuk pilek selama 30 menit Kamis, 17 Mei 2012 asma”.
bagaimanacara
asmanya langsung kambuh, sedangkan diharapkan keluarga Tn.I Jam 10.30 - Ny.I mengatakan paham
merawat penderita
suaminya bila terlalu kecapekan juga mampu mengenal Memberikan pendidikan kesehatan setelah diberikan
penyakit asma dengan asma dan jenis kepada keluarga tentang asma,
langsung kambuh. pendidikan kesehatan
kriteria hasil: makanan yang bagaimana cara merawat penderita
- Keluarga Tn.I mengatakan belum - tentang tentangg penyakit
Mampu dikonsumsi. asma dan jenis makanan yang
tahupengertian, tanda dan gejala, dikonsumsi asma, Mampu menjelaskan
menjelaskan - Evaluasi
penyebab, makanan yang dianjurkan Ttd tanda dan gejala,
tentang penyakit pengetahuan
dan tidak dianjurkan. Jenis makanan leni penyebab, makanan yang
asma keluarga tentang
yang dikonsumsi An.M sama dengan - dianjurkan dan tidak
Mampu penyakit asma, Kamis, 17 Mei 2012
anggota keluarga yang lain. dianjurkan , dan
menjelaskantand cara merawat Jam 11.00 wib
Evaluasi pengetahuan keluarga lingkungan yang sehat
DO: a dan gejala, penderita asma dan
tentang penyakit asma, cara untuk penderita asma
KeluargaTn.I tampak menggelengkan penyebab, jenis makanan
merawat penderita asma dan jenis dengan benar
kepala saat ditanya tentangpengertian, tanda makanan yang yang dikonsumsi makanan yang dikonsumsi
dan gejala, penyebab, makanan yang dianjurkan dan O:
dianjurkan dan tidak dianjurkan , dan tidak Ttd - Ny.I tampak mampu
dianjurkan , dan Leni menjelaskan kembali
lingkungan yang sehat untuk penderita
lingkungan yang tentangg penyakit asma,
asma.
sehat untuk Mampu menjelaskan tanda
penderita asma dan gejala, penyebab,
makanan yang dianjurkan
dan tidak dianjurkan , dan
lingkungan yang sehat
untuk penderita
asmadengan benar
- Ny.I tampak mengangguk
anggukkan kepala
- Ny.I tampak antusias
mengikuti pendidikan
kesehatan
- Ny.A menerima leflet yang
diberikan
A:
MasalahKetidakefektifan
Manajemen Regimen Terapeutik
Asma pada An.M di keluarga Tn.I
berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga Tn.I
mengenal penyakit asma pada An.M
teratasi
P:
Hentikan intervensi
Ttd
leni
b. Ketidakmampuan keluarga Tn.I mengambil Tupen 2: - Kontrak waktu Rabu, 16 Mei 2012 Rabu, 17 Mei 2012
keputusan pada An.M ditandai dengan: Setelah dilakukan dengan keluarga Jam 20.00 wib Jam 19.00 wib
tindakan keperawatan Kontrak waktu dengan keluarga S:
DS: - Diskusikan dengan
selama 30 menit Ttd - Ny.I mengatakan akan
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak diharapkan keluarga Tn.I keluarga leni membicarakan dengan
diperiksakan ke pelayanan kesehatan secara mampu mengambil pentingnya control
suami untuk rutin control
rutin, hanya kalau merasa sakit atau keputusan dengan rutin Kamis, 17 Mei 2012
kriteria hasil: Jam 18.30 wib ke dokter tidak hanya
mendapat serangan asma langsung - Berikan
- Keluarga - Diskusikan dengan sakit
diperiksan ke dokter dan tidak berani reinforcement
memberikan obat bebas. mengatakan mau terhadap sikap keluarga pentingnya O:
DO: - membawa An.M yang positif yang control rutin - Ny.S tampak
rutin control, diungkapkan - Berikan reinforcement menganggukkan kepala
tidak hanya keluarga untuk terhadap sikap yang - Tn.S tmpak sedang tidak
ketika sakit. rutin periksa tidak positif yang berada di rumah
hanya ketika sakit diungkapkan keluarga
untuk rutin periksa tidak A:
hanya ketika sakit Masalah Ketidakefektifan
Manajemen Regimen Terapeutik
Ttd Asma pada An.M di keluarga Tn.I
Leni berhubungan dengan
Ketidakmampuan keluarga Tn.I
mengambil keputusan pada An.M
teratasi
P:
Hentikan intervensi
Ttd leni
c. Ketidakmampuan keluarga Tn.I merawat An.M Tupen 3: - Kontrak waktu Rabu, 16 Mei 2012 Kamis, 17 Mei 2012
yang sakit asma ditandai dengan: Setelah dilakukan dengan keluarga Jam 20.00 wib Jam 11.30 wib
tindakan keperawatan Kontrak waktu dengan keluarga S:
DS: selama 2 kali kunjungan
- Motivasi keluarga Ttd Ny.I mengatakan akan menyiapakan
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling selama satu minggu untuk menyiapkan leni makanan yang sebaiknya dikonsusi
sering mengkonsumsi nasi, sayur bayam diharapkan keluarga makanan yang Kamis, 17 Mei 2012 oleh anaknya.
dengan lauk telur. mampu merawat Ny.I sebaiknya Jam 10.45 wib Ny.I mengatakan akan lebih
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M paling dengan criteria hasil: dikonsumsi An.M - Motivasi keluarga untuk mengawasi aktivitas anaknya agar
senang makan telur. - Keluarga Tn.I - Anjurkan keluarga menyiapkan makanan jangan sampai kelelahan.
mampu O:
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M tidak untuk memonitor yang sebaiknya
menyiapkan - Wajah Ny.I tampak rileks
pernah jajan es, kalaupun jajan ya cuma dan menjaga dikonsumsi An.M
makanan yang - An.M tampak sedang
es krim. aktivitas anak setiap - Menganjurkan keluarga
harus mencoret-coret buku dan
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M hari agar jangan untuk memonitor aktivitas
dikonsumsi oleh tidak tampak kelelahan
minum obat hanya kalau sakit yaitu sampai kelelahan anak setiap hari agar
salbuven 3x25 mg. Dan apabila penderita asma. - Mengevaluasi jangan sampai kelelahan A:
serangan asmanya sudah sembuh obat - An.M mampu apakan An.M makan Masalah Ketidakefektifan
mengkonsumsi Ttd Manajemen Regimen Terapeutik
salbuven 3x25 mg dari dokter disuruh sesuai yang Leni
makanan yang Asma pada An.M di keluarga Tn.I
untuk berhenti. Keluarga Tn.I dianjurkan. berhubungan dengan
mengatakan An.M tidak rutin kontrol, boleh dan tidak
Ketidakmampuan keluarga Tn.I
terakhir kali memeriksakan anaknya boleh bagi merawat An.M yang sakit asma
pada bulan Desember 2011. penderita asma. teratasi sebagian
- Keluarga Tn.I mengatakan An.M lebih - Keluarga P:
mampu Lanjutkan intervensi
sering bermain di rumah dengan kakak-
memonitor dan - Kontrak waktu dengan
kakaknya dibandingkan dengan teman-
menjaga keluarga
temannya.
aktivitas An.M - Motivasi keluarga untuk
DO:
agar tidak menyiapkan makanan yang
- Obat An.M masih tampak belum habis
kelelahan sebaiknya dikonsumsi
- An.M tampak asyik berlarian kesanan
An.M
kemari dengan kakak-kakaknya
- Anjurkan keluarga untuk
memonitor dan menjaga
aktivitas anak setiap hari
agar jangan sampai
kelelahan
- Evaluasi apakah An.M
makan sesuai yang
dianjurkan
Ttd
leni
O:
- Di meja makan tampak sayur bayam, lauk tempe, dan buah jeruk
- An.M tampak sedang tidur
A:
Masalah Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I
berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga Tn.I merawat An.M yang sakit asma teratasi
P:
Hentikan intervensi
2 Jum’at/18 Mei Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma Jam 10.00 wib
2012 pada An.M di keluarga Tn.I berhubungan dengan S:
ketidakmampuan keluarga mmenciptakan lingkungan Ny.I mengatakan sudah rumahnya belum memiliki ventilasi
yang kondusif bagi An.M ditandai dengan: O:
DS: Rumah masih terasa pengap
- Keluarga Tn.I mengatakan Tn.I adalah A:
seorang perokok aktif dan sering Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga Tn.I
berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga mmenciptakan lingkungan yang kondusif bagi
merokok di dalam rumah. Dalam sehari An.M teratasi sebagian
tidak habis satu bungkus. P:
- Disamping itu, keluarga Tn.I juga
mengatakan kebersihan lingkungan - Kontrak waktu dengan keluarga
sangat mendukung kesehatan, akan - Jelaskan pentingnya rumah yang sehat untuk penderita asma
tetapi rumah masih kurang sehat seperti - Diskusikan dengan keluarga tentang penyebab asma
tidak memiliki ventilasi sehingga terasa - Anjurkan keluarga selalu membersihkan rumah
pengap, dan juga tidak memiliki jendela - Anjurkan Tn.I untuk mengurangi konsumsi rokok atau menyarankan untuk
sehingga cahaya matahari tidak tidak di dalam rumah
langsung masuk ke rumah. - Evaluasi apakah Tn.I masih merokok di dalam rumah atau tidak Ttd
Leni
DO: I:
- Luas bangunan rumah 12 m² Jam 10.15 WIB
- Ventilasi tidak ada - Kontrak waktu dengan keluarga
- Tidak mempunyai jendela - Menjelaskan pentingnya rumah yang sehat untuk penderita asma
- Sinar matahari tidak masuk ke dalam - Mendiskusikan dengan keluarga tentang penyebab asma
rumah - Menganjurkan keluarga selalu membersihkan rumah
- Menganjurkan Tn.I untuk mengurangi konsumsi rokok atau menyarankan Ttd
untuk tidak merokok di dalam rumah leni
- Mengevaluasi apakah Tn.I masih merokok di dalam rumah atau tidak
E:
Jam 11.00 wib
S:
- Ny.I mengatakan suaminya sudah merokok di luar rumah
O:
- perabotan tampak sudah tertata rapi
- rumah tampak pengap
- rumah terasa bebas rokok
A:
Masalah Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asma pada An.M di keluarga
Tn.I berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga mmenciptakan lingkungan yang
kondusif bagi An.M teratasi
P:
Hentikan intervensi
No Diagnosa Keperawatan Intervensi Implementasi Evaluasi
Tujuan Rencana Tindakan
2. Risiko terjadinya penyakit TBC di keluarga Tn.M ditandai Tupan: Kontrak waktu Rabu, 16 Mei 2012 Kamis,, 17 Mei 2012
dengan : Tidak terjadi penyakit Jam 20.00 wib Jam 11.30 wib
dengan keluarga
DS : TBC di keluarga Tn.I Kontrak waktu dengan keluarga S:
- keluarga Tn.I juga mengatakan kebersihan Tupen: Jelaskan kepada Ttd - Ny.I mengatakan sudah
lingkungan sangat mendukung kesehatan, Setelah dilakukan keluarga Tn.I tentang leni paham tentang
akan tetapi rumah masih kurang sehat
tindakan keperawatan penyebab timbulnya Kamis, 16 Mei 2012
penyebab timbulnya
selama 30 menit penyakit TBC Jam 11.00 wib
seperti tidak memiliki ventilasi sehingga diharapkan pengetahuan - Jelaskan kepada keluarga penyakit TBC
terasa pengap, dan juga tidak memiliki keluarga Tn.I meningkat
Diskusikan dengan - Ny.I mengatakan akan
keluarga Tn.I untuk Tn.I tentang penyebab
jendela sehingga cahaya matahari tidak dengan criteria hasil:
timbulnya penyakit TBC mendiskusikan dengan
langsung masuk ke rumah. - Mampu membuat ventilasi keluarganya untuk
udara ataupun Diskusikan dengan
menjelaskan membuat venilasi udara
DO: jendela keluarga Tn.I untuk
penyebab
- Luas bangunan rumah 12 m² membuat ventilasi udara O:
terjadinya - Ny.I tampak menjawab
- Langit-langit tertutupternit ataupun jendela
penyakit TBC pertanyaan dengan benar
- Ventilasitidak ada Ttd
- Keluarga tn.I - Kondisi rumah terasa
- Jendela tidak mempunyai jendela. leni
mau membuat pengap, tidak ada
- Pencahayaansinar matahari tidak masuk ke ventilasi udara ventilasi udara dan
dalam rumah atau jendela - jendela
A:
Risiko terjadinya penyakit
TBC di keluarga Tn.M
teratasi sebagian
P:Lanjutkan intervensi
Kontrak waktu dengan
keluarga
Jelaskan kepada keluarga
Tn.I tentang penyebab
timbulnya penyakit TBC
Diskusikan dengan
keluarga Tn.I untuk
membuat ventilasi udara
ataupun jendela
Ttd leni
No Diagnosa Keperawatan Intervensi Implementasi Evaluasi
Tujuan Rencana Tindakan
3. Potensial peningkatan tumbuh kembang balita di keluarga Tupan: - Kontrak waktu Kamis, 17 mei 2012 Kamis, 17 Mei 2012
Tn.I ditandai dengan: Tumbuh kembang balita dengan keluarga Jam 11.00 wib Jam19.00 wib
DS: di keluarga Tn.I tetap Kontrak waktu dengan keluarga S:
- Kaji pengetahuan
- Keluarga Tn.I mengatakan kedua balita meningkat Ttd - Ny.I mengatakan
Tupen: keluarga tentang Leni
sudah diberikan tablet vitamin A. paham tentang tumbuh
Setelah dilakukan tumbuh kembang
- keluarga Tn.I mengatakan tidak ada kembang balita
tindakn keperawatan balita Kamis, 17 mei 2012
makanan pantangan pada kedua balita. selama 2 kali kunjungan Jam 18.40 wib - Ny.I mengatakan
- Beri pendidikan
- Keluarga mengatakan kedua balitanya dalam satu minggu - Mengkaji pengetahuan bahwa,”ya besok mbak
kesehatan tentang
sudah diimunisasi dasar lengkap diharapkan pengetahuan keluarga tentang tumbuh sya ke posyandu balita
keluarga Tn.I tentang tumbuh kembang
DO: tumbuh kembang balita balita kembang balita O:
- Kesimpulan hasil pengkajian DDST An.M meningkat dengan - motivasi keluarga - Memberi pendidikan - Ny.A tampak antusias
pada hari Rabu, 9 Mei 2012 adalah normal. criteria hasil: untuk memantau kesehatan tentang mengikuti pendidikan
- Pertumbuhan dan perkembangan An.T -Mampu tumbuh kembang tumbuh kembang balita kesehatan tentang
sesuai KMS normal di atas garis merah, menjelaskan balita - Motivasi keluarga untuk tumbuh kembang
sedangkan An.M pas garis merah. tubuh kembang - Motivasi keluarga mengunjungi posyandu balita
- Perhitungan Status Gizi balita menurut Z pada balita untuk mengunjungi balita setiap bulan - Ny.A telah
score An.I dan An.M tergolong status gizi - Ny.I mau rutin posyandu balita Ttd mendapatkan leaflet
baik . ke posyandu setiap bulan leni
- Status kesehatan An.T dan An.M saat ini balita tiap - A:
bulan Potensial peningkatan tumbuh
dalam keadaan sehat kembang balita di keluarga Tn.I
- Pertumbuhan -
- Umur An.M = 2 tahun teratasi
BB=60 cm dan P:
TB=10 kg perkembangan Hentikan intervensi
balita sesuai Ttd
dengan leni
perkembangan
balita
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan menguraikan pembahasan kasus yang dilaporkan pada bab III di banding
dengan teori. penulis akan menguraikan beberapa kesenjangan yang ditemukan pada pelaksanaan asuhan
keperawatan tersebut dari mulai pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, impleentasi, dan
evaluasi
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari penerapan proses keperawatan. Kelengkapan data sangat
diperlukan sebelum menentukan diagnosa keperawatan dan pelaksanaan asuhan keperawatan.Praktek
keperawatan keluarga dimulai tanggal 7-19 Mei 2012 di dukuh VI Sonosewu Ngestiharjo Kasihan
Bantul Yogyakarta. Walaupun sebenarnya praktek keperawatan keluarga bersamaan dengan praktek
keperawatan komunitas. Sasaran dari Praktek keperawatan keluarga ini adalah sebuah keluarga di
suatu wilayah yang perlu dibina karena ada masalah kesehatan. Berbeda sekali dengan ilmu
keperawatan yang lain yang sasarannya adalah individu.Proses asuhan keperawatan keluarga ini
meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, serta evaluasi. Oleh karena
itu penulis memulai proses keperawatan dari pengkajian.
Pengkajian dilakukan di rumah keluarga Tn.I yang anggota keluarganya menderita Asma.
Pengkajian dimulai pada hari rabu tanggal 9 Mei 2012. pengkajian menggunakan questioner yang
sudah diberikan dari kampus. metode pengkajian yang dilakukan kali ini dengan cara wawancara,
observasi, pemeriksaan fisik, dan studi dokumentsi.dari hasil pengkajian didapatkan data subyektif
dan obyektif. Data subyektif diperoleh dari keluarga Tn.I dengan cara wawancara dengan
menggunakan pertanyaan, sedangkan data obyektif di peroleh dengan melakukan observasi dan
pemeriksaan fisik.
Dalam teori penyebab asma adalah asap, debu, cuaca dingin, alergi, kelelahan, influenza keturunan
dan yang penulis temui dalam melakukan pengkajian penyebab asma pada AN.M adalah kelelahan.
Hal ini menunjukkan tidak ada kesenjangan antara teori dengan fakta yang ditemukan di lapangan
mengenai penyebab asma.Selain itu, dari tanda dan gejala yang tampak pada An.M sama dengan yang
ada pada teori yang menyatakan bahwa tanda dan gejala asma adalah batuk, sesak nafas, suara nafas
wheezing. Tetapi ada juga kesenjangan yang penulis temukan pada rumah Tn.I diantaranya kondisi
rumah yang kurang sehat dan tidak adanya ventilasi.
Pada saat pengkajian penulis menemukan factor pendukung dan factor penghambat. factor
pendukungnya antara lain Ny.I sangat kooperatif dan kerjasama saat dilakukan pengkajian, rumah
keluarga Tn.I tidak jauh dari posko sehingga sangat mudah dijangkau dengan jalan kaki.
Sedangkanuntuk factor penghambatnya adalah Tn.I terlihat tidak suka bila ada petugas kesehatan
yang datang ke rumah dan sulitnya mencari waktu yang tepat untuk pengkajian.
B. Diagnosa Keperawatan
Masalah yang terdapat pada teori diantaranya adalah ketidakefektifan bersihan jalan nafas, kerusakan
pertukaran gas, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, dan resiko infeksi (Nanda,
2007).Tetapi setelah dilakukan pengkajian dan penentuan prioritas masalah pada keluarga Tn.I khususnya
An.M, masalah keperawatan yang muncul sangatlah berbeda. Hal ini disebabkan karena tidak ada data yang
mendukung munculnya masalahketidakefektifan bersihan jalan nafas, kerusakan pertukaran gas,
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, dan resiko infeksi. Tetapi untuk penyebabnya sudah
sesuai dengan fungsi perawatan keluarga antara lain ketidakmampuan keluarga mengenal masalah,
ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit, ketidakmampuan menciptakan lingkungan yang kondusif, dan ketidakmampuan memanfaatkan sumber-
sumber kesehatan. Berdasarkan pengkajian dan penentuan prioritas masalah, maka ditentukan diagnosa
sebagai berikut:
1. Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Asmapada An.M di keluarga Tn.I brhubungan
dengan:
a. Ketidakmampuan keluarga Tn.I mengenal penyakit asma pada An.M
b. Ketidakmampuan keluarga Tn.I mengambil keputusan pada An.M
c. Ketidakmampuan keluarga Tn.I merawat An.M yang sakit asma
d. Ketidakmampuan keluarga menciptakan lingkungan yang kondusif bagi An.M Risiko
terjadinya TBC di keluarga Tn.I
2. Risiko terjadinya penyakit TBC di keluarga Tn.I
3. Potensial peningkatan tumbuh kembang balita di keluarga Tn.I
Dalam merumuskan diagnosa keperawatan pada keluarga Tn.I penulis tidak ditemukan factor
penghambat, tetapi menemukan factor pendukung seperti terdapat data-data dari hasil pengkajian yang
menunjang untuk merumuskan diagnosa keperawatan serta terdapat referensi yang dapat membantu
penulis dalam merumuskan masalah diagnosa keperawatan.
C. Intervensi
setelah mengetahui masalah yng ada pada keluarga Tn.I khususnya An.M maka tahap selanjutnya
adalah menyusun rencana tindakan keperawatan sesuai dengan prioritas masalah. dalam membuat
rencana asuhan keperawatan ini tidak lepas dari keikutsertaan keluarga dalam memecahkan masalah
sesuai dengan tujuan dari perencanaan tersebut yaitu mencari jalan efisien bagi masala yang dihadapi
oleh keluarga. penyusunan perencanaan dilakukan sesuai dengan teori, yaitu menitikberatkan pada
lima tugas keluarga yaitu:
1. ketidakmampuan keluarga mengenal masalah penyait asma
2. ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan untuk pengobatan
3. ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit asma
4. keidakmampuan keluarga menciptkan lingkungan yang sehat bagi penderita asma
5. keluarga mampu menggunakan sumber-sumber kesehatan
Dalam membuat perencanaan penulis juga menemukan factor pendukung dan penghambat. Faktor
pendukung tersebut adalah ketersediaan referensi yang cukup tentang asma sehingga penulis dapat
menyusun intervensi yang akan dibuat. Perencanaan yang dilakukan penulis adalah memberikkan
pendidikan kesehatan tentang asma, mendiskusikan tentang pengambilan keputusan untuk rutin
berobat, serta bagaimana merawat dan menciptakan lingkungan bagi penderita asma.sedangkan untuk
factor penghambatnya adalah kurangnya pengetahuan keluarga Tn.I untuk memahami masalah asma
D. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan asuhan keperawatan untuk masalahKetidakefektifan Manajemen Regimen
Terapeutik Asmapada An.M di keluarga Tn.I, yang sudah penulis lakukan adalah melakukan
pendidikan kesehatan tentang asma dan perawatannya.Pelaksanaan pendidikan kesehatan dilakukan
pada tanggal 17 Mei 2012.Penulis juga menemukan factor pendukung dan penghambat dalam
melaksanakan tindakan keperawatan. Factor pendukungnya antara lain adanya antusias dari keluarga
Tn.I untuk mendengarkan dan menerima pendidikan kesehatan dan adanya rasa ingin tahu dari
keluarga Tn.I tentang penyakit asma. Sedangkan factor penghambatnya adalah waktu pelaksanaan
kurang efektif karena tidak seluruh anggota keluarga ikut dalam pendidikan kesehatan tentang asma.
E. Evluasi
Tahap akhir yang penulis lakukan adalah membandingkan antara tingkat keberhasilan dari tindakan
keperawatan yang telah penulis lakukan dengan tujuan dari tindakan keperawatan.sebagian tujuan
telah tercapai, tetapi masih ada tujuan yang belum tercapai.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. pengkajian keluarga dan individu dalam keluarga dapat memberikan data yang sesuai
untuk permasalahan keluarga
2. diagnosa keperawatan dalam keluarga ditentukan bersama-sama dengan keluarga sesuai
dengan munculnya permasalahan dalam keluarga
3. penyusunan perencanaan dilakukan dengan menetapkan prioritas, menetapkan tujuan,
sumber daya keluarga, dan menyeleksi intervensi keluarga.
4. tindakan keluarga ditentukan sesuai dengan rencana tindakan keperawatan
5. evaluasi dilakukan dengan menggunakan SOAP secara operasional.
B. Saran
1. kepada rekan-rekan khususnya Akademi Keperawatan dalam melaksanakan asuhan
keperawatan mulai dari pengkajian, merumuskan diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi harus lebih teiliti dan lebih cermat lagi.
2. kepada keluarga agar mampu melaksanakan kelima tugas keluarga dengan baik
3. kepada Akper”YKY” dapat menyediakan referensi terbaru tentang asuhan keperawatan
keluarga
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Marilynn E, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan pasien, EGC : Jakarta
Nursalam, 2008, Proses dan Dokumentasi Keperawatan, Konsep dan Praktik. Edisi 2, Salemba Medika :
Jakarta
Reevers, Charlene J, et all (2001). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba medica.
Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan medikal bedah. Edisi 8 Vol.1. Alih Bahasa : Agung waluyo. Jakarta.
EGC