ARTIKEL PENELITIAN
Hubungan Sikap Kerja dan Risiko Musculoskeletal Disorders Pada Pekerja Laundry
Abstrak
paling sering terjadi dalam dunia pekerjaan. Berdasarkan data dari EASHW disebutkan
bahwa banyak pekerja yang mengalami musculoskeletal disorder (MSD). Pada 27 negara di
Uni Eropa didapatkan sekitar 25% dari pekerjanya mengeluh sakit punggung, 23%
menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan dalam bekerja. Hal ini dapat memicu stress atau
dengan pendekatan potong lintang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah quota
sampling dengan kriteria inklusi responden bekerja hanya pada satu bagian kerja tertentu dari
laundry, tidak memiliki keterbatasan komunikasi dan kriteria eksklusi responden keluar dari
pekerjaannya dan tidak bersedia dijadikan responden. Berdasarkan kriteria tersebut, diperoleh
sampel sebanyak 150 orang, meliputi 30 orang bagian penimbangan, 30 orang bagian
pencucian, 30 orang bagian pengeringan, 30 orang bagian penyetrikaan dan 30 orang pekerja
bagian pengemasan. Data dikumpulkan dengan kuesioner Nordic Body Map Test dan
checklist. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat dengan
kai kuadrat.
Page 1
Hubungan Sikap Kerja dan Risiko Musculoskeletal Disorders Pada Pekerja Laundry
Hasil : Sebanyak 24 orang (80%), sikap kerja yang tidak ergonomi mayoritas (60%) pada
bagian pencucian, usia yang paling berisiko pada bagian pengemasan, masa kerja mayoritas
kurang dari 6 tahun untuk semua bagian, beban kerja mayoritas pada rentang ringan sampai
sedang, lama kerja mayoritas 6 sampai dengan 10 tahun.Analisis bivariat dilakukan terhadap
dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Penelitian ini menggunakan uji kai
kuadrat yang digunakan untuk menguji hubungan antara tiap bagian di proses jasa laundry,
MSDs. Dari analisis bivariat, dapat dilihat bahwa variabel sikap kerja yang berhubungan
dengan keluhan MSDs hanya terdapat pada bagian pencucian (nilai p = 0,014 < 0,05).
penyetrikaan (nilai p = 0,109) dan pengemasan (nilai p = 0,370) tidak berhubungan dengan
Kesimpulan : Sikap kerja pada pekerjaan laundry berisiko terjadi MSDs jika dilakukan
secara tidak ergonomi. Sikap kerja yang berisiko terhadap MSDs adalah sikap kerja yang
dilakukan oleh pekerja pada bagian pencucian. Sementara, sikap kerja pada bagian
arah MSDs.
Latar Belakang:
merupakan sekelompok kondisi patologis saraf, tendon, otot dan struktur penunjang .
normal dari jaringan halus sistem Occupational Safety and Health (NIOSH)
Page 2
Hubungan Sikap Kerja dan Risiko Musculoskeletal Disorders Pada Pekerja Laundry
dan WHO MSDs merupakan gangguan daya koordinasi tangan, susah untuk
tendon, otot. MSDs umumnya terjadi tidak Nordic Body Map (NBM) dengan cara
secara langsung melainkan penumpukan- melihat tingkat keluhan sakit dan tidak
penumpukan cidera benturan kecil dan sakit. Dengan melihat dan menganalisa
besar yang terakumulasi secara terus peta tubuh (NBM) sehingga dapat
menerus dalam waktu yang cukup diestimasi tingkat dan jenis keluhan otot
lama.Yang diakibatkan oleh pengangkatan skeletal yang dirasakan oleh para pekerja.
MSDs ditandai dengan adanya keluhan sangat ringan sampai sangat sakit.
gejala sebagai berikut yaitu : nyeri, Apabila otot menerima beban statis secara
bengkak, kemerah-merahan, panas, mati berulang dan dalam waktu yang lama akan
rasa retak atau patah pada tulang dan sendi menyebabkan keluhan berupa kerusakan
dan kekakuan, rasa lemas atau kehilangan sendi, ligamen dan tendon. Secara garis
Page 3
Hubungan Sikap Kerja dan Risiko Musculoskeletal Disorders Pada Pekerja Laundry
besar keluhan ini dibagi menjadi dua yaitu dapat mengakibatkan penyakit dan
yang terjadi pada saat otot menerima selama 40-50 jam dalam seminggu. Lama
beban statis keluhan ini dapat hilang jika kerja mempunyai hubungan yang kuat
menetap adalah keluhan otot yang bersifat musculoskeletal disorders terutama untuk
faktor risiko yang dapat menyebabkan dibandingkan dengan masa kerja yang < 4
kejadian cedera yang terdiri dari tahun. Masa kerja merupakan suatu faktor
selama 6-8 jam dan sisanya 14-18 jam mempunyai risiko terkena MSDs terutama
penambahan jam kerja yang dapat otot. Semakin lama waktu seseorang untuk
Page 4
Hubungan Sikap Kerja dan Risiko Musculoskeletal Disorders Pada Pekerja Laundry
Kemudian umur pertambahan umur pada rokok per hari. mereka yang berhenti
adanya penurunan kemampuan kerja pada MSDs. Selanjutnya dari faktor pekerjaan
jaringan tubuh (otot, tendon, sendi dan berupa beban angkut. Beban angkut adalah
dialami seseorang pada usia kerja yaitu 24- kepada tenaga kerja meliputi beban fisik
dialami pada usia 30 tahun dan tingkat diperbolehkan diangkat pada seseorang
keluhan akan meningkat seiring dengan menurut ILO yaitu 23-25 Kg. mengangkat
merokok, Semakin lama dan semakin Dalam kegiatan angkat angkut ada
maka semakin tinggi pula tingkat keluhan diterapkan untuk mencegah terjadinya
yang dirasakan. Meningkatnya keluhan cidera pada anggota tubuh yang rawan,
otot ada hubungan dengan lama dan maka kegiatan angkat angkut harus
tingkat kebiasaan merokok seseorang. dilakukan dengan teknik yang benar yaitu:
Page 5
Hubungan Sikap Kerja dan Risiko Musculoskeletal Disorders Pada Pekerja Laundry
yang dapat digunakan dalam kegiatan dengan waktu yang cukup lama dan
Page 6
Hubungan Sikap Kerja dan Risiko Musculoskeletal Disorders Pada Pekerja Laundry
studi cross sectional terdapat beberapa Bahan yang digunakan pada survey
kelemahan yaitu kurangnya jumlah kasus ini adalah checklist yang dibuat. Checklist
sulit ditentukan, dan kurangnya waktu diperlukan daripada tujuan survey ini
yang didapatkan untuk melanjutkan dilakukan. Pada survey ini, informasi yang
survey. Selain itu, penelitian dengan studi diperlukan adalah ada tidaknya faktor
penyakit.
hazard, alat kerja apa yang digunakan, alat Check List: berfungsi sebagai alat
penyakit yang dialami, upaya Keselamatan mengenai survey jalan sepintas yang
Peralatan yang digunakan untuk Survey. Teknik Walk Through Survey juga
Page 7
Hubungan Sikap Kerja dan Risiko Musculoskeletal Disorders Pada Pekerja Laundry
Survey. Mengenal bahaya, sumber bahaya, Makassar dengan jadwal survey selama 5
karyawan.
Page 8
Hubungan Sikap Kerja dan Risiko Musculoskeletal Disorders Pada Pekerja Laundry
Pada penelitian ini diambil sampel berulang. Didukung dari penelitian lain
Sakit Bhayangkara dan dari perhitungan terdapat faktor yang berhubungan dengan
11 karyawan (total jumlah karyawan). ditinjau dari umur, jenis kelamin, indeks
Dari rencana waktu yang telah massa tubuh, riwayat trauma, masa dan
ditetapkan, terkumpul data yang lama kerja, beban kerja, dan posisi/sikap
hasil check list diperoleh 1 karyawan laki- Bekerja dengan posisi berdiri statis
laki mengeluh mendapatkan keluhan nyeri dalam waktu yang lama cepat melelahkan
punggung bagian bawah. Dan sisanya bagian otot vertebral dan pada otot kaki.
sebagai karyawan laundry Rumah Sakit berdiri dan membungkuk dengan waktu
Prevalensi Musculoskeletal
ergonomis, yaitu kebiasaan responden, dan keterbatasan dari penelitian ini adalah
ergonomis berupa postur saat bekerja tidak dapat menentukan insidens, berat
Page 9
Hubungan Sikap Kerja dan Risiko Musculoskeletal Disorders Pada Pekerja Laundry
penyakit dengan keluhan nyeri pada bila terdapat keluhan nyeri punggung
punggung bawah perlu diketahui riwayat bawah pada responden dengan hasil survey
penyakit terdahulu dan riwayat penyakit di dan penyakit akibat kerja tidak
tempat lain yang mungkin berhubungan menunjukkan nilai yang berarti, maka
dengan keluhan yang dirasakan sekarang. tidak menutup kemungkinan keluhan yang
Selain itu, checklist yang hanya dirasakan pasien juga karena kontribusi
terfokus pada faktor penyebab panyakit dari faktor individu dan faktor lingkungan
akibat kerja, tidak memenuhi semua poin- lain, selain lingkungan tempat kerja.
Perlu penelitian yang lebih mendalam dan penyakit, berdasarkan keluhan dari
oemeriksaan yang lebih lengkap untuk responden, juga tidak dapat menentukan
penyebab dari keluhan yang dirasankan mencegah atau mengurangi keluhan yang
Page 10
Hubungan Sikap Kerja dan Risiko Musculoskeletal Disorders Pada Pekerja Laundry
DAFTAR PUSTAKA
Page 11
Hubungan Sikap Kerja dan Risiko Musculoskeletal Disorders Pada Pekerja Laundry
12. Kantana T. Faktor-faktor yang 16. Koentjoro SL. Hubungan antara Indeks
mempengaruhi keluhan low back pain Masa Tubuh (IMT) dengan derajat
Syarif Hidayatullah; 2010. faktor risiko low back pain pada pasien
13. Pratiwi M, Setyaningsih Y, Kurniawan poli saraf RSUD Prof. Dr. Margono
bawah pada penjual jamu gendong. 18. Umami AR, Hartanti RI, Dewi A.
14. Hoy D, Brooks P, Blyth F, Buchbinder responden dan sikap kerja duduk
R. The epidemiology of low back pain. dengan keluhan nyeri punggung bawah
Best Pract Res Clin Rheumatol (low back pain) pada pekerja batik
workplace factors: a critical review of 19. Tana L, Halim FXS. Determinan nyeri
the neck, upper extremity, and low indon Med Assoc 2011; 61(4): 155-60
Page 12