Anda di halaman 1dari 2

1.1.

Tipe dan Ciri Khas Lahan Basah


Lahan basah dapat terjadi secara alami dan buatan manusia. Lahan basah alami
misalnya danau-danau, seperti danau Singkarak, danau Meninjau, danau Toba, rawa
danau, Taman Nasional Danau Sentarum, sungai Sebangau, sungai Kapuas, situ
Bayongbong, kawah Putih, sungai-sungai, hutan rawa gambut, hutan bakau. Lahan
basah buatan misalnya kanal-kanal, sumur, saluran irigasi, dan sawah.
Ciri khas lahan basah adalah selalu tergenangi air, baik oleh air tawar, payau ataupu
asin. Air tersebut dapat tidak mengalir ataupun mengalir, dan dapat tergenang secara
terus-menerus ataupun bersifat sementara (pasang surut).
Karena lahan basah selalu tergenang air, dan merupakan kawasan transisi antara
ekosistem perairan dengan ekosistem daratan, maka lahan basah selalu terdapat di dekat
pantai, tepi-tepi sungai, kawasan pasang-surut (floodplains), delta, dan kawasan
cekungan. Secara alami, lahan basah umumnya terdapat pada dataran rendah, kurang
lebih di atas 100 m dari permukaan laut.
Letak lahan basah tidak tergantung atas tinggi tempat. Walaupun lahan basah lebih
banyak dijumpai pada daerah dataran rendah ( 750 - 1000) m, namun tidak berarti
lahan basah tidak terdapat pada dataran tinggi dan kawasan hulu sungai, misalnya danau
Sentarum terdapat di hulu sungai Kapuas, dan danau Toba terletak pada dataran tinggi

1.2. Situs RAMSAR di Indonesia


Taman nasional Berbak di provinsi Jambi
Taman nasional Danau Sentarum di provinsi Kalimantan Barat
Taman nasional Wasur di provinsi Papua
Taman nasional Rawa Aopa Watumohai di provinsi Sulawesi Tenggara
Taman nasional Sembilang di provinsi Sumatera Selatan
Suaka margasatwa Pulau Rambut di provinsi DKI Jakarta
Taman nasional Tanjung Putting di provinsi Kalimantan Tengah

1.3. Prinsip-prinsip Pengelolaan Lahan Basah


Lahan basah sebagai kekayaan sumberdaya alam perlu dimanfaatkan sebesar-besarnya
untuk kemakmuran rakyat.
Prinsip-prinsip pengelolaan lahan basah, dapat mengacu pada prinsip-prinsip yang

1
tercantum dalam global strategy on biological diversity maupun strategi nasional
pengelolaan keanekaragaman hayati.
Prinsip-prinsip pengelolaan lahan basah adalah:
1. Mengamankan tatanan dan fungsi lahan basah
2. Mempelajari tipologi, kondisi dan potensi lahan basah
3. Memanfaatkan secara langsung atau tidak langsung
4. Mengamankan tatanan dan fungsi lahan basah, berarti melindungi genetik, spesies,
habitat dan ekosistem dengan cara:
5. Menjaga penurunan kualitas dari komponen-komponen utama ekosistem
6. Mengembangkan upaya mengelola dan melindungi secara efektif
7. Mengembalikan species-species yang telah hilang ke dalam habitat aslinya
8. Memelihara genetic bank secara eksitu, misalnya: kebun raya, kebun binatang
dan lain-lain.
9. Mempelajari tipologi, kondisi dan potensi lahan basah berarti melakukan
dokumentasi mengenai karakteristik sifat biologis, ekologis dan sosial ekonominya.
10. Memanfaatkan ekosistem lahan basah secara lestari dan seimbang supaya terus
dikembangkan dengan teknik-teknik pemanfaatan yang dapat mempertahankan
keberadaan ekosistem.

Anda mungkin juga menyukai