Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR I

I. NOMOR PERCOBAAN : I
II. NAMA PERCOBAAN : Pengamatan Ilmiah
III. TUJUAN PERCOBAAN:
3.1. Memperoleh pengalaman dalam mencatat dan menjelaskan pengamatan
percobaan.
3.2. Mengembangkan keterampilan dalam menangani alat kaca dan
memindahkan bahan kimia padat maupun cairan.
3.3. Membiasakan diri dengan tata cara keselamatan kerja dilaboratorium.
IV. DASAR TEORI
Sains berbeda dengan bidang-bidang kajian lain dalam hal metode yang
digunakan ilmuan untuk memperoleh pengetahuan dan signifikansi khusus atas
pengetahuan itu. Pengetahuan ilmiah dapat digunakan untuk menjelaskan gejala
alam, dan kadang-kadang, untuk memprediksi kejadian yang akan datang.
Bangsa Yunani kuno mengembangkan beberapa metode ampuh dalam
memperoleh pengetahuan, khusunya mtematika. Pendekatan Yunani adalah
memulainya dengan asumsi dasar tertentu, atau premis. Kemudian, melalui
metode yang dikenal sebagai deduksi, diperoleh kesimpulan tertentu yang harus
masuk akal. Misalnya, jika a = b dan b = c, maka a = c. Namun, deduksi saja tidak
cukup untuk memperoleh pengetahuan ilmiah. Ahli filsafat Yunani Aristoteles
mengasumsikan empat zat dasar : udara, bumi, air, dan api. Semua bahan lain,
menurutnya, dibentuk melalui kombinasi keempat unsur tersebut. Kimiawan pada
beberapa abad lalu atau lebih lazim disebut alkimiawan atau alkemis mencoba,
tanpa hasil, untuk mengaplikasikan gagasan empat-unsur tersebut untuk
mengubah timbale mas. Mereka gagal karena banyak alasan, salah satunya adalah
karena asumsi empat-unsur tersebut salah.
Metode ilmiah bermula pada abad ke-17 melalui gagasan dari orang-orang
seperti Galileo, Francis Bacon, Robert Boyle, dan Isaac Newton. Kunci dari
metode ini adalah tidak membuat asumsi awal, melainkan mengamati secara
cermat gejala alam. Bila pengamatan sudah cukup sehingga mulai tampak
polanya, generalisasi atau hukum alam dapat dirumuskan untuk menjelaskan
gejala tersebut. Hukum alam natural law adalah pernyataan ringkas, sebagian
besar dalam bentuk matematis, tentang gejala alam. Bentuk penjelasan yang
pernyataan umumnya atau hukum alamnya disimpulkan dari seperangkat
pengamatan disebut induksi. Misalnya, diawal abad ke-16, ahli astronomi
Polandia Nicholas Copernicus (1473-1543), melalui kajian cermat atas
pengamatan astronomis, menyimpulkan bahwa Bumi berputar mengelilingi
matahari dalam orbit melingkar, meskipun pelajaran umum saat itu, yang tidak
didasarkan pada kajian ilmiah, menyatakan bahwa matahari dan benda langit
lainnya berputar mengelilingi Bumi.
Hipotesis adalah penjelasan tentatif atas hukum alam. Jika suatu hipotesis
dapat melewati pengujian lewat percobaan, maka sering disebut sebagai teori.
Dalam pengertian umum, teori adalah model atau cara memandang alam yang
dapat digunakan untuk menjelaskan hukum alam dan membuat prediksi dimasa
depan atas gejala alam. Bila ada usulan untuk membedakan atau
mempertentangkan teori, maka teori yang paling berhasil dalam memprediksi
yang biasanya dipilih. Selain itu, teori yang melibatkan paling sedikit asumsi teori
yang paling sederhana adalah yang dipilih. Setelah berselang beberapa waktu, jika
terhimpun bukti-bukti baru, sebagian besar teori ilmiah mengalami modifikasi,
dan beberapa diantarnya diabaikan.
Metode ilmiahscientific method adalah kombinasi dari pengamatan,
percobaan, dan perumusan hukum, hipotesis, dan teori. Metode ini digambarkan
diagram air. Ilmuan dapat mengembangkan pola pikir dalam bidangnya, yang
disebut paradigma. Beberapa paradigma mungkin berhasil pada mulanya, tetapi
lama kelamaan berkurang. Bila hal ini terjadi, paradigma baru mungkin
diperlukan atau, sebagaimana kadang-kadang disebut, terjadi pergeseran
paradigma. Dapat dikatakan, metode pencarian yang kita katakan metode ilmiah
itu sendiri adalah paradigma, dan ada beberapa orang yang merasa bahwa ini pun,
perlu diubah. Artinya, berbagai kegiatan ilmuan modern jauh lebih rumit
dibandingkan deskripsi yang disederhanakan mengenai metode ilmiah yang
disajikan ini.
Faktor lain dalam temuan ilmiah adalah keberuntungan, atau kebetulan
serenfipity. Banyak penemuan adalah karena ketidaksengajaan. Misalnya, pada
tahun 1839, penemu berkebangsaan Amerika, Charles Goodyear, sedang mencari
perlakuan untuk karet alamyang akan membuatnya kurang rapuh pada suhu dingin
dan kurang lengket pada suhu panas. Selama perkerjaannya, ia tak sengaja
menumpahkan campuran karet sulfur pada kompor panas dan menemukan bahwa
produk yang dihasilkan memiliki sifat yang tepat seperti yang ia inginkan.
Temuan-temuan yang lain berdasarkan keberuntungan ini ialah sinar X, radioaktif,
dan penisilin. Jadi, ilmuan dan penemu harus selalu waspada akan pengamatan
yang tidak disangka-sangka. Barangkali tak seorang pun yang lebih menyadari hal
ini selain Louis Pasteur, yang menulis, keberuntungan memihak kepada pikiran
yang siap. (Petrucci, 2007).
Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari materi dan perubahannya, unsur
dan senyawa adalah zat-zat yang terlibat dalam perubahan kimia. Setiap ilmu,
termasuk ilmu sosial, menggunakan metode ilmiahscientific method suatu
pendekatan sistematik untuk melakukan penelitian. Data yang diperoleh dalam
penelitian bisa bersifat kualitatif qualitative, terdiri atas hasil-hasil pengamatan
umum tentang sistemnya, maupun bersifat kuantitatif quantitative, yang berupa
angka-angka yang diperoleh lewat berbagai pengukuran terhadap sistem (Chang,
2003).
Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk
memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuan
melakukan pengamat serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk
menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut
diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali,
hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.
Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut :
karakterisasi atau pengamatan dan pengukuran, hipotesis atau penjelasan teoritis
yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran, prediksi atau
deduksi logis dari hipotesis, dan eksperimen atau pengujian atas semua hal diatas.
Langkah-langkah metode ilmiah yaitu: menyusun rumusan masalah, menyusun
kerangka teori, merumuskan teori, melakukan ekperiemen, mengolah dan
menganalisis data, menarik kesimpulan, mempublikasikan hasil, menyusun
rumusan masalah (Fatimah, 2008).
Korosi adalah kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi redoks antara
suatu logam dengan berbagai zat di lingkunganya yang menghasilkan senyawa-
senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam Bahasa sehari-hari, korosi disebut
perkaratan. Contoh karat merupakan hasil korosi, yaitu oksidasi suatu logam. Besi
yang mengalami korosi membentuk karat dengan rumus Fe2O3.XH2O suatuzat
padat yang berwarna coklat-merah. Pada proses pengkaratan, besi (Fe) bertindak
sebagai pereduksi dan oksigen (O2) yang terlarut dalam air bertindak sebagai
pengoksidasi. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi itu berlaku sebagai
anoda, dimana besi mengalami oksidasi. Elektron yang dibebaskan di anoda
mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak sebagai katoda, dimana
oksigen tereduksi.
Ion besi (II) yang terbentuk pada anoda selanjutnya teroksidasi membentuk
ion-ion besi (III) yang kemudian membentuk senyawa oksidasi terhidrasi, yaitu
karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anoda dan
bagian mana yang bertindak sebagai katoda, bergantung pada bagian faktor,
misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
Korosi dapat juga diarti sebagai serangan yang merusak logam karena logam
bereaksi secara kimia atau eletrokimia dengan lingkungan. Ada definisi lain yang
mengatakan bahwa korosi adalah kebalikan dari proses ekstraksi logam dari biji
mineralnya. Contoh, biji mineral logam besi dialam bebas ada dalam bentuk
senyawa besi oksida atau besi sulfida, setelah diekstraksi dan diolah, akan
dihasilkan besi yang digunakan untuk pembuatan baja atau baja paduan. Selama
pemakaian, baja tersebut akan bereaksi dengan lingkungan yang menyebabkan
korosi atau kembali menjadi senyawa besi oksida(Mandra, 2012).
Reaksi eksoterm adalah proses yang melepaskan energi ke lingkungan,
biasanya dalam bentuk panas atau kalor. Energi juga bisa dilepaskan dalam
bentuk lain seperti suara, cahaya dan lain-lain. Karena energi yang dilepaskan
selama reaksi produk mengandung energi kurang dari reaktan. Oleh karena itu,
perubahan entalpi menjadi negatif. Energi yang dilepaskan selama pembentukan
ikatan. Jika total energi pembentukan ikatan lebih tinggi dari energi pemecah
ikatan selama reaksi, maka disebut eksoterm. Jika energi dilepaskan sebagai
panas, suhu disekitar naik, jadi kadang-kadang reaksi tidak meledak. Raksi
eksoterm adalah spontan. Dengan demikian, pasokan energi luar tidak diperlukan
untuk reaksi eksoterm. Karena mereka menghasilkan energi yang diperlukan
sebagai hasil reaksi. Namun, untuk memulai reaksi, pasokan energi awal mungkin
diperlukan. Jika pelepasan energi ini dapat ditangkap, banyak usaha yang berguna
dapat dilakukan. Sebagai contoh, energi yang dilepaskan dari pembakaran bahan
bakardapat diambil untuk mengoprasikan kendaraan atau mesin. Selain itu, semua
reaksi pembakaran adalah eksoterm.
Reaksi endoterm adalah proses di mana energi diperoleh dari lingkungannya,
dalam bentuk panas. Jika lingkungan sekitarnya tidak menyediakan panas, reaksi
mungkin tidak berlanjut. Bejana reaksi menjadi dingin, karena panas yang diserap
dari lingkungan sekitar, sehingga menurunkan suhu. Energi yang dibutuhkan
untuk memecah ikatan. Dalam reaksi endoterm, energi pemecahan ikatan reaktan
lebih tinggi dari total energi pembentukan ikatan produk. Oleh karena itu,
perubahan entalpi adalah bernilai positif, dan reaksi tidak spontan. Jadi, untuk
reaksi endoterm, kita harus menyediakan energi dari luar. Misalnya, ketika
melarutkan amonium klorida dalam air, gelas menjadi dingin, karena larutan
menyerap energi dari lingkungan luar. Fotosintesis merupakan reaksi endoterm
yang mengambil tempat di lingkungan alam. Untuk energi fotosintesis disediakan
oleh sinar matahari (Budisma, 2015).
V. ALAT DAN BAHAN
5.1. Alat
1. Gelas piala
2. Gelas ukur
3. Pipet tetes
4. Tabung reaksi
5. Spatula

5.2. Bahan
1. Gula pasir
2. Asam sulfat pekat
3. Ammonium klorida
4. Air
5. Paku besi
6. Sekeping Logam kalsium
7. Larutan tembaga (II) sulfat
8. Merkuri (II) nitrat
9. Larutan kalium iodida
VI. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Busa hitam
Gula Pasir
dimasukkan ke dalam gelas piala

5 mLAsam Sulfat Pekat

2. Panas dan dingin

Amonium Klorida tabung 1 dan Kalium Klorida tabung II


dimasukkan

Air tabung
dipegang bagian bawah tabung
3. Aktif dan tidak aktif

Air gelas piala (250 mL)

dimasukkan
1 paku besi + sekeping Logam Kalsium
diamati
diajukan hipotesis
4. Paku tembaga
1 gelas piala (250 mL) larutan Tembaga (II) Sulfida
2

dimasukkan
1 paku besi

ditunggu beberapa menit


dicatat pengamatan
5. Ada dan Hilang

10 mL Merkuri (II) Nitrat


dimasukkan ke gelas piala

20 mL Kalium Iodida

diamati
diajukan hipotesa
LAMPIRAN GAMBAR

Gelas ukur Gelas piala

Spatula Pipet tetes

Tabung reaksi
VII.PERTANYAAN PRAPRAKTEK

1. Bagaimana caranya mengamati reaksi yang menghasilkan gas, cairan dan


padatan?
Jawab :Gas : melihat golonganya, melihat tanda reaksi, mencium
baunya, danmengeluarkan gelembung gas bila dicampur
dengan reaksi lain.
Cairan : melihat tanda dibawah reaksi, apabila dipanaskan
menghasilkanuap, dan melihat warna laurannya.
Padatan : melihat tanda kurung dibawah reaksi, apabiladibakar
menghasilkan bau, dan melihat endapan pada larutannya.

2. Mana dari bahan kimia yang perlu dilakukan dengan hati-hati dan sebutkan
bahayanya?
Jawab : Alkohol : beracun, dapat menimbulkan kebutaan.
Ammonium nitrat : bila terkena jaringan kulit akan terasa pedih dan
panas.
Kalsium klorida : bila terkena jaringan kulit akan terasa gatal-
gatal danmerah.
Bahan kimia organik : bila zat ini masuk kedalam sel darah akan
menyebabkan kematian.
Air suling : kalau diminum akan membuat badan lemas.
VIII. DATA HASIL PENGAMATAN

No. Percobaan Bahan Hasil


1. Busa hitam C6H12O6 + 2H2SO4 Berbentuk busa hitam.
2. Panas dan dingin NH4Cl + H2O Bagian bawah dingin.
CaCl2 + H2O Bagian bawah panas.
3. Aktif dan tidak Fe + H2O Tidak aktif, tidak
aktif terjadi perubahan.
Ca + H2O Aktif, ada gelembung.
4. Paku tembaga Fe + CuSO4 Paku menjadi berkarat
5. Ada dan hilang Hg(NO3)2 + 2KI Menghasilkan edapan
oranye.
IX. REAKSI
1. Busa hitam
C6H12O6 + 2H2SO45C + CO2 + 8H2O + 2SO2
2. Panas dan dingin
a. NH4Cl + H2ONH4OH + HCl
b. CaCl2 + 2H2O Ca(OH)2 + 2HCl
3. Aktif dan tidak aktif
Fe + H2O
Ca + 2H2O Ca(OH)2 + H2
4. Paku tembaga
Fe +CuSO4 FeSO4 + Cu
5. Ada dan hilang
Hg(NO3)2 + 2KI HgI2 + 2KNO3
X. PEMBAHASAN
Pertama, percobaan yang dilakukan dengan mereaksikan gula pasir dengan
asam sulfat pekat dalam volume tertentu. Hasil dari pada reaksi tersebut berupa
terjadinya perubahan terhadap warna gula pasir yang mulanya putih menjadi
berwarna hitam. Karena asam sulfat bersifat sangat reaktif. Kereaktifannya yang
tinggi menyebabkan terputusnya ikatan antar karbon pada molekul glukosa,
sehingga warnanya berubah menjadi hitam sebagaimana warna asli pada atom
karbon.
Kedua, ketika ammonium klorida dicampurkan dengan akuades terjadi
perubahan pada suhunya, suhu larutannya menjadi lebih dingin. Karena larutan ini
mengalami reaksi endoterm, dimana pada reaksi ini terjadi perpindahan kalor dari
lingkungan menuju sistem. Sementara itu ketika kalium klorida dicampurkan
akuades perubahan suhunya menjadi lebih hangat. Karena larutan ini mengalami
reaksi eksoterm, dimana pada reaksi ini terjadi perpindahan kalor dari sistem
menuju lingkungan.
Ketiga, percobaan mengenai aktif dan tidak aktif. Pada saat paku dimasukkan
kedalam cairan akuades, tidak terjadi perubahan terhadap hasil pereaksian ini. Hal
ini disebabkan tembaga tidak bersifat reaktif, sehingga reaksi tidak dapat
berlangsung. Sedangkan, ketika akuades dimasukkanlogam reaksi dapat terjadi
anatara keduanya. Karena sifat aktif yang dimiliki kalium sehingga dapat memicu
terjadinya reaksi.
Keempat, pada percobaan ini paku besi yang dimasukkan kedalam cairan
tembaga (II) sulfat mengalami perubahan menjadi berkarat. Karena tembaga yang
sifatnya berwarna oranye pekat menyelimuti permukaan paku, sehingga
menyebabkan paku mengalami perubahan warna menjadi hitam atau merah
kehitamanpekat sebagaimana warna pada atom tembaga. Namun, karena
percobaan ini menggunakan paku yang sudah berwarna hitam menyebabkan
perubahan warna oranye pekat tampak seperti pengkaratan.
Kelima, ketika merkuri (II) iodida yang tadinya bening setelah ditambahkan
iodida maka berubah menjadi warna oranye dan terdapat endapan didalamnya,
dikarenakan adanya pengaruh ion sejenis. Ion sejenis ini dapat saling melarutkan.
XI. KESIMPULAN
1. Gula pasir yang ditambahkan asam sulfat terbentuk busa hitam karena adanya
pemutusan ikatan karbon pada gula atau glukosa.
2. Ammonium ditambahkan air menghasilkan suhu dingin dikarenakan adanya
reaksi endoterm dan kalsium klorida ditambahkan air menghasilkan suhu panas
diakibatkan reaksi eksoterm.
3. Paku tembaga dimasukkan kedalam air tidak aktif atau tidak terjadi
perubahan, disebabkan tembaga bersifat tidak reaktif.
4. Perkaratan terjadi pada paku yang dimasukkan kedalam tembaga dua sulfat
dikarenakan reaksi redoks. Asam dapat melarutkan logam lalu besi mengalami
oksidasi dan mengalami reduktor.
5. Terjadi endapan oranye pada percobaan merkuri dua nitrat yang ditambah
kalium iodida karena pengaruh ion sejenis.
DAFTAR PUSTAKA

Chang, 2003. Kimia Dasar. Erlangga : Jakarta.

Fatimah, 2008.Metode Pengamatan Ilmiah dalam Penelitian Teknologi Sains.


Skripsi. Fmipa, Universitas Jember. Diakses 13 November 2015 Pukul 19:00
WIB.
Budisma, 2015. Perbedaan Reaksi Eksoterm dan Endoterm. (budisma.net).
Diakses pada 13 November 2015 Pukul 20:00 WIB.
Mandra, 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Sains Teknologi terhadap
Pemahaman Konsep Kimia dan Sikap Ilmiah. Jurnal kimia, 2(1):14-15.
Petrucci,2007. Kimia Dasar. Erlangga: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai