Anda di halaman 1dari 15

Selain sifat dasar dari material itu diperlukan, ketika menentukan tegangan permis,

untuk mempertimbangkan standar pemesinan dari permukaan dan mengurangi batas daya
tahan dari 15-25 persen untuk bagian yang kasar saja dan 35-65 persen untuk bagian yang
terpotong dan berlubang menyebabkan tegangan konsentrasi lokal.

Faktor keamanan didapatkan dari rumus (274) dengan menggunakan n=1.25-3

Gambar 120. Diagram batas ketahanan smith untuk baja peringkat 5


(penunjukan karakteristik)

Konsentrasi maksimum dari tekanan muncul pada crank poin 1. 1a, 2, 2a, 3, 4, 4a, 5,
5a, 6 ditunjukkan pada gambar 116.
Crankshaft pada mesin kapal mempunyai fillet pada titik dimana crankpin
digabbungkan dengan crankcheek (titik 1, 2, 4, 5) rasio dari radius fillet menuju diameter

crankpin = 0,10-0,05; dimana memberi teori koefisien dari konsentrasi tegangan bending

K=3-4
Untuk titik transisi dari satu diameter ke yang lain ( titik 1a, 2a, 4a, 5a) dengan

=0,1-0,5 dan = 0.9, dimana d adalah diameter dari crankpin, = 0.9, dimana d adalah
0
diameter dari crankpin, 0 adalah diameter dari lingkaran tertulis ke kontur crankcheek.
Koefisien bisa diasumsikan antara 1,9 sampai 2,2.
Koefisien teori dari konsentrasi tegangan torsi untuk titik 1, 2, 4, 5 dapat
ditemukan pada tabel dibawah:


Sensitifitas koefisien untuk konsentrasi dengan rasio =0.10-0,05 adalah 0,60

sampai 0,75 untuk baja karbon.


Koefisien efektifitas dari konsentrasi tegangan adalah :
Pada bending
= 1+ ( - 1); (278)
Pada Torsi
= 1+ ( -1); (278a)
Untuk lokasi titik dimana lubang drill (dari diameter ) terbuka pada permukaan
dari crankpin (poin 3 dan 6) koefisien efektifitas dari tegangan konsentrasi dapat dianggap
ervariasi dalam batas berikut :


= 0,25; = 0,063; = 0,09.

Baja karbon = 1,3 1,5 1,2 - 1,85 -


Baja Nikel-molybdenum = 1,7 2,0 - 1,85 2,15

Untuk menentukan faktor keamanan pada contoh diatas mari kita asumsikan
bahwa variasi dari tegangan pada waktu ( sudut crankshaft) dapat dikategorikan dari kurva
yang ditunjukan pada gambar 119.
Lalu kita dapat :
= 240 kg/cm; = 80 kg/cm;
240+80
= 2
= 160 kg/cm;
24080
= 2
= 80 kg/cm;

= 190 kg/cm; = 30 kg/cm;


190+30
= = 110 kg/cm;
2
19030
= = 80 kg/cm.
2

Untuk mengilustrasikan metode komputing dari faktor keamanan, mari kita tentukan
koefisien efektifitas dari tegangan konsentrasi untuk fillet antara crankpin dan cheek (poin 1.
Gambar 116).
Kita temukan diameter dari lingkaran yang menuju kontur cheek dari gambar

crankshaft dan kalkulasi = 0,8


Mari kita asumsikan jika rasio = 0,1

Untuk rasio dan kita pilih dari data yang ada di atas = 3,0 ; = 1,4 ; dan

=0.6.
Oleh karena itu, koefisien efektifitas dari tegangan konsentrasi :
= 1 + 0,6 (3,0 1) = 2,2;
= 1 + 0,6 (1,4 1) = 1,24;
Batas ketahanan untuk tegangan langsung terbalik ( Tensi-kompresi) lingkaran

1 = 0,28 = 0,28 X 6.500 = 1.820 kg/cm

Dimana = 65 kg/mm.
Memungkinkan pada permukaan lekukan pada fillet crankpin karena pemesinan, kita
mengurangi batas ketahanan dari 15 persen. Maka dari itu pengurangan batas ketahan

1= 0,851 = 0,85 X 1.820 = 1.540 kg/cm

Oleh karena itu, faktor keamanan minimum di penampang ditentukan oleh poin 1
seperti sebelumnya, menggunakan rumus (274):

3.500
n= 2 2
= 4,89
(160+2,2 80 3.500) + (110+1,24 80 3.500)
1.540 1.540
dimana = 35 kg/mm.
Batas keamanan membesar setalah mendapat nilai dari n adalah selain batas atas dari
nilai yang direkomendasikan diatas.
Metode yang serupa dapat digunakan untuk menentukan faktor keamanan pada bagian
kritis yang lain pada shaft, bolt, dll
Kalkulasi komponen lain dari crankshft. Dengan memeriksa crankpin dan crankcheek
dengan metode diatas, menentukan tegangan di bagian akhir dari crankshaft dan pada bolt
pada connecting flange.
Pada bagian ujung poros mentransmisikan torsi dari semua crank. Yaitu nilai
maksimal pada percobaan kami

max = =8 Ar = 19.803 X 1.450 X 0,235 = 6.748 kg-m.

Dimana =8 = 19.803 kg/cm adalah gaya tangensial dari delapan mesin crank (tabel 22);
gaya ini menyatakan dari koordinat maksimum dalam diagram gaya ringkasan tangensial dari
mesin (gambar 95).
Tegangan torsi
max 19.803 1.450 0,235
= = = 272 kg/cm
2 2 1.240

Jika ujung poros membawa flywheel dan berputar pada bantalan bearing, momen
bending harus diperhitungkan
1 2
= ,
1 + 2

Yang menciptakan tegangan bending



=

Dimana 1 , 2 = jarak dari bidang simetri dari flywheel menuju pusat-pusat bantalan
crankshaft terdekat ke flywheel;
= berat dari flywheel.
Kemudian tegangan kombinasinya
= 2 + 4 2 .
Defleksi crankshaft dibawah flywheel
12 22
f = ( + (1+82)+

1 2
)
3 (1 2)

1 2
dimana = berat dari komponen poros dibawah flywheel dalam kg;
E = 2,2X108 kg/cm = modulus elastisitas dari crankshaft;
J = momen inersia dari bagian crankshaft dalam 4
Nilai dari f0,5 mm diijinkan.
Baut yang menghubungkan setelah flange harus diperiksa untuk penggeseran berdasarkan
rumus

= 2
2500-3000 kg-cm,

4

Dimana = torsi ringkasan maksimum dari semua poros engkol


i = nomor baut
= diameter baut
= jarak antara pusat poros engkol dengan sumbu baut, =(0,65-0,85) d;
d = diameter dari poros engkol

Baut antara flange yang menghubungkan poros engkol harus di chek berdasarkan
rumus yang sama untuk pergeseran dari akumulasi torsi maksumum yang diterapkan pada
flange dan ditujukan pada tabel 22.
Setelah mengecek kalkulasi yang tertera diatas, tentukan tegangan tambahan
karena torsi getaran dari sistem: poros engkol ditambah poros penghubung tambah poros
propeller tambah propeller.
Teganngan ringkasan pada poros engkol
= +

Dimana adalah tegangan torsi didapat dari

62. Torsi getaran pada poros engkol-propeller-sistem poros


Ini terjadi saat simulasi pada poros engkol gagal, meskipun kalkulasi dari poros engkol
keluar dari diskripsi metode diatas yang membberikan tegangan permis sempurna.
Kegagalan tersebut mungkin disebabkan karena getaran torsi, pada getaran berkala
pada massa poros dalam rotasi permukaan; getaran ini cenderung memilintir bagian dari
poros antara massanya. Getaran tersebut disebabkan oleh perubahan berkala dari gaya aksi
tangensial pada engkol dan hasil dari ketahanan torsi poros. Getaran torsi membuat berat
tekanan dinamic tambahan. Maka dari itu, sesuai dengan peraturan dari daftar USSR, ini
sangat penting bahwa poros engkol pada mesin kapal harus diperiksa dari getaran torsi.sesuai
dengan hasil dari beberapa kalkulasi ini memuungkinkan untuk menentukan tegangan
tambahan terdiri dari komponen harmonic dari torsi mesin dan untuk membatasi zona
berbahaya dari sudut pandang getaran torsi dari poros engkol. Kecepatan poros engkol
dimana getaran torsi berbahaya muncul disebut kecepatan kritis.

Getaran bebas poros engkol


Diagram torsi. Mari kita pertimbangkan diagram torsi dasar diilustrasikan pada gambar
121a.

Gambar 121 sistem torsi dengan satu dan dua massa

Sebuah silinder balok tangguh dengan panjang l keras dibagian ujungnya. Pada ujung
yang lain masa terkonsentrasi m dimana terdapat pada jarak r dari sumbu. Mari kita
asumsikan kedua balok dan lengan r tanpa bobot. Sekarang, jika gaya T diterapkan massa,
balok akan terpelintir. Garis lurus AB pada permukaan silindernya akan menjadi garis spiral
AB. Kemudian, dengan menarik kekuatan dari masa, kita tinggalkan balok yang terpelintir
tadi. Poros ditindaki oleh momen gaya elastis, akan mulai bergetar pada posisi awal
kesetimbangan yang pernah menduduki sebelum gaya T diaplikasikan. Getaran itu disebut
bebas atau getaran natural. Dimana tidak ada perlawanan, getaran bebas akan lanjut pada
amplitudo dan frekuensi konstan, tanpa dibuang keluar.
Berdasarkan prinsip dAlemberts, kita dapat menulis persamaan differensial dari
massa getaran torsi:

2
+ = 0 (279)
2
Dimana : = momen inersia dari massa m terhadap sumbu poros dalam kg-cm- 2 .

= sudut sesaat dari defleksi masa dari posisi kesetimbangan dalam radian
.
C = kekuatan torsi dari poros dalam

Hubungan berikut antara momen putar T dan sudut putar dapat diketahui dari kekuatan
material.:


= = (280)


Dimana : C = = nilai konstan

G= modulus geser;
= momen inersia dari penampang poros engkol
l = panjang poros

itu dapat dilihat dari ungkapan (280) bahwa kuantitas = T dalam ungkapan ini,
momen dari gaya elastis dari poros terpelintir, sedangkan kekuatan torsi C adalah momen dari
kekuatan-kekuatan dengan = 1 radian.

Persamaan differensial (279) dapat dipresentasikan sebagai

2
+ 2 = 0, (281)
2

1
Dimana : 0 () (282)

Adalah fasa kecepatan.


Solusi umum dari persamaan (281) didapat dari :
= A sin + B cos (283)

Konstanta integrasi A dan B diperoleh dari data awal :



Dengan = 0; = B; = 0.

Maka :
= A sin 0 + B cos 0 = B = ;

= A cos 0 + B sin 0 = = 0

i. e. , A =0, B= .
Demikian, persamaan (283) didapat dari
= cos . (284)
Ungkapan terakhir membuktikan bahwa selama getaran torsi bebas (friksi internal yang
tiodak ada) pergerakan dari masa m adalah getaran hrmonic disekitar posisi awal
kesetimbangan dengan sudut amplitudo maksimum dan fase kecepatan menjadi sama antara
dan , masing-masing. Periode osilasi lengkap dan jumlah getaran alami per menit
berdasarkan pada fasa kecepatan yang telah ditunjukkan oleh hubungan berikut:

2
T= = 2 sec; (285)

30
v= . (286)

Berdasarkan hubungan (282) dan (286) frekuensi alami dari getaran (fasa kecepatan)
dan jumlah dari getaran bebas per menit v tidak bergantung pada amplitudo getaran .
Masing-masing jumlah getaran bebas per menit sesuai dengan suatu getaran modus
tertentu, i. e, grafik tertentu dari defleksi amplitudo sudut massa dari posisi kesetimbangan.
Unuk menyederhanakan kalkulasi, mode getaran torsi dapat dipresentasikan secara
grafis seperti yang ditunjukkan pada gambar 121a, dimana :
Sekmen 1-2 mewakili skala silinder (atau poros) generatix pada posisi kesetimbangan.
Jarak 1,2 adalah sama ( untuk mengukur) apa yang disebut persamaan panjang bagian poros
antara 1 dan 2.
Sekmen 1-1 menentukan sudut amplitudo 1 dari point 1 dimana masa dengan momen
inersia 1 aman;
Sekmen 1-2 adalah generatrix dari bagian poros yang berputar.

Kemiringan garis ini dengan sumbu 1-2 sama dengan menunjukkan momen puntir 1,2
1,2

untuk skala tertentu.


Gambar pada 121a memnerikan wawasan dan gambar konvensional osilasi dari dua
massa diamankan ke ujung poros silinder.
Selama getaran elastis dari sistem massa seperti dua bagian tertentu dari poros (poin y)
tidak berosilasi sehingga amplitudo sudutnya selalu sama dengan nol. Bagian ini disebut
bagian nodal dan bentuk dari ilustrasi getaran pada gambar 121b sejalan disebut bentuk
single-node atau atau getaran single-node. Frekuensi alami dari single-node getaran dapat
dikalkulasikan dari rumus

1 + 2
= 1,2 (287)
1 2

Dimana 1 2 = momen inersia dari masa


1,2 = kekakuan torsi poros
Dengan tiga masa dimana mungkin ada satu atau dua nodal poin dan bentuk single-
node atau two-node getaran poros. Frekuensi getaran dari sebuah sistem tiga-masa
dikalkulasikan dari rumus lain :

= 2 ; (288)
1 + 2 2 + 3 1 +2 +3
A = 1,2 + 2,3 ; B = 1,2 X 2,3 X ,
21 2 22 3 1 23

Dimana 1,2 = kekakuan dari poros bagian 1-2


2,3= kekakuan dari poros bagian 2-3

Frekuensi dari getaran single-node dan two-node diperoleh dari penggunaan tanda
plus dan minus, masing-masing
Pada sistem multimasa dengan n masa jumlah node maksimum yang mungkin adalah
(n-1).
Demikian frekuensi dan jumlah fibration v dari dua-masa dan tiga-masa sistem torsi
dapat dikalkulasikan dengan mudah dari rumus diatas. Bagaimanapun, jika jumlah masa
melebihi tiga, frekuensi getaran harus ditentukan melalui metode trial and error yang sudah
dijelaskan.
Penentuan dari getaran frekuensi alami harus didahului dengan kalkulasi panjang
persamaan semua shaft 1,2 dan masa persamaan dengan sistem torsi.
Menghitung panjang persamaan poros. Pada kalkulasi sebuah poros dari getaran
torsi poros engkol dan poros propeller yang digantikan oleh penguranagn umum (persamaan)
poros dengan diameter konstan dengan semua panjang dan mempunyai gaya pegas
yang sama sebagai poros engkol dan poros propeller yang sebenarnya. Masa persamaan
diterapkan pada poros persamaan.
Diameter dari poros persamaan biasanya diambil sama untuk diameter jurnal
crankshaft d, i. e, diasumsikan jika =d, sedangkan = konst, saat polar inersia dari
penampang persamaan poros tetap konstan di sepanjang poros. Dengan demikian, jika
sebenarnya memiliki bagian silinder padat dengan diameter d dan panjang l, maka untuk
memenuhi kondisi tangguh persamaan maka harus ada kepersamaanan dari sudut puntir, yang
disebabkan saat memutar.
=
Karena itu
0
=
0

Berdasarkan di atas bahwa panjang dari bagian poros silinder yang persamaan
dengan momen polar inersia
0
0 = l

Ungkapan ini juga berlaku bagi bagian lubang silinder poros dengan momen polar
inersia.
( 4 4 )
J= 32

Dimana = diameter luar


= diameter dalam
Panjang persamaan dari bagian berbagai bentuk didapat dari ungkapan yang diberikan
dalam tabel 23.
Pengurangan masa. Bagian dari pengurangan panjang poros, itu diperlukan untuk
mengurangi semua masa yang terletak pada poros ke radius . Pengurangan ini harus
memenuhi kondisi bahwa pengurangan (persamaan) massa berosilasi dengan energi
kinetik yang sama dengan massa m yang sebenarnya terkonsentrasi pada sebuah jarak radius
r dari sumbu poros.
Sehingga harus ada kepersamaanan:
0 02 2 2 2
=
2 2
Dari persamaanan berikut menurunkai :
0 02 = 2 (289)
Karena itu, persamaan masanya
2
0 = = (290)
02 02
Dimana = 2 adalah momen inersia dari masa m dengan mengikuti putaran sumbu
poros dalam kg-cm-sec.
Dalam perhitungan getaran torsi p, persamaan aksi dari persamaan masa harus
ditentukan oleh persamaan (289) yang menyatakan bahwa 0 = , i. e, momen inersia dari
persamaan masa dengan sumbu rotasi adalah sama dengan momen inersia dari masa aktual m
dengan berhubungan sumbun yang sama.
Tabel 24 memberikan momen inersia untuk masa terkonsentrat untu suatu kasus.
Metode perhitungan perkiraan frekuensi alami dari sistem torsi multi-masa.
Untuk mempertimbangkan metode perhitungan frekuensi getaran bebas ini, mari kita
gambar sistem torsi (gambar 122) menunjukkan persamaan panjang semua bagian poros
engkol dan poros propeller (tabel 23) dan persamaan momen inersia dari semua masa yang
terletak dari pada poros tersebut (tabel 24).

Gambar 122. Sistem torsi multi-masa

Nilai-nilai relatif dari variabel ini diindikasikan dalam diagram yang sama, yaitu
Persamaan panjang relatif

1,2 = 1,2 ; 2,3 = 2,3 ; dll

Dimana adalah persamaan panjang dari bagian poros antara sumbu dari dua silinder kerja
yang berdekatan, dan persamaan relatif momen inersia masa.

= 1 ; = , dll

Dimana adalah momen inersia dari masa gigi silinder engkol.


Tabel 23
Persamaan panjang dari bagian variasi bentuk
Bentuk bagian Persamaan panjang bagian

1
= = l1

, adalah persamaan panjang dan


diameter dari bagian;
1
= l = l4 4

Untuk poros meruncing padat


1
= 3 01 2 [(2 ) + 2 + 1]
2 1 1 1

Untuk poros meruncing berongga

4 ( ) ( +)
0 = 43 ( 0 X [ln (2 +) (1 ) +
2 1) 2 1

1 2
+2ta1 - 2 ta1 ]


0 = c + 0,4d + (1 + 0,41 ) X + 2 0 X
1

X [r-0,212 (d + 1 )] cm,

3
= cm = momen polar inersia
12

disamping;

E kg/cm = modulus elastisitas dari bahan


poros;
G kg/cm = modulus geser dari baha poros
4
= l 04
1


0 = l
.

Dimana
. +
. =
2
i = jumlah baut
14
. = 32
;

= A 2 = 16 X 02 12 ;

0 = 1 + 2 1 ( 2 )
2 1

1 , 2 jarak jari-jari lingkaran dari roda gigi

Tabel 24
Momen inersia masa terkonsentrasi
Bentuk bagian poros momen inersia pada massa poros bagian
dalam kaitannya dengan sumbu poros
jurnal utama Jurnal padat
(lihat sketsa engkol dibawah) 1 2
= ( 2 ) = 2 X = 32 4 1 X
2 4 4
3
X 10 kg-cm-sec
Jurnal berongga

= X ( 4 - 4 ) 1 X 103 kg-cm-
32

sec
/d3 = berat spesifik dari material
g = 981 cm/sec
Crankpin Crankpin berongga

(lihat gambar engkol dibawah) = 4 X X (12 - 12 ) X
12 + 12
X( + 2 ) kg-cm-sec

Dengan crankpin padat = 0

+
= [ bha ( + )
12 4
4 + 14
-4h( + r 12 )] kg-cm-sec
8

Nilai dari untuk crank-cheek dari bentuk


kompleks dihitung dengan metode perkiraan di
mana bagian cheek dibagi menjadi lapisan
berbentuk busur; untuk setiap lapisan
2
= = rrh X = 3 r

Dan untuk kesulurahan cheek



= 3 r, dalam radius

= + + 2
Kelompok connecting road dan piston +
. = { (1 k ) + [1 +
2

+ ( 2 ) ] } kg-cm-sec,

, kg = berat dari connecting road;


= berat dari komponen piston
k = 0,4 dari connecting road
konvensional
k = 0,5 untuk connecting road
bercabang

Flywheel, generator rotor, pulley, coupling, 2 104


= 4
gears
= 2,55 2 kg-cm-sec
2 kg m = efek flywheel dari masa berputar


= 02 = ly
12

(12 + 1 2 + 22 ) X
3 15 25
X ( )
40 13 23

Dimana 0 = jari-jari rotasi, cm;


= berat dari badan, kg;
g = 981 cm/sec

Anda mungkin juga menyukai