OLEH
MUTHIAH FILDZAH NOVERLI
14221063
DOSEN PENGAMPU
IKE APRIANI, M.Si
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tumbuhan adalah makhluk hidup yang mempunyai ciri sebagaimana
makhluk hidup lainnya. Salah satu ciri tumbuhan adalah mengalami pertumbuhan
dan perkembangan. Pertumbuhan pada tanaman dapat dilihat dari makin besarnya
suatu tanaman yang disebabkan oleh jumlah sel yang bertambah banyak dan
bertambah besar.dan bersifat tidak dapat balik (irreversible). Selain tumbuh,
tanaman juga mengalami perkembangan. Perkembangan adalah peristiwa biologis
menuju kedewasaan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran tetapi dengan
perubahan bentuk tubuh (metamorfosis) dan tingkat kedewasaan.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang berjalan secara
stimultan (pada waktu yang bersamaan). Perbedaannya terletak pada faktor
kuantitatif karena mudah diamati, yaitu perubahan jumlah dan ukuran. Sebaliknya
perkembangan dapat dinyatakan secara kualitatif karena perubahannya bersifat
fungsional.
Tumbuhan yang masih kecil, belum lama muncul dari biji dan masih hidup
dari persediaan makanan yang terdapat di dalam biji, yang dinamakan kecambah
(plantula). Awalperkecambahan dimulai dengan berakhirnya masa dormansi.
Masa dormansi adalah berhentinya pertumbuhan pada tumbuhan dikarenakan
kondisi lingkungan yang tidak sesuai. Berakhirnya masa dormansi ditandai
dengan masuknya air ke dalam biji suatu tumbuhan, yang disebut dengan proses
imbibisi. Imibibisi ini terjadi karena karena penyerapan air akibat potensial air
yang rendah pada biji yang kering. Air yang berimbibisi menyebabkan biji
mengembang dan memecahkan kulit
yang memberi tahu benih bahwa ia telah menembus tanah. Kita dapat menipu biji
kacang hijau, sehingga biji mengecambahkan biji dalam kegelapan.
Setiap makhluk hidup akan mengalami proses pertumbuhan, begitu pula pada
tumbuhan. Dalam proses pertumbuhan pada tumbuhan dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, salah satunya adalah intensitas cahaya. Banyak sekali teori yang
menjelaskan tentang pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tumbuhan. Namun,
teori tersebut belum sepenuhnya dapat dipelajari jika belum mengetahui
kebenarannya pada lingkungan kita.
Untuk mengetahui dan membuktikan kebenaran teori tersebut, kita
melakukan pengamatan terhadap pertumbuhan biji-bijian didua tempat berbeda
yaitu di tempat gelap dan terang. Pemilihan tempat ini sudah melalui
pertimbangan pada beberapa faktor. Untuk membuktikannya dengan melakukan
pengamatan.
Selanjutya dalam peraktikum ini kita gunakan biji kacang hijau, biji lamtoro
atau petai cina, dan biji jagung. Media yang digunakan juga ada bermacammacam jenisnya. Media yang pertama adalah tanah organik, media yang kedua
berupa tanah yang berpasir dan media yang terakhir berupa tanah limbah.
Perkecambahan biji merupakan bentuk awal embrio yang berkembang
menjadi sesuatu yang baru yaitu tanaman anakan yang sempurna (Baker, 1950).
Selain itu definisi lain dari perkecambahan biji adalah proses tumbuhnya
embrio atau keluarnya redicle dan plumulae dari kulit biji (Kramer dan
Kozlowski, 1979).
1.2 Tujuan
a. Untuk mengetahui hal apa saja yang bisa mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan biji
b. Untuk mengetahui apa saja yang sebaiknya dilakukan saat menanam biji
c. Mengetahui pemilihan media yang digunakan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada proses pertumbuhan selalu terjadi peningkatan volume dan bobot tubuh
peningkatan jumlah sel dan protoplasma. Berbeda dengan pertumbuhan,
perkembangan bukan merupakan besaran sehingga tidak dapat diukur.
Perkembangan pada tumbuhan diawalai sejak terjadi fertilisasi. Calon Tumbuhan
akan berubah bentuk dari sebuah telur yang dibuahi menjadi zigot, embrio, dan
akhirnya menjadi sebatang pohon. Proses pertumbuhan dan perkembangan pada
tumbuhan diawali dengan aktivitas sintetis bahan mentah (bahan baku) berupa
molekul sederhana dan molekul kompleks. Tahapan yang dilalui selama
melangsungkan proses tersebut adalah sebagai berikut (Saktionon, 2006):
1. Tahap pembelahan sel, yaitu sel induk membelah menjadi beberapa sel anak.
2. Tahap pembentangan, yaitu pembesaran atau peningkatan volume sel anak.
Pada sel tumbuhan, peningkatan tersebut biasanya disebabkanoleh penyerapan
air kedalam vakuola.
3. Tahap pematangan, yaitu perkembangan sel anak yang telah mencapai ukuran
tertentu menjadi bentuk khusus (terspesialisasi) melalui proses diferensiasi.
Pada akhirnya terbentuk jaringan, organ, dan individu.
Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan air dari
lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang
teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi. Biji
menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun dari udara
(dalam bentuk uap air ataupun embun). Efek yang terjadi membesarnya ukuran
biji karena sel-sel embrio membesar dan biji yang melunak (Latunra, 2009).
Mengukur pertumbuhan diperlukan pengukuran volume pertumbuhan. Volume
pertumbuhan sangat bergantung terhadap perubahan status air di dalam
pertumbuhan. Dua pertumbuhan yang sama pertumbuhannya, dapat berbeda
volumenya jika yang satu diukur dalam keadaan turgor dan yang lain diukur
dalam keadaan layu. Oleh karena itu, pengukuran pertumbuhan sering dilakukan
dengan mengukur panjang, lebar, dan luas (Latunra, 2009).
Istilah auksin berasal dari bahasa yunani yaitu auxien yang berarti
meningkatkan. Auksin ini pertama kali digunakan Frits Went, seorang mahasiswa
pascasarjana di negeri belanda pada tahun 1962, yang menemukan bahwa suatu
senyawa yang belum dapat dicirikan mungkin menyebabkan pembengkokan
koleoptil oat kerah cahaya. Fenomena pembengkokan ini dikenal dengan istilah
fototropisme. Senyawa ini banyak ditemukan Went didaerah koleoptil. Aktifitas
auksin dilacak melalui pembengkokan koleoptil yang terjadi akibat terpacunya
pemanjangan pada sisi yang tidak terkena cahaya matahari (Salisbury dan Ross,
1995).
Para ahli fisiologi telah meneliti pengaruh auksin dalam proses pembentukan
akar lazim, yang membantu mengimbangkan pertumbuhan sistem akar dan system
tajuk. Terdapat bukti kuat yang menunjukkan bahwa auksin dari batang sangat
berpengaruh pada awal pertumbuhan akar. Bila daun muda dan kuncup, yang
mengandung banyak auksin, dipangkas maka jumlah pembentukan akar sampling
akan berkurang. Bila hilangnya organ tersebut diganti dengan auksin, maka
kemampan membentuk akar sering terjadi kembali (Salisbury dan Ross, 1995).
Auksin juga memacu perkembangan akar liar pada batang. Banyak spesies
berkayu, misalnya tanaman apel (Pyrus malus), telah membentuk primordia akar
liar terlebih dahulu pada batangnya yang tetap tersembunyi selama beberapa
waktu lamanya, dan akan tumbuh apabila dipacu dengan auksin. Primordia ini
sering terdapat di nodus atau bagian bawah cabang diantara nodus. Pada daerah
tersebut, pada batang apel, masing-masing mengandung sampai 100 primordia
akar. Bahkan, batang tanpa primordia sebelumnya kan mampu menghasilkan akar
liar dari pembelahan lapisan floem bagian luar (Salisbury dan Ross, 1995).
Auksin yang ditemukan Went, kini diketahui sebagai Asam Indole Asetat
(IAA) dan beberapa ahli fisiologi masih menyamakannya dengan auksin. Namun
tumbuhan mengandung 3 senyawa lain yang struktrurnya mirip dengan IAA dan
menyebabkan banyak respon yang sama dengan IAA. Ketiga senyawa tersebut
dapat dianggap sebagai auksin. Senyawa-senyawa tersebut adalah asam 4kloroindol asetat, asam fenilasetat (PAA) dan asam Indolbutirat (IBA)
(Dwidjoseputro, 1992).
Perkembangan
bakal
biji
terbagi
atas
perkembangan
endosperm,
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 2 Desember 2014, jam
15.00 17.00, Di Laboratorium Biologi, Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Raden Fatah Palembang.
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1 Alat : Kayu kecil. Lem, Kertas Air dan Polibek hitam.
3.2.2
Mengucapkan basmallah.
Mempersiapkan alat dan bahan.
Memisahkan antara tanah dan biji-bijian.
Membagi menjadi tiga macam tanah dan memasukkkan nya kedalam
polibek.
5. Menanam kan tiga macam biji dalam satu polibek yang berisi media yang
berbeda.
6. Memisahkan tiga polibek diletakkan di tempat yang terang dan gelap.
7. Melihat perubahan yang terjadi setiap hari, dari tinggi batang jumlah daun
dalan setiap tempat yang diberlakukan.
8. Mengukur dan menuliskan dalam bentuk laporan sementara apa saja yang
terjadi dan perubahan apa saja yang ada setiap harinya.
9. Membuat laporan sesuai dengan aturan yang diberikan.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai
berikut :
1. Tumbuhan yang di daerah gelap tumbuh lebih optimal dan cepat karena
peristiwa etiolasi dan tidak terurainya hormon auksin, sehingga akan terus
memacu pertumbuhan batang kacang hijau..
2. Pengaruh dari media tanam sangat berpengaruh karena tanaman akan
menyerap nutrisi dan zat hara dari tanah untuk melakukan
proses
fotosintesis, semakin baik kualitas tanah maka akan semakin baik bagi
tanaman untuk melakukan pertumbuhan dan perkembangan.
5.2
Saran
1.
Dalam melakukan suatu percobaan, lebih baik melakukan percobaan di
tempat yang sekiranya tidak ada sesuatu yang mengganggu seperti hama
tanaman, hewan, sehingga percobaan akan aman dan berhasil.
2.
Da!am mengukur tinggi kecambah, harus dilakukan secara teliti.
3.
Dalam melakukan percobaan, hendaknya memperhatikan kualitas bijibijian yang akan ditanam dan memperhatikan kondisi lingkungan yang sesuai
dengan apa yang ingin diteliti sehingga hasil percobaan itu baik dan valid.
DAFTAR PUSTAKA