Sedimentasi atau pengendapan adalah proses pemisahan campuran padatan
dan cairan (slurry) menjadi cairan beningan dan sludge (slurry yang lebih pekat konsentrasinya) berdasarkan perbedaan densitasnya melalui medium air dengan menggunakan pengaruh gaya gravitasi atau gaya sentrifugal untuk memisahkan partikel dari aliran bahan cair .Sedimentasi merupakan salah satu operasi yang dapat dilakukan secara batch (terputus-putus untuk setiap satuan volume atau berat bahan yang akan dipisahkan persatuan waktu) atau berlangsung secara kontinyu (terus-menerus) (Suyitno, 1995).
Teknik pemisahan sedimentasi merupakan teknik yang paling sering
digunakan dalam industri pangan karena operasinya yang sederhana dimana bahan padat akan mengendap didalam bahan cair yang kerapatannya lebih kecil daripada kerapatan bahan padat tersebut, tidak memerlukan biaya yang besar, dan tidak memerlukan energi yang banyak. Pemisahan dengan metode sedimentasi ini memiliki beberapa kekurangan yaitu membutuhkan waktu yang lama, kurang akurat, dan terkadang slurry yang dihasilkan masih mengandung partikel terlarut (Earle,1967)
Menurut Geankoplis, (2003), Proses sedimentasi dilakukan setelah proses
koagulasi dan flokulasi, tujuannya adalah untuk memperbesar partikel padatan sehingga menjadi lebih berat dan dapat tenggelam dalam waktu lebih singkat. Ukuran dan bentuk partikel akan mempengaruhi rasio permukaan terhadap volume partikel, sedangkan konsentrasi partikel mempengaruhi pemilihan tipe bak sedimentasi, dan temperatur mempengaruhi viskositas dan berat jenis cairan.. Oleh karena itu dibutuhkan data kecepatan turunnya partikel untuk mendesain bak sedimentasi yang efektif dan efisien. Dalam proses sedimentasi, data hubungan waktu pengendapan (t) dengan tinggi endapan (Z) dapat diubah kedalam bentuk persamaan matematika. Penentuan bentuk persamaan pada umumnya dilakukan dengan cara linierisasi hubungan kurva. Cara linearisasi hubungan kurva banyak digunakan untuk menentukan persamaan empiris. Selama ini persamaan kecepatan sedimentasi yang dibuat adalah persamaan kecepatan sedimentasi pada kondisi free settling, yaitu persamaan Stokes, persamaan Farag, persamaan Ferguson-Church, dan persamaan Gibbs-Mathew-Link. Oleh sebab itu, tujuan dari percobaanini adalah untuk menentukan persamaan empiris kecepatan sedimentasi pada kondisi hindered settling ang dipengaruhi olehvariabel s, Cu, dan percepatan gravitasi.Selanjutnya bentuk persamaan tersebut dapat digunakan sebagai data untuk membantu penelitian yang berkaitan dengan sedimentasi (Sukarjo, 1997).
Proses Sedimentasi dapat dipercepat dengan menggunakan gaya
sentrifugal. Dengan metode ini terutama campuran cair/padat dan cair/cair dapat dipisahkan, dibandingkan dengan metode yang menggunakan gaya berat, kecepatan pengendapan dengan gaya sentrifugal jauh lebih baik. Untuk meningkatkan laju pengendapan, gaya gravitasi yang bekerja pada partikel itu dapat digantikan dengan gaya sentrifugal. Dalam operasi produksi, separator sentrifugal sudah banyak menggantikan separator gravitasi karena separator sentrifugal itu jauh lebih efektif dengan partikel dan tetesan halus, disamping volumenya yang jauh lebih kecil untuk kapasitas tertentu (Bernasconi, 1995). Skema Kerja
Penyiapan gelas ukur 100 cc/1000 ml dan arloji
Pembuatan suspensi dari jagung berukuran tertentu
dalam berbagai konsentrasi
Pemasukan suspensi dalam gelas ukur sampai tinggi suspensi dalam gelas ukur
pada 1000 ml
Pengadukan suspensi
Pengamatan pengendapan partikel jagung dengan mencatat penurunan
tinggi batas beningan dengan slurry pada setiap interval 5 menit
(setiap perubahan tinggi / cm berapa detik)
Pengamatan apabila terbntuk sludge diatas gelas ukur
DAFTAR PUSTAKA
Bernasconi, G. 1995. Teknologi Kimia bagian 2. Jakarta : Erlangga
Earle, R.L. 1982. Satuan Operasi Dalam Pengolahan Pangan. Bogor : PT Sastra Hudaya
Geankoplis, C.J.2003.Transport Process and Separation Process Principles. 4th
Edition. New Jersey: Prentice Hall
Sukardjo. 1997. Kimia Fisika. Jakarta : Rineka Cipta
Suyitno. 1995. Petunjuk Rekayasa Pangan. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada