Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu masalah sosial yang sudah mengglobal saat ini adalah
masalah seks bebas yang banyak terjadi pada kalangan remaja. Banyak dari
mereka yang masuk ke lembah hitam tanpa mereka sadari. Adanya dorongan
seksual yang mempunyai arti kecenderungan biologis untuk mencari tanggapan
seksual dan tanggapan yang berbau seksual dari orang lain, biasanya dari lawan
jenis muncul pada awal remaja dan tetap bertahan kuat sepanjang hidup. Ada
perbedaan pendapat tentang apakah dorongan seks dibawa dari lahir atau
dipelajari. Menurut beberapa sarjana yang mempertanyakan apakah ada suatu
dorongan seks bawaan, menegaskan bahwa impuls kita untuk mencari pasangan
seks dan menggunakan organ seks merupakan hasil dari belajar sosial. Akan
tetapi, karena bersifat universal dan terdapat pada semua manusia, kebanyakan
ahli mengganggap bahwa dorongan seks manusia adalah warisan biologis. (Paul
Horton, 1987:147).
Dan Juga Narkoba, Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika,
Psikotropika dan Bahan Adiktif lainnya. Terminologi narkoba familiar digunakan
oleh aparat penegak hukum seperti polisi (termasuk didalamnya Badan Narkotika
Nasional), jaksa, hakim dan petugas Pemasyarakatan. Selain narkoba, sebutan lain
yang menunjuk pada ketiga zat tersebut adalah Napza yaitu Narkotika,
Psikotropika dan Zat Adiktif. Istilah napza biasanya lebih banyak dipakai oleh
para praktisi kesehatan dan rehabilitasi. Akan tetapi pada intinya pemaknaan dari
kedua istilah tersebut tetap merujuk pada tiga jenis zat yang sama.
Menurut UU No.22 Tahun 1997 tentang Narkotika disebutkan pengertian
Narkotika adalahzat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman
baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
B. Rumusan Masalah
Kami membuat makalah ini dengan rancangan pertanyaan-pertayaan yang
timbul dari benak kami, diantaranya:
1. Apa pengertian Narkoba?
2. Apa bahaya yang ditimbulkan oleh narkoba di kalangan remaja?
3. Bagaimana cara penanggulangan Narkoba di kalangan remaja?
4. Apa Pengertian Seks Bebas?
5. Apa Bahaya yang ditimbulkan oleh seks bebas di kalangan remaja?
6. Bagaimana cara penanggulangan Seks Bebas di kalangan remaja?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Narkoba
Narkoba merupakan singkatan dari (Narkotika, Psikotropika dan Bahan
Adiktif lainnya). Terminologi narkoba familiar digunakan oleh aparat penegak
hukum seperti polisi (termasuk didalamnya Badan Narkotika Nasional), jaksa,
hakim dan petugas Pemasyarakatan. Selain narkoba, sebutan lain yang menunjuk
pada ketiga zat tersebut adalah Napza yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat
Adiktif. Istilah napza biasanya lebih banyak dipakai oleh para praktisi kesehatan
dan rehabilitasi. Akan tetapi pada intinya pemaknaan dari kedua istilah tersebut
tetap merujuk pada tiga jenis zat yang sama.
Menurut UU No.22 Tahun 1997 tentang Narkotika disebutkan pengertian
dari:
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman
baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Bahan adiktif lainnya adalah zat atau bahan lain bukan narkotika dan
psikotropika yang berpengaruh pada kerja otak dan dapat menimbulkan
ketergantungan
Meskipun demikian, penting kiranya diketahui bahwa tidak semua jenis
narkotika dan psikotropika dilarang penggunaannya. Karena cukup banyak pula
narkotika dan psikotropika yang memiliki manfaat besar di bidang kedokteran dan
untuk kepentingan pengembangan pengetahuan.
Menurut UU No.22 Tahun 1997 dan UU No.5 Tahun 1997, narkotika dan
psikotropika yang termasuk dalam Golongan I merupakan jenis zat yang
dikategorikan illegal. Akibat dari status illegalnya tersebut siapapun yang
memiliki, memproduksi, menggunakan, mendistribusikan atau mengedarkan
narkotika dan psikotropika Golongan I dapat dikenakan pidana sesuai dengan
ketentuan hukum yang berlaku.

B. Bahaya Narkoba di Kalangan Remaja


a. Menurut Efeknya
Halusinogen, efek dari narkoba ini bisa mengakibatkan bila dikonsumsi dalam
sekian dosis tertentu dapat mengakibatkan seseorang menjadi ber-halusinasi
dengan melihat suatu hal/benda yang sebenarnya tidak ada / tidak nyata contohnya
kokain & LSD
Stimulan, efek dari narkoba ini bisa mengakibatkan kerja organ tubuh seperti
jantung dan otak bekerja lebih cepat dari kerja biasanya sehingga mengakibatkan
seseorang lebih bertenaga untuk sementara waktu , dan cenderung membuat
seorang pengguna lebih senang dan gembira untuk sementara waktu
Depresan, efek dari narkoba ini bisa menekan sistem syaraf pusat dan
mengurangi aktivitas fungsional tubuh, sehingga pemakai merasa tenang bahkan
bisa membuat pemakai tidur dan tidak sadarkan diri. Contohnya putaw
Adiktif, Seseorang yang sudah mengkonsumsi narkoba biasanya akan ingin dan
ingin lagi karena zat tertentu dalam narkoba mengakibatkan seseorang cenderung
bersifat pasif , karena secara tidak langsung narkoba memutuskan syaraf-syaraf
dalam otak,contohnya ganja , heroin , putaw
"Jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka lambat laun
organ dalam tubuh akan rusak dan jika sudah melebihi takaran maka pengguna itu
akan overdosis dan akhirnya kematian".
Jadi dapat disimpulkan apabila narkoba dikonsumsi Oleh:
a. Remaja
Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak-anak
dan masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja
akan membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Karena itulah
bila masa anak-anak dan remaja rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan
hancurlah masa depannya.
Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend
dan gaya hidup, serta bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua
kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan remaja
untuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan bahwa jumlah
pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia remaja.
Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, para
remaja tertular dan menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telah
terbukti dari pemakaian narkoba melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsa
ini akan kehilangan remaja yang sangat banyak akibat penyalahgunaan narkoba
dan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja sama dengan kehilangan sumber
daya manusia bagi bangsa.

b. Pelajar
Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat. Para
pencandu narkoba itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun. Artinya
usia tersebut ialah usia produktif atau usia pelajar. Pada awalnya, pelajar yang
mengonsumsi narkoba biasanya diawali dengan perkenalannya dengan rokok.
Karena kebiasaan merokok ini sepertinya sudah menjadi hal yang wajar di
kalangan pelajar saat ini. Dari kebiasaan inilah, pergaulan terus meningkat,
apalagi ketika pelajar tersebut bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang
sudah menjadi pencandu narkoba. Awalnya mencoba, lalu kemudian mengalami
ketergantungan.
Dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap anak atau remaja
adalah sebagai berikut:
- Perubahan dalam sikap, perangai dan kepribadian,
- Sering membolos, menurunnya kedisiplinan dan nilai-nilai
pelajaran,
- Menjadi mudah tersinggung dan cepat marah,
- Sering menguap, mengantuk, dan malas,
- Tidak memedulikan kesehatan diri,
- Suka mencuri untuk membeli narkoba.

C. Cara Penanggulangan Narkoba di Kalangan Remaja


Banyak yang masih bisa dilakukan untuk mencegah remaja
menyalahgunakan narkoba dan membantu remaja yang sudah terjerumus
penyalahgunaan narkoba. Ada tiga tingkat intervensi, yaitu
1. Primer
Sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk pendidikan, penyebaran
informasi mengenai bahaya narkoba, pendekatan melalui keluarga, dll. Instansi
pemerintah, seperti halnya BKKBN, lebih banyak berperan pada tahap intervensi
ini. kegiatan dilakukan seputar pemberian informasi melalui berbagai bentuk
materi KIE yang ditujukan kepada remaja langsung dan keluarga.

2. Sekunder
Pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya penyembuhan
(treatment). Fase ini meliputi: Fase penerimaan awal (initialintake) antara 1 3
hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan mental, dan Fase detoksifikasi dan
terapi komplikasi medik, antara 1 3 minggu untuk melakukan pengurangan
ketergantungan bahan-bahan adiktif secara bertahap.

3. Tersier
yaitu upaya untuk merehabilitasi mereka yang sudah memakai dan dalam proses
penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas Fase stabilisasi, antara 3 - 12 bulan,
untuk mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat, dan Fase sosialiasi
dalam masyarakat, agar mantan penyalahguna narkoba mampu mengembangkan
kehidupan yang bermakna di masyarakat. Tahap ini biasanya berupa kegiatan
konseling, membuat kelompok-kelompok dukungan, mengembangkan kegiatan
alternatif, dll.

D. Narkoba Dalam Pandangan Islam


Menurut Imam Adz-Dzahabi; bahwa semua benda yang dapat
menghilangkan akal (jika diminum atau dimakan atau dimasukkan ke badan), baik
ia berupa benda padat, ataupun cair, makanan atau minuman, adalah termasuk
khamr, dan telah diharamkan Allah Subhanahu wa Ta'ala sampai hari kiamat.
Allah berfirman, artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya meminum khamr, berjudi,
berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan
keji dan termasuk perbuatan setan, maka jauhilah perbuatan itu agar kamu
beruntung. Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbul-kan permusuhan
dan kebencian di antaramu lantaran minum khamr dan berjudi, dan menghalangi
kamu dari mengingat Allah dan shalat, maka berhentilah kamu mengerjakan
perbuatan itu". (Al-Maa'idah: 90-91).
Jikalau kita melihat kenyataan yang terjadi di sekitar kita akan tampak
bahwa pemakaian narkoba (narkotika, obat-obat terlarang dan alkohol) ini
melahirkan tindak kriminal yang banyak. Perbuatan jahat seperti mencopet,
mencuri, merampok sampai membunuh dan tindakan amoral seperti perzinaan,
pemerkosaan serta pelecehan seksual lainnya, tidak sedikit yang diakibatkan
pemakaian benda terlaknat tersebut. Pantaslah jika Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda:
"Jauhilah oleh kalian khamr, karena sesungguh-nya ia adalah induk segala
kejahatan".(HR. Al-Hakim, dari Ibnu Abbas).
Perbuatan setan adalah hal-hal yang mengarah pada keburukan, kegelapan,
dan sisi-sisi destruktif manusia. Ini semua bisa dipicu dari khamar (narkoba) dan
judi karena bisa membius nalar yang sehat dan jernih. Khamar (narkoba) dan judi
sangat dekat dengan dunia kejahatan dan kekerasan, maka menurut al-Qur'an
khamar (narkoba) dan judi potensial memicu permusuhan dan kebencian antar
sesama manusia. Khamar dan judi juga bisa memalingkan seseorang dari Allah
dan shalat.
Selain dua ayat al-Qur'an di atas, juga ada hadits yang melarang
khamar/minuman keras (baca : narkoba), yaitu :
"Malaikat Jibril datang kepadaku, lalu berkata, 'Hai Muhammad, Allah
melaknat minuman keras, pembuatnya, orang-orang yang membantu
membuatnya, peminumnya, penerima dan penyimpannya, penjualnya,
pembelinya, penyuguhnya, dan orang yang mau disuguhi". (HR. Ahmad bin
Hambal dari Ibnu Abbas)
Kemudian hadits yang kedua :
"Setiap zat, bahan atau minuman yang dapat memabukkan dan
melemahkan adalah khamar, dan setiap khamar haram". (HR. Abdullah bin
Umar).
Jelas dari hadits di atas, khamar (narkoba) bisa memerosokkan seseorang
ke derajat yang rendah dan hina karena dapat memabukkan dan melemahkan.
Untuk itu, khamar (dalam bentuk yang lebih luas adalah narkoba) dilarang dan
diharamkan. Sementara itu, orang yang terlibat dalam penyalahgunaan khamar
(narkoba) dilaknat oleh Allah, entah itu pembuatnya, pemakainya, penjualnya,
pembelinya, penyuguhnya, dan orang yang mau disuguhi.
Bukan hanya agama Islam, beberapa agama lain juga mewanti-wanti
(memberi peringatan yang sungguh-sungguh) kepada para pemeluknya atau
secara lebih umum umat manusia, untuk menjauhi narkoba.

E. Pengertian Seks Bebas


Seks adalah kata yang sangat tidak asing di telinga kita, tetapi anehnya
seringkali kita merasa tabu dan agak malu-malu jika menyinggungnya. Nah,
kemudian agar kita dapat membicarakan dan mendiskusikannya dengan bebas
terbuka, maka para ahli bahasa dan ilmuwan pun membuat seks ini menjadi ilmiah
dengan menambahkan akhiran -tas dan -logi menjadi seksualitas dan
seksologi, sehingga jadilah seksualitas adalah untuk dibahas dan didiskusikan,
seksologi adalah untuk ditulis secara ilmiah, dan seks adalah untuk dialami dan
dinikmati.
Di dalam kamus, seks sebenarnya mempunyai dua arti, yaitu seks yang
berarti jenis kelamin atau gender, dan seks yang berarti senggama atau melakukan
aktivitas seksual, yaitu hubungan penyatuan antara dua individu dalam konteks
gender di atas.
Hampir masyarakat berpendapat bahwa perlu adanya pengaturan
penyelenggaraan hubungan seks. Sebab, dorongan seks itu begitu besar
pengaruhnya terhadap manusia seperti nyala api yang berkobar. Api itu bisa
bermanfaat bagi manusia, akan tetapi dapat menghancurkan peradaban
manusiawi. Demikian pula dengan seks, bisa membangun kepribadian seseorang,
akan tetapi juga bisa menghancurkan sifat-sifat kemanusiaan.(Kartini
Kartono,1981:22)
Variasi dari pengaturan dari penyelenggaraan seks bisa kita lihat pada
tradisi-tradisi seksual pada bangsa-bangsa primitif di bagian-bagian dunia.
Dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan serta
komunikasi terjadilah banyak perubahan sosial yang serba cepat pada hampir
semua kebudayaan manusia. Perubahan sosial tersebut mempengaruhi kebiasaan
hidup manusia, sekaligus juga mempengaruhi pola-pola seks yang konvensional.
Maka pelaksanaan seks itu banyak dipengaruhi oleh penyebab dari perubahan
sosial, antara lain oleh : urbanisasi, mekanisasi, alat kontrasepsi lamanya
pendidikan, demokratisasi fungsi wanita dalam masyarakat, dan modernisasi.
Sebagai efek samping yang ditimbulkan ada kalanya terjadi proses keluar dari
jalur dari pola-pola seks, yaitu keluar dari jalur-jalur konvensional kebudayaan.
Pola seks dibuat menjadi hyper modern dan radikal, sehingga bertentangan
dengan system regulasi seks yang konvensional, menjadi seks bebas. Sedangkan
pengertian dari seks bebas itu sendiri adalah hubungan seksual yang dilakukan pra
nikah (tanpa menikah), Sering berganti pasangan.

F. PERAN ISLAM TERHADAP PERGAULAN BEBAS


Banyak hal-hal yang negatif yang ditimbulkan oleh pergaulan bebas. Ini
semua telah terlukis oleh mereka di belahan bumi Barat, yang dulu mengagung-
agungkan kebebasan dalam segala hal, termasuk kebebasan seks, kini mereka
menjerit. Angka perceraian sangat tinggi, dan pranata pernikahan diragukan.
Akibatnya keluarga sebagai sendi masyarakat runtuh, kemudian terjadilah
dekadensi moral (kemunduran atau kemerosotan moral). Wabah AIDS
menebarkan kengerian dan ketakutan karena semakin liarnya perilaku masyarakat
dalam free sex. Apa yang terjadi di Barat dapat kita sinyalir dari tulisan George
Balusyi dalam bukunya ; Ledakan Seksual, yaitu: pada tahun 1962, Kennedy
menjelaskan, masa depan Amerika diancam bahaya, sebab para pemudanya
cenderung dan tenggelam di dalam syahwat sehingga tidak mampu memikul
tanggungjawab yang harus dipikul di atas pundaknya. Setiap tujuh pemuda yang
maju untuk jadi tentara, terdapat enam pemuda yang tidak pantas dijadikan
tentara. Sebab syahwat yang telah mereka lampiaskan itu, telah merusak
keseimbangan hygienis dan psikis mereka.
Budaya free sex tidak jauh berbeda dengan budaya pacaran. Dan dengan
menghubungkan fakta yang terjadi di sekitar kita, banyak para pemuda dan
pemudi yang mengaku dirinya Muslim tetapi mereka melakukan perbuatan zina.
Jika hal ini dibiarkan, maka akan sangat berbahaya bagi kelanjutan dawah Islam.
Di dalam Q.S. Al-Isra: 32 dijelaskan:

Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk (Q.S. Al-Isra : 32)

Betapa sedihnya jika umat Islam yang begitu besar tetapi akhlak para
pemudanya penuh dengan kebobrokan.
Perkembangn Ilmu Pengetahuan di dunia Islam, pengetahuan akal dan
intelektual merupakan suatu dorongan intristik dan inheren dalam ajaran islam.
Pada masa daulah Abbasiah, Ibukota Baghdad menjadi pusat Intelektual Muslim,
dimana terjadi pengembangan Ilmun Pengetahuan dan kebudayaan Islam.
Sekolah-sekolah dan Akademik muncul disetiap pelosok. Perpustakaan-
perpustakaan umum yang besar didirikan dan terbuka untuk siapapun sehingga
pemikiran Filosofis-filosofis besar zaman klasik dipelajari berdampingan dengan
Ilmu Islam. Bila dianalisis lebih lanjut sampai periode-periode ini kaum
Intelektual Islam identik dengan Ulama. Apalagi bila diingat bahwa Ulama dalam
Pengertian aslinya orang berilmu. Ilmu yang dikuasainya itu tidak terbatas pada
Ilmu Agama saja. Pendapat ini biasa dipegang karena kegiatan Intelektual itu
tumbuh karena manusia sibuk dengan urusan Agama. Mereka ini disebut
intelektual atau Ulama klasik yang oleh Shill sebagai intelektual lama atau
intelektual sacral dari Abad Pertengahan.
Demikianlah sejarah perkembangan Intelektual Muslim pada masa yang
disebut Harun Nasution sebagai periode klasik (650-1250) yang merupkan zaman
kemajuan, dimasa inilah berkembangnya dan munculnya ilmu pengetahuan, baik
dalam bidang agama maupun Non Agama dan Kebudayaan Islam. Zaman inilah
yang menghasilkan Ulama besar seperti Imam Malik, Abu Hanafi, Imam AssyafiI
dan Imam Ibnu Hambali dalam Bidang Hukum, Teologi Zunnunal Misri, Abu
Yzaud Al-Butami dan Al-Hallaj dalam mistimisme atau tasawuf, dll.
Pada masa kejayaan ini perkembangan intelektual muslim mencapai
puncaknya sehingga cenderung membentuk pemikiran bebas ( rasionalisme ).
Keadaan ini menimbulkan pertentanagn dan kecemasan dikalangan sebagian
kaum intelektual muslim, pemikiran ini ditentang oleh Al-Ghazali (1059-1111).
Sampai sekarang diakui bahwa periode sejarah peradaban Islam serta pendidikan
yang paling cemerlang terjadi pada masa pemerintahan daulah Abbasyiah di
Baghdad (750- 1285 M) dan Daulah Umayyah di Spanyol (711-1492 M).Dengan
adanya suatu perkebangan pemikiran maka secara langsung manusia memiliki
suatu kompetensi untuk melakukan suatu pergaulan yang lebih maju dari
sebelumnya. Dalam mengatasii pergaulan bebas, Memang remaja menurut zaman
sekarang adalah zaman kuno, akan tetapi menurut ajaran Islam adalah wanita
harus menutup auratnya dan dilarang memperlihatkan anggota tubuhnya yang
sexy itu. Karena aurat wanita itu sangat mahal harganya dan remaja ini biasa
sangat kuper. Remaja seperti ini biasanya jarang suka bergabung dengan teman-
temannya lain, karena dia lebih suka mengurung diri dan dia sukanya
sholat,mengaji, dll. Yang harus dihindari pada wanita adalah sebagai berikut :
- Wanita muslim itu dilarang berpandangan mata dengan yang bukan
muhrimnya.
- Wanita muslim dilarang berpegangan tangan ataupun berciuman
dan biasanya remaja sekarang itu tidak mengetahui ajaran Islam yang
sebenarnya dan selalu ikutikut zaman sekarang.
- Wanita muslim dilarang membuka auratnya. Dan biasanya wanita
sekarang banyak kita temui dan selalu membuka auratnya dan
memperlihatkan ke-sexy-annya pada lawan jenisnya. Ketika seseorang
menjadi remaja, maka dia dibesarkan untuk Menjalankan kewajiban
kewajiban agama, sebagaimana yang diwajibkan kepada orang dewasa.
Dua sudah bertanggung-jawab kepada Allah SWT atas segala
yangdilakukan. Setiap kesalahan yang dilakukan akan dicatat sebagai dosa
dan setiapkebaikan dicatat sebagai amal sholeh yang akan mendapatkan
pahala.

G. Cara Pencegahan Seks Bebas Menurut Agama


Iman, merupakan hal yang paling penting dalam berpacaran. Karena
penilaian kepribadian pasangan dapat dinilai saat berpacaran. Mereka yang
menuntut hal-hal yang melanggar norma-norma yang dianut, tentunya tidak dapat
diharapkan menjadi pasangan yang baik. Seandainya orang tersebut menjadi
suami atau istri kelak, tentunya keinginan untuk melanggar norma-norma pun
selalu ada.
Pencegahan menurut agama antara lain :
1. Memisahkan tempat tidur anak; Setiap orang tua berusaha untuk
mulai memisahkan tempat tidur anak-anaknya ketika mereka memasuki
minimal usia tujuh tahun.
2. Meminta izin ketika memasuki kamar orang tua; Sejak dini anak-
anak sudah diajarkan untuk selalu meminta izin ketika akan masuk ke
kamar orang tuanya pada saat-saat tertentu.
3. Mengajarkan adab memandang lawan jenis; Berilah pengertian
mengenai adab dalam memandang lawan jenis sehingga anak dapat
mengetahui hal-hal yang baik dan buruk.
4. Larangan menyebarkan rahasia suami-istri; Hubungan seksual
merupakan hubungan yang sangat khusus di antara suami-istri. Karena itu,
kerahasiaanya pantas dijaga. Mereka tidak boleh menceritakan kekurangan
pasangannya kepada orang lain, apalgi terhadap anggota keluarga terutama
anak- anaknya.

Kita sudah ketahui bersama bagaimanakah kehidupan pemuda lajang saat


ini. Pergaulan bebas bukanlah suatu yang asing lagi di tengah-tengah mereka.
Tidak memiliki kekasih dianggap tabu di tengah-tengah mereka. Hubungan yang
melampaui batas layaknya suami istri pun seringkali terjadi. Bahkan ada yang
sampai putus sekolah gara-gara masalah ini. Sungguh, inilah tanda semakin
dekatnya hancur dunia.
Berbicara tentang remaja selalu mendapat tanggapan yang beraneka
ragam. Sayangnya, sekarang ini kesan yang ada dalam benak masyarakat justru
cenderung kebanyakan negatif. Dimulai dari perkelahian antar pelajar, pornografi,
kebut-kebutan, tindakan kriminal seperti pencurian dan perampasan barang orang
lain, pengedaran dan pesta obat-obat terlarang, bahkan yang sekarang lagi heboh .
Apalagi sekarang terpaan media informasi di abad millennium ini semakin
merambah dengan cepat. Di daerah yang tidak diduga sekalipun bahkan terpencil
ada saja tempat untuk pemutaran film-film porno. Rental VCD bertebaran di
setiap tempat, belum lagi media cetak yang demikian bebas mengumbar informasi
sensual dan kemesuman Satu masalah yang perlu mendapat perhatian serius
adalah bebasnya hubungan antar jenis diantara pemuda yang nantinya menjadi
tonggak pembaharuan. Islam sangat memperhatikan masalah ini dan banyak
memberikan rambu-rambu untuk bisa berhati-hati dalam melewati masa muda.
Suatu masa yang akan ditanya Allah di hari kiamat diantara empat masa
kehidupan di dunia ini. Islam telah mengatur etika pergaulan remaja. Perilaku
tersebut merupakan batasan-batasan yang dilandasi nilai-nilai agama. Oleh karena
itu perilaku tersebut harus diperhatikan, dipelihara, dan dilaksanakan oleh para
remaja. Perilaku yang menjadi batasan dalam pergaulan adalah :

1. Ketahuilah Bahaya Zina


Allah Taala dalam beberapa ayat telah menerangkan bahaya zina dan
menganggapnya sebagai perbuatan amat buruk. Allah Taala berfirman,

Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (QS. Al Isro: 32)

Artinya, orang yang melakukan salah satu dosa yang disebutkan dalam ayat ini
akan mendapatkan siksa dari perbuatan dosa yang ia lakukan.

Dalam hadits lainnya, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Jika seseorang itu berzina, maka iman itu keluar dari dirinya seakan-akan
dirinya sedang diliputi oleh gumpalan awan (di atas kepalanya). Jika dia lepas
dari zina, maka iman itu akan kembali padanya.

Inilah besarnya bahaya zina. Oleh karenanya, syariat Islam yang mulia dan
begitu sempurna sampai menutup berbagai pintu agar setiap orang tidak
terjerumus ke dalamnya. Jika seseorang mengetahui bahaya zina dan akibatnya,
seharusnya setiap orang semakin takut pada Allah agar tidak terjerumus dalam
perbuatan tersebut. Rasa takut pada Allah dan siksaan-Nya yang nanti akan
membuat seseorang tidak terjerumus di dalamnya.

2. Rajin Menundukkan Pandangan


Seringnya melihat lawan jenis dengan pandangan penuh syahwat, inilah
panah setan yang paling mudah mengantarkan pada maksiat yang lebih parah.
Allah Taala berfirman,

Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan


pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci
bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat".
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan kemaluannya. (QS. An Nur: 30-31)

Allah Taala juga menerangkan bahwa setiap insan akan ditanya apa saja yang
telah ia lihat, sebagaimana terdapat dalam firman Allah,
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungan jawabnya. (QS. Al Isro: 36)

Nabi shallallahu alaihi wa sallam pun melarang duduk-duduk di tengah jalan


karena duduk semacam ini dapat mengantarkan pada pandangan yang haram. Dari
Abu Sa'id Al Khudriy radhiyallahu 'anhuma, dari Nabi shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda,

"Janganlah kalian duduk-duduk di pinggir jalan". Mereka bertanya, "Itu


kebiasaan kami yang sudah biasa kami lakukan karena itu menjadi majelis
tempat kami bercengkrama". Beliau bersabda, "Jika kalian tidak mau
meninggalkan majelis seperti itu maka tunaikanlah hak jalan tersebut". Mereka
bertanya, "Apa hak jalan itu?" Beliau menjawab, "Menundukkan pandangan,
menyingkirkan gangguan di jalan, menjawab salam dan amar ma'ruf nahi
munkar". (HR. Bukhari no. 2465)

3. Menjauhi Campur Baur (Kholwat) yang Diharamkan


Di antara dalil yang menunjukkan haramnya kholwat (campur baur antara
lakilaki dan perempuan) adalah hadits-hadits berikut. Dari Uqbah bin Amir
radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Janganlah kalian masuk ke dalam tempat kaum wanita." Lalu seorang laki-laki
dari Anshar berkata, "Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat Anda mengenai
ipar?" beliau menjawab: "Ipar adalah maut." (HR. Bukhari no. 5232 dan Muslim
no. 2172)

Dari Umar bin Al Khottob, ia berkhutbah di hadapan manusia di Jabiyah (suatu


perkampungan di Damaskus), lalu ia membawakan sabda Nabi shallallahu alaihi
wa sallam,

Janganlah salah seorang diantara kalian berduaan dengan seorang wanita


(yang bukan mahramnya) karena setan adalah orang ketiganya, maka barangsiap
yang bangga dengan kebaikannya dan sedih dengan keburukannya maka dia
adalah seorang yang mukmin." (HR. Ahmad 1/18. Syaikh Syuaib Al Arnauth
mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih, para perowinya tsiqoh sesuai syarat
Bukhari-Muslim)

Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa


sallam bersabda,

Ketahuilah! Seorang laki-laki bukan muhrim tidak boleh bermalam di rumah


perempuan janda, kecuali jika dia telah menikah, atau ada muhrimnya. (HR.
Muslim no. 2171)

4. Wanita Hendaklah Meninggalkan Tabarruj


Inilah yang diperintahkan bagi wanita muslimah. Allah Taala berfirman,

Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu ber-tabarruj


seperti orang-orang jahiliyyah pertama. (QS. Al Ahzab : 33).

Abu Ubaidah mengatakan,


Tabarruj adalah menampakkan kecantikan dirinya. Az Zujaj mengatakan,
Tabarruj adalah menampakkan perhiasaan dan setiap hal yang dapat mendorong
syahwat (godaan) bagi kaum pria.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
bersabda,

Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat:
[1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia
dan
[2]para wanita yang berpakaian tapi telanjang, mengajak orang lain untuk tidak
taat, dirinya sendiri jauh dari ketaatan, kepalanya seperti punuk unta yang
miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium
baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian. (HR.
Muslim no. 2128)

5. Berhijab Sempurna di Hadapan Pria


Sebagaimana Allah Taala firmankan,

Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri Nabi),
maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi
hatimu dan hati mereka. (QS. Al Ahzab: 53)

Konteks pembicaraan dalam ayat ini adalah khusus untuk istri Nabi. Namun illah
dalam ayat tersebut dimaksudkan umum sehingga hukumnya pun berlaku umum
pada yang lainnya. Illah yang dimaksud adalah, Cara yang demikian itu lebih
suci bagi hatimu dan hati mereka.
Juga kalau kita perhatikan kelanjutan ayat, maka hijab tersebut berlaku bagi
wanita mukmin lainnya. Allah Taala berfirman,

Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan


isteriisteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh
tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal,
karena itu mereka tidak di ganggu. (QS. Al Ahzab: 59)

Ditambah lagi dengan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam dari Abdullah
bin Masud,
"Wanita itu adalah aurat. Jika dia keluar maka setan akan memperindahnya di
mata laki-laki." (HR. Tirmidzi no. 1173. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini
hasan ghorib. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Upaya Upaya Untuk Mencegah agar Remaja tidak Terjerumus dalam Pergaulan
itu.

1. Sikap atau cara yang bersifat preventif.


Yaitu perbuatan / tindakan orang tua terhadap anak yang bertujuan untuk
menjauhkan seorang anak dari perbuatan buruk atau dari lingkungan pergaulan
yang buruk. Dalam hal sikap yang bersifat preventif, pihak orang tua dapat
memberikan atau mengadakan tindakan sebagai berikut :
a. Menanamkan rasa disiplin dari ayah terhadap anak.
b. Memberikan pengawasan dan perlindungan terhadap anak oleh ibu.
c. Pencurahan kasih sayang dari kedua orang tua terhadap anak.
d. Menjaga agar tetap terdapat suatu hubungan yang bersifat intim
dalam satu ikatan keluarga.
Disamping keempat hal yang diatas maka hendaknya diadakan pula :
a. Pendidikan agama untuk meletakkan dasar moral yang baik dan
berguna.
b. Penyaluran bakat terhadap anak ke Arab pekerjaan yang berguna
dan produktif.
c. Rekreasi yang sehat sesuai dengan kebutuhan jiwa anak.
d. Pengawasan atas lingkungan pergaulan anak sebaik - baiknya.
2. Sikap atau cara yang bersifat represif.
Yaitu pihak orang tua hendaknya ikut serta secara aktif dalam kegiatan
sosial yang bertujuan untuk menanggulangi masalah kenakalan anak seperti
menjadi anggota badan kesejahteraan keluarga dan anak, ikut serta dalam diskusi
yang khusus mengenai masalah kesejahteraan anak - anak. Selain itu pihak orang
tua terhadap anak yang bersangkutan dalam perkara kenakalan hendaknya
mengambil sikap sebagai berikut :
a. Mengadakan introspeksi sepenuhnya akan kealpaan yang telah
diperbuatnya sehingga menyebabkan anak terjerumus dalam kenakalan
pergaulan bebas.
b. Memahami sepenuhnya akan latar belakang daripada masalah
kenakalan yang menimpa anaknya.
Meminta bantuan para ahli ( psikolog atau petugas sosial ) di dalam mengawasi
perkembangan kehidupan anak, apabila dipandang perlu.

H. Cara Penanggulangan Seks Bebas di Kalangan Remaja


Seperti yang telah kita bahas di atas bahwa sesungguhnya memang kurang
kesadaran baik dari remaja itu sendiri maupun orang tua. Hendaklah orang tua
memperhatikan anak-anaknya tetapi orang tua jangan terlalu mamanjakan anak
mereka, karena bisa mengakibatkan dampak buruk baginya karena dia sudah
terbiasa dengan hal-hal yang enak-enak. Tetapi orang tua juga harus
memperhatikan anak-anaknya dengan mengarahkan ke hal-hal yang positif
dengan cara mendukung bakat yang dimiliki oleh anak tersebut, agar dapat
berguna dan berkembang. Tetapi seorang anak juga jangan terlalu egois dalam
memaksakan kehendak. Berikut ini merupakan Pencegahan pencegahan atau
Penanggulangan Seks Bebas
1) Pencegahan Menurut Agama
a. Memisahkan tempat tidur anak.
b. Meminta izin ketika memasuki kamar tidur orang tua.
c. Mengajarkan adab memandang lawan jenis.
d. Larangan menyebarkan rahasia suami-istri.

2) Pencegahan Seks Bebas dalam Keluarga


Faktor keluarga sangat menentukan dalam masalah pendidikan seks
sehingga prilaku seks bebas dapat dihindari. Waktu pemberian materi pendidikan
seks dimulai pada saat anak sadar mulai seks. Bahkan bila seorang bayi mulai
dapat diberikan pendidikan seks, agar ia mulai dapat memberikan mana cirri-laki-
laki dan mana ciri perempuan. Bisa juga diberikan saat anak mulai bertanya-tanya
pada orang tuanya tentang bagaimana bayi lahir. Peran orang tua sangat penting
untuk memberikan pendidikan seks pada usia dini.
a. Keluarga harus mengerti tentang permasalahan seks, sebelum
menjelaskan kepada anak-anak mereka.
b. Seorang ayah mengarahkan anak laki-laki, dan seorang ibu
mengarahkan anak perempuan dalam menjelaskan masalah seks.
c. Jangan menjelaskan masalah seks kepada anak laki-laki dan
perempuan di ruang yang sama.
d. Hindari hal-hal yang berbau porno saat menjelaskan masalah seks,
gunakan kata-kata yang sopan
e. Meyakinkan kepada anak-anak bahnwa teman-teman mereka
adalah teman yang baik.
f. Memberikan perhatian kemampuan anak di bidang olahraga dan
menyibukkan mereka dengan berbagai aktivitas.
g. Tanamkan etika memelihara diri dari perbuatan-perbuatan maksiat
karena itu merupakan sesuata yang paling berharga.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari makalah di atas bisa ditark kesimpulan bahwa:
1) Narkoba adalah barang yang sangat berbahaya dan bisa merusak
susunan syaraf yang bisa merubah sebuah kepribadian seseorang menjadi
semakin buruk
2) Narkoba adalah sumber dari tindakan kriminalitas yang bisa
merusak norma dan ketentraman umu.
3) Seks bisa membangun kepribadian seseorang, akan tetapi juga bisa
menghancurkan sifat-sifat kemanusiaan
4) Janganlah sekali kali mencoba yang namanya sex bebas karena kita
akan merusak nama baik keluarga, Negara dll.

B. Saran
Sebaiknya kalangan remaja sekarang harus dibina diluar dan didalam
supaya tidak terjerumus ke dalam NARKOBA dan Seks Bebas dan yang paling
berperan penting disini ialah Orang Tua. Manakala orang tua tidak peduli dengan
pergaulan anak-anaknya, maka sudah dipastikan anak tersebut akan terjerumus
kedalam NARKOBA atau Seks Bebas dan apabila sudah terjerumus akan sangat
berbahaya, Jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka lambat laun
organ dalam tubuh akan rusak dan jika sudah melebihi takaran maka pengguna itu
akan overdosis dan akhirnya kematian.

DAFTAR PUSTAKA

Gunarsah, Singgih. D., 1995. Pendidikan Seksual. Jakarta: PT Gramedia Pustaka


Utama.
Sabas Hartono, Hadi. 2009. Makalah Dampak Seks Bebas Dikalangan Remaja.
Dalam http://www.google.com/hadi.asp
Suherni. 2008. Bahaya Seks Bebas. Dalam Kompas. 27 Januari. Jakarta.
Anie AM. 2004. Resume Peraturan dan Peundangan yang Berkaitan dengan
Peran Serta Masyarakat. Tegalrejo : Karang Taruna Patria Muda
Wiratama
Anonim. 2008. Narkoba menurut Pandangan Agama. Diakses dari
http://www.unjabisnis.net/narkoba-menurut-pandangan-agama.html
tanggal 30 Agustus 2009.
Nur Adi Setyo. 2009. Rehabilitasi Narkoba Berbasis Agama. Diakses dari
http://www.kadnet.info/web/index.php?
option=com_content&view=article&id=1717:rehabilitasi-narkoba-
berbasis-agama-&catid=37:wawasan-perspective&Itemid=66 tanggal 30
Agustus 2009
Sardjono O.S. 1982. Penyalahgunaan Obat dan Ketergantungan Obat,
Pembinaan Profesi Apoteker Pengelola Apotek. Jakarta : Dirjen POM
Depkes RI

Anda mungkin juga menyukai