Anda di halaman 1dari 10

APLIKASI FUNGSI GAMMA

DALAM PERHITUNGAN INTEGRAL TAK WAJAR

Muthiah Fildzah Noverli


muthi1657@gmail.com

Agustiany Dumeva Putri, M.Si


anydumeva@yahoo.co.id

Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan


Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Matematika adalah ilmu yang memiliki peran yang cukup besar dalam
kemajuan ilmu pengetahuan lainnya. Matematika banyak berperan dalam
menyelesaikan masalah-masalah kehidupan sehari-hari yang sulit diselesaikan
dalam sistemnya. Sehingga kita perlu mengkaji dan memahami konsep-
konsep matematika baik yang sudah diajarkan dalam perkuliahan maupun
yang belum diajarkan.

Dalam matematika terdapat kajian megenai kalkulus. Kalkulus adalah bidang


matematika yang berhubungan dengan pendiferensialan dan pengintegralan
fungsi, konsep-konsep yang berkaitan, serta penerapannya.
Kalkulus membahas tentang banyak fungsi penting dalam ilmu terapan yang
didefinisikan melalui integral tak wajar, fungsi gamma, dan fungsi beta.
Integral dengan batas tak hingga dapat disebut sebagai integral tak wajar.

Dalam kalkulus, integral tak wajar adalah limit dari integral tentu dengan
batas pengintegralan mendekati bilangan riil tertentu. Untuk menyelesaikan
soal integral tak wajar, biasanya digunakan cara yaitu menyatakannya sebagai
limit integral tak wajar (integral tentu), menghitung integral tentunya
kemudian limitnya. Akan tetapi ada soal-soal integral tak wajar yang apabila
diselesaikan menggunakan teknik pengintegralan integral tak wajar biasa
maka akan menjadi kompleks dalam perhitungannya.

Beberapa integral tak wajar dapat diselesaikan menggunakan fungsi gamma


dengan merubah fungsi tersebut sesuai dengan bentuk fungsi gamma,
kemudian mencari nilai dari fungsi gamma tersebut dengan menggunakan
hubungan integral tak wajar dan fungsi gamma. Dengan menggunakan fungsi
gamma integral tak wajar dapat dihitung dengan cepat.

Fungsi gamma dan fungsi beta merupakan fungsi dalam bentuk integral.
Fungsi gamma atau biasanya dilambangkan dengan adalah salah satu dari
beberapa fungsi khusus yang ada dalam matematika. Fungsi gamma
merupakan perluasan dari transformasi laplace yang sangat penting dalam
maematika dan sebagai dasar dalam perkembangan teknologi dan sains
modern.

Pada dasarnya fungsi gamma dapat didefinisikan pada bidang real dan
kompleks dengan beberapa syarat tertentu. Dalam aplikasinya fungsi gamma
ini digunakan untuk membantu menyelesaikan integral-integral khusus yang
sulit untuk pemecahannya dan banyak digunakan dalam menyelesaikan di
bidang fisika dan teknik. Oleh karena itu alternatif perhitungan integral tak
wajar lainnya adalah menyelesaikan dengan menggunakan konsep fungsi
gamma.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari latar belakang di atas adalah bagaimana cara
mengaplikasikan fungsi gamma dalam perhitungan integral tak wajar?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penelitian ini yakni peneliti ingin mengetahui penggunaaan
fungsi gamma pada perhitungan integral tak wajar

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Sebagai tambahan pengetahuan penggunaan fungsi gamma dalam


perhitungan integral tak wajar
b. Sebagai motivasi kepada para pembaca agar dapat mempelajari dan
mengembangkan ilmu matematika.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Fungsi Gamma
Fungsi gamma adalah perpanjangan kontinu terhadap fungsi faktorial, yang
hanya ditentukan untuk bilangan bulat positif. Sementara ada ekstensi kontinu
lainnya ke fungsi faktorial, fungsi gamma adalah satu-satunya yang cembung
untuk bilangan real positif.
Fungsi gamma sering digunakan sebagai metode perhitungan integral tentu
dengan batas-batas dari 0 sampai apabila integrannya merupakan fungsi dari
perkalian antara variabel berpangkat dengan eksponen (Mutaqin, 2002: 1).
Definisi 2.11 (Soehardjo 1985 dalam Siska, 2011)
Fungsi gamma didefinisikan oleh

() = 1
0

Untuk n > 0, n bukan bilangan bulat negatif

Teorema 2.4 (Soehardjo 1985 dalam Siska, 2011)


Sifat sifat dari fungsi gamma antara lain :
()
a) () = ( 1)( 1) ( 1) = (2.41)
(1)

n > 1, n bukan bilangan bulat negative


b) () = ( 1)! (2.42)
1
c) (2) = (2.43)

Bukti Persamaan (2.41)


Berdasarkan definisi jika dilakukan integral parsial dari fungsi Gamma
dengan () = 1 () = , maka diperoleh
() = 1 () = ( 1) 2

() = () = =
Sehingga

() = 1
0

= ()() ()()
0

= 1 |
0 0 ( )( 1)
2


= 0 + ( 1) 0 ( ) 2

() = ( 1)( 1), n > 1, n pecahan negatif dan n bukan bilangan


bulat negatif.

Bukti Persamaan (2.42)


Berdasarkan persamaan (2.41), dengan menggunakan rumus berulang berkali-
kali diperoleh
() = ( 1)( 1)
Dengan menggunakan cara yang sama akan dihasilkan
() = ( 1)( 2)( 2)
= ( 1)( 2)( 3)( 3)
Bila n adalah bilangan bulat positif, maka
() = ( 1)( 2) (1)
Dimana

(1) = 0 = |
0
0

= ( ) ( 0 )
= 0 (1)
=1
Sehingga diperoleh
() = ( 1)( 2) 1
() = ( 1)!
= 1, 2,

Bukti Persamaan (2.43)


Bentuk lain dari () adalah:

2
() = 1 = 2 21
0 0

Bukti

() = 1
0

Subtitusi : = 2
= 2
Batas integralnya: = 0 = 0
= =
2
0 1 = 0 ( 2 )1 ( ) 2

2
= 2 22
0

2
= 2 21
0

Terbukti bahwa

1 2
() = = 2 21
0 0
Sehingga persamaan (2.43) dapat dibuktikan sebagai berikut:
1
1 2
(2) = 2 0 2(2)1

2
= 2
0

1 2 2 2
{ (2)} = [2 0 ][2 0 ]

2 + 2 )
= 4 (
0 0

Subtitusi
=
=
=

Batas integralnya:
=0 =0

=0 =
2
=0 =
2
1 2
{ (2)} = 4 =0
2
=0

2
= 4 =0
2 =0
2

= 4 =0
2 ( )|
0
2

1
= 4 (2) =0
2

= 2|02
1 2
{ ( )} =
2
1
(2) =
2.2 Integral Tak Wajar

Jika f terintegral pada [a,b] maka () disebut improper integral jika :
a) Batas pengintegralannya tak hingga; atau
b) f mempunyai ketakkontinuan tak terhingga di [a,b]
contoh :
1
Hitung 1
2

Penyelesaian
1 1
1 = 1 2
2
1
= ( ]1 )

1
= (1 )

=1
(Hapsan, 2016: 38-39)
III. PEMBAHASAN
Pengaplikasian fungsi gamma pada integral tak wajar
Berikut adalah beberapa contoh penggunaan fungsi gamma dalam perhitungan
integral tak wajar

1. Hitung 0 6 2
Jawab :
Misal 2x = y dx = 12
Bila x = 0, maka y = 0
Bila x = , maka y =
6
0 6 2 = 0 (12 ) 12
7
= 0 (12) 6
7
= (12) 0 6
7
= (12) 0 71
7
= (12) (7)

= 6!27

= 458

3
2. Hitung 0 dengan subtitusi 3 = x
Jawab : Misal 3 = x dx = 3 2
Bila x = 0, maka y = 0
Bila x = , maka y =
3 1 1
0 = 0 3
1
3( 3 )2

1 1
= 0 6 2
3 3
1 1 2
= 3 0 6 3
1 1
= 3 0 2
1 1 1
= 3 0 2
1 1
= 3 (2)
1
= 3

IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai